Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
athur queen
Dear All,
Mohon pencerahannya.
Bagaimanakah data ROP diperoleh? Apakah pemilihan bit
mempengaruhi data ROP? Bisakah data ROP mengindikasikan jenis
lithogi dari formasi yang sedang di bor? Apa saja sih gunanya data
ROP?
Terima kasih.
Nataniel Mangiwa
athur queen
Harry Eddyarso
Saya perhatikan dari dulu dik Athur ini getol banget nanya2 soal
drilling, btw pingin jadi drilling engineer ya?? :-) Kalo iya, saya lagi
nyari drilling engineer ni, mau join?
5. Data2 ROP dari offset wells tentu mempengaruhi pemilihan jenis bit
agar pemboran sumur yang sedang berlangsung LEBIH BAIK dari ROP
di sumur2 sebelumnya, sehingga biaya sumurnya bisa ditekan lebih
murah lagi. Biasanya untuk formasi2 yang empuk (soft to medium
formation) kita pake jenis bit yang "milled tooth" yang bekerja
berdasarkan prinsip "gauging" (formasinya dikerok kayak kita ngerok
kelapa) dan gerigi bit jenis ini punya kemampuan untuk "self-
sharpening" bila patah (sisa patahannya akan tetap runcing tajam).
Jadi bitnya tajam terus gak pernah aus (worn-out). Untuk formasi2
yang medium to hard, biasanya pake jenis "insert bit", itu lho drill bit
yang gigi2nya kayak peluru dan terbuat dari tungsten carbide. Prinsip
kerja dari insert bit ini adalah dengan "crushing", jadi batuan formasi
itu ditumbuk dengan gigi2 tungsten carbide yang keras itu. Nah,
setelah pecah lalu pecahannya diangkut oleh lumpur ke permukaan.
Dengan kemajuan teknologi, sekarang udah umum kita gunakan
drilling bit jenis PDC (Polycristalline Diamond Compact) bit (pake intan
buatan) yang menghasilkan ROP yang relatif tinggi. Harganya relatif
lebih tinggi di atas jenis 3-cone bit (baik insert maupun milled tooth),
tapi ROP yang dihasilkan bisa 2-3 kali lebih cepat dan kadang2 1 PDC
bit bisa dipakai di 2-3 sumur yang berbeda. Untuk formasi2 yang very
hard, biasanya dipakai jenis Diamond bit, yang gigi2nya rada kecil tapi
sangat tahan gerus, sehingga batuan yang super keraspun akan
tergerus oleh intan tsb.
Harry Eddyarso
Dear all,
satam
Eko Yudha
Harry Eddyarso
Betul., saya pernah kerja dengan Pak Herman Lantang di rig yang
sama di tahun 1980an..., entah di Laut Jawa atau di Offshore Bali North
(lupa).
athur queen
Best Regards,
Athur Lasmaria
PS: Sekedar ngingetin nih pak, pertanyaan saya #4: Bit belum
direspon dan tetap ditunggu lho!
Penasaran ya pak, kenapa saya tertarik dengan drilling? Sejarahnya
begini:
Di kuliah, bapak dosen pernah berkata klo geologist dan drilling
engineer sering ribut masalah perolehan data lapangan. Geologist
pengennya dapat data sedetail dan selengkap mungkin yang
terkadang mempengaruhi kinerja drilling menjadi lambat sedangkan
drilling engineer pengennya drilling cepat selesai gak peduli dengan
kelengkapan data yang dibutuhkan geologist. (Masa sih?! Kok bisa, kan
kerjanya team, ada dari berbagai disiplin ilmu yang ikut terlibat dan
lagi sering digaungkan klo kerja yang dicari adalah kemampuan untuk
bekerjasama dalam team! Sering bingung, karena gak tau dan belum
pernah ngalamin sih!)
Nah, waktu di field kemaren apa yang dibilang pak dosen terbukti
dech! Sewaktu kita ngebor di daerah yang yang lithoginya sandstone,
target kedalaman bor 25 m dan jumlah hole yang dibor 20 bisa
dipastikan selalu tercapai bahkan lebih, eh pada saat drilling di daerah
yang batuannya keras (kata pak driller dan supervisor QC Drilling
waktu saya tanya lithologinya coral) susah banget untuk menembus
target kedalaman. Para crew drilling udah kerja pontang-panting tuh,
ngebor gak tembus-tembus dari 10 m, bahkan di beberapa tempat
cuma bisa sampai 5 m! Eh, pas diangkat pipanya malah kejepit! Alhasil
seharian gak nyampe 10 hole yang bisa dibor. Pulang - pulang dari
field mo masukin laporan, eh.... geologistnya malah marah - marah
karena bornya terlalu dangkal.
Eko Yudha
Nimbrung jawab ya,
Kurva ROP biasanya berada sama dgn kurva GR & SP karena (menurut
saya) bisa digunakan untuk memverifikasi lithologi yg ditunjukan
GR/SP ataupun sebaliknya jika kita ingin tau kenapa performance
drilling kita naik atau turun. Contohnya apabila tiba2 kita ketemu
'drilling break' (tiba2 ROP cepat sekali), kita bisa verify dari GR/SP
apakah ini dikarenakan kita menembus shale dgn tekanan abnormal
(biasanya caprock di atas reservoir, kalo ada-red) atau ada kaena
sebab2 lain.
