Вы находитесь на странице: 1из 22

HUKUM ALIH TEKNOLOGI

DAN HAK ATAS KEKAYAAN


INTELEKTUAL

SITI KUSUMAWATI AZHARI

1
UU No. 18/2002
Tentang
SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan


dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang
dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun
eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala
kemasyarakatan tertentu.

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari
penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan
nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan
manusia.

Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam


bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau
proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan atau
konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika.
Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih
ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan untuk
meningkatkan daya guna potensinya.

Alih teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu


pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada di
lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan
sebaliknya.

2
PP No 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA

WARALABA ADALAH HAK KHUSUS YANG DIMILIKI OLEH ORANG PERSEORANGAN


ATAU BADAN USAHA TERHADAP SISTEM BISNIS DENGAN CIRI KHAS USAHA
DALAM RANGKA MEMASARKAN BARANG DAN/ATAU JASA YANG TELAH TERBUKTI
BERHASIL DAN DAPAT DIMANFAATKAN DAN/ATAU DIGUNAKAN OLEH PIHAK LAIN
BERDASARKAN PERJANJIAN WARALABA.
WARALABA HARUS MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:
A. MEMILIKI CIRI KHAS USAHA
B. TERBUKTI SUDAH MEMBERIKAN KEUNTUNGAN
C. MEMILIKI STANDAR DAN PELAYANAN DAN BARANG DAN/ATAU JASA
YANG DITAWARKAN YANG DIBUAT SECARA TERTULIS.
D. MUDAH DIAJARKAN DAN DIAPLIKASIKAN.
E. ADANYA DUKUNGAN YANG BERKESINAMBUNGAN; DAN
F. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL YANG TELAH TERDAFTAR.

PERJANJIAN WARALABA MEMUAT KLAUSULA PALING SEDIKIT: A. NAMA DAN


ALAMAT PARA PIHAK; B. JENIS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL; C. KEGIATAN
USAHA; D. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK; E. BANTUAN, FASILITAS,
BIMBINGAN OPERASIONAL, PELATIHAN, DAN PEMASARAN YANG DIBERIKAN
WARALABA KEPADA PENERIMA; F. WILAYAH USAHA; G. JANGKA WAKTU
PERJANJIAN; H. TATA CARA PEMBAYARAN IMBALAN; I. KEPEMILIKAN,
PERUBAHAN KEPEMILIKAN DAN AHLI WARIS; J. PENYELESAIAN SENGKETA;
DAN K. TATA CARA PERPANJANGAN, PENGAKHIRAN DAN PEMUTUSAN
PERJANJIAN.

3
UU No 5/1999
Tentang
LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UU ini mengandung enam pengaturan yang tdd:


1. perjanjian yang dilarang
2. kegiatan yang dilarang
3. posisi dominan
4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
5. penegakan hukum
6. ketentuan lain-lain.

UU ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta berasaskan demokrasi ekonomi dengan
tujuan untuk: menjaga kepentingan umum dan melindungi konsumen; persaingan usaha yang
sehat; dan menjamin kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi setiap orang, mencegah
praktek2 monopoli serta terciptanya efektivitas dan efisiensi usaha.

a. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau
atas penggunaan jasa tertentu oleh pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
b. Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran
c. Pemusatan kekuatan ekonomi adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar oleh
pelaku usaha shg dapat mendikte harga barang dan atau jasa.
d. Posisi dominan adalah keadaan dimana pelaku usaha tidak punya pesaing berarti
e. Pelaku usaha adalah setiap orang atau perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan di wilayah hukum NKRI.
f. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dengan cara
tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
g. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atau suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
h. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang
dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan usaha yang sama, baik
untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
i. Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal , termasuk menguasai lebih dari 50% pangsa pasar sejenis barang/jasa ttt.
j. Pesaingan tidak sehat berupa; menolak atau menghalangi pelaku usaha ttt untuk
melakukan usaha yang sama pada pasar bskt; menghalangi konsumen atau
pelanggan pelaku pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan
pelaku pesaingnya; membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa
pada pasar bskt; melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

4
UU No 4/1990 Tentang
SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

Karya cetak adalah semua jenis terbitan oleh Penerbit dari setiap karya intelektual
dan artistik yang dicetak dan digandakan dalam bentuk buku, majalah., surat kabar,
peta, brosur dan sejenisnya yang diperuntukkan bagi umum.
Karya rekam adalah jenis rekaman oleh Pengusaha rekaman dari setiap karya
intelektual dan artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan
dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi yang diperuntukkan bagi
umum.

