Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama : Siti Octrina Malikah Mata Kuliah : Politik Luar Negeri

NIM : 209000061 Dosen : Makarim Wibisono


Prodi : Hubungan Internasional

Konsep National Interest


terkait tujuan Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah komponen dari kebijakan politik nasional yang ditujukan ke luar.
Dan perlu kita pahami bahwa konsep kepentingan nasional (national interest) sangat
mempengaruhi kebijakan politik luar negeri suatu negara, karena pada dasarnya politik luar
negeri adalah sebuah aksi yang dilakukan suatu negara demi mencapai tujuan nasionalnya di
kancah internasional. Maka seluruh konten yang ada pada setiap kebijakan politik luar negeri
mengadopsi tujuan nasional negara itu sendiri.

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip politik luar negeri merupakan bentuk tertulis yang diidealkan
dengan keadaan nasional suatu negara dan hubungan antar-aktor politik internasional
merupakan suatu bentuk implementasi yang termasuk dalam tatanan operasional. Kenyataan
teori dan praktek politik luar negeri suatu negara kerap sekali terdapat perbedaan,
kesenjangan, inkonsistensi atau bahkan kontradiksi satu sama lain, hal ini disebabkan kondisi
internasional yang sangat dinamis. Namun bagaimanapun juga baik dalam bentuk tertulis dan
kenyataan di lapangan akan tetap bermuara pada suatu titik: mewujudkan kepentingan
nasional.
“National interest of a country is what its governmental leaders and in large degree also
what its people consider at any time to be vital to their national independence, way of
life, territorial security, and economic welfare.”1

Politik luar negeri bukanlah suatu materi yang statis melainkan sangat dinamis sehingga
dalam praktiknya sering berbeda dengan teori dan juga sering berubah-ubah sesuai dengan
situasi internasional yang ada. Oleh karena kedinamisan situasi internasional, setiap negara
harus hati-hati dan berpikir secara matang dalam menentukan pola dan arah kebijakan politik
luar negerinya. Beberapa bentuk dari berbagai perubahan itu di antaranya dalam hal gaya
1
Norman J. Padelford and George A. Lincoln, International Politics, The Macmillan Company, New York, 1960,
halaman 309
pelaksanaan, dari low profile menjadi high profile atau mungkin sebaliknya; dalam hal
bidang prioritas, dari bidang politik ke bidang ekonomi, dari bidang ekonomi ke militer, atau
mungkin sebaliknya; atau dalam hal arah hubungan, dari yang berorientasi ke salah satu
negara adikuasa ke Dunia Ketiga atau sebaliknya. Kalau kita berbicara tentang proses
perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia memang bervariasi di tiap-tiap
pemerintahan, maka dapat dikatakan politik luar negeri Indonesia lebih bersifat operasional.
Namun asas politik Indonesia tidak mengalami pergeseran dari dulu hingga sekarang, yaitu
tetap Bebas dan Aktif. Begitu pula dengan seluruh negara di dunia memiliki strategi dan
teknik kebijakan luar negeri mereka sendiri serta akan tetap bermuara kepada perwujudan
terhadap kepentingan domestik negara tersebut.

Menurut Jack C. Plano, setiap kebijakan luar negeri dirancang untuk mencapai tujuan
nasional. Tujuan nasional yang hendak dijangkau melalui kebijakan luar negeri merupakan
formulasi konkret dan dirancang dengan mengaitkan kepentingan nasional terhadap situasi
internasional yang sedang berlangsung serta power yang dimiliki untuk menjangkaunya.
Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan dan kondisi di
masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para perumus kebijaksaan nasional
mampu meluaskan pengaruh negara tersebut kepada negara-negara lain dengan mengubah
atau mempertahankan tindakan negara lain.

Perlu dipahami bahwa kebijakan politik luar negeri cenderung dijadikan alat masing-masing
negara untuk memperjuangkan dan menjangkau kepentingan nasional yang tertuang dalam
tujuan nasionalnya dengan berbagai seni, cara, dan teknik yang berbeda-beda. Negara-negara
ini melalui kebijakan politik luar negerinya pasti memiliki maksud seperti mempertahankan
power, memperluas power ataupun hanya sekedar untuk mendemonstrasikan power.
“Interest does not tie nations together, it sometimes separate them. But sympathy and
understanding does unite them”(Woodrow Wilson, 1856-1924)

Referensi:
- Norman J. Padelford dan George A. Lincoln. International Politics. The Macmillan
Company. New York. 1960
- Perwita, Banyu. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung. 2006
- Sriyono, Agus, dkk. Hubungan Internasional: Percikan Pemikiran Diplomat
Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004

Вам также может понравиться