Вы находитесь на странице: 1из 5

Scenario Drama Bahasa Indonesia

“Si Kabayan Ingin Menjadi Lurah”

 Disusun Oleh :

1. Farhan Isa

2. Gilang Adya C.

3. Bayu Bhaskoro
4. Hasan Hilmuddin

Si Kabayan Ingin Menjadi Lurah

kehidupan dan kerja Pak Lurah yang tentram dan menyenangkan

Pada suatu hari yang cerah, terlihat seorang laki-laki muda bernama Kabayan
yang sedang berjalan. Sesampai diperjalanannya, ia melihat kehidupan dan kerja Pak
Lurah yang tentram di kantor kelurahan. Lalu si Kabayan pun merasa iri menyaksikan
kehidupan Pak Lurah itu. Dia ingin menjadi lurah di desa itu. Akhirnya, Kabayan pun
datang kepada Pak Lurah.

Kabayan : “Pak Lurah, bolehkah saya izin menjadi lurah di desa ini… sehari
saja….” (dengan muka percaya diri dan keyakinan yang kuat)

Pak Lurah : “Apakah kau mampu, hai Kabayan..?” (sambil menatap muka si
Kabayan)

Kabayan : “saya mampu, Pak Lurah…” (dengan muka yakin)

Pak Lurah : (sambil berfikir dan ragu) “baiklah. Kebetulan hari ini Pak
Camat akan datang. Nanti kuberitahukan kepada beliau bahwa
kau yang menjadi lurah sejak hari ini. Kalau kau benar-benar
mampu maka aku rela menyerahkan jabatanku kepadamu untuk
seterusnya.”

Bukan main senang hati si Kabayan. Bersama dengan Pak Lurah ia berangkat ke
kantor kelurahan. Tak lama kemudian datanglah Bapak Camat akan memeriksa
keadaan kampong. Si Kabayan pun diperkenalkan sebagai lurah yang baru di desa itu.

Pak Lurah : “Assalamu’alaikum Pak Camat….” (sambil mengetuk pintu)

Pak Camat : “Wa’alaikum salam Pak Lurah… ada apa datang kesini…??”

Pak Lurah : “ini loh pak, saya ingin memperkenalkan lurah yang baru
di desa ini. Dia ini bernama Kabayan. Dia akan
menggantikan saya sebagai lurah….” (sambil membawa si
Kabayan dan memperkenalkannya pada Pak Camat)

Pak Camat : “kenapa kau menjadikannya lurah di desa kita ini..??”


(dengan muka bingung)

Pak Lurah : “saya hanya ingin memberi kesempatan kepada Kabayan


saja pak.

Pak Camat : “oh begitu rupanya

Saat Kabayan memperkenalkan dirinya kepada Pak Camat, tiba-tiba lewatlah di


muka kantor kelurahan itu seseorang yang sedang menggiring serombongan kerbau.

Penggiring : “Assalamu’alaikum pak Lurah dan Kabayan…” (menyapa lalu


pergi)

Kabayan dan Pak Camat : “Wa’alaikum salam Pak Camat..”

Pak Camat : “Kabayan, apa kamu tau, mau dibawa kemana semua kerbau
itu..??”

Kabayan : “hee? Saya tak tahu, juragan camat…” (dengan suara gugup )

Pak Camat : “Coba Tanya kabayan ke penggiring kerbau itu..!”

Kabayan : “Baik juragan camat…”

Kabayan pun lari mengejar penggiring kerbau itu. Setiba di dekat penggiring
kerbau itu, ia bertanya.

Kabayan : “Hei…. Tunggguuuu….! Mau dibawa kemana kerbau ini..??”

Penggiring : “saya ingin membawa kerbau ini ke pasar hewan, Pak Lurah..”

Si Kabayan pun mengangguk, lalu lari dengan cepat kembali ke kantor


kelurahan. Lalu Kabayan pun menuju Pak Camat.
Kabayan : “dia teh mau membawa kerbau itu ke pasar hewan, juragan
camat…”

Pak Camat : “apa dia punya surat izin, untuk membawa kerbau itu keluar
aaaaaaaaaaaadesa..?

Kabayan : “Ha..???” (bingung dan berfikir)

Lalu Si Kabayan cepat-cepat lari mengejar penggiring kerbau-kerbau itu .


Sementara penggiring kerbau itu tambah jauh.

Kabayan : “Tunggguuuu……( Dengan suara terputus-putus )

Penggiring : “Ada apa lagi, Pak Lurah Kabayan..

Kabayan :”Apakah kalian membawa surat izin ??”

Si penggiring itu pun bingung dan berfikir. Dia tak mempunyai surat izin.
Dengan perasaan was-was dia pun menjawab.

Penggiring : “saya belum mempunyai kartu izin pak lurah…” (menjawab


aaaaaaaaaaaaaaadengan terbata-bata)

Kabayan pun menganggukkan kepala seraya lari lagi kembali ke kantor


kelurahan. Napasnya bertambah tersengal-sengal, karena jarak yang ditempuh
sudah bertambah jauh. Hamper pingsan ia ketika sampai di hadapan Pak Camat.

Pak Camat : “Bagaimana, Kabayan…? Apakah dia mempunyai surat


aaaaaaaaaaaaaaaaaaaizin..???”

Kabayan pun tak lekas menjawab. Napasnya naik turun karena lelah. Begitu
lelahnya, akhirnya Kabayan berjongkok mengatur napasnya. Sambil terbata-bata
Kabayan pun menjawab.

Kabayan : “dia tidak mempunyai izin, Juragan Camat…!”

Pak Camat menjadi marah, sambil berteriak ia pun berseru.

Pak Camat : “Kalau begitu, dia harus ditangkap. Ayo, tangkap mereka,
Lurah Kabayan…!” (marah dan kesal)
Mendengar perintah Pak Camat, si Kabayan pun menjadi sangat lemas. Sebelum
ia jatuh pingsan ia bergumam.

Kabayan : “mohon maaf Juragan, saya menyerah…. Saya serahkan


kembali jabatan saya kepada Pak Lurah yang asli, Juragan…….”
(menjadi lemas dan jatuh pingsan)

Akhirnya, Kabayan pun jatuh pingsan. Sekarang ia pun tidak iri lagi kepada Pak
Lurah. Pak Lurah pun diangkat lagi menjadi lurah di desa itu.

Вам также может понравиться