Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
“Kami bersyahadat Laa ilaaha illa Allahu dan Muhammad Rasul Alloh.
Kami juga berkeyakinan bahwa Alloh adalah yang Maha Pencipta,
Pemberi Rezeki, Pengatur (alam semesta), Pemberi mudharat dan
manfaat, di tangan-Nyalah segala sesuatu dan Dia-lah yang
menurunkan hujan. Kami juga tahu bahwa mayit (wali Alloh) tidaklah
memiliki kemanfaatan dan kemudharatan dengan sendirinya. Akan
tetapi dia (si mayit ini) adalah seorang yang shalih dan memiliki
kedudukan di sisi Alloh. Maka dari itu, kami berdo’a dan bertawassul
kepada Alloh melalui perantaraannya, supaya dirinya memberikan
syafa’at bagi kami di sisi Alloh sehingga do’a kami maqbul (diterima).
Dia (si mayit ini) adalah penengah antara kami dengan Alloh, karena
ketaatan kami amatlah sedikit sedangkan dosa kami amatlah
berlimpah, sehingga apabila kami meminta langsung kepada Alloh
tanpa penengah, maka niscaya do’a kami takkan diterima dikarenakan
banyaknya dosa kami. Karena itulah kami jadikan seorang wali (yang
telah mati) sebagai penengah antara diri kami dengan Alloh.”
Pertama, syahadat Laa ilaaha illa Allahu dan Muhammad Rasul Alloh
itu memiliki pembatal-pembatal dan barangsiapa yang melakukan
salah satu diantara pembatal-pembatal ini maka telah kafir, walaupun
dia mengucapkan (syahadat ini) dengan lisannya setiap hari, kecuali
apabila ia bertaubat dari pembatal ini dan ruju’ (kembali kepada
kebenaran).
Dan tatkala Nabi hendak mensholati pemimpin kaum munafiqin, Abdullah bin ‘Ubay bin Salul, turunlah
ayat ini :
َ َ
ِ ّ فُروا ِبالل
ه َ َم ك
ْ ه
ُ ّ ه إ ِن
ِ ر
ِ ْ قبَ عَلىَ م ْ قُ َ وَل ت
َ داً َ ت أب َ ما َ مْ ه
ُ ْ من
ِ د َ عَلى أ
ٍ ح َ ل َ ُ وَل ت
ّ ص َ
ن َ قوُ س
ِ فاَ م ْ هُ و َ ماُتوا َ و َ هِ ِ سولُ وَرَ
Demikian pula dengan apa yang kita dengar pada zaman ini dari anak-
anak kaum muslimin, yaitu apabila mereka marah maka mereka akan
mencela Alloh dan Rasul-Nya serta mencela agama ini, maka hal ini,
tidak diragukan lagi akan kekafirannya, walaupun mereka
mengucapkan Laa ilaaha illa Allahu dan Muhammad Rasul Alloh dan
walaupun mereka berada di tengah-tengah kaum muslimin.
Maka saya jawab : Aqidah semacam ini saja tidaklah cukup, namun kita juga harus mentauhidkan Alloh
Yang Maha Suci di dalam segala bentuk peribadatan dan tidak boleh kita palingkan kepada selain-Nya.
Kita tidaklah beribadah melainkan hanya kepada Alloh dan termasuk diantara bentuk ibadah adalah sholat,
sujud, berkurban dan berdo’a. Maka kita tidaklah sholat melainkan hanya kepada Alloh, kita tidak sujud
kepada selain Alloh dan kita tidak pula berkurban dan berdo’a kepada selain Alloh. Apabila Anda
berkeyakinan bahwa Rabb Yang Maha Suci, Dia-lah yang menurunkan hujan, lantas mengapa Anda
memohon hujan kepada selain-Nya? Mengapa Anda berucap : “Ya Syaikh Faris, datangkanlah hujan!!!”