Diserahkan ke Perpustakaan Nasional (PN) dan Perpustakaan Daerah (PD) setiap


provinsi.
Penerbit dalam wilayah RI selambat-lambatnya dalam tiga bulan setelah diterbitkan
menyerahkan dua buah cetakan dari setiap judul ke PN dan sebuah ke PD.
Pengusaha Rekaman dalam wilayah RI selambat-lambatnya dalam tiga bulan setelah
diterbitkan menyerahkan satu buah rekaman dari setiap judul ke PN dan sebuah ke
PD.

PP No. 70/1991 tentang Pelaksanaan UU No 4/1990 tentang Serah Simpan Karya


Cetak dan Karya Rekam

Karya Cetak/Karya Rekam minimal 30 hari sejak dikeluarkan Pabean.


Jenis karya Cetak :
Buku fiksi; buku non fiksi; buku rujukan; karya artistik; karya ilmiah yang
dipublikasikan; majalah; surat kabar; peta; brosur; karya cetak lain yang ditetapkan
PN.
Penyerahan karya cetak lewat Pos atau langsung dikirim ke PN.
Karya rekam dalam bentuk pita atau firingan, seperti film, kaset audio; kaset video;
video disk, piringan hitam, disket dan bentuk lain sesuai perkembangan teknologi.

5
DESAIN INDUSTRI:
Pengaturan desain industri baru dikenal abad ke-18, terutama di negara yang
mengembangkan revolusi industri, yaitu Inggris. Permulaannya desain industri
berkembang pada sektor pertekstilan dan kerajinan tangan. Undang-Undang
pertama yang mengatur desain industri adalah “The Designing and Printing of
Linens, Cotton, Calicoes and Muslins Act” sekitar Tahun 1787. Undang-Undang
tersebut memberikan perlindungan hanya dua bulan dan dapat diperpanjang sampai
tiga bulan.
Desain industri dalam bentuk tiga dimensi mulai diatur melalui “Sculpture Copyright
Act 1798”, pengaturan sederhana meliputi model manusia dan binatang.

Undang-Undang Registered Design Act 1949, Inggris, menentukan perlindungannya


sebagai bagian seni terpakai (applied art), sehingga dikenal tiga bentuk
perlindungan desain, yaitu: design registration; design copyright; dan full copyright .
Design registratio; hak ini bisa didapatkan karena pendaftaran dan jangka waktu hak
monopolinya maksimum 15 tahun.
Design copyrigth; desain yang dapat didaftarkan dan dapat memenuhi syarat
perlindungan hak cipta selama 25 tahun, dengan rancangan origional. Perlindungan
hanya untuk perbanyakan tidak sah.
Full copyright; desain industri yang digolongkan ke dalam sepenuhnya hak cipta
adalah sama dengan perlindundungan hak cipta, yaitu selama hidup si pencipta dan
50 tahun setelah pencipta meninggal.

1)
Djumhana, Muhammad & Djubaedillah, R. (2003) Hak Milik Intelektual Sejarah,
Teori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung, penerbit Citra Aditya Bakti.

6
DESAIN INDUSTRI/UU NO 31 TAHUN 2000:

a. Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau


komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang memberikan kesan estetis
dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
industri, atau kerajinan tangan.
b. Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan
Desain Industri.
c. Hak Desain Industri adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
d. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak Desain Industri
kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu
Desain Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan
syarat tertentu.
e. Hak Desain Industri tidak dapat diberikan apabila Desain Industri tsb
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
ketertiban umum, agama dan kesusilaan.
f. Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.
g. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain
dalam lingkungan pekerjaannya, pemegang Hak Desain Industri adalah
pihak yang untuk dan/atau dalam dinasnya Desain Industri itu dikerjakan,
kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi
hak Pendesain apabila penggunaan Desain Industri itu diperluas sampai ke
luar hubungan dinas.
h. Pemegang hak Desain Industri memiliki hak ekslusif untuk melaksanakan
Hak Desain Industri yang dimilikinya untuk melarang orang lain tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
i. Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan ; pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan
oleh per-UU.
j. Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Industri
pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam
Undang2 ini.

