Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAGIAN 5
1. Jelaskan apa saja pengkajian yang harus dilakukan pada aspek mobilisasi
(beraktivitas).
Jawab :
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan,
latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh.
a. Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal,
transveral. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan
belakang. Potongan transveral adalah garis horisontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi di setiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi
sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada
potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ektensi (jari-jari tangan dan
siku-siku) dan hiperektensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya
adalah abduksi dan aduksi (lengan dan tungkai) dan efersi dan infersi (kaki).
Pada potongan tranversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),
rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsi fleksi dan plantar fleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi,
pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien
yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,
ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi
bahaya imobilisasi. Latihan tersebut dialkukan oleh perawat yaitu latihan
rentang gerak pasif. Perawat menggunakan setiap sendi yang sakit melalui
rentang gerak penuh.
b. Gaya berjalan
Istilah gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya
ketika berjalan (fish dan niellsen 1993). Siklus gaya berjalan dimulai dengan
tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengankat satu
tungkai yang sama. interval ini sama dengan 100 % siklus gaya berjalan dan
berlangsung 1 detik untuk kenyamanan berjalan (lehmann et all, 1992).
Dengan mengkaji gaya berjalan klien memungkinkan perawat untuk membuat
kesimpulan tentang keseimbangan, postur, kemanan, dan kemampuan berjalan
tanpa bantuan. Mekanika gaya berjalan manusia mengikuti kesesuaian sistem
skeletal, saraf, dan otot dari tubuh manusia (fish dan nielsen, 1993).
c. Latihan dan toleransi aktifitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuta kondisi tubuh, meningkatkan
kesehatan, dan mempertahankan kesehatan jasmani. Hal ini juga digunakan
sebagai terapi membetulkan deformitas atau mengembalikan seluruh tubuh ke
status kesehatan maksimal. Jika seorang latihan, maka akan terjadi perubahan
fisioligis dalam tubuh.
Pengkajian tingkat energi klien meliputi pengaruh fisioligis dari latihan dan
toleransi aktifitas. Toleransi aktifitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja
yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi aktifitas diperlukan jika
ada perencanaan aktivitas seperti jalan, latihan rentang gerak, atau aktifitas
sehari-hari dengan penyakit akut atau kronik. Selain itu, pengetahuan toleransi
aktifitas klien dibutuhkan untuk merencanakan terapi keperawatan lainnya.
Pengkajian toleransi aktifitas meliputi data fisiologis, emosional, dan tingkat
perkembangan. Pengkajian ini dapat dipakai di semua klinik dan dilengkapi
oleh perawat dengan segera.
Peningkatan fungsi fisiologis yang emnyeluruh akibat hasil latihan. Semua
sistem menjadi lebih kuat dan berfungsi lebih efesien. Bagaimanapun, perawat
sering merawat klien dengan keterbatasan mobilisasi sehingga harus
mengembangkan terapi keperawatan dengan tujuan mengurangi bahaya
imobilisasi.
d. Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk atau
berbaring. Langkah pertama pengkajian kesejajaran tubuh adalah menempatkan
klien pada posisi istirahat sehingga tidak tampak posisi kaku. Jika mengkaji
kesejajaran tubuh pasien imobilisasi yang tidak sadar, maka bantal dan alat
penopang di angkat dari tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi terlentang.
a) Berdiri
Pengkajiannya sebagai berikut:
1. Kepala tegak dan midline
2. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar
3. Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus
4. Ketika dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garus tulang belakang
dalam pola S terbalik.
5. Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan
nyaman dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
6. Lengan klien nyaman di samping.
7. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang
dan jari-jari kaki menghadap ke depan.
8. Ketika dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada ditengah tubuh, dan
garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah
antara kedua kaki.
b) Duduk
Pengkajiannya dengan mengobservasi hal-hal berikut:
1. Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang
lurus.
2. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
3. Paha sejajar dan berada pada potongan horisontal.
4. Kedua kaki ditopang di lantai.
5. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal
pada permukaan lutut bagian posterior.
6. Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan, atau di
atas meja depan kursi.
c) Berbaring
Pengkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral
pada klien dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya di
angkat dari tempat tidur. Tubuh harus di topang oleh matras yang adekuat.
Dan tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada
lengkungan terlihat.
SUMBER :
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik Volume 2. Jakarta : EGC
2. Apabila klien kemudian dirawat di RS dan diminta untuk tidak melakukan aktivitas
atau diminta bedrest (imobilisasi) maka pengkajian apa yang harus dilakukan pada
klien tersebut.
Jawab :
Sumber Informasi atau data dari : Klien, Perawat lain, Catatan klien,Keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
I. Riwayat aktifitas atau latihan yang meliputi
a. ADL
b. Toleransi aktifitas,
c. Jenis dan frekuensi latihan,
d. Dan factor pemnyebab mobilisasi.
II. Jika terjadi perubahan mobilisasi maka perlu dikaji
a. Kapan munculnya,
b. Dan frekuensinya, penyebabnya,
c. Bagaimana masalah tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari,
d. Apakah klien mengetahui cara mengatasi masalahnya
e. Dan apakah metodenya efektif.
III. Pemeriksaan Fisik
Hal-hal yang dikaji :
A. Bentuk Tubuh, Dikaji saat klien duduk dan berdiri, untuk mengidentifiksi :
- Perubahan moral sebagai hasil pertimbangan dan perkembangan.
- Kesalahan postur dan pengetahuan untuk memelihara postur yang
benar.
- Factor yang menyebabkan kesalahan fostur, seperti kelelehan atau
rendahnya harga diri.
- Kelemahan otot atau perubahan system lain.
a. Sikap (Kebiasaan yang dilakukan seseorang).
Perawat mengamati klien dari depan, belakang dan samping.
b. Pandangan lateral.
Masalah penurunan sikap pada umumnya terjadi ketika seseorang berdiri.
Misal:
- Leher lebih maju
- Perut agak menonjol (agar tidak terjadi lordois).
- Lutut menunjukkan adanya hiperextensi. LBP dan kelelahan adalah
langkah orang dengan kesalahan posture.
c. Pandangan Anterior.
Normalnya jika dipandang dari segi anterior :
- Pada garis vertical dari pusat gravitasi tubuh (lokasi terletak pada
garis tengah antara umbilicus dan simfisis pubis) dan jatuh tepat
diantara kaki dan tengah-tengah dahi.
- Ukuran bahu dan pinggul seimbang.
- Jari-jari kaki maju.
- Bentuk seimbang mulai dari pantella dan pertengahan pergelangan
mata kaki sampai kedua atau ketiga jari kaki.
d. Pandangan Posterior.
Normalnya :
- Ukuran bahu dan pinggul seimbang.
- Tulang belakang lurus, tidak bengkok kesamping
- Yang terpenting tubuh lebih maju kesebelah luar kaki.
B. Cara Duduk.
Perawat mengkaji dengan cara memandang klien dari samping.
Normalnya :
a) Kepala dan dada sama, tetapi lumbal sedikit bengkok kearah anterior
karena pembengkokan panggul.
b) Berat badan dipusatkan pada pantat dan paha.
c) Kedua kaki menapak dilantai (satu kaki didepan yang lain) lengan dari
siku sampai jari dipai untuk mencegah tertariknya tulang bahu keatas
dan kebawah.
C. Gaya Berjalan.
Perawat mwngkaji gaya berjalan klien dengan melihat dalam ruangan atau
menyuruh klien berjalan pada jarak 10 langkah dan pobservasi :
a) Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, dan tulang belakang tegak
lurus.
b) Jari kaki dan tulang tempurung lutut lebih maju.
c) Tumit dihentakkan dahulu sebelum jari kaki.
d) Kaki dorsal difleksikan saat melakukan tindakan.
e) Lengan maju bertentangan dengan gerakan kaki.
f) Adanya gravitasi.
Tahap persiapan.
a) Berjalan dengan pelan, terkoordinasi dan berirama, tumpuan berat badan
dikaki.
b) Prosedur berjalan minimal tubuh melakukan gerakan kesamping dengan
kepala lurus.
c) Berjalan dengan mudah.
Perlu juga dikaji hal seperti :
a) Jumlah langkah dalam satu menit (normal 70 sampai 100 langkah
permenit).
b) Kebutuhan klien akan alat bantu.
D. Penampakan Dan Pembesaran Sendi.
Pengkajian fisik meliputi infeksi, palpasi, pergerakan aktif dan pasif.
Hal-hal yang perlu dikaji :
a) Adakah bengkak dan kemerahan, mengidentifikasikan adanya luka atau
inflamasi.
b) Adakah deformitas, seperti pembesaran atau pengecilan tulang.
c) Kesimetrisan otot.
d) Adakah crepitasi.
e) Adkah peningkatan suhu
f) Tingkat pergeseran sendi.
E. Kemampuan Dan Pembatasan Pergerakan.
Hal yang dikaji :
a) Pengaruh penyakit terhadap kemampuan untuk berpindah
b) Alat Bantu yang dikehendaki.
c) Yang membatasi pergerakan seperti infuse.
d) Gejala mental dan kemampuan mengikuti perintah.
e) Keseimbangan dan koordinasi, jika klien akan dipindahkan dari bed.
f) Adanya hipertensi ortostatic sebelum pemindahan (meliputi : denyut
nadi, tekanan darah, pusing).
g) Tingakat kenyamanan
h) Berat badan, memindahkan pasien obesitas memerlukan bantuan orang
lain atau pemindah hidrolik.
i) Pengelihatan.
j) Ketrampilan perawat dan kekuatan fisik.
F. Massa otot dan kekuatan otot.
Pengkajian kekuatan dan kemampuan gerak untuk mengurangi resiko
ketegangan otot.
G. Toleransi Aktifitas.
Jika aktifitas terlalu menguras energi dan terlalu lama, maka akan terjadi
perubahan-perubahan :
a) Wajah pucat.
b) Pusing atau lemah.
c) Denyut jantung atau pernafasan melebihi batas normal.
d) Perubahan irama jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.
e) Melemahnya denyut nadi.
f) Dispnea, nafas pendek dan nyeri dada.
g) Diastole berubah 10 mmHg atau lebih.
H. Kemampuan Fisik.
Meliputi : pengukuran lingkar, pengukuran lipat kulit, tes langkah,
pengkajian kekuatan otot, dan pengkajian fleksibilitas sendi.
a) Pengukuran lingkar meliputi : dada, pinggang, pinggul, lengan atas,
paha, betis, dan pergelangan kaki.
b) Pengukuran lipat kulit, mengindikasikan jumlah lemak, areanya : trisep,
sub scapula, suprailiak, dan paha.
c) Tes langkah Harvard, klien melangkah ke atras dan kebawah masing-
masing 17 inchi selama 3 menit jika mampu. Pergerakan berikut ini
merupakan satu langkah kaki kiri naik, kaki kanan naik, kaki kiri turun,
kaki kanan turun. Rata-rata minimal melakukan 24 langkah permenit.
d) Fleksibelitas sendi dapat dikaji dengan memerintah klien untuk
menyentuh ibu jari kaki beberapa kali. Rata-rata 1-3 inchi didepan ibu
jari.
3. Identifikasi diagnosa keperawatan dan berikan alasan dan munculnya diagnosa
tersebut.
Jawab :
a) Ketidakefektifan pola nafas yang b.d kelemahan/ kelumpuhan otot diafragma
b) Hambatan mobilitas fisik yang b.d kerusakan neuromuskular.
c) Apabila klien mengalami kerusakan pada neuromuskuler (saraf dan otot pada
tulang) misalnya saja pada trauma yang menyebabkan fraktur pada tulang belakang
maka mobilitas atau aktifitas akan mengalami gangguan. Klien dalam bed rest atau
immobilitas perlu dilakukan asuhan keperawatan untuk menghindari terjadinya
luka tekan (dekubitus), membantu dalam proses pemulihan kondisinya,
menghindari kekakuan serta menghindari kemungkinan penyakit lain yang bisa
muncul.
d) Resiko tinggi trauma ynag b.d penurunan kesadaran dan kerusakan mobilitas fisik.
e) Risiko kerusakan integritas kulit yang b.d tirah baring lama
f) Nyeri akutyang b.d kompresi saraf, cedera neuromuskuler, trauma jaringan dan
refleks spasme otot sekunder
g) Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang b.d gangguan persarafan pada usus dan
rektum, immobilisasi dan asupan cairan yang tidak adekuat
h) Resiko infeksi yang b.d penurunan sistem imun primer, malnutrisi dan tindakan
infasif
i) Perubahan pola eliminasi urine yang b.d kelumpuhan saraf perkemihan
j) Defisit perawatan diri yang b.d kelemahan neuromuskular penurunan kekuatan,
dan kesadaran serta kehilangan kontrol otot atau koordinasi
k) Gangguan harga diri yang b.d perubahan psikososial , perubahan persepsi kognitif,
ketidaknerdayaan dan merasa tidak ada harapan, kehilangan atau perubahan dalam
pekerjaan.
Sumber:
Suratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Musculoskeletal.
Jakarta: EGC
4. Jelaskan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan kebutuhan aktivitas
latihan tersebut.
Jawab :
Kriteria Hasil : Klien dapat ikut serta dalam program latian, tidak mengalami
kontraktur sendi, kekuatan otot bertambah, dan klien menunjukkan tindakan untuk
meningkatkan mobilitas.
Intervensi Rasional
MANDIRI
Kaji mobilitas yang ada dan Mengetahui tingkat kemampuan
observasi adanya peningkatan klien dalam melakukan
kerusakan. Kaji secara teratur aktivitas.
fungsi motorik.
KOLABORASI
Kolaborasi penatalaksanaan fraktur Traksi tulang kepala dan
vertebra cervikalis dengan pemasangan kolar servikal
pemasangan traksi tulang kepala sejak dini selama 6 minggu
diikuti dengan pemasangan
Kolaborasi dengan ahli fisiotherapi brace servikal atau plester
untuk melatih fisik klien minerva selama 6 minggu
Kemampuan mobilisasi
ekstremitas dapat ditingkatkan
dengan latihan fisik yang
diberikan oleh tim fisiotherapi
Sumber:
Suratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Musculoskeletal.
Jakarta: EGC
Mengangkat pasien
Langkah
2. Setiap orang meletakkan tangan dibawah : kepala dan bahu, pinggul, dan
paha sampai pergelangan kaki
No Langkah
1 Siapkan kursi roda di dekat tempat tidur dan kunci rodanya
2 Instruksikan pasien untuk bergerak dan duduk di tepi tempat tidur
3 Perawat berdiri di depan klien dan mencondongkan tubu ke depan dengan kaki
posisi kuda-kuda
4 Lingkari punggung klien dengan kedua tangan dan tangan klien dilingkarkan
pada bahu perawat
5 Dalam hitungan ketiga bergerkak bersama klien dengan perlahan
6 Bantu klien duduk ;
Membelakangi kursi roda
Kaki yang kuat dibelakang yang lemah didepan
Meletakkan kedua tangan di kursi roda
7 Dalam hitungan ketiga ;
Inta klien menggeser berat tubuhnya dengan melangkah ke belakang,
merendahkan tubuh, memfleksikan kaki bersama dengan perawat menahan
hingga pasien duduk
SUMBER :
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik Volume 2. Jakarta : EGC
SUMBER :
Heryati & Santa Manurung, dkk.2008. Seri Asuhan Keperawatan: Klien Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
7. Jelaskan tehnik penggunaan alat bantu dan implikasi keperawatannya seperti kruk
dan walker.
Jawab :
a. Walker
Adalah suatu alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari
pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh. Klien
memegang pemegang tangan pada batang di bagian atas, melangkah,
memindahkan walker lebih lanjut, dan melangkah lagi.
b. Tongkat
c. Kruk
SUMBER :
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik Volume 2. Jakarta : EGC
Sumber :
Potter & Perry. 2006. Fundamentak Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi
4. Jakarta: EGC