Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
lengkungan gigi berlawanan ketika rahang tertutup (hubungan oklusal statis) dan kontak selama
berbagai gerakan rahang terjadi (hubungan oklual dinamis). Lokasi kontak gigi yang berlawanan
tersebut (kontak oklusal) bervariasi, tergantung dari perbedaan ukuran dan bentuk gigi serta
visualisasi bentuk lengkungan gigi. Hal yang penting diingat adalah cusp bukal rahang
bawah(garis facial oklusal) berkontak dengan central fossa rahang atas dan cusp lingual rahang
lengkungan gigi rahang atas lebih luas daripada lengkungan gigi rahang bawah. Jadi gigi rahang
atas bertumpang tindih dengan gigi rahang bawah. Hal tersebut dapat dilihat ketika kedua rahang
ditutup. Maximum intercuspation (MI) merupakan posisi rahang bawah ketika gigi-gigi
berkontak secara maksimal. Sinonim maximum intercusption yaitu intercuspal contact, acquired
occlusion, habitual occlusion, and convenience occlusion. Dapat dilihat pada pandangan molar
(gambar C) bahwa garis facial occlusal rahang bawah dan garis central fossa occlusal rahang
atas berhimpitan. Pada gambar D gigi anterior memiliki perbedaan hubungan dalam MI, tetapi
juga tetap bertumpang tindih dengan gigi rahang atas. Pada Maximum intercuspation (MI) gigi
incisive dan kaninus rahang bawah berkontak dengan permukaan lingual gigi lawannya di rahang
atas.
Lokasi mesiofacial cusp molar 1 rahang atas yang ber-relasi dengan molar 1 rahang bawah
Kelas 1: cusp mesiofasial molar 1 rahang atas berada di mesiofasial developmental groove
molar 1 rahang bawah; terbentuk ketika ukuran mandibula dan maksila sama.
Kelas 2: cusp mesiofasial molar 1 rahang atas berada di facial embrasure antara premolar dan
molar 1 rahang bawah; terbentuk ketika ukuran mandibula lebih kecil daripada maksila.
Kelas 3: cusp mesiofasial molar 1 rahang atas berada di groove distofasial molar 1 rahang
digambarkan dalam dua dimensi, horizontal overlap (overjet) and vertical overlap (overbite).
Perbedaan ukuran maksila dan mandibula dapat menghasilkan variasi hubungan incisive, yaitu
(1) openbite sebagai hasil dari mandibular deficiency, (2) erupsi berlebihan dari gigi posterior,
atau (3) pertumbuhan mandibular yang berlebihan (lihat gambar 2-48, A-3).
Pada gambar 2-48, B-1 diilusrasikan sebagai oklusi normal kelas 1 di gigi premolar rahang
bawah yang berlokasi mengarah ke setengah gigi anterior rahang atas (gigi kaninus).
Hubungannya yaitu cusp facial rahang bawah berkontak dengan mesial marginal ridge premolar
rahang atas dan cusp lingual premolar rahang atas berkontak dengan distal marginal ridge rahang
bawah. Oleh karena hanya satu gigi antagonis berkontak, disebut sebagai a tooth-to-tooth
relationship. Hubungan ( kontak) supporting cusp tips dengan dua marginal ridges, disebut
sebagai tooth-to-two-tooth contact. Variasi posisi akar mesial-distal gigi akan menimbulkan
hubungan yang berbeda (lihat gambar 2-48, B-2). Ketika rahang bawah mengarah ke distal
rahang atas (istilah kecenderungan Class II, masing-masing supporting cusp tips akan
berhubungan dengan mesial atau distal fossa gigi berlawanan, hubungan ini dinamakan cusp
fossa.
Pada gambar 2-48, C, ilustrasi hubungan molar kelas I yang lebih detail. Gambar 2-48, C-2,
mengilustrasikan posisi kontak molar normal, facial crossbite, dan lingual crossbite. Facial
crossbite di gigi posterior dikarakteristikaan oleh kontak dari cusp facial rahang atas dengan
central fossa rahang bawah dan lingual cusp rahang bawah dengan central fossa rahang atas.
Lingual crossbite merupakan hubungan molar sangat buruk yang memiliki kontak fungsional
minimal.
Profil Wajah
Menghubungkan garis dahi dan titik A di jaringan lunak. ( titik terdalam di bibir atas).
Menghubungkan titik A dan pogonion jaringan lunak (titik paling anterior dari dagu).
Berdasarkan pada hubungan antara 2 garis ini, maka terdapat 3 profil wajah :
Yaitu 2 garis membentuk suatu sudut dengan kecekungan jaringan lunak. Jenis profil ini terjadi
sebagai akibat dari suatu maksila yang prognatik atau mandibula retrognatik seperti terlihat pada
maloklusi kelas II divisi I.