Вы находитесь на странице: 1из 2

BERKESENIAN DENGAN IMAN

KRISTIANA YANUAR N (1006705155)

DATA PUBLIKASI :

1. Pengarang : Drs. Henoch B.I dkk


Judul : Membangun Pribadi Berkarakter Mulia
Penerbit : Jakarta : UI
2. Pengarang :Paul Hidayat STh
Judul : Seni dalam Prespektif Kekristenan
Web : Sabda.Blogspot.com
Download : 12 Mei 2010 (19.34)

Seni musik, tari, tulis (sastra), lukis, pahat adalah seni yang sering kita jumpai pada
kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan, seni populer saat ini sering kali bertentangan dengan
iman. Kristen. Dimana setiap kata-kata yang terkandung dalam lirik-lirik lagu maupun bait-bait
puisi sering kali menghujat Tuhan. Tarian erotis yang makin sering di munculkan dalam berbagai
pertunjukan juga karya sastra seperti novel ataupun cerpen yang menimbulkan fantasi-fantasi
seksual.

Sebenarnya seni dan Iman Kristen tidaklah bertentangan. Manusia diciptakan segambar
dan serupa dengan Allah ( Kej 1:26). Dimana manusia memiliki kemampuan untuk mencipta
sama seperti Allah. Hanya saja Allah mencipta dari ketiadaan menjadi ada sementara Manusia
menciptakan dari sesuatu yang ada menjadi lebih indah juga berguna.

Dalam Mazmur 113: 1 (Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan. Pujilah nama
Tuhan.). Nyanyian merupakan suatu alat untuk mengucapkan rasa syukur, pertobatan,
kekaguman, pengakuan dosa dan banyak hal yang merefleksikan iman kita kepada Tuhan Yesus.
Injil Mazmur sendiri semuanya berisi nyanyian dan puisi-puisi Daud yang ditunjukan bagi
Tuhan. Pada zaman-zaman kuno dulu, gambaran kehidupan Yesus menginspirasi banyak sekali
karya seni terutama seni lukis. Misalnya saja lukisan The Last Supper yang adalah karya dari
Leonardo Da Vinci.
Seni seharusnya bernafaskan iman kepada Tuhan, sehingga seni menjadi suatu yang
benar-benar indah. Namun gejala-gejala seperti estetisme yang terpisah dari yang baik, sejati dan
kudus, merangsang panca indra, sifat seni yang terlalu sugestif, mempangaruhi, dan merangsang
daya fantasi, dan juga sifatnya yang dapat membelokan manusia dari persoalan dan tugas-tugas
hidup yang sebenarnya, sehingga manusia melupakan panggilannya. Hal-hal tersebut menjadikan
seni sebagai tembok pembatas antara manusia dan Tuhan.

Oleh sebab itu dalam berkarya seni maupun menikmati karya seni harus terlebih dahulu
mendasarkan pada ketaatan manusia akan perintah-perintah Tuhan dan Kekudusannya. Sehingga
dalam mengunakan talenta dari Tuhan, tidak menjadi salah dan malah menjauhkan kita dari sang
Pencipta.

Вам также может понравиться