Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi otomotif di dunia semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini menjadi
tantangan bagi bangsa Indonesia untuk lebih kreatif dan membuat inovasi pengetahuan dan
keterampilan untuk mensukseskan pembangunan nasional. Peranan teknologi otomotif sangat
penting bagi masyarakat Indonesia karena hampir semua masyarakat Indonesia bergantung
kepada motor sebagai alat transportasi.

Mesin dapat bekerja secara maksimal apabila semua sistem dapat bekerja dengan
baik, sistem-sistem tersebut adalah sistem pengapian, sistem bahan bakar, sistem
pendinginan, sistem pelumasan. Apabila salah satu sistem rusak atau tidak berfungsi, maka
kerja mesin tersebut akan terganggu.

Minyak pelumas merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pelumasan
yang memiliki fungsi melapisi bagian-bagian mesin untuk melindungi komponen-komponen
logam yang bergesekan; sebagai pelapis anti karat; sebagai pembersih karena minyak
pelumas melarutkan serbuk gram yang terbentuk karena komponen-komponen yang saling
bergesekan ;sebagai pendingin dengan mereduksi panas yang terjadi akibat proses
pembakaran dan akibat gesekan antar komponen dalam mesin.

Minyak pelumas yang beredar di pasaran berkode Multi Grade SAE 20W-50 yang
artinya memiliki kekentalan yang berbeda saat temperaturnya berubah. Saat temperatur -
20⁰C, minyak pelumas tersebut memiliki kekentalan yang sama dengan minyak pelumas
SAE 20, dan kekentalannya akan sama dengan minyak pelumas SAE 50 pada temperature
100 ⁰C. Semakin besar angka dibelakang kode huruf, maka kekentalannya juga akan
bertambah, dan apabila temperature minyak pelumas melebihi 100 ⁰C maka minyak pelumas
semakin kental sehingga celah-celah sempit pada komponen mesin tidak dapat terjangkau
pelumas, komponen semakin cepat aus. Temperatur minyak pelumas pada mesin mencapai
90⁰C-110⁰C (Khovach, 1997:548) yang diakibatkan gesekan antar komponen dalam mesin
serta pengaruh panas mesin, sedangkan temperature yang diharapkan antara 80⁰C-90⁰C.

Untuk mempertahankan temperature minyak pelumas dalam rentang temperature


yang diharapkan, maka penulis mencoba mempelajari sekaligus merencanakan penstabilan
temperature mesin dengan menggunakan minyak pelumas pada kijang 4K. Penulis memilih
tipe mobil ini karena mobil tipe Toyota Kijang banyak dipakai masyarakat saat ini karena
terkenal dengan perawatan mudah serta onderdil yang murah.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat pada perencanaan alat penstabil temperature minyak pelumas,
yaitu:

1. Bagaimana perhitungan kalor yang diserap pendingin minyak pelumas?

2. Bagaimanakah dimensi ukuran alat pendingin minyak pelumas?

C. Tujuan Perencanaan

1. Menghitung kalor yang teserap pendingin minyak pelumas.

2. Merencanakan dimensi ukuran pendingin minyak pelumas.

D. Manfaat Perencanaan

Perencanaan pendingin minyak pelumas ini dapat memberi manfaat, yaitu :

1. Sebagai referensi tentang cara penyempurnaan sistem pelumasan dengan penambahan


pendingin minyak pelumas bagi pembaca.

2. Sebagai bahan masukan bagi industry otomotif untuk penyempurnaan produk.

3. Sebagai bahan pustaka bagi penggemar otomotif.

E. Ruang Lingkup Perencanaan

Agar perencanaan pendingin minyak pelumas pada mobil kijang 4K ini tidak meluas, maka
perlu adanya pembatasan sebagai berikut :

1. Kontruksi pendingin minyak pelumas


2. Cara kerja sistem pendingin minyak pelumas

3. Perhitungan ukuran utama alat pendingin minyak pelumas

F. Data Awal Perencanaan

Data awal perencanaan pendingin minyak pelumas :

1. Tipe : Mesin bensin, in line

2. Sistem Pendinginan : Air menggunakan radiator

3. Kapasitas : 1.300 CC

4. Perbandingan Kompresi :8:1

5. Daya : 81 Hp pada 4500 rpm

6. Temperatur Efektif Mesin : 80 ⁰C – 90 ⁰C

7. Oli Mesin : SAE 20W-50


BAB II

A. Komponen Utama dari Rancangan Pendingin Minyak Pelumas

Komponen utama dari pendingin minyak pelumas antara lain adalah :

1. Saluran

Saluran di buat dengan adanya berbagai lubang yang menyalurkan minyak


pelumas ke tahap selanjutnya,karena saluran minyak pelumas berada menempel
setelah block dan sebelum filter maka perlua adanya lubang yang menyalurkan
minyak pelumas ke filter selanjutnya dari filter juga ada saluran yang terhubung
dengan pipa yang menyalurkan ke radiator pendingin oli, dan terdapat pula lubang
yang menghubungkan dari pendingin oli ke bock guna melumasi serta
mendinginkan bagian dari mesin. Jadi pada saluran harus ada 3 lubang yang
berfungsi sesuai dengan di atas.

2. Radiator pendingin oli

Radiator pendingin oli adalah bagian yang bertugas sebagai media pemindah
panas dari oli ke udara, bentuk dari radiator pendingin oli hamper sama dengan
pendingin air radiator hanya saja bentuk dariradiator lebih kecildibandingkan
dengan radiator pendingin dengan menggunakan air.
3. Selang penghubung

Pada bagaian yang menghubungkan adalah selang dan kriteria ari selang adalah
tahan panas kaena selang harus Menahan panas yang terdapat pada oli, serta
besentuhan langsung dengan mesin, fungsi utama dari selang adalah
menghubungkan tipa komponen minyak pelumas agar oli dapat berpindah dari
komponen satu ke komponen yang lain.

Bahan tambahan dari komponen pendingin minyak pelumas :

1. Clam

Merupakan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi sebagai perapat
antara selang dengan lubang saluran agar tidak terjadi kebocoran.

2. Three bone

Adalah lem yang digunakan untuk merapatkan dan melekatkan bagian yang
terhubung agar kebocoran yang mungkin terjdi bisa dihindarkan.

3. Gasket

Berfungsi sebagai perapat dari bagian yang dihubungkan.

4. Mur, baut dan plat

Digunakan untuk menghubungkan komponen dengan engine.

B. Perhitungan Desain Tiap Komponen

1. Temperatur Udara Masuk Radiator

Temperatur udara masuk radiator dihitung dengan rumus:

Ta in = amb + ∆ tf …………………………………………………. (Kovakh, 1997:571)

Keterangan:

Tamb = temperature udara luar (22-32⁰C)


∆ tf = kenaikan temperature yang disebabkan adanya udara yang melalui celah sirip
radiator (3-5⁰C)

2. Temperatur Udara Keluar Radiator

Temperature udara keluar radiator dihitung dengan rumus:

ta out = ta in + …………………………………………………. (Kovakh, 1997:571)

Keterangan

∆ ta= kenaikan temperature udara saat melalui radiator (20-30⁰C)

3. Luas Permukaan Radiator

Luas permukaan radiator dihitung dengan rumus :

∆ta = ………………………………………. (Kovakh,

1997:571)

Af =

Keterangan:

Qdes = Panas yang diserap oleh sistem pendingin

Qdes = Q oil

∆ta = 20 ⁰C

Cp = panas jenis udara pada tekanan konstan 0,24 keal/jam ⁰C

VudPud= massa velocity udara di permukaan radiator (data grafik Heat transfer
coefficient) = 10 kg/m2sec (Kovakh, 1997:568)
4. Luas Permukaan Radiator yang Menyerap Panas

Luas permukaan radiator yang menyerap panas dihitung dengan rumus :

Aud= ……………………………………....……………. (Kovakh, 1997:570)

Dimana

Qrad= 1,1 . Qcool…………………………………………………. (Kovakh, 1997:569)

5. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (Ch)

Ch = ……………………………………..………. (Kovakh, 1997:569)

Dimana :

α= koefisien perpindahan panas dari pendingin ke metal pada pipa = (2500 – 5000)
W/m2⁰C

= finning coefficient = (7,5 – 10)

δ= thickness of the tube walls

λ= head conductivity coefficient = 330 W/m2 ⁰C

α2= coefficient perpindahan dinding panas dari dinding pipa ke udara = 100 W/m2 ⁰C

6. Temperatur Minyak Pelumas yang Masuk dan Keluar Radiator

∆ toil air =

Dimana :

Toil diambil dari temperature ideal mesin antara 80⁰- 90⁰C

Toil in = temperature oli yang masuk radiator = 150⁰C ………… (Khovakh,


1979:548)

Toil out = temperature oli yang keluar radiator = 90⁰C

Tair in = temperature udara yang masuk radiator


Tair out = temperature keluar radiator

7. Volumetrik Coefficient of Compactness

φrad = …………………………………………….......…. (Khovakh,

1979:569)

Dimana :

Lrad = tebal radiator

= (60 – 130) mm …………………………… ……………….. (Khovakh,


1979:568)

Batas yang diijinkan φrad 1350 l/m (Khovakh, 1979:569)

8. Tube

Menurut Khovakh (1979:566), dalam merencanakan tube diberikan batasan sebagai


beikut :

a. Lebar Tube = (13 mm – 20 mm)

b. Tebal Tube = (2mm-4mm)

c. 1 plate = lebar plat = 2a + X +2k

d. Ttw (thickness of tube wall) = 0,13 mm – 0,20 mm

e. Tf (tube pitc) = 10 mm – 15 mm = b +Lf

f. Td (tube depth) = 16 mm – 25 mm = a + x

g. Bahan tube adalah Brass strip

h. Luas penampang setiap tube = a.b


9. Jumlah Tube yang diperlukan

10. Sirip (Fin)

Dengan ketentuan :

a. Lf = Lebar Fin diantara tube

b. Luas Total Penampang setiap fin = a x 2Lf

c. Luas total penampang Fin = luas tiap Fin x lipatan

d. Jumlah lipatan Fin =

e. tfin = jarak fin

f. tr = tube pitch

g. ttf= thickness off the fin


C. Gambar Komponen Berdasarkan Rancangan Pendingin Minyak Pelumas

Вам также может понравиться