Вы находитесь на странице: 1из 2

ing ngarso sung tulodo — di depan memberi teladan

ing madyo mangun karso — di tengah membangun karya


tut wuri handayani — di belakang memberi dorongan

Itulah tiga kalimat dari ajaran seorang ningrat Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang
kemudian mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Pelopor Perguruan Taman
Siswa ini kemudian diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional dan hari lahirnya 2
Mei (1889) diabadikan menjadi Hari Pendidikan Nasional oleh pemerintah pada tahun
1959

Di hari senin kemarin Tanggal 2 Mei 2011 mempunyai arti penting dalam kancah
pendidikan nasional Indonesia. pendidikan mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu
memartabatkan manusia Indonesia di kancah internasional. Begitu juga baru saja bagi
siswa-siswa SMA / MA, SMK, SMP/MTs dan di susul siswa SD/MI melaksanakan ujian
nasional serta UASBN.

Namun begitu, dalam benak kita pendidikan di negeri ini belum beranjak melaju pesat
menuju mutu yang memuaskan. Bila mau menengok ke belakang, ketika kemarin usai
melaksanakan Ujian Nasional pada pelajaran matematika bagi siswa SMA/MA/SMK,
raut wajah mereka banyak mengalami kekhawatiran akan hasil yang di capai dalam ujian
tersebut. Harus seperti apakah yang bisa dilaksanakan oleh instuisi pendidikan kita?
Apakah ini merupakan proses belajar yang salah ataukah kurang bergairahnya para siswa
dalam mengikuti proses pendidikan setiap hari sehingga dikatakan gagal dalam
pendidikan ?

Masih kita diingatkan dengan cara belajar bapak2 dan ibu2 kita pada dasa warsa tahun 70
atau 80 –an, para bapak dan ibu kita dalam sekolah mereka cerdas-cerdas, bayangkan
dengan modal papan tulis dan kapur, yang sewaktu2 hilang dan dihapus karena harus
menulis hal yang baru, tetapi daya Ingat mereka sangat kuat. Terlebih lagi sekolah pada
era tersebut sangat kurang sehingga para orang tua kita tetap semangat mengayuh sepeda
dan rela berjalan kaki menempuh perjalanan jauh, dan bisa dikatakan beliau tidak ingin
terlambat masuk sekolah, gak ada sepeda motor, dan angkutan umum sangat minim. .
Secara umum sarana prasarana masih sangat kekurangan. Kemudian di banding sekarang
ini antara tahun 90 - 2000-an, rata-rata siswa mengeluh terhadap sulitnya pendidikan kita.

Apa yang sulit...? Informasi selalu ada dan Up to date melalui media informasi internet
televisi dan sebagainya, sarana dan fasilitas memperlancar belajar juga sudah banyak
tersedia melaui modul pembelajaran yang interaktif dan informasi2 tentang ke ilmuan
atau buku2 elektronik, Fasilitas pendukung untuk memperlancar proses juga sudah lebih
dari baik dan cukup..

Apa yang menjadi masalah dalam masalah ini ?

Tujuan pemerintah menaikkan rata-rata hasil UN bisa sangat difahami untuk menaikkan
mutu pendidikan nasional. Namun banyak fihak yang menganggap bahwa hal tersebut
sangat memberatkan siswa. Kembali lagi, sebuah proses belajar yang salah, gagal
memotivasi siswa atau kemauan siswa yang tidak semangat dalam belajar ?

Bila dikaji lebih jauh, kondisi tahun 70-80 an merupakan masa-masa pergerakan menuju
perbaikan kondisi Indonesia. Semangat para orang tua kita sangat tinggi untuk mencapai
sukses dalam pendidikan. Lebih jauh lagi apabila menegok tahun sebelum tahun 70-an.
Mereka sangat luar biasa dalam belajar. Berhitung tanpa alat bantu mereka mampu.
Membaca buku berjam2 pun mampu, bahkan ketika ilmu sosial dan ilmu IPA pun sampe
sekarang masih ingat, dan ini sangat berbalik dengan kondisi sekarang.

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh bagi siswa-siswi di masa sekarang ini. Yang
mengembangkan teknologi sekarang ini juga merupakan produk pendidikan tahun 60-
80an. Berarti, bisa dikatakan bahwa siswa masa itu lebih brilian semangatnya dibanding
masa sekarang ini.

Gak bisa difungkiri jaman telah berbeda jika mode belajar pada masa itu adalah
menghafal dan menghitung, namun sekarang adalah belajar untuk memanfaatkan dan
berkreasi.

Kembali lagi tentang hari Pendidikan Nasional, hal yang sangat terasa membedakan pada
masa dulu dan sekarang adalah semangat dalam belajar.. semangat untuk berubah dan
semangat untuk menjadi sesuatu yangberbeda yaitu kesukselan dalam pendidikan. Tidak
hanya para peseta didiknya tapi semua elemen pendidikan harus lebih baik dan masing-
masing mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjawab tantangan bangsa ini ke depan
dalam membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju, bermartabat dan setara dengan
bangsa lain dalam ilmu pengetahuan.

Selamat hari pendidikan nasional dan tetap semangat.....

Вам также может понравиться