>>Trus nilai ROP yang bervariasi itu memiliki range berapa ya?<<
wah ini rasanya semua driller juga agak sulit jawabnya. sangat
bervariasi dari lapangan ke lapangan dan jg tergantung best practice
msg2 company. Waktu di Maxus/CNOOC sih ada yg antara 100-120
ft/jam di lubang 12-1/4", atau 80-100 ft/jam di lubang 8-1/2". Tapi
ditempat baru saya disini ada juga cuma 5 m/jam.
>>Di kuliah, bapak dosen pernah berkata klo geologist dan drilling
engineer sering ribut masalah perolehan data lapangan. Geologist
pengennya dapat data sedetail dan selengkap mungkin yang
terkadang mempengaruhi kinerja drilling menjadi lambat sedangkan
drilling engineer pengennya drilling cepat selesai gak peduli dengan
kelengkapan data yang dibutuhkan geologist<<
adalah wajar jika driller pengen drilling selesai dengan cepet karena:
1. menghemat Rig time. Harga sewa rig adalah kontributor terbesar
dari biaya sumur. So, UUD (ujung-ujungnya duit)
2. Memperkecil resiko2 lain. Karena time exposure dgn problem sumur
makin dikit.
3. drillernya pengen cepet pulang ke rumah supaya bisa ngebor di
tempat lain ...hehehe
Tapi, rasanya jaman sekarang geologist and driller udah makin akur
karena semangat teamwork di semua company makin digalakkan.
Semuanya harus dicomprimize untuk dapat hasil yg optimal..tull..gak..
Harry Eddyarso
Dear all,
Wah, sharing dari Mas Eko Yudho di bawah ini bagus sekali dan cukup
detail dan tinggal di-amin-i saja. Makasih Mas atas bantuan dan
sharing pengalamannya, terutama saat2 saya dan Moderator yang lain
sedang sibuk ngejar setoran :-)
rahman fajrianto
Apabila kita lihat dalam mudlog report-mudlog report yang ada, akan
kita lihat yang ditampilkan disana adalah kolom ROP+WOB, Cuttings
Percentage, Total Gas, Chromatograph, dan deskipsi cutting, lalu ada
juga kolom interpretasi lithologi. Menurut saya, mungkin, kolom
interpretasi lithologi yang ada disitu adalah hasil dari interpretasi
data : ROP, kandungan total gas yang ada dan cutting percentage.
Seperti halnya pada sumur yang tidak memakai jasa LWD, pada saat
driling tentunya harus ada interpretasi lithologi tanpa menggunakan
electronic log terlebih dahulu. Contoh interpretasi : ROP cepat, gas
tinggi, indikasi zona porous, dan didukung dari cutting percentage
maka lithologi yang mungkin berkembang adalah sandstone. ROP
lambat, gas rendah, dan didukung dari cutting percentage maka
lithologi yang mungkin berkembang adalah claystone.
Pertanyaannya, Seperti halnya interpretasi lithologi pada electronic
log, yang dalam satu sumur akan mempunyai shale baseline yang
berubah-ubah sesuai dengan formasi yang dilewatinya, apakah ROP
pun akan seperti itu?Maksudnya, Contoh pada Lithologi Formasi A,
didominasi oleh claystone yang sangat liat (misal : montmorilonite),
tapi Formasi "A" ini juga terdiri dari sandstone, claystone, siltstone dan
limestone... Nah, ketika si bor tersebut masuk kedalam formasi, maka
*ROP secara keseluruhan *akan melambat walaupun pada saat si bor
tersebut mendrilling lapisan tipis sandstone yang ada pada
formasi A, kira-kira apakah yang menyebabkan hal ini? apakah
dikarenakan si sandstone juga mengandung sifat2 yang ada pada
claystone(argillaceous matrix sandstone) ???
Nataniel Mangiwa
--> bisa saja. tapi untuk base line-nya (sama seperti pada e-log jg) itu
kadang shale base line-nya harus sering2 di adjust per interval.
misalnya untuk interval 0-500m shale base-nya ada di level ROP
70m/hr, trus di yg lebih dalam 2000-2500m, shale base line based on
ROP: sekitar 30m/hr
--> saat driller sdg beraksi, mereka sering melakukan adjusment pada
drilling parameter mrk (WOB, pressure, dll). nah adjusment ini jarang
dilakukan dalam interval kecil (1-2m), tapi biasanya mereka pasang
pada interval yg panjang (mungkin sekitar 50m). nah jadi mereka tidak
selalu merespon kehadiran layer2 tipis dgn tindakan sesuai. kalau dari
50m interval didalamnya ada 1 atau 2m sisipan sand dan selebihnya
shale mungkin memang susah untuk mengenali ROP-nya krn
parameter drillingnya cenderung homogen. selain itu, menurut saya,
apa yg sudah anda kemukakan dibawah ini juga bisa benar adanya
dan saya setuju dgn pendapat anda.