Вы находитесь на странице: 1из 2

Hormon

Senin, 3 Desember, 2001 oleh: Gsianturi


Hormon
Gizi.net - Somatotropin Hormon, Hormon Pertumbuhan (STH)

Oleh Ali Baziad


Penggunaan hormon estrogen untuk wanita menopause telah lama dikenal. Estrogen
dapat meningkatkan kualitas hidup karena kulit menjadi halus dan hubungan seksual
tidak menjadi masalah lagi. Telah terbukti, estrogen dapat mencegah patah tulang,
mencegah penyakit jantung koroner. Bahkan terbukti, pada wanita yang
menggunakan estrogen jangka panjang angka kejadian kanker usus besar menurun
tajam. Namun demikian, fungsi estrogen yang begitu banyak untungnya itu tetap
saja ditakuti dan tak banyak wanita yang menggunakannya.

Kini para ahli di dunia memperkenalkan pemberian jenis hormon lain untuk wanita
menopause, yang tidak memiliki pengaruh terhadap payudara. Hormon tersebut
adalah jenis hormon pertumbuhan (STH). Meskipun mulai banyak diperkenalkan
penggunaannya, masih banyak para ahli yang belum setuju penggunaannya pada
wanita menopause. Padahal, pada anak-anak dengan gangguan pertumbuhan, STH
telah lama digunakan dan tidak banyak menimbulkan silang pendapat lagi.

STH dapat digunakan pada wanita menopause maupun pada pria andropause. Apa
sebenarnya STH ini?

Hormon pertumbuhan manusia pertama kali ditemukan oleh Lid an Papkoff pada
tahun 1956, yang diambil dari kelenjar hipofisis mayat. Pada tahun 1957, Raben
berhasil menggunakan hormon pertumbuhan dari mayat ini pada anak-anak dengan
gangguan pertumbuhan. Sekitar tahun 1960-an sampai 1970-an, makin banyak
negara di dunia mengumpulkan kelenjar hipofisis yang diambil dari mayat-mayat,
mengekstraksi dan menggunakannya untuk pengobatan pada anak-anak dengan
gangguan pertumbuhan.

Sayangnya, untuk mendapatkan jumlah STH dalam jumlah besar diperlukan banyak
sekali mayat, sehingga banyak negara kewalahan untuk menyediakannya. Selain itu,
penggunaan STH dari mayat-mayat ternyata banyak menimbulkan efek samping.
Maka, para ahli mulai mencari sumber lain dari STH, yaitu dengan menggunakan
teknik rekayasa genetika atau yang lebih dikenal dengan istilah rekombinan. Dengan
cara ini dapat dihasilkan STH dalam jumlah besar dan aman untuk digunakan.

Pada saat kita puasa, jarang makan, saat tidur, atau saat berolah raga, terjadi
pengeluaran STH. STH ini meningkatkan pengambilan asam amino oleh sel-sel tubuh.
STH menyebabkan penggunaan gula oleh tubuh berkurang. Kadar gula yang
meningkat akan memicu pengeluaran insulin, dan insulin memicu perubahan
karbohidrat menjadi lemak. Padahal, STH justru menghancurkan lemak.

STH disebut juga sebagai “hormon penghemat”. Hal ini dapat dilihat pada orang yang
sedang puasa, lapar, atau sedang berolah raga. Dalam keadaan seperti ini, terjadi
peningkatan pengeluaran STH. Mobilisasi lemak dari sel-sel lemak pun meningkat
dalam jumlah besar, sehingga tersedia energi dalam jumlah besar pula. Penggunaan
gula oleh tubuh juga berkurang dengan sendirinya, dan terjadi penghematan energi.

Karena itu untuk mengurangi berat badan, maka olah raga yang teratur, atau
berpuasa, ataupun mengurangi makan merupakan cara terbaik, daripada
menggunakan obat-obat diet yang banyak efek sampingnya. Orang yang terlalu
banyak makan, justru pengeluaran STH terhambat, sehingga tidak heran kalau berat
badan terus bertambah.

Sebelum penggunaan STH pada orang dewasa, maka harus dibuktikan terlebih
dahulu, apakah pada orang tersebut benar-benar terjadi kekurangan hormon STH.
Dengan meningkatnya usia, biasanya produksi STH berkurang. Estrogen pada wanita
dan testosteron pada pria merangsang produksi hormon STH. Begitu wanita
memasuki usia menopause, atau pria memasuki usia andropause, produksi STH pun
menurun. Tanda-tanda rendahnya STH dapat dilihat berupa :
¨ Merasa kurang sehat, mudah lelah, perasaan tertekan, kurang bergairah, kurang
tenaga, emosi yang berlebihan, kurang bergaul (mengisolasi diri).
¨ Badan gemuk, di mana terjadi penumpukan lemak di perut, masa otot berkurang
¨ Kulit kering, atau keriput akibat berkurangnya cairan. Tulang menjadi rapuh, dan
mudah patah. Kadar HDL kolesterol rendah, sehingga risiko terkena penyakit jantung
koroner.
¨ Kaki dan tangan dingin/basah, keinginan tidur yang berlebihan.

Tentu dengan sendirinya untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh


kekurangan hormon STH adalah dengan pemberian hormon STH dari luar. Pada
wanita menopause, atau andropause memang terjadi penurunan produksi STH,
namun dengan pemberian estrogen, ataupun testosteron terjadi peningkatan
produksi STH, sehingga STH sangat jarang digunakan. Tidak dibenarkan
menggunakan STH tanpa diketahui terlebih dahulu, apakah orang tersebut benar-
benar telah terjadi kekurangan STH.

Di kalangan wanita dewasa ini timbul kesan, seolah-olah STH ini merupakan hormon
segala-galanya. Banyak yang menggunakan untuk mengurangi berat badan, untuk
kecantikan, dan untuk hal-hal lainnya lagi, yang tidak rasional. (Dr med Ali Baziad
SpOG-KFER, bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta)

Sumber : Kompas, Minggu, 2 Desember 2001

Вам также может понравиться