7
UU No 14 Tahun 2001 tentang PATEN :

- Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakannya.
- Penemu (Inventor) adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang
yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan kedalam kegiatan
yang menghasilkan invensi.
- Invensi (penemuan) adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa
produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses.
- Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang
menerima hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
- Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari
suatu Paten yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
- Kuasa adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual.
- Pemeriksa adalah seseorang yang karena keahliannya diangkat dengan
Keputusan Menteri sebagai pejabat fungsional Pemeriksa Paten dan ditugasi
untuk melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan.
- Paten diberikan untuk Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta
dapat diterapkan dalam industri.
- Suatu invensi mengandung langkah inventif jika invensi tsb bagi seseorang yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya. Dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat
Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas. Dan invensi dianggap baru jika pada
Tanggal Penerimaan Invensi tsb tdk sama dengan teknologi yang diungkapkan
sebelumnya,
- Suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten
penemuan tsb tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan yang
lama.
- Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam jangka waktu paling lama
enam bulan sebelum Tanggal Penerimaan, invensi tsb telah dipertunjukkan
dalam suatupameran internasional di Indonesia atau di luar negeri yang resmi
atau diakui secara resmi atau dalam suatu pameran nasional di Indonesia yang
resmi atau diakui secara resmi dan atau Invensi tsb telah digunakan di Indonesia
oleh Inventornya dalam rangka percobaan dengan tujuan penelitian dan
pengembangan.
- Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam jangka waktu dua belas
bulan sebelum Tanggal Penerimaan, ternyata ada pihak lain yang mengumumkan
dengan cara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan Invensi tsb.
- Invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan
praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat
memperoleh perlindunganan hukum dalam bentuk Paten Sederhana.

8
Tata Laksana

Paten tidak diberikan untuk Invensi:


a. Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, ketertiban umum atau kesusilaan;.
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan ;
c. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika atau
d. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik; dan atau proses biologis yang
esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan. Kecuali proses nonbiologis atau
proses mikrobiologis.

Jangka waktu paten:


1. Paten diberikan untuk jangka waktu 20 tahun.
2. Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun.

Hak dan Kewajiban Pemegang Paten:

Pemegang Paten memiliki hak ekslusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya
dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:
a. dalam hal Paten produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan
atau diserahkan produk yang diberi Paten;
b. dalam hal Paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten
untuk membuat barang dan menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan
atau diserahkan produk yang diberi Paten
c. kecuali apabila pemakaian paten tsb untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan
yang wajar dari pemegang paten.

Kewajiban Pemegang Paten:


1. membuat produk atau menggunakan proses yang diberi Paten di Indonesia.
2. lisensi wajib adalah lisensi untuk melaksanakan paten yang diberikan
berdasarkan keputusan Direktorat Jendral atas dasar permohonan, setelah
jangka waktu 36 bulan terhitung sejak tanggal pemberian Paten. Lisensi
wajib diajukan apabila Paten ybs tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak
sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten.
3. Paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi wajib.

Pembatalan Paten:
Paten batal demi hukum apabila pemegang paten tidak memenuhi kewajiban
membayar biaya tahunan dalam jangka waktu

9
UU No. 7 Tahun 1994:
Pengesahan persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement
Establishing The World Trade Organization)

Paris Convention for the Protection of Industrial Property 1883.

10
Jurnal Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta. No.12 Vol.6. 1999:68-79.No. Akreditasi
53/DIKTI/Kep/1999. ISSN: 0854-8498 Ridwan Khairandy.
Perlindungan Hukum Merk Terkenal.

Merek dapat dianggap sebagai “roh” bagi suatu produk barang atau
jasa (1997. Insan Budi Maulana. Sukses Bisnis melalui merk, Paten
dan Hak Cipta. Bandung. Citra Aditya Bakti. Hlm 60). Marek sebagai
tanda pengenal dan tanda pembeda akan dapat menggambarkan
jaminan kepribadian (individuality) reputasi barang dan jasa hasil
usahanya sewaktu diperdagangkan (1997. Wiratno Dianggoro.
Pembaharuan Hukum Merek dan Dampaknya bagi dunia
bisnis”.artikel pada jurnal hukum bisnis. Volume 2 hal.34)
Dari sisi produsen, merek digunakan sebagai jaminan nilai hasil
produksinya, khususnya mengenai kualitas pemakaiannya. Dari segi
pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang
dagangannya guna mencari dan meluaskan pasar. Dari sisi
konsumen, merek diperlukan untuk melakukan pilihan-pilihan
barang yang akan dibeli, bahkan barang tertentu dapat
menimbulkan image tertentu.

Merek yang telah dikenal luas oleh konsumen karena mutu dan
harganya akan selalu diikuti, ditiru, “dibajak” bahkan dipalsukan
oleh produsen lain yang melakukan persaingan curang.
Di Indonesia marak terjadi memalsu merek oleh mental pengusaha
lokal yang potong kompas dan tanpa usaha yang cukup.
Proses menjadi merek terkenal memerlukan jaminan kualitas dan
reputasi serta waktu yang lama dan biaya tinggi. Seperti Coca Cola
merek minuman terkenal dari Amerika Serikat memerlukan waktu
100 tahun, Toyota perlu waktu 30 tahun, dan Mc Donald 40 tahun
lebih (lihat Ekbis. Suplemen Harian Umum Republika, Senin 7
Desember 1998).

Permasalahan pelanggaran merek terkenal terjadi juga di berbagai


negara lain seperti di Swedia (kasus Friskis och Svettis, 1991),
Perancis (kasus Ungaro, 1991 atau Rochas, 1991), Jerman (kasus
Bally vs Ball, 1991), Inggris (Eldeflower Champagne, 1993) dan di
Jepang (kasus Loreley, 1991). Di Indonesia mempunyai keunikan
tersendiri, karena pemilik terkenal yang sebenarnya justru digugat
oleh pihak lokal, misalnya dalam kasus Piere Cardin dan Levi’s.

11
Merek terkenal berdasarkan reputasi ( reputation) dan kemashuran
(renown) suatu merek. Merek dapat dibedakan tiga jenis yaitu
merek biasa (normal marks), merek terkenal (well-known marks),
dan merek termashur (famous mark). Merek biasa adalah merek
yang tergolong tidak memiliki reputasi tinggi, merek ini dianggap
kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup, baik dari segi
pemakaian dan teknologi, masyarakat konsumen melihat merek tsb
kualitasnya rendah, merek ini dianggap tidak memiliki drawing
power yang mampu memberi sentuhan keakraban dan kekuatan
mitos (mythical power) yang sugestif kepada masyarakat
konsumen, dan tidak mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai
(1996. M. Yahya Harahap. Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum
Merek di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Merek 1992 hlm 80-
81). Merek Terkenal adalah merek yang mempunyai reputasi tinggi,
memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga
merek tersebut langsung menimbulkan sentuhan keakraban
(familiar attachment) dan sentuhan mitos (mythical context) kepada
segala lapisan konsumen. Merek termashur reputasinya digolongkan
dalam ‘merek aristokrat dunia”. Realitasnya sangat sulit
membedakan merek terkenal dengan termashur, dalam perundang-
undangan nasional Indonesia hanya dikenal merek biasa dan merek
terkenal saja.

Kriteria merek terkenal berdasarkan undang-undang merek selain


memperhatikan pengetahuan umum masyarakat, penentuannya juga
diperoleh karena promosi yang dilakukan oleh pemiliknya yang
disertai dengan bukti pendaftaran merek tsb di beberapa negara
(jika ada). Jika hal-hal tsb belum cukup maka Hakim dapat
memerintahkan lembaga independen untuk melakukan survei guna
memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya merek
yang bersangkutan. Survey independen di Jerman, Perancis dan
Italia. Di Jerman sebagaimana dikatakan Imam Syahputra (et al.
1997. Hukum Merek Baru Merek Indonesia Seluk Beluk Tanya
Jawab. Jakarta. Harvarindo. Hlm 21-22) Pengadilan berpatokan
pada survei pasar yang dilakukan secara objektif. Apabila survei
pasar membuktikan lebih dari 80% masyarakat mengenal dan
mengetahui merek yang diselidiki maka merek tsb adalah merek
terkenal. Sedangkan di Perancis penentuan merek terkenal
berdasarkan pada poll 20% dari masyarakat yang mengetahui dan
mengenal merek tsb.

12
Elemen untuk membangun pengertian merek terkenal (WIPO):
a. jangka waktu, lingkup dan wilayah penggunaan
merek;
b. pasar;
c. tingkat daya pembeda;
d. kualitas nama baik (image);
e. luas sebaran pendaftaran di dunia;
f. sifat ekslusivitas penggunaan di dunia;
g. nilai perdagangan dari merek yang bersangkutan di
dunia;
h. rekor perlindungan hukum yang berhasil diraih;
i. hasil litigasi dalam penentuan terkenal tidaknya
suatu merek;
j. intensitas pendaftaran merek lain yang mirip dengan
merek yang bersangkutan.

Peniruan merek terkenal milik orang lain pada dasarnya dilandasi :


a. itikad tidak baik
b. mengambil kesempatan dari ketenaran merek orang lain.

Perlindungan merek berdasarkan Undang-undang Merek, merek


tidak dapat didaftar bila:
1. beretentang dengan kesusilaan dan ketertiban umum
2. tidak memiliki daya pembeda
3. telah menjadi milik umum
4. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang
atau jasa yang dimintakan pendaftaran.

Supaya merek tsb tidak dianggap sebagai copy atau reproduksi


merek orang lain harus:
a. tidak terdapat persamaan elemen secara keseluruhan
b. tidak ada persamaan jenis atau produksi kelas barang atau
jasa;
c. tidak sama wilayah dan segmen pasar;
d. tidak sama cara dan perilaku pemakaian
e. dan tidak sama cara pemeliharaan;

kemiripan (identical) hampir mirip (nearly resembles) dengan merek


orang lain apabila:
1. kemiripan persamaan gambar

13
2. hampir mirip atau hampir sama susunan kata, warna atau
bunyi;
3. faktor terpenting, pemakaian merek menimbulkan
kebingungan (actual confusion) atau menyesatkan (decive)
masyarakat konsumen. Seolah-olah merek tsb dianggap
sama sumber produksi dan sumber asal geografis dengan
barang milik orang lain (likehood confusion).

14
UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek

1. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-


huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi
dari unsur-unsur tsb yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa.
2. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada
barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainya.
3. Merekjasa adalah merek yang digunakan pada jasa
yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
4. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada
barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan/jasa sejenis lainnya. Merek kolektif
terdaftar tidak dapat dilisensikan kepada pihak lain.
5. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemilik Merek
terdaftar kepada pihak lain berdasarkan perjanjian
pemberian hak(bukan engalihan hak) untuk
menggunakan Merek tsb, baik untuk seluruh atau
sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu.

- Merek sebagaimana diatur dalam undang-undang ini meliputi merek


dagang dan merek jasa (Pasal 2 UU merek).
- Hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum merek untuk jangka
waktu sepuluh tahun (sejak tanggal penerimaan permintaan pendaftaran
merek yang bersangkutan) menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk menggunakannya.
Penghapusan merek terdaftar bila tidak digunakan berturut-turut 3 tahun dalam
perdagangan barang, sejak tanggal daftar. Atau merek digunakan untuk jenis
barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftaran termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan
merek yang didaftar.

15
b. Kelembagaan

- Lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada pihak
lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan
pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk
seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang didaftarkan dengan
jangka waktu dan syarat tertentu.
- Penyidikan : Negara berhak untuk melakukan tuntutan tindak pidana di
bidang merek. Petugas penyidik adalah pejabat POLRI, juga Pejabat PNS
tertentu di lingkungan Departemen yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya meliputi pembinaan merek, diberi wewenang khusus sebagai
penyidik sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang merek.
b. Tata Laksana:
Merek tidak dapat didaftar apabila merek mengandung salah satu unsur
dibawah ini:
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum.
b. Tidak memiliki daya pembeda;
c. Telah menjadi milik umum; atau
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.

