Вы находитесь на странице: 1из 13

BAHASA HUKUM

TENTANG
HUKUM PIDANA

DIAJENG NIRA ANGGRAENI


VOKASI-PPKB
103141014111005
DEFINISI HUKUM PIDANA
• Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta
menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya
• Sedangkan menurut Sudarsono, pada prinsipnya Hukum Pidana adalah yang
mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan
perbuatan tersebut diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan
• Dengan demikian hukum pidana bukanlah mengadakan norma hukum sendiri,
melaikan sudah terletak pada norma lain dan sanksi pidana. Diadakan untuk
menguatkan ditaatinya norma-norma lain tersebut, misalnya norma agama dan
kesusilaan
SEMANTIK HUKUM PIDANA
PERISTILAHAN
BELANDA : STRAFRECHT
INGGRIS : CRIMINAL LAW
 SEMANTIK HUKUM
SEMANTICS (Bahasa Inggris)
SEMOSIOLOGY adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki makna kata

HUKUM PIDANA

ARAB SANSEKERTA
KAIDAH HUKUM
Dalam kaidah hukum ada 2 (dua) yaitu
Perintah “Wajib”
UU RI NO.30 TAHUN 2002 TENTANG Komisi Pemberantasan Korupsi
“Dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketua Pengadilan Negeri wajib menerima
pelimpahan berkas perkara dari Komisi Pemberantasan Korupsi untuk diperiksa dan diputus.

Larangan “Dilarang,Tidak Boleh”


KUHP Pasal 67
“Jika orang di jatuhi pidana mati atau pidana penjara seumur hidaup,di samping itu tidak
boleh dijatuhkan pidana lain lagi kecuali pencabutan hak- hak tertentu, dan pengumuman
putusan hakim”
KONSTRUKSI HUKUM
Sistematis (Pasal yang Saling Berhubungan)
KUHP Pasal 372
“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang
seluruhnya / sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya
bukan karena kejahatan di ancam karena penggelapan , dengan pidana penjara paling lama 4
tahun atau pidana denda paling banyak Rp.900.000,00”

KUHP Pasal 373


“ Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372 apabila yang digelapkan bukan ternak dan
harganya tidak lebih dari Rp.20.000,00, di ancam sebagai penggelapan ringan dengan pidana
penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak Rp.200.000,00”
Dogmatis (berprasangka baik)
KHUP Pasal 379
“Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 378 jika barang yang di serahkan itu bukan ternak
dan harga barang, hutang / piutang itu tidak lebih dari Rp.25.000,00 di ancam sebagai
penipuan ringan dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak
Rp.250.000,00

Penjelas:
Dalam hal ini dogmatis (berprasangka baik) yang terkandung dalam KUHP Pasal 379
adalah dalam penipuan yang di perbuat oleh pelaku mendapat keringanan yang telah di
sebutkan pasal di atas.Dogmatis yang terkandung adalah memberi keadilan pada
pelaku.Keadilan ini juga merupakn Dogmatis (berprasangka baik)
FIKSI HUKUM
Dalam bahas hukum,FICTIE HUKUM ( KHUSUS)
 Sesuatu yang khayal
 Digunakan dalam ilmu hukum
 Dalam bentuk kata-kata,istilah yang berdiri sendiri,kalimat
 Untuk memberikan suatu Pengertian hukum

CONTOH
 UU RI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI PASAL 41
“Selain pidan pokok sebagaimana di maksud dalm pasak 40 ayat 7,korporasi dapat
dikenai pidana tambahan berupa:
a.pembekuan izin usaha;
b.pencabutanizin usaha;
c.perampasan kekayaan hasil tindak pidana;dan
d.pencabutan status badan hukum
 UU RI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI BAB IV PENCEGAHAN Pasal
18
“Untuk melakukan pencegahan sebagai mana di maksud dalam Pasal 17,
Pemerintah berwenang;
a.melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan peyebarluasan produk
pornografi atas jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui
internet
POLITIK HUKUM
• POLITIK HUKUM DASAR = DOGMATIS
 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BAB VIII
KETETUAN PIDANA PASAL 53
“Tindak pidana kekerasan seksual sebagaimana di maksud dalam Pasal 46 yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau
sebaliknya merupakan delik aduan
-Pasal 46
“Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana di maksud dalam Pasal 8 huruf a di pidana
penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp.56.000.000,00.

 UU RI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI PASAL 14


“Ketentuan mengenai syarat dan tata cara perizinan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan
produk pornografi untuk tujuan dan kepentingan, pendidikan dan pelayanan kepentingan pendidikan
dan pelaksanaan ketentuan Pasal 13 di atur denagan peraturan pemerintah”
• POLITIK HUKUM PEMBERLAKUAN
 UU RI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI Pasal 9
“Setiap orang dilarang menjadikan orang lain sebagai objek atau model yang
mengandung muatan pornografi
PENJELASAN:
Dalam hal ini di Indonesia di atur oleh UU di atas yang melarang hal ini di
maksudkan untuk melindungi WNI agar tidak terjadi hal negatif (tidak di inginkan)
namun pemberlakuan ini tidak sama halnya di Amerikka Serikat yang bebas untuk
mengekpos pornogarfi atau pornoooaksi di depan umum.
 PENJELASAN ATAS UU RI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGARFI PASAL
18 HURUF A
“Yang di maksud denagan “pemblokiran pornografi melalui internet adalah
pemblokiran barang pornografi atas penyediaan jasa pornografi”
PENJELASAN:
Hal ini diberlakukan untuk melindungi anak, remaja untuk mengakses situs yang
bermuat pornografi karena di rasa terlalu dini untuk mengetahui tentang
seks.Namun, berbeda dengan Belanda tidak mengatur hal ini bahkan free seks pun
tidak di larang
TEKNIK HUKUM
 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK BAB
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PASAL 20
“Negara,pemerintah, masyarakat , keluarga, dan orang tua berkewajiban bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”
PENJELASAN UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK BAB
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PASAL 19,20,21
“Cukup Jelas”
PENJELASAN:
Dalam UU di atas tidak cukup jelas tentang penyelenggaraan perlindungan anak yang
seperti bagaimana namun pada PENJELASAN UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 ini
menyebutkan pasal tersebut cukup jelas
  UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK BAB IX
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PASAL 54

“Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib di lindungi dari tindakan


kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman temannya di
dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan yang lainnya.
 PENJELASAN UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
BAB IX PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN PASAL 54
“Cukup Jelas”

Penjelasan : Dalam pasal di atas tidak jelas yang di maksudkan dengan lembaga
pendidikan lainnya.Namun pada PENJELASAN UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK BAB IX PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PASAL
54 dinyatakan bahwa “CUKUP JELAS” namun tidak ada penjelas yang cukup jelas
yang di maksud dengan lembaga pendidikan lainnya
THANK YOU

I HOPE WE GET GOOD FUTURE…

Вам также может понравиться