Вы находитесь на странице: 1из 1

Mahalnya Biaya Pendidikan

(Hak untuk Mendapatkan Pendidikan)

Hubungan antara ekonomi dan pendidikan selalu menarik untuk dikaji. Salah satu teori
menyatakan bahwa jika tingkat ekonomi masyarakat tinggi maka tingkat kemampuan mereka
untuk memperoleh - lebih tepatnya membeli - pendidikan menjadi tinggi. Lebih dari itu prestasi
mereka yang berekonomi tinggi (orang kaya) cenderung lebih baik dibanding mereka yang
berekonomi rendah. Meskipun ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
memiliki tingkat ekonomi rendah bisa pula berprestasi tinggi dalam pendidikannya, hal itu tidak
dengan sendirinya menghapus teori tersebut.

Semakin banyak fakta yang terjadi saat ini, sebagai bukti bahwa ternyata sekolah itu
sangat mahal, sedemikian mahalnya sehingga tidak bisa dijangkau oleh anak-anak orang miskin
karena orang tua mereka tak mampu membayarnya. Uang sekolah sekarang macam-macam, ada
uang pramuka, uang musik, uang daftar ulang, ulang buku, dan uang wisata. Cekikan biaya
sekolah itu memang menjadi beban di saat kesulitan ekonomi menghantam banyak rumah
tangga. Sekolah yang terus digenjot dalam hal pembiayaan fisik dengan menimpakan biaya pada
orang tua jelas bukan mandat utama pendidikan.

Tingginya biaya sekolah disebabkan oleh banyak faktor, termasuk intervensi pihak luar
pada sekolah. Selain itu sekolah mahal diakibatkan pula tingginya kasus korupsi para pegawai
pengelola sekolah.

Sekolah itu sudah semestinya murah. Alasan konstitusional mengapa sekolah harus
murah, adalah bunyi amandemen UUD 1945 yang mewajibkan sekolah bisa menampung semua
warga. Karenanya, sekolah memang perlu murah agar bisa menyedot semua orang. Tetapi realita
yang kita temui sekarang ini adalah di mana-mana sekolah semakin mahal. Maka perlu adanya
suatu tindakan yang dapat mengubah pola sistem pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan
tidak lagi menjadi barang yang dipandang eksklusif bagi sebagian masyarakat.

Fitrotun Aliyah (33688)

Teknik Nuklir

Вам также может понравиться