Вы находитесь на странице: 1из 14

ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS DALAM NOVEL

“MARYAMAH KARPOV” KARYA ANDREA HIRATA

OLEH

NANI ANIFAH

07410747

6P

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG


2010

Sinopsis Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata

Maryamah Karpov adalah novel tetralogi karya Andrea Hirata, Novel terakhir

setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor. Ikal adalah tokoh utama dalam

novel ini. Dia adalah anak dari seorang kuli cedok pasir yang tidak bisa naik pangkat

karena tidak mempunyai ijazah. Dari situ Ikal mempunyai tekad untuk sekolah

setinggi-tingginya sampai ke Negara manapun asal bisa mendapatkan ijazah supaya

kehidupannya tidak seperti ayahnya. Dia berasal dari keluarga yang sangat sederhana,

tetapi walaupun hidup sederhana tetapi selalu dimaknai dengan keikhlasan dan

kebersamaan. Dia juga sangat bersyukur mempunyai seorang ayah yang sangat sabar

dan mempunyai jiwa besar mampu menerima cobaan hidup dengan hati yang ikhlas.

Keteguhan hati dan keberanian Ikal telah membawa dia menjalani kehidupan

yang sangat menyenangkan, berbagai peristiwa telah ia lalui di belahan dunia. Sampai

akhirnya mimpinya terwujud, dia menempuh studi master of science di Prancis dan

London. Ikal juga mempunyai sahabat yang sangat baik yaitu Arai mereka bersahabat

dari kecil. Ikal juga mencintai perempuan bernama A Ling, perempuan yang ia cintai

dari sekolah dasar dan akhirnya tidak bisa menikahinya karena sang ayah tidak

menyetujuinya.
BAB I

ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS DALAM NOVEL MARYAMAH

KARPOV KARYA ANDREA HIRATA

1. Identifikasi Tema

Novel ini menceritakan tentang kisah seorang anak bernama Ikal yang

di dalam kehidupannya harus dihadapkan dengan satu masalah, yaitu

keluarga. Ayahnya seorang yang bekerja sebagai kuli tukang cedok pasir,

ayahnya tidak bisa naik pangkat karena tidak mempunyai ijazah. Dari situ Ikal

bertekat akan sekolah setinggi-tingginya dan akan sekolah ke negeri manapun,

apapun rintangannya akan dilalui semuannya ia lakukan demi sanga ayah

tercinta.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui tema yang terdapat pada

kutipan berikut ini.

Malamnya, mandor Djuasin dating ke rumah untuk minta maaf

bahwa telah terjadi kekeliruan administrasi. Karena begitu banyak

kuli yang harus diurus, belum termasuk begitu banya said sebagai

nama belakang orang melayu. Sekaligus Mandor mengabarkan

peraturan Meskapai yang menyebut bahwa kuli yang tak berijazah

memang takkan pernah naik pangkat (Andrea : 11).


Kutipan diatas menunjukan tema yang terkandung pada novel ini

adalah Pendidikan. Sebab kisah Ikal dengan dunia pendidikan mewarnai

kehidupannya.

Seperti dapat diketahui berdasarkan kutipan dibawah ini :

Dan detik itu Aku berjanji pada diriku sendiri, untuk menempatkan

setiap kata ayahku di atas nampan pualam, dan aku bersumpah akan sekolah

setinggi-tingginya, kenegeri mana pun, dan rintangan apapun akan aku jalani

dan aku taklukan demi sang ayah, bagiku ayah adalah sumber kehidupan buat

aku (Andrea : 12).

2. Identifikasi Tokoh

Tokoh dalam novel ini adalah Ikal, Ayah Ikal, Ibu Ikal, Bang Zaitun,

Mahar, Lintang, Samson, Zakiyah, Lao Mi,Mak Cik Maryamah Karpov, Dan

Nurmi .

Tokoh utama dapat diketahui dari dengan sering munculnya dia dan

hubunganya dengan tokoh-tokoh yang lain. Dalam menentukan tokoh utama

dalam novel tersebut dapat dilihat dari uraian berikut.


Ikal merupakan salah satu tokoh yang paling sering muncul dalam

setiap kejadian, dapat dilihat pada awal sampai akhir cerita, tokoh tersebut

yang paling sering disebut oleh pengarang dalam setiap momen.

Perhatikan kutipan berikut.

Aku pun mandi lebih pagi, lalu dinaikkan Ayah ke atas

boncengan sepeda. Diikatnya kakiku dengan saputangan biar tak

celaka kena jari-jari ban. Ayah akan naik pangkat, sungguh

istimewa. Ayah akan mengambil amplop rapel gajinya! Lalu

pulangnya kami akan singgah di Pasar Jenggo (Andrea : 8).

Berdasarkan kutipan diatas dapat diketahui bahwa Ikal adalah anak

lelaki yang sangat dekat dengan sang Ayah.

Ayah tiba-tiba berdiri menegakkan tubuhnya, kemudian ia

berjalan menemui kawan-kawannya yang telah naik pangkat Ayah

menyalami mereka dengan perasaan yang sangat hancur, begitu

besar jiwa yang dimiliki Ayah (Andrea : 11).


Berdasarkan kutipan diatas Ayah adalah seorang kuli sendok pasir

yang tidak bisa naik pangkat seperti teman-temannya yang lain karena tidak

mempunyai ijazah, tapi sang Ayah tetap tegar menghadapi semua ini.

Perhatikan kutipan dibawah ini :

Intinya tekanan, Kawan! Tekanan adalah keniscayaan semesta,

dasar keseimbangan galaksi-galaksi. Kita tegak berdiri akibat

tekanan dari keseluruhan sisitem kosmos. Bumi berputar, air

mengalir, angin bertiup, burung-burung terbang semunya disebabkan

karena tekanan. Tanpa tekanan semuanya tidak akan terjadi dan akan

musnah tidak ada kehidupan. Disana juga twersimpan rahasia yang

sangat menakjuban, mengapa kita ada?(Andrea :330).

Lintang adalah lelaki yang sangat jenius dari Sekolah Dasar dulu,

pemikiran-pemikiran dia selalu membuat orang terkagum-kagum dan selalu

membuat orang tidak sanggup menghadapinya hanya mampu mengucap

Subhanallah.

3. Penokohan

Penokohan dalam novel ini dilukiskan secara dramatik. Artinya di

lukiiskan melalui jalan pikiran, perasaan, dan tindakan para tokohnya. Tokoh
utama dalam novel ini adalah Ikal. Ikal dilukiskan tokoh yang kuat, sabar,

mempunyai kemampuan yang kuat, pantang menyerah dan keras kepala.

Air mataku mengalir deras saat mendengar Ayah mengatakan

itu, karena di balik semua itu aku tahu makna ketulusan Ayah.

Sungguh mulia hati yang dimiliki Ayah. Dan mendengar Ayah

berkata itu Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa Aku akan sekolah

setinggi-tingginya dan akan menuntut ilmu kenegara manapun, aku

tidak peduli dengan rintangan yang akan aku hadapi nanti. Aku akan

menjalani itu semua demi sang Ayah sebagai sumber kehidupanku

(Andrea : 12).

Ayah dilukiskan sebagi tokoh yang penyabar, lapang dada, ikhlas,

pekerja keras, dan pendiam.

Ayah masih saja sebagai orang yang sangat pendiam. Sering

aku bertanya pada diriku sendiri kenapa Ayah menjadi sangat

pendiam sekarang ini? Apakah dia sedang menjalani sebuah ujian

yang amat sulit. Apakah ada hal buruk yang pernah menimpa beliau

dan itu sangat berat diterima ataukah dia sedang merasa bersalah

terhadap aku dan ibu karena tidak bisa naik pangkat, tidak bisa

membahagiakan kita (Andrea : 90).


4. Latar/Setting

Latar dalam novel ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar

sosial. Latar tempat dapat memberikan penjelasan mengenai tempat, lokasi,

wilayah, atau daerah terjadinya cerita. Demikian pula latar waktu dapat

memberikan penjelasan mengenai masa atau kapan terjadinya cerita. Latar

sosial dapat mendeskripsikan kondisi masyarakat didalam novel Maryamah

Korpov karya Andrea Hirata.

Setiap berdiri sendiri, tetapi saling mendukung satu sama lainnya

secara rinci pembahasan mengenai latar akan diuraikan sebagai berikut.

a. Latar Tempat

Dalam novel Maryamah Korpov karya Andrea Hirata terdapat

beberapa latar tempat seperti nama kota atau daerah tempat peristiwa

berlangsung yang disebut secara eksplisit dan adapula yang disebut

secara implisit. Secara garis besar, Belitong merupakan latar tempat


yang dominan dalam novel Maryamah Korpov. Sedangkan latar

tempat yang lain adalah Benua Eropa khususnya di Paris.

Sebagian besar cerita dalam novel ini terjadi di Belitong.

Belitong merupakan tempat tinggal tokoh dan tempat tokoh sekolah.

Cara pengarang dalam menggambarkan latar ini bervariasi.

Perhatikan kutipan berikut.

Sementara puasa memasuki minggu terakhir.

Kesehatanku kian menurun ke titik terendah, hari ini aku

akan mengikuti mengikuti ujian akhir tesisku pukul Sembilan

malam. Suasana masih terang benderang, waktu buka puasa

baru hinggap di Skandinavia, masih sangat jauh di

Prancis(Andrea : 18).

Kutipan diatas menunjukan bahwa sekolah tokoh adalah

Prancis, terlihat jelas Ikal menyelesaikan tesisnya di Prancis .

Selain Prancis latar tempat yang digambarkan pengarang

terdapat juga latar tempat dimana Ikal banyak menghabiskan

waktunya bersama teman-teman dan keluarganya.


Tiba dipinggir lapangan sekolah, kami kaget dengan

keadaan sekolah sekarang ini telah berubah menjadi ladang

ilalang tumbuh subur sperti diberi pupuk setiap sore. Dan

aneh, Belitong barat pasti hujan karena ditepi langit selatan

melingkar terang selendang-selendang pelangi lengkap

dengan tujuh warna(Andrea : 256).

Pengarang juga menampilkan latar tempat di Edensor.

Berikut kutipanya.

Lucy Booth, perempuan hamper tua pemilik Forgiven

not Forgotten, Bed and Breakfast, satu-satunya akomodasi di

Edensor. Tak ada pengunjung lain selain aku, sebelum

pulang kampong aku memang sudah berjanji akan

mengunjungi Edensor sebelum aku pulang. Ia terkekeh di

bawah kepala seekor bison berambu-rambu yang diletakkan

didinding(Andrea : 35).
Pengarang juga menampilkan latar tempat di Pelabuhan,

dimana setelah lulus ujian tesis Ikal pulang ke Belitong tanah

kelahirannya.

Seperti dalam kutipan berikut,

Pulau belitong cerah, pesisir pelabuhan Pegantongan

merekah, menyambut perahu-perahu kecil nelayan yang

membawa penumpang dari kapal Lawit. Aku gembira tak

terkira melihat dermaga(Andrea : 10).

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. Latar waktu

digunakan dalam novel sangat bervariasi. Seperti dalam kutipan

berikut.

Ritual rutin Ayah sesudah shalat subuh dan mengaji, ia duduk

dikursi goyang sambil mendengarkan radio(Andrea :6).

Kutipan diatas menunjukan kejadian berlangsung pada pagi hari

setelah shalat subuh.


c. Latar Sosial

Latar Sosial yang diceritakan dalam novel ini adalah

masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang di maksud adalah

masyarakat yang berada di perkotaan Belitong, tempat tinggal, dan

para tokoh beraktivitas dengan kegiatanya masing-masing.

5. Analisis Kritik Sastra Feminis

Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik sastra

yang lahir sebagai respon berkembang luasnya feminisme di berbagai penjuru

dunia.

Teori feminisme bermula dari adanya anggapan bahwa ketimpangan

posisi perempuan dibandingkan laki-laki di masyarakat.

Dalam novel ini dijelaskan bahwa perempuan mempunyai jiwa yang sangat

besar. Seperti kutipan dibawah ini :


Darinya aku belajar satu hal bahwa perempuan tak selalu

seperti mereka tampaknya. Motivasi mereka runyam seperti labirin.

Aku bertanya, mengapa ia mengasingkan diri dari gemah ripah janji

masa depan di kota besar, jawab sangat singkat tapi bersayap.

“hidup untuk memberi, memesona, seperti mengubah kata menjadi

puisi,” katanya dengan sangat tenang (Andrea : 161).

Dari kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa perempuan bukan hanya

seseorang yang suka bersenang-senang tetapi perempuan juga mempunyai hati yang

tulus dan bening.

Novel ini juga menceritakan seorang perempuan yang bernama A Ling, perempuan

yang sangat dicintai oleh Ikal.

A Ling tertidur di geladak. Dia kini telah tumbuh menjadi wanita

dewasa yang sangat mengagumkan. Ia menuruni semangat leluhurnya sebagai

perantau yang gagah berani yang tidak takut pada apapun, tidak takut pada

kerasnya kehidupan. A Ling terdampar di pulau Batuan yang kehidupannya

sangat keras dan berkali-kali ia gagal menyebrangi selat Singapura (Andrea :

431).
A Ling adalah seorang perempuan yang sangat kuat dan tangguh, mampu

menghadapi penderitaan hidup yang amat menyakitkan.

Вам также может понравиться