Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
c
c
I. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim
pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.
II. DASAR TEORI
CYP yang terdapat di dinding usus 20-50% dari CYP dalam hati.
Interaksi dalam metabollisme obat berupa induksi atau inhibisi enzim
metabolisme, terutama enzim CYP. Induksi berarti peningkatan sintesis
enzim metabolisme pada tingkat transkripsi sehingga terjadi peningkatan
kecepatan metabolisme obat yang menjadi substrat enzim yang
bersangkutan, akibatnya diperlukan peningkatan dosis obat tersebut,
berarti terjadi toleransi farmakokinetik. Karena melibatkan sintesis
enzim maka diperlukan waktu perjalanan beberap a hari (3 hari sampai 1
minggu) sebeelum dicapai efek yang maksimal. Induksi dialami oleh
semua enzim mikrosomal, jadi enzim CYP (kecuali 2D6) dan UGT.
Inhibisi enzim metabolisme : hambatan terjadi secara langsung, dengan
akibat peningkatan kadar obat yang menjadi substrat dari enzim yang
dihambat juga terjadi secara langsung. Untuk mencegah terjadinya
toksisitas, diperlukan penurunan dosis obat yang bersangkutan atau
bahkan tidak boleh diberikan bersama penghambatnya (kontra indikasi)
jika akibatnya membahayakan. Hambatan pada umumnya bersifat
kompetitif (karena merupakan substrat dari enzim yang sama), tetapi
dapat juga bersifat nonkompetitif (bukan substrat dari enzim yang
berssangkutan atau ikatannya ireversibel).
( Gunawan, S.G, 2007, hal 8 )
CIMETIDIN ( H2 ±Antagonis kompetitif, selektif )
?
1&&
2
" (
3
&
0
#4 .
#
$
"
5
!"
""
/!/
)
"
!
Ê 6/ 7!
' 7
$
Ê
"!#
"
"
!"
"/#
"
"
#
$ / " 1
"!#
kel III, sepeti kel I yang diberikan bersama -sama dengan simetidin
secara intraperitoneal 80 mg/kg BB 1 jam sebelumnya
diamati lama waktu sampai terjadoi hypnosis serta lama waktu tidur
karena phenobarbital dengan parameter righting reflek s
KELOMPOK
No
Induktor Inhibitor Kontrol
1. 160 232 189
2. 175 239 178
3. 170 247 168
n ù3 n ù3 n ù3
± ù 168,33 ± ù 239,33 ± ù 178,33
' ± = 505 ' ± = 718 ' ± = 535
' ± = 85125 ' ± = 171954 ' ± = 95629
N=9
' ± = 1758
' ± = 352708
U' ± 2
(1758 ) 2
' ± = ' ± 2 ù 352708 ù 9312
N 9
U' ±1 2
U' ±2 2
U' ±3 2
U' ±4 2 U' ±a 2
' ± 2 ù
O1 O2 O3 O4 p
(505) 2 (718) 2 (535) 2 (1758) 2
8862
3 3 3 9
k-1 = 2
N- k = 6 5,14
F hitung > F tabel, artinya pada kelompok ini ada perbedaan yang signifikan ,
sehingga perlu dilakukan uji pasca anava.
U± ± 2
ë ù
= =
ë ë
= (G-1) . Ftabel
= (3-1) . 5,14
= 10,28
" # c
induktor vs
U168,33 239,33 2 ù 100,82
75 Berbeda signifikan
inhibitor ±2
3
induktor vs
U168,33 178,33 2 2 Tidak berbeda
75 10,28
kontrol ±2 signifikan
3
inhibitor vs
U239,33 178,33 2 ù 17,46
75 Berbeda signifikan
kontrol ±2
3
Kesimpulan :
Perbandingan induktor vs inhibitor dan inhibitor vs kontrol menunjukkan perbedaan
signifikan
Perbandingan induktor vs kontrol tidak menunjukkan perbedaan signifikan
V. PERHITUNGAN DOSIS
Pemberian intraperitoneal:
a.? Pada mencit no I:
Konsentrasi larutan stok 50 mg / ml
Dosis = 80 mg / kg BB
Mg obat = 80 mg / kg x 29,3 . 10-3 kg
= 2,34 mg
Volume pemberian = dosis x 1 ml
stok
= 2,34 mg x 1ml
50 mg
= 0,05 ml
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
Karena bereaksi setelah terjadi proses metabolisme, maka
pemberian induktor dan inhibitor sangat berpengaruh pada durasi waktu
tidur mencit, sedangkan untuk onset seharusnya memberikan hasil yang
hampir sama karena cara pemberiannya sama.
Apabila terdapat mencit yang tidak tidur dimungkinkan telah
terjadi toleransi terhadap obat yang diberikan.
Inhibitor merupakan senyawa yang menghambat proses
metabolisme, sedangkan induktor merupakan senyawa yang
meningkatkan aktivitas dan kapasitas enzim pemetabolisme.
Dari praktikum tersebut diperoleh hasil :
? ?
p ?
O? !O
?? "
?
? #O ? ? ?
? #O ? ? ?
? $ O ? ? ?
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Tjay, Tan Hoan,dkk . 2007.
OO PT. Media
Komputindo Gramedia: Jakarta
Anonim. 1995. O
. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta
Anief, Moch. 1990.
O O O ë.
Universitas Gadjah Mada Pers : Jogjakarta
Dosen pengampu
Yustisia D. A.S.Farm,Apt.