Permohonan Merek harus ditolak oleh DirJen apabila merek tsb:


a. mempunyai persamaaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi
geografis yang sudah dikenal.

16
Indikasi geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tsb, memberikan ciri dan kualitas tertentu
pada barang yang dihasilkan.

Indikasi geografis mendapat perlindungan setelah terdaftar atas dasar permohonan


yang diajukan oleh:
a. lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang
bersangkutan, yang terdiri atas: pihak yang mengusahakan barang yang
merupakan hasil alam atau kekayaan alam; produsen barang hasil pertanian;
pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri; atau pedagang
yang menjual barang tsb.
b. Lembaga yang diberi kewenangan untuk itu atau kelompok konsumen barang
tertentu.

c. Hasil :
Pasal 29 PP No. 23 Tahun 1993: Pemilik merek terdaftar wajib mencantumkan
nomor pendaftarannya pada setiap penggunaan merek yang bersangkutan dengan
menyebutkan : Merek Daftar R No. : .......

17
UU No. 19 Tahun 2002: Tentang Hak Cipta

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi.

a. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam
lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Hak cipta adalah hak ekslusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
dan memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Suatu ciptaan tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan, maka
Negara memegang Hak Cipta atas ciptaan tsb untuk kepentingan penciptanya.

Pelaku adalah aktor, penyanyi, pemusik, penari, atau mereka yang menampilkan,
memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan,
mendeklamasikan, atau memainkan suatu karya musik, drama, ari, sastra, folklor,
atau karya seni lainnya.

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak
Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak
Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

b. Ciptaan yang dilindungi:


buku, program komputer, pamplet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;
a. ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
b. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
c. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
d. drama, atau drama musikal, tari (koreografi), pewayangan, dan pantomim;
e. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan;
f. arsitektur;
g. peta
h. seni batik
i. fotografi
j. sinematografi
k. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lainnya dari
hasil pengalih wujudan.

Tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta dengan syarat sumbernya harus
disebut atau dicantumkan.

Untuk:

18
- keperluan pendidikan, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan
kepentingan yang wajar bagi pencipta.
- Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya atau sebagian bukan untuk
tujuan komersil.

Tata Laksana:
Hak cipta berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun
setelah pencipta wafat.
- Selama 50 tahun.
- Pemegang hak cipta berhak memberi lisensi kepada pihak lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi.Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada Pemegang Hak
Cipta oleh penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
dengan berpedoman kepada kesepakatan organisasi profesi.
- Perjanjian lisensi dilarang merugikan perekonomian Indonesia.
- Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Kantor Hak Cipta.

19
TRADE SECRET
1)
Di banyak negara, rahasia dagang (undisclosed information, trade secret)
dilindungi dalam law of confidence. Dalam Haki dibatasi pada informasi yang
berhubungan dengan ekonomi perdagangan dan industri.
Di Jepang, istilah trade secret dikenal sebagai know how yang dibatasi hanya pada
rahasia dagang di bidang teknologi dalam pelaksanaan kontrak lisensi. 2)Lisensi know
how adalah perjanjian yang menyangkut pemberian izin untuk mengetahui cara
menggunakan formula, prosedur pemrosesan tertentu, teknik, pengalaman,
informasi, metode, keterampilan dan kiat-kiat khusus, ide-ide khusus dalam
lapangan perdagangan dan industri.
Semula dasar konsep know how berasal dari Amerika, dari the know how to do it
yang berupa bisa dipatenkan dan hal yang tidak bisa dipatenkan. Memang istilah
know how banyak dikaitkan dengan lisensi ataupun technology transfer. Inggris dan
Amerika menganut bahwa semua informasi yang dapat menyebabkan kompetitor
meraih keuntungan dapat dikualifikasikan dalam trade secret.
Artikel 39 TRIPs mengatur perlindungan mengenai rahasia dagang atau yang
dikenal dengan trade secret sebagai berikut:
1. Dalam rangka menjamin perlindungan yang efektif guna mencegah
persaingan tidak sehat.
2. Masyarakat dan badan hukum akan memperoleh perlindungan hukum
apabila informasi tsb: (a) bersifat rahasia, (b) bernilai komersial karena
kerahasiaannya, dan (c) telah dijaga kerahasiaannya melalui tindakan tepat
sesuai keadaannya oleh pihak yang memiliki fungsi kontrol atas informasi
tsb secara sah.

Perlindungan hukum hanya diberikan pada informasi, konsep ide dan bukan wujud
nyatanya.
Jenis penelitian yang biasanya dilindungi adalah penelitian pasar, resep makanan,
ide atau konsep yang melandasi iklan atau pemasaran, sistem kerja informasi
kenangan, cara untuk mengubah atau menghasilkan produk, dan lain-lain. 2)Juga
perusahaan karena pengalamannya, keputusan-keputusan manajerial, ide-ide atau
konsep manajerial karyawannya, kiat-kiat untuk memajukan perusahaan, daftar
pelanggan, data penjualan dan prospek pemasaran.
Dalam HaKI perlindungan rahasia dagang dapat selamanya, selama
kerahasiaannya tidak hilang, perbedaan lainnya trade secret tidak harus ditulis,
melainkan penggunaan konsep, ide atau informasi tsb dapat diberikan kepada pihak
lain secara lisan; trade secret diberikan perlindungan meskipun tidak mengandung
kebaruan, inventive step atau nilai kreativitas tertentu.
Pelanggaran trade secret sering disebut breach of confidence dan biasanya
dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum (tort).
Pada dasarnya, unsur pokok perlindungan trade secret adalah sebagai berikut:
1. Informasi harus bersifat rahasia (confidential).
2. Pengungkapan informasi rahasia dapat dibenarkan dalam keadaan tertentu
demi kepentingan umum.
3. tergugat berkewajiban terhadap penggugat untuk menjaga kerahasiaan
informasi.

20
4. terdapat penggunaan informasi rahasia tanpa izin oleh tergugat.
5. penggunaan informasi rahasia tanpa izin oleh tergugat tsb harus
mengakibatkan kerugian terhadap penggugat.
6. berbagai upaya hukum (remedies) dapat diterapkan oleh pengadilan.

Menurut David I Bainbridge: akar dari the law of confidence didasarkan kepada
2)

keadilan (equity) yang berkembang dari kasus-kasus hukum.


Begitu pula pendapat W.R. Cornish( dalam Intellectual Property, ed 2, London:
Swett & Maxwell, 1989, 218) menyebutkan:
“The jurisdiction to restrain breach of confidence has its roots in
equity, partly because the remedy most often sought has been
injuction, and party because the subject matter occupies the same
moral terrain as breach of trust”
Konsep hukum ini secara modern mulai berkembang pada abad ke-19 sekitar tahun
1849, sewaktu terjadi kasus sengketa antara Prince Albert dan Strange mengenai
materi kesusasteraan dan kasus Morison lawan Moat mengenai resep obat.
1)
Purwaningsih, Endang (2005) Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights.
Bogor, penerbit Ghalia Indonesia.
2)
Djumhana, Muhammad & Djubaedillah, R. (2003) Hak Milik Intelektual Sejarah,
Teori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung, penerbit Citra Aditya Bakti.

21
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000
TENTANG
RAHASIA DAGANG

Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing the world Trade Organization


(Persetujuan Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement on Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang.

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak
lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak)
untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Rahasia Dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan waktu tertentu.

Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,


metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak:


a. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya
b. Memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak
ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.

Hak Rahasia Dagang dapat beralih atau dialihkan dengan : pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan. Dengan disertai dokumen pengalihan hak yang dicatatkan kepada
Direktorat Jenderal (data yang bersifat administratif dari dokumen pengalihan hak dan
tidak mencakup substansi Rahasia Dagang yang diperjanjikan).

Ketentuan mengenai perjanjian Lisensi diatur dengan Keputusan Presiden.

Pemegang Hak Rahasia Dagang atau penerima Lisensi dapat menggugat siapapun
yang melanggar dengan; gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua perbuatan
tsb, Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang ybs.

22

Вам также может понравиться