Вы находитесь на странице: 1из 4

Fauzan Cahya Adi

Teknik Mesin
13109083

BAB IV
ANALISI DATA

Pada Uji puntir idealnya spesimen tidak mengalami perubahan dimensi untuk
sebelum dan setelah pengujian. Namun data percobaan menunjukan pada spesimen
baja ST 37 bahwa panjang gage mula-mula adalah 58,38 mm dan setelah pengujian
bertambah menjadi 61,23 mm. Sedangkan perubahan yang terjadi pada diameter
adalah diameter awal spesimen adalah 6,34 mm dan mengecil menjadi 6,02 setelah
mengalami patah. Hal ini terjadi karena pemasangan spesimen pada alat uji yang
kurang kencang dan pas, sehingga saat mengalami beban torsi spesimen mengalami
selip dengan peganganya pada alat dan menyebabkan dimensi spesimen berubah dari
kondisi awalnya.
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa spesimeng mengalami pengingkatan
dalan kekerasaannya. Hal ini terlihat dari nilai kekerasan awal sebesar 38 HRA dan
kekeresan akhir sebesar 47 HRA. Naiknya nilai kekersan ini disebabkan oleh adanya
fenomena strain hareding ketika spesimen mengalami deformasi plasti. Dari hasil
percobaan di dapat bahwa nilai koefiesen strain hardenging (n) sebesar 0,0081.
Sedangkan pada literatur, nilai n bernilai di antara 0,15 -0,4. Niali n percobaan yang
sangat jauh perbedaanya dengan literatir disebabkan oleh pengolahan data yang
melibatkan regresi dan round-off sehingga terjadi error propagation sehingga nilai n
menjadi sangat berbeda. Selain itu mengambil sampel yang dikit dapat juga menjadi
penyebab.
Koefisien kekerasan yang didapat dari percobaan menurut Tresca 1,61 GPa
dan Von Mises adalah sama yaitu 1,39 GPa. Referensi dari literatur untuk nilai K
standarnya berkisar antar 500 – 1200 MPa, Perbedaan yang berada sedikit di atas dari
literature juga ini disebabkan oleh pengolahan data yang melibatkan regresi dan
Fauzan Cahya Adi
Teknik Mesin
13109083

round-off sehingga terjadi error propagation sehingga nilai n menjadi berbeda seperti
pada pengambilan nilai n.
Modulus Elasitas Geser (G) yang didapat (lihat halaman tugas setelah
praktikum) adalah sebesar 12,7 GPa. Sedangkan pada literatur tercantum nilai G
adalah 79,3 GPa. Perbedaan yang terjadi disbebakan oleh pemasangan spesimen yang
kurang pas dan alat uji yang kalibrasinya kurang bagus sehingga data yang
didapatkan tidak akurat.
Kekuatan Geser maksimum dari grafik Momen Puntir terhadap sudut puntir
per satuan panjang adalah 42,25 Nm. Metode yang digunakan adalah dari grafik
sehingga nilai kekuatan geser nya berbeda dengan metode offset. Karena data
literatur yang terbatas maka data percobaan tidak dapat dijabarkan lebih dalam.
Bentuk patahan yang terjadi pada percobaan membentuk sudut 90 derajat
terhadap bidang patah. Selain itu Modulus of Rupture dari percobaan di dapat 884
MPa. Hal ini menunjukan bahwa spesimen adalah material ulet.
Fauzan Cahya Adi
Teknik Mesin
13109083

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Standar uji puntir adalah ASTM E 143, dan langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Ukur dimensi dari spesimen

2. Ukur harga kekerasan awal

3. Pilih beban momen puntir skala penuh pada mesin uji puntir.

4. Tentukan kecepatan puntiran dan kecepatan kertas

5. Letakkan spesimen pada mesin uji puntir dan pastikan spesimen terpasang

dengan kuat dan pas , pastikan tidak terjadi selip.

6. Beri tanda pada spesimen dengan tinta atau tip-ex

7. Jalankan mesin uji puntir

8. Perhatikan perubahan yang terjadi pada pena dan kertas perekam data

9. Saat spesimen patah, segera lepaskan spesimen dari mesin uji puntir

10. Ukur diameter di tempat patahan dan daerah deformasi plastis, ukur juga

harga kekerasan akhir.

Spesimen mengalami perubahan dimensi, yaitu diameter dan panjang gage yang
bertambah. Pada idealnya sesudah uji torsi dimensi seharusnya teteap. Hal ini terjadi
karena pemasangan spesimen yang kurang kencang dan pas sehingga terjadi selip
Fauzan Cahya Adi
Teknik Mesin
13109083

antara pengencang dan spesimen. Nilai kekersaan seletah uji torsi mengalami
peningkatan dari 38 HRA menjadi 47 HRA karena mengalami strain hardening.
Koefisien strain hardening (n) yang didapat adalah 0,0081, nilai konstanta
kekersan (K) 1,61 GPa untuk kriteria Tresca dan 1,39 Gpa untuk Von Mises. Nilai
Modulus Elasitas Geser (G) adalah 12,7 GPa, kekuatan geser maksium yang didapat
adalah 42,25, dan modulus of rupture bernilai 884 MPa.
Perbedaan kriteria kegalan tresca dan von mises yang dapat dilihat dari grafik
adalah bahwa untuk nilai kriteria tresca lebih besar daripada kriteria von mises.
Sehingga kriteria von mises dapat digunakan pada alat yang membutuhkan safety
faktor yang lebih tinggi.

5.2 Saran

Sebaiknya titik sampel yang diambil lebih banyak agar dapat besaran mekanik
yang mendeketai literature. Selain itu alat penguji sebaiknya langsung mengeluarkan
hasil momen torsi terhadapat sudut puntir, sehingga mengurangi error karena
konversi dan pembulatan.

Вам также может понравиться