Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa 81,9% atau sebanyak 36 orang dari 44 orang tua
responden berada dalam usia produktif (21-35 tahun) dan sisanya sebanyak 18,1% berada
dalam usia tidak produktif (6,8% atau 3 orang berada pada usia < 21 tahun, dan 11,3%
Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh usia orang tua terhadap
pertumbuhan berat badan bayi. hal ini dapat dilihat dari Lampiran x.x yang menunjukkan
bahwa seluruh bayi memiliki berat yang baik tiap bulannya walaupun 18,1% orang tua
berada pada usia yang kurang produktif. Hal ini bertentangan dengan
penelitian…………………………………………………
Hal ini disebabkan oleh adanya pihak lain yang membantu orang tua dalam usia yan
tidak produktif dalam merawat bayinya. Misalnya orang tua yang masih terlalu muda
biasanya menyerahkan masalah perawatan bayi nya kepada orang tuanya atau dibantu
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator sosial dalam masyarakat karena
melalui pendidikan sikap tingkah laku manusia dapat meningkat dan berubah citra
sosialnya. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga,
juga berperan dalam penyusunan makan keluarga serta pengasuhan dan perawatan anak.
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa hanya 2,3% orang tua yang berpendidikan
rendah (Kurang dari 9 tahun belajar). Artinya bahwa 97,7% orang tua mendapatkan
pendidikan sesuai yang dianjurkan pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Orang tua
yang memiliki pendidikan minimal tamat SMP sudah dianggap mampu untuk mencari
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan orang tua terhadap
pertumbuhan berat badan bayi. hal ini dapat dilihat lampiran x.x menunjukkan seluruh
bayi memiliki pertumbuhan berat badan yang normal setiap bulannya dengan pendidikan
orang tua yang cukup (97,7% berpendidikan minimal SMP yaitu : 36,35 tamat SMP,
Hal ini sejalan dengan pendapat Benny A. Kodyat (1997), yang menyatakan bahwa
termasuk informasi gizi dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan gizi
dan kesehatan yang selanjutnya akan menimbulkan sifat yang positif dibidang kesehatan.
Pekerjaan Ibu berkaitan dengan berapa banyak waktu yang dihabiskan Ibu bersama-sama
dengan bayinya. Semakin banyaknya aktivitas atau pekerjaan orang tua diluar rumah
tentunya akan mengurangi waktu bersama Ibu dan anaknya. Hal ini tentunya akan
bayi khususnya berat badan bayi akan terhambat karena Ibu tidak lagi memperhatikan
Dari Tabbel 5.5 dapat dilihat bahwa 93,2% Ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga dan 6,8% bekerja sebagai wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa 93,2% Ibu
(normal) tiap bulannya. Apabila dibandingkan anatara pekerjaan ibu dengan pertumbuhan
bayi maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ibu mempengaruhi pertumbuhan berat
badan bayi. hal ini kita lihat dari 93,2% orang tua yang tidak bekerja menghabiskan
yang baik.
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa 75% orang tua memiliki penghasilan yang rendah
(dibawah Upah Minimum Regional) dan 25% orang tua memiliki penghasilan standar
(Rp. 965.000-Rp.3.000.000). Artinya bahwa seluruh orang tua berada pada kelas
Walaupun orang tua yang tergolong dalam status ekonommi menengah kebawah namun
pertumbuhan berat badan bayinya seluruhnya normal atau baik tiap bulannya tanpa
pernah mengalami berat badan dibawah normal yang ditunjukkan dalam lampiran x.x. hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengahsilan orang tua terhadap pertumbuhan
Hal ini sejalan dengan penelitian Yusnidaryani (2009) yang mengatakan bahwa status
gizi bayi yang tidak miskin tidak lebih baik daripada status gizi bayi yang miskin.
Artinya bahwa kondisi ekonomi tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan status gizi
bayi. hal ini diakrenakan walaupun makan yang diberikan pada bayi adalah makanan
seadanya dan terbatas masalah ekonomi namun besarnya perhatian Ibu dilihat dari
Paritas atau jumlah kelahiran bayi sangat berkaitan dengan jarak kelahiran.
Semakin tinggi paritasnya, maka semakin pendek jarak kelahirannya. Hal ini dapat
menyebabkan seorang ibu cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah
melahirkan. Seorang ibu memerlukan waktu paling sedikit 2 tahun untuk memulihkan
Paritas dikatakan tinggi bila seorang wanita melahirkan anak ke-4 atau lebih. Anak
dengan urutan paritas yang lebih tinggi seperti anak kelima, keenam dan seterusnya
ternyata kemungkinan untuk menderita gangguan gizi lebih besar dibandingkan dengan
anak 1, 2, 3. Bahaya yang mungkin beresiko terhadap seorang anak timbul apabila terjadi
kelahiran lagi, sedangkan anak sebelumnya masih minum ASI, sehingga perhatian ibu
beralih pada anak yang baru lahir, terhentinya pemberian ASI merupakan faktor
Dari Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa 95,45% Ibu memiliki paritas rendah dan
sebanyak 4,55% ibu memiliki paritas tinggi. Apabila kita bandingkan dengan
pertumbuhan berat badan bayi yang ditunjukkan oleh lampiran x.x bahwa seluruh bayi
memiliki pertumbuhan berat badan yang baik/normal tiap bulannya maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Paritas orang tua terhadap pertumbuhan berat
badan bayi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Himawan(2006) yang mengatakan bahwa paritas
orang tua mempengaruhi status gizi bayi. semakintinggi paritas maka akan megakibatkan
perhatian orang tua terhadap bayi semakin berkurang dan hal ini dapat menghambat