0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
108 просмотров38 страниц
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan klinis keperawatan gerontik yang meliputi latihan kognitif, fisik, napas dalam, kandung kemih, serta bantuan ADL untuk lansia dengan tujuan mempertahankan fungsi fisik dan kognitif mereka secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan klinis keperawatan gerontik yang meliputi latihan kognitif, fisik, napas dalam, kandung kemih, serta bantuan ADL untuk lansia dengan tujuan mempertahankan fungsi fisik dan kognitif mereka secara optimal.
Авторское право:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Доступные форматы
Скачайте в формате PPTX, PDF, TXT или читайте онлайн в Scribd
Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan klinis keperawatan gerontik yang meliputi latihan kognitif, fisik, napas dalam, kandung kemih, serta bantuan ADL untuk lansia dengan tujuan mempertahankan fungsi fisik dan kognitif mereka secara optimal.
Авторское право:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Доступные форматы
Скачайте в формате PPTX, PDF, TXT или читайте онлайн в Scribd
Latihan Kognitif Lansia Pengkajian lansia yg mengalami gangguan kognitif: • Kemunduran kemampuan untuk ekspresikan pikiran dalam tulisan • Penurunan kemampuan dalam mengambil keputusan • Penurunan kemampuan komunikasi/bicara Tujuan latihan/stimulasi kognitif • Memberikan rangsangan pada SSP agar daya ingat dapat dipertahankan seoptimal mungkin Persiapan alat • Kelender dengan angka besar • Jam meja dengan angka besar Proses : • Anjurkan klien duduk dan letakkan alat peraga didepannya dengan jarak pandang yang jelas, gunakan kaca mata bila perlu • Anjurkan klien menyebutkan apa yang ditunjuk perawat • Tutup alat peraga selama 5 menit , minta klien untuk mengulangi lagi • Latih secara teratur 15-20 menit sehari • Libatkan keluarga untuk membantu Hasil • Evaluasi respon verbal dan non verbal klien apa yang klien rasakan terhadap latihan yang diberikan • Anjurkan klien mengulangi 15-20 menit setiap hari Hal yg perlu diperhatikan: • Gunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami • Gunakan teknik komunikasi terapeutik: tatap muka, teknik fokus, refleksi, klarifikasi • Beri kesempatan paa klien untuk mencerna informasi yg disampaikan • Gunakan alat bantu yg memudahkan klien Evaluasi • Observasi dan catat semua penampilan dan kemmapuan klien selama dan setelah intervensi • Susun rencana tindak lanjut • Cermati perubahan/kemunduran kognitif yg cepat Latihan Fisik lansia • Aktifitas fisik secara rutin memiliki dampak yang baik untuk meningkatkan kesehatan lansia, namun aktifitas fisik yang salah akan menimbulkan risiko lebih besar dari manfaat yang diperoleh Latihan pada lansia perlu dibedakan berdasar beberapa kondisi:
• Penyakit yang diderita seperti penyakit
jantung, darah tinggi, diabetes atau rematik • Kebiasaan olah raga sebelumnya • Status kognitif pasien : apakah ada kepikunan? • Riwayat jatuh sebelumnya • Bentuk latihan aerobik adalah bentuk yang paling aman bagi lansia secara umum. Latihan aerobik meliputi lari ringan ataupun jalan cepat, berenang, senam seperti tai-chi, maupun yoga. • Dengan frekuensi 3-4 kali seminggu selama 30 menit tiap kalinya akan memberikan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan lansia. • Bagi penderita DM, latihan aerobik merupakan bentuk latihan utama yang sangat bermanfaat bagi pengendalian gula darah. Olah raga yang dianjurkan adalah lari ringan selama minimal 30 menit 4 kali seminggu dengan target denyut jantung 60% denyut maksimal. • Latihan beban merupakan latihan tambahan yang dapat meningkatkan efektifitas pengendalian gula darah. • Namun perlu diingat bahwa penderita DM sering disertai komplikasi lain seperti penyakit jantung, darah tinggi sehingga latihan beban lebih baik diawasi oleh seorang personal trainer yang mengerti tentang kondisi medis tersebut • Lansia dengan penyakit jantung koroner maupun gagal jantung , sangat tidak disarankan untuk latihan beban maupun latihan yang menggunakan gerakan mendadak seperti tennis, badminton, atau high impact aerobic • Hal ini disebabkan perubahan mendadak dalam gerakan latihan akan memacu jantung untuk menyesuaikan diri dengan meningkatkan denyut secara cepat. Pada lansia dengan gangguan koroner maupun gagal jantung, hal ini dapat mengakibatkan henti jantung mendadak dan kematian • Olah raga bagi penderita jantung adalah olah raga yang bersifat kontinyu dan ditingkatkan secara progresif seperti berenang, jogging selama 10 menit dan sebanyak 2-4 kali seminggu yang kemudian ditingkatkan hingga 30 menit tiap sesi latihan. • Penderita osteoporosis akan mendapat manfaat yang sangat baik dengan latihan beban sedang. Penggunaan beban dalam latihan akan mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan densitas masa tulang sebagai mekanisme kompensasi terhadap beban tersebut • Penderita stroke juga akan mendapat banyak manfaat dengan latihan beban • Sisi tubuh yang lumpuh pada awalnya harus dilatih secara pasif (digerakkan oleh orang