Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Perawatan Luka
Bersihkan luka dari debris dan eksudat merupakan dasar penatalaksanaan.
Cuci dengan larutan detergen encer, bilas dengan air mengalir.
Bersihkan luka dengan kasa atau handuk basah, inspeksi tanda-tanda infeksi,
keringkan dengan handuk bersih dan re-dress pasien dengan menggunakan
medikasi topikal. Luka bakar wajah superficial dapat diobati dengan
ointment antibacterial. Luka sekitar mata dapat diterapi dengan ointment
antibiotik mata topical. Luka bakar yang dalam pada telinga eksternal dapat
diterapi dengan mafenide acetat, karena zat tersebut dapat penetrasi ke
dalam eschar dan mencegah infeksi purulen kartilago.
Kulit yang terkelupas dibuang, bulae jangan dilepas
Bula utuh dengan cairan > 5 cc dihisap, < 5 cc dibiarkan
Bula sering terjadi pada jalur skin graft donor yang baru dan pada luka yang
ungraft. Membrane basal lapisan epitel baru kurang berikatan dengan bed
dari luka bakar. Struktur ini dapat mengalami rekonstruksi sendiri dalam
waktu beberapa bulan dan menjadi bullae. Bulla ini paling baik diterapi
dengan dihisap dengan jarum yang bersih, memasang lagi lapisan epitel
pada permukaan luka, dan menutup dengan pembalut adhesif. Pembalut
adhesive ini dapat direndam.
Pasien dipindahkan ke tempat steril
c. Brooke formula
- 24 jam awal: larutan RL 1.5 ml/kg/% luka bakar ditambah koloid 0.5
ml/kg/% luka bakar ditambah 2000 ml larutan glukosa
- 24 jam berikutnya: RL 0.5 ml/kg/% luka bakar, koloid 0.25 ml/kg/% luka
bakar dan jumlah larutan glukosa yang sama dengan 24 jam pertama
d. Modified Brooke
- 24 jam awal: tidak boleh koloid. Larutan RL 2 ml/kg/% luka bakar pada
dewasa dan 3 ml/kg/% luka bakar pada anak
- 24 jam berikutnya: koloid 0.3–0.5 ml/kg/% luka bakar dan kristaloid tidak
diberikan. Larutan glukosa ditambahkan dalam jumlah yang diperlukan
untuk memelihara output urin yang baik.
f. Monafo formula
Monafo merekomendasikan penggunakan larutan yang mengandung 250 mEq
Na, 150 mEq lactate dan 100 mEq Cl. Jumlahnya disesuaikan dengan urine
output. Pada 24 jam berikutnya, larutan dititrasi dengan 1/3 normal saline
berdasarkan urine output.
4. Nutrisi
Eksisi luka bakar secara tangensial dan graft dilakukan setelah hemodinamik stabil,
biasanya dilakukan mulai hari ke 2-7 post luka bakar terjadi.
Escharotomi melepaskan konstriksi yang disebabkan oleh eschar tetapi jangan
mengangkat eschar. Pada beberapa kasus, escharotomi dilakukan pada luka bakar
derajat dua, yang mana akan sembuh tanpa memerlukan eksisi dan grafting.
Penundaan penutupan primer pada insisi escharotomi dapat memberi hasil kosmetik
dan fungsional yang lebih baik daripada jika escharotomi diikuti dengan penutupan
dengan tujuan sekunder.
Sebelum dilakukan graft harus dilakukan debridement yang baik, infeksi diatasi,
dan keadaan nutrisi harus baik. Prinsipnya: penyembuhan luka dapat optimal bila
permukaan luka bersih dengan kolonisasi mikroba dan debris nekrotik minimal.
Debridement membersihkan luka dan membuat luka sembuh lebih cepat dengan
menurunkan risiko infeksi. Umumnya, debridement dilakukan pada luka bakar
dangkal yang diharapkan sembuh tanpa memerlukan skin grafting. Pada eksisi luka
bakar berlaku sebaliknya, permukaan dari luka bekas debridement tidak siap untuk
mendukung penggantian penutup luka permanen, sehingga memerlukan waktu.
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Hasil terbaik tergantung pada ukuran luka bakar dan usia pasien sendiri
DAFTAR PUSTAKA