Вы находитесь на странице: 1из 7

DIARE AKUT

Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlansung kurang dari 1 minggu1.
Epidemiologi
Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di
seluruh dunia, termasuk Indonesia2. Diperkirakan angka kejadian di negara
berkembang berkisar 3,5-7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama
kehidupan dan 2-5 episode per anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan3.
Faktor resiko terjadinya diare antara lain:
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan
2. Menggunakan air minum yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja.
3. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum memasak makanan4.
Klasifikasi
Diare secara garis besar dibagi atas radang dan non radang. Diare radang
dibagi lagi atas infeksi dan non infeksI3.
Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi.
Infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, dan sebagainya) dan infeksi
Virus (Enterovirus, Rotavirus, Adenovirus, Astrovirus dan lain-lain).
2. Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak, malabsorbsi
protein)
3. Faktor makanan: makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas5.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah5
1. Gangguan osmotik terjadi akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga uterus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus sehingga
timbul diare.
2. Gangguan sekresi terjadi akibat ransangan tertentu pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus terjadi karena hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare .

1
Diagnosis
Anamnesis1
Sudah berapa lama diare berlansung, berapa kali sehari, warna dan
konsistensi tinja, lendir dan/atau darah dalam tinja, adanya muntah, anak lemah
kesadaran menurun, rasa haus, rewel, kapan kencing terakhir, suhu badan, jumlah
cairan yang masuk selama diare, anak minum ASI atau susu formula, apakah anak
makan makanan yang tidak biasa, apakah ada yang menderita diare disekitarnya,
dari mana sumber air minum
Pemeriksaan fisik1
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu kesadaran,
rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda tambahan yaitu ubun-ubun
besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidaknya air mata,
kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah. Jangan lupa menimbang berat
badan.
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut:
• Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
• Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
• Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% berat badan)
Pemeriksaan penunjang1
Tinja
• Makroskopis: bau, warna, lendir, darah, konsistensi
• Mikroskopis: eritrosit, leukosit, parasit
• Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
• Biakan dan uji sensitivitas
Terapi
1. Cairan dan elektrolit
Volum cairan disesuaikan dengan derajat dehidrasi
• Tanpa dehidrasi: cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit
diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis
kurang dari satu tahun: 50-100 cc, 1-5 tahun: 100-200 cc, lebih dari 5 tahun:
semaunya1

• Dehidrasi ringan sedang


Dapat dilakukan dengan pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi
namun jika gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam.
Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak
5ml/kgbb/jam.

• Dehidrasi berat, rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer
asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberian: kurang dari 1 tahun 30 cc/kgBB dalam
1 jam pertama dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya. Lebih dari 1

2
tahun: 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2 ½
jam berikutnya. Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB
selama proses rehidrasi.
2. Medikamentosa
Tidak boleh diberikan obat anti diare. Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan
penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai
hasil uji sensitivitas. Anti parasit berupa metronidazol1. Probiotik dapat
meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga
seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor
dalam sel epitel usus6. Mikronutrien mempunyai efeknya terhadap fungsi imun
atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan
epitel saluran cerna selama diare3.
3. Nutrisi
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering
(lebih kurang 6 kali sehari), rendah serat, buah-buahan diberikan terutama
pisang1.
4. Koreksi gangguan elektrolit
Hipernatremia (Na>155 mEq/L), koreksi penurunan Na dilakukan secara
bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5% + ½ salin. Hiponatremia (Na<130
mEq/L) yaitu memakai ringer laktat/normal salin atau dengan memakai rumus: Kadar
Na koreksi (mEq/L)=125-kadar Na serumx0,6xberat badan, diberikan dalam 24 jam.
Hiperkalemia (K>5 mEq/L), koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas
10% 0,5-1 ml/kgBB IV perlahan-lahan dalam 5-10 menit, sambil memantau detak
jantung. Hipokalemia (K>5 mEq/L), koreksi dilakukan menurut kadar K.

Ilustrasi Kasus
Identitas pasien
Pasien S, ♂, 1 tahun 8 bulan, masuk tanggal 16 agustus 2008, rujukan Puskesmas
Kampar kiri dengan diagnosis diare akut.
Alloanamnesis: orang tua pasien
Keluhan utama : muntah sejak 2 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
-Sejak 2 hari SMRS pasien muntah-muntah , frekuensinya lebih dari 10 kali sehari,
sekali muntah banyaknya ±1/2 aqua gelas, muntah berisi cairan dan sisa makanan.
Setelah muntah pasien minta minum, tapi dimuntahkan lagi. Setiap pasien makan,
juga dimuntahkan.
-Pasien mencret, frekuensi 5 kali sehari, banyaknya sekitar ¼ aqua gelas, konsistensi
cair, sedikit ampas, lendir (-), darah (-), warna kuning kehijauan. Badan pasien terasa
hangat yang dirasakan oleh ibu pasien, berkeringat (-), menggigil (-), kejang (-), pilek
(+).BAK lebih sedikit dari biasanya, berwarna kuning. Pasien dibawa ke bidan, diberi
obat sirup dan puyer.

3
- 1 hari SMRS keluhan pasien masih ada. Pasien dibawa ke Puskesmas dan di rujuk
ke RSUD AA.
- Riwayat penurunan berat badan (+). Pasien ditimbang 2 bulan yang lalu yaitu
sekitar 12 Kg
-Riwayat pasien makan makanan yang meransang atau yang tidak biasa dimakan
tidak ada.
-Riwayat penggantian merek susu formula tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu: Pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini
Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada anggota keluarga pasien yang mempunyai
keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat penyakit lingkungan disekitar rumah
Tidak ada tetangga sekitar mempunyai keluhan yang sama
Riwayat kehamilan dan kelahiran
-Pemeriksaan kehamilan dilakukan secara teratur ke bidan. Selama hamil mendapat
obat tambah darah, tidak mendapat suntikan, tidak pernah mengkonsumsi jamu-
jamuan, penyinaran rontgen (-), merokok dan alkohol (-), riwayat trauma (-)
-Anak lahir cukup bulan, lahir spontan di rumah dengan dukun, lansung menangis,
berat badan lahir 4000 gram.
Riwayat makan dan minum
0-4 bulan : ASI, 4-8 bulan: ASI + bubur susu, 8 bulan - 12 bulan : ASI + bubur nasi,
selingan bubur susu, 12 bulan – 19 bulan : ASI + nasi biasa dengan menu bervariasi,
selingan bubur susu19 bulan s/d sekarang: susu formula + nasi biasa dengan menu
bervariasi, selingan bubur susu
Riwayat imunisasi : BCG, Hepatitis, DPT, Polio, Campak
Riwayat Tumbuh kembang
-Tersenyum : 3 bulan, tengkurap dan telentang sendiri: 4 bulan, Tumbuh gigi: 5
bulan, duduk : 6 bulan, berjalan : 10 tahun, bicara : 1 tahun
Riwayat perumahan dan lingkungan
Rumah permanen, ukuran 8 x 5 meter, 3 kamar, 4 jendela dihuni 5 orang, sumber air
minum sumur bor, MCK di sungai dan di rumah, jarak septik tank dengan sumur
kira-kira 10 meter, sampah dikumpulkan lalu dibakar.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis (pasien cengeng dan rewel)
Tanda-tanda vital :TD: 100/60 mmHg, Nadi: 124x/menit, Suhu: 37,5 0C
Nafas: 30 x/menit
Gizi :BB : 10 kg, TB: 80 cm, LILA 14 cm, Lingkar kepala
47 cm. Status gizi berdasarkan standar NCHS persentil
50 BB/TB : 90,9% kesan gizi baik
Kepala
Rambut :hitam, tidak mudah dicabut
Mata :ubun-ubun kepala tidak cekung, kelopak mata sedikit cekung
konjungtiva tidak anemis, air mata ada.
Telinga dan hidung : tidak ada kelainan
Mulut : bibir dan mukosa mulut sedikit kering, lidah agak kering

4
Leher : tidak ada kelainan

Thorak
• Paru-paru : dalam batas normal
• Jantung : dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : perut datar
Palpasi : supel,turgor kulit menurun, hepar teraba 2 jari dibawah arcus
costarum
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Anus : perianal rash (-)
Ekstremitas : akral hangat
Pemeriksaan penunjang :
• Darah :Hb 10,5 gr%, Ht 25 vol %, Leukosit 10.300/mm3, Trombosit
356.000/mm3. Hitung jenis :0/1/4/62/30/3 Urin:warna kuning muda,
kekeruhan jernih, reduksi (-), protein (-)
• Feses :Makroskopis : kuning kehijauan, cair, lendir (-), darah (-)
Mikroskopis : telur cacing (-), amuba (-), eritrosit 0-1/LPB, Leu 0-1/LPB
Diagnosis : Diare akut dengan dehidrasi derajat ringan sedang
Terapi
1. Terapi cairan :IVFD RL
o Rehidrasi awal: 75 ml x 10 kg/ 3 jam
= 750 ml/3jam= 250 ml/jam= 250 gtt mikro/menit atau 62 gtt makro/menit
o Rumatan : 10x100 ml/24 jam
= 41 ml /jam= 41 gtt mikro/menit = 10 gtt makro/ menit
o Oralit setiap mencret atau muntah sebanyak 100 cc
2. Medikamentosa
Lacto B
Zn tab 20 mg/hari
3. Nutrisi
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering
(lebih kurang 6 kali sehari), makan rendah serat dan banyak makan pisang.
Follow up
Tanggal 17 agustus 2008
S : mencret 5x, konsistensi cair,ampas(+),warna kuning kehijauan, muntah(-), rasa
haus ada (+), makan (+), perut kembung (-), demam (+)
O: keadaan umum: cengeng, rewel
Kesadaran : komposmentis TD : 100/60 mmHg, Suhu : 38,10C, Nadi:
100x/menit, Nafas : 30x/menit
BB = 10 kg, Ubun-ubun kepala tidak cekung, Kelopak mata sedikit cekung, air
mata (+), bibir agak kering, mukosa agak kering, turgor kulit abdomen baik, akral
hangat
Terapi : IVFD RL 10 tetes/ menit

5
Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
Paracetamol syrup 3x1 cth
Tanggal 18 Agustus 2008
S : mencret 3x, konsistensi cair, ampas (+), warna kuning kehijauan, muntah (-).
rasa haus ada (+), makan (+), perut kembung (+), demam berkurang
O: keadaan umum: cengeng, rewel, Kesadaran : komposmentis
TD: 100/60 mmHg, Suhu : 37,50C, Nadi : 120x/menit, Nafas: 30x/menit
BB = 10 kg, ubun-ubun kepala tidak cekung, kelopak mata sedikit cekung, air
mata (+), bibir agak kering, mukosa agak kering, turgor kulit abdomen baik,
akral hangat.
Terapi : IVFD RL 10 tetes/ menit
Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
Paracetamol syrup 3x1 cth
Tanggal 19 Agustus 2008
S : mencret 1x, konsistensi cair, ampas (+), warna kuning kehijauan, muntah (-).
rasa haus ada (+), makan (+), perut kembung (+), demam berkurang, batuk (+)
O: keadaan umum: cengeng, rewel, Kesadaran : komposmentis
TD: 100/60 mmHg, Suhu : 360C, Nadi : 108x/menit, Nafas: 30x/menit
BB = 10 kg, ubun-ubun kepala tidak cekung, kelopak mata sedikit cekung, air
mata (+), bibir agak kering, mukosa agak kering, turgor kulit abdomen baik, akral
hangat.
Terapi : IVFD RL 10 tetes/ menit
Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
Lacto B 2x1
Ambroxol syrup 2x1/2 cth
Tanggal 20 Agustus 2008
S : mencret 1x, konsistensi cair, ampas (+), warna kuning, muntah (-). rasa haus
ada (+), makan (+), perut kembung (-), demam berkurang, batuk (+)
O: keadaan umum: baik, Kesadaran : komposmentis
TD: 100/60 mmHg, Suhu : 360C, Nadi : 120x/menit, Nafas: 30x/menit
BB = 10 kg, ubun-ubun kepala tidak cekung, kelopak mata sedikit cekung, air
mata (+), bibir basah, mukosa mulut basah, turgor kulit abdomen baik, akral
hangat.
Terapi : IVFD RL 10 tetes/ menit, Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
Ambroxol syrup 2x1/2 cth
Tanggal 21 Agustus 2008
S :mencret (-), muntah (-), rasa haus ada (+), makan (+), perut kembung (-),
demam (-), batuk (+)
O: keadaan umum: baik, Kesadaran : komposmentis, TD: 100/60 mmHg, Suhu:
360C, Nadi : 100x/menit, Nafas: 30x/menit, BB = 10,2 kg, Kelopak matatidak
cekung, Air mata (+), Bibir dan mukosa mulut basah, Turgor kulit abdomen
normal, Akral hangat
Terapi : IVFD RL 10 tetes/ menit Oralit 50-100 cc tiap kali mencret
Ambroxol syrup 2x1/2 cth, Zn 1x 20 mg/hari
Pasien di bolehkan pulang

6
PEMBAHASAN
Pasien S, laki-laki, 1 tahun 8 bulan, didiagnosis dengan diare akut dengan
dehidrasi derajat ringan sedang karena berdasarkan anamnesis didapatkan pasien
muntah sebanyak 10 x/hari dan mencret 5x/hari, disertai dengan BAK berkurang
dibanding biasanya, pasien gelisah dan rewel, badan pasien terasa hangat, pasien
pilek dan ada rasa haus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelopak mata sedikit
cekung, air mata ada, bibir dan lidah agak kering, turgor kulit abdomen kurang dan
akral hangat. Dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan feses didapatkan warna
kuning kehijauan tanpa darah, konsistensi encer, telur cacing (-), eritrosit 0-1/lp,
Leukosist 0-1/lp.Terapi utama pada pasien ini adalah rehidrasi cairan.
Selain itu juga diberikan probiotik (Lacto B) dan Zinc. Probiotik (Lactic acid
bacteria) diberikan untuk meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen
saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri
probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus. Zinc diberikan untuk proses
perbaikan epitel seluran cerna dan menurunkan lama dan beratnya diare.
Pasien pulang setelah 5 hari dirawat. Terjadi perbaikan setelah pemberian
terapi. Mencret berkurang, muntah tidak ada, demam berkurang, kelopak mata tidak
cekung, bibir dan mukosa mulut basah, turgor kulit abdomen baik, kembung
berkurang, minum mau dan nafsu makan baik. Berat badan pasien naik dari 10 kg
menjadi 10,2 kg.

KEPUSTAKAAN
1. Soenarto YSS dkk. Gastroenterologi dalam Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak Edisi I. Jakarta: IDAI. 2004. 49-53
2. Sjarif HD. Diare pada Anak, Bagaimana Menanganinya?http://www.idai.or.id/
[diakses 22 Agustus 2008]
3. Putra SD. Diare Akut Pada Anak. Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad /
FK UNRI. http:// wordpress com/diare akut pada anak/ [diakses 23 Agustus 2008]
4. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman. Buku Ajar Diare. Jakarta : Depkes RI, 1999.5-6
5. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1.
Jakarta: Infomedika Jakarta, 2005.283-284.
6. Subijanto MS,Ranuh R, Djupri Lm, Soeparto P. Managemen diare pada bayi dan
anak. http://www.pediatrik.com/.[diakses 23 Agustus 2008]

Вам также может понравиться