lain) namun secara perlahan harus terus dilatih secara aktif. Pada beberapa orang dengan stroke yang ringan hingga sedang, kelumpuhan yang terjadi akan tidak nampak lagi dengan latihan intensif selama beberapa bulan. Prinsip Program Latihan Fisik / Olah Raga bagi lansia : 1. Latihan fisik harus disenangi / diminati 2. Latihan fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan (ada kelainan / penyakit atau tidak) 3. Latihan fisik sebaiknya bervariasi 4. Latihan fisik sebaiknya berlangsung lama / teratur dan berulang 5. Dosis latihan fisik : a. Lama latihan minimum : 15 – 45 menit teratur b. Frekuensi latihan : 3 – 4 x / minggu c. Kekuatan latihan : 60 – 80 % DNmaks (denyut nadi maks) dimana DNM = 220 – usia 6. Perlu latihan pemanasan dan pendinginan (bila sudah ada latihan tersebut dalam senam, boleh tidak dilakukan) 7. Sebelum latihan boleh minum (sebelum, selama dan setelah latihan) 8. Makan sebaiknya sudah selesai 2 jam sebelum latihan, agar tidak mengganggu pencernaan. Kalau latihan pagi hari tidak perlu makan terlebih dahulu 9. Latihan diawasi pelatih agar tidak terjadi cedera Jenis Olah Raga / Latihan yang Baik Bagi Lansia • Beberapa contoh olah raga yang dapat dilakukan oleh usia lanjut dalam memelihara kebugaran, antara lain : 1. Pekerjaan Rumah dan Berkebun 2. Jalan Kaki Berjalan baik untuk meregangkan otot – otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat, akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh. sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 5 – 6, dikala udara masih bersih dan segar • 3. Berenang Berenang akan melatih pergerakan seluruh tubuh. Latihan ini lebih baik lagi untuk orang – orang yang mengalami kelemahan otot atau kaku sendi, asalkan dilakukan secara teratur. 4. Lompat Tali Melompat tali mempunyai beberapa keistimewaan (menggerakkan tali secara berirama menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak daripada lari perlahan Latihan fisik dasar bagi lansia Prinsip : • Lakukan pada kondisi badan yg baik • Dimulai dari ringan • Jangan memaksakan diri jika tidak mampu • Setiap gerakan dilakukan satu persatu sebanyak 2-3x kemudian meningkat 8-10x Latihan fisik dasar meliputi: • Latihan kepada dan leher • Latihan bahu dan lengan • Latihan tangan • Latihan punggung • Latihan paha dan kaki Latihan Napas Dalam Tujuan 1. Meningkatkan kapasitas vital dan ventilasi paru 2. Membantu mengeluarkan sekret dan meningkatkan pengembangan paru scr maksimal 3. Membantu kenyamanan klien Persiapan : • Cuci tangan • Menjelaskan prosedur dan alasan • Mengatur posisi (duduk di tempat tidur atau kursi dengan posisi fowler, semi fowler, sikap tubuh rileks Pelaksanaan : • Meletakkan kedua tangan diatas perut bagian atas dan temukan kedua ujung jari tengah kanan kiri tepat diatas prosesus xipoideus • Menarik napas dalam dengan perlahan melalui hidung, tahan 3 detik, hembuskan melalui bibir sedikit demi sedikit Latihan kandung kemih Tujuan : • Mengembalikan kontrol berkemih dalam rentang 2-4 jam • Memberikan rasa nyaman • Dapat menahan kencing dlm waktu yg lama • Mencegah inkontinensia urgensi • Pelaksanaan : 1. Jelaskan tujuan 2. Membuat jadwal teratur berkemih sesuai kebiasaan (misal tiap 1 jam) 3. Jadwal berlaku pd saat klien tidak tidur 4. Klien harus berkemih pada waktu yg ditentukan baik ada keinginan atau tidak 5. Klien harus mampu menahan berkemih diluar jadwal berkemih dengan teknih distraksi dan relaksasi 6. Ajarkan klien untuk memahami tanda2/rangsangan berkemih (kedinginan,berkeringat, resah, kedutan otot dll) • Lakukan pencatatan dan evaluasi scr teratur. Latihan ini dihentikan apabila tidak ada kemajuan selama 3 minggu • Atur posisi senyaman mungkin untuk berkekmih dan jaga privasi • Beri motivasi dan reinforcement • Bila jadwal dipenuhi, keberhasilan 75%, angka berkemih diluar kontrol menurun, maka rentang ditambahkan 30 menit • Bila inkontinensia masih terjadi (keberhasilan <75%) maka rentang berkemih diturunkan Bantuan ADL umum Bagi lansia yang bedrest : • Bantal tidak terlalu keras atau lembek • Latihan bangun tidur dgn usaha sendiri agar badan tetap aktif, menghindar pegal2, atrofi otot • Pengaturan letak tempat tidur : guling dibawah lutut, berikan bantal angin yg berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong • Miring ki/ka secara bergantian • Pada letak atau posisi setengah duduk, dibagian kepala tempat tidur diberi sandaeran atan papan Cara pindah dari tempat tidur ke kursi : • Siapkan kursi roda atau kursi lainnya, letakkan didekat tempat tidur disebelah dinding • Dudukkan lansia, turunkan kaki ke bawah sisi tempat tidur • Perawat berdiri tepat didepan lansia, sambil meletakkan kedua tangan dikedua ketiak lansia • Suruh lansia meletakkan kedua tangannya diatas pundak perawat untuk membantu menopang berat badannya, dengan kaki menginjak diatas kaki penolong • Angkat perlahan-lahan hingga pasien berdiri tegak diatas kaki penolong • Tahan beberapa detik lalu mulai melangkah miring ke kursi • Dudukkan perlahan-lahan • Bagi 5 kelompok • Masing kelompok2 mensimulasikan keterampilan klinis lansia