َ َ َ ًء ماء َ
ّ ُ قول
ن ُ َ ها ل َي
َ ِ وت
ْ م
َ د
ِ ع
ْ َن بْ م
ِ ض َ ه اْلْر ِ ِ حَيا ب ْ فأ َ ِ ما َ س ّ ن ال َ مِ لَ ن ن َّز ْ م
َ م ُ َ سأل ْت
ْ ه ْ ِ ول َئ
َ ن َ
ن ُ َ َ ْ َ ْ ّ ْ ُ ّ
َ قلو ِ ع
ْ َم ل ي ْ ُه
ُ ر ث ك أ ل َ ب ه
ِ لِ ل ُ د م
ْ ح
َ ل ا لِ ق ه
ُ ل ال
Dan firman-Nya :
ن ُ ف
َ كو ْ ُ فأ َّنى ي
َ ؤ ُ ّ ن الل
َ ه ّ ُ قول
ُ َ م ل َي
ْ ه َ َ خل
ُ ق َ ن
ْ م
َ م
ْ ه
َ
ُ َ سأل ْت ْ ِ ول َئ
َ ن َ
Demikian pula kaum kuffar yang menisbatkan anak bagi Alloh (Nasrani
pent
), mereka meyakini bahwa bumi dan seisinya adalah milik Alloh,
dan bahwasanya Alloh-lah Rabb (pengatur) langit yang tujuh dan
pemilik Arsy yang agung serta di tangan-Nya Subhanahu berada
kekuasaan atas segala sesuatu sedangkan Ia melindungi dan tiada
yang dapat terlindungi dari-Nya . 5
فَل َ َل أ ْ ق ُ ه ِ ّ ن ل ِل َ قوُلو ُ َ سي َ (*) ن َ مو ُ َ عل ْ َم ت ْ ُ ن ك ُن ْت ْ ِ ها إ َ في ِ ن ْ م َ و َ ض ُ ن اْلْر
َ
ِ م َ ِل ل ْ ق ُ
ن
َ قولو ُ ُ َ سي َ (*) ِ ظيم ِ ع ْ
َ ش ال ْ ْ ق ُ (*) ن َ ت َذَك ُّرو
ِ عْر َ ب ال ّ وَر َ ع ِ ْ سب ّ ت ال ِ وا َ ما َ س ّ ب ال ّ ن َر ْ مَ ل
َ
هِ ْ عل َي َ جاُر َ ُ وَل ي َ جيُر ِ ُو ي َ ه
ُ و َ ء ٍ ي
ْ ش َ ل ّ ُت ك ُ كو ُ َ مل َ ه ِ د ِ َ ن ب ِي ْ م َ ل ْ (*) ن َ قو ُ ّ فَل ت َت َ لأ ْ ق ُ هِ ّ ل ِل
ق ْ َ ْ َ ن )*( ب َ َ ل ْ ق ُ ه ّ ُ ُ َ سي َ ُ
ّ ح َ م ِبال ْ ه ُ ل أت َي َْنا َ حُرو َ س ْ ُ فأّنى ت ِ ن ل ِل َ قولو َ (*) ن َ مو ُ عل ْ َم ت ْ ُ ن كن ْت ْ ِإ
ه
ٍ ِ َ ل إ لّ ُ ك بَ َ ه َ ذَ ل ذا ً إ ه َ ل إ
ِ ٍ ِ ْ ِ ُ َ َ َ ن م ه ع م ن كا َ ما و
َ َ ٍ َ ْ ِ ُد َ ل و ن م ه ّ ل ال َ ذ خَ ّ ت ا ما َ (*) ن بو
َ ُ ِ ذ كا َ َ ل م ْ ُ ّ وإ ِن
ه َ
ن َ فو ُ ص ِ َ ما ي ّ ع
َ ه
ِ ّ ل ال نَ حاَ ْ ب سُ ض ع
ْ َ ب لى َ ع
َ م
ْ ه
ُ ض ُ ع
ْ َ ب ل َ ع
َ َ ل و
َ َ ق َ ل خ
َ ما َ ِ ب
ٍ
Ketiga, Ucapan mereka : “Kami juga tahu bahwa mayit (wali Alloh)
tidaklah memiliki kemanfaatan dan kemudharatan dengan sendirinya.
Akan tetapi dia (si mayit ini) adalah seorang yang shalih dan memiliki
kedudukan di sisi Alloh. Maka dari itu, kami berdo’a dan bertawassul
kepada Alloh melalui perantaraannya, supaya dirinya memberikan
syafa’at bagi kami di sisi Alloh sehingga do’a kami maqbul (diterima).
Dia (si mayit ini) adalah penengah antara kami dengan Alloh.”
َعن ْد
ِ ؤَنا ُ عا َ فَ ش ِ ؤَل
ُ ء ُ ه َ قوُلو
َ ن ُ َ ويَ م ْ هُ ع َ ْ وَل ي َن
ُ ف َ م ْ هُ ضّر ُ َ ما َل ي َ ه ِ ّ ن الل
ِ دو ُ ن ْ م ِ ن َ دو ُ ُ عب
ْ َ وي
َ
ه َ ن حا ب س ض رَ ْ
ل ا في ِ لَ و ت وا ما س ال في ِ م َ ل ع ي ل َ ما ب هّ ل ال ن ئوُ ب َ نُ تَل أ
ْ ُ
ق ه ّ ل ال
ُ َ ْ ُ ِ ْ َ ِ َ َ ّ ُ ْ َ َ ِ َ َ ّ ِ
ن
َ كو ُ رِ ش ْ ُ ما ي ّ عَ عاَلى َ َ وت
َ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfaatan, dan mereka berkata: “mereka itu adalah pemberi
syafa’at kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit
dan tidak (pula) d ibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa
yang mereka mempersekutukan (itu).” (QS Yunus : 18)
Imam Ahmad, Nasa’I, Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban
–di dalam Shahihnya-, Al-Hakim –di dalam Mustadraknya- dan Bukhari
-di dalam Al-Adabul Mufrad- meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Do’a adalah
ibadah”.
Maka katakanlah kepadaku –semoga Alloh memberkahi Anda-, ucapan
siapakah yang akan kita ambil dan dengan siapa kita berhukum di
dalam masalah ini?!! apakah kita akan mengambil ucapan orang yang
tidak berucap dari hawa nafsu melainkan hanyalah wahyu yang
diwahyukan kepada beliau, yaitu “do’a adalah ibadah”, ataukah kita
mengambil ucapan orang yang membodohi ummat dengan
perkataannya, “do’a bukanlah termasuk ibadah”???
م
ْ ه
ِ س ُ ْ في أ َن
ِ ف ِ دوا ِ َ م َل ي
ُ ج ّ ُم ثْ ه
ُ َ جَر ب َي ْنَ شَ ما َ في
ِ ك َ موُ ّ حكَ ُ حّتى ي َ ن
َ مُنو ْ ُ ك َل ي
ِ ؤ َ فَل
َ ّ وَرب َ
ما
ً سِليْ َ موا ت ّ
ُ سل َ ُ وي
َ تَ ْ ضي
َ ق َ ماّ مِ جا ً حَر
َ
Katakanlah padaku –semoga Alloh memberkahi Anda-, dengan ucapan siapakah kita berhukum?
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al-
Ahzab : 36)
ن
َ دي
ِ َ عت ُ ْ ب ال
ْ م ِ ُ ه َل ي
ّ ح ُ ّ ة إ ِن ْ خ
ً َ في ُ و
َ عا
ً ضّر ْ ُ عوا َرب ّك
َ َم ت ُ ْ اد
Do’a adalah ibadah. Ibnu Jarir berkata : “Ali bin Sahl menceritakan
kepada kami, Ma’mal menceritakan kepada kami, ‘Imarah
menceritakan kepada kami, dari Tsabit beliau berkata : Aku berkata
kepada Anas, “Wahai Abu Hamzah, apakah Anda pernah
menyampaikan bahwa do’a itu separoh dari agama?” Beliau
menjawab, “Tidak, bahkan do’a itu adalah ibadah seluruhnya.”
Ibnu Jarir berkata mengenai tafsir ayat ini : “ Alloh Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah”, mencintai
dan menyembah kepada selain Alloh, mereka berkata tentang
sesembahannya, “kami tidaklah menyembahmu wahai tuhan-tuhan
sekalian melainkan hanyalah untuk mendekatkan diri kami kepada
Alloh dengan sedekat-dekatnya peribadatan dan kedudukan. Adapun
kalian hanyalah memberikan syafa’at kepada kami di sisi Alloh di
dalam memenuhi hajat (keperluan) kami.” Dan perkataan kaum kuffar
di dalam ayat ini, “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”
mencakup seluruh bentuk ibadah, bahkan ibadah seluruhnya.
Kemudian dikatakan kepada orang musyrik ini, “kamu jika berdo’a kepada mayit ini dan apabila kamu
yakin bahwa dia yang lebih tahu tentang keadaanmu dan dia yang lebih mampu di dalam memenuhi
permintaanmu atau lebih menyayangimu, maka hal ini merupakan suatu kebodohan, kesesatan dan
kekufuran. Jika kamu telah mengetahui bahwa hanya Alloh-lah yang lebih mengetahui, lebih mampu dan
lebih menyayangi, lantas mengapa kamu palingkan dirimu dari meminta kepada Alloh dengan meminta
kepada selain-Nya??
Jika kamu telah tahu bahwa (wali/mayit itu) lebih dekat di sisi Alloh
dibandingkan dirimu, maka ini benar. Namun ini adalah perkataan
yang benar dimaksudkan untuk suatu kebatilan. Karena
sesungguhnya, apabila ia (wali/mayit itu) lebih dekat dan lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan dirimu, maka maknanya adalah Alloh-lah
yang membalas ganjaran dan memberi lebih banyak (keutamaan ini)
kepadanya daripada yang Ia berikan kepadamu. Bukanlah maknanya
apabila kamu berdo’a kepada mayit itu maka Alloh akan memenuhi
permintaanmu lebih besar daripada yang Alloh berikan apabila kamu
meminta hanya kepada Alloh semata. Jika demikian maksudmu, maka
kamu layak diganjar dengan siksa dan do’amu ditolak –dikarenakan di
dalam do’amu terdapat unsur perbuatan dosa-. Nabi dan orang-orang
shalih, tidaklah akan menolong dan mengusahakan sesuatu yang Alloh
membencinya. Apabila tidak demikian halnya, maka Alloh-lah yang
lebih berhak di dalam merahmati dan menerima (do’a).” 7
Saya katakan : Apabila dosa Anda berlimpah, maka yang demikian ini
seharusnya tidaklah menghalangi Anda untuk berlindung kepada Alloh
dan merendahkan diri kepada-Nya karena Alloh Subhanahu telah
mengetahui hal ini (dosa-dosa anda). Alloh Subhanahu berfirman di
dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam dari Rabb al-‘Alamien (pemelihara alam semesta) :
َ ِ ضطَّر إ َ
َسوء
ّ ف ال ِ ْ وي َك
ُ ش َ ُعاه
َ َذا د ُ ْ ب ال
ْ م ُ جي
ِ ُن ي
ْ م
َ م
ْ أ
ِ ّ ن ِبالل
ه َ مُنو ْ ُ ن ك ُن ْت
ْ ُم ت
ِ ؤ ْ ِل إ ِ سوُ والّر ِ ّ دوهُ إ َِلى الل
َ ه َ ء
ّ فُر ٍ يْ ش َ في
ِ م
ْ ُ عت
ْ ن ت ََناَز َ
ْ ِ فإ
ًويل ْ خير وأ َحسن ت َأ َ َ ْ ْ
ِ ُ َ ْ َ ٌ ْ َ ر ذَل ِك ِ خ
ِ وم ِ ال ْ َ واليَ
ِ ْ وإ ِل َي
ه ُ ْ وك ّل
َ ت ِ ْ عل َي
َ َه ت ُ ّ م الل
َ ه َرّبي ِ ّ ه إ َِلى الل
ُ ُ ه ذَل ِك ُ ْ حك
ُ م َ ء
ُ ف ٍ ي َ ن
ْ ش ْ م
ِ ه
ِ في
ِ م ْ َ خت َل
ْ ُ فت ْ ما ا
َ و
َ
ب نيُ أ
ُ ِ
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah)
kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah
Tuhanku. kepada-Nya lah Aku bertawakkal dan kepada-Nyalah Aku
kembali.” (QS Asy-Syuuro : 10)
-OOO-
Footnote :
7 Al-Fatawa (27/74-75)
Segala puji hanya milik Alloh semata, dan semoga sholawat dan salam dari Alloh
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi yang tiada nabi setelahnya, dan atas keluarga, dan
sahabatnya serta setiap orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka hingga hari kiamat,
amma ba’du: Sesungguhnya Komite Tetap Untuk Riset Ilmiah dan Fatwa (Kerajaan Saudi Arabia) telah
membahas berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya dan beberapa pendapat dan tulisan yang dimuat
di berbagai media masa seputar seruan kepada “Persatuan Agama”: Agama Islam, Yahudi, Nasrani, beserta
tindakan yang merupakan kelanjutan darinya, yaitu berupa seruan untuk membangun Masjid, Gereja, dan
tempat peribadatan lainnya dalam satu lokasi, di areal kampus, bandar udara dan tempat-tempat umum.
Juga seruan untuk mencetak Al Quran, Taurat, dan Injil dalam satu kitab. Dan masih banyak lagi berbagai
perwujudan dari seruan “Persatuan Agama” ini, ditambah lagi berbagai muktamar, seminar, dan organisasi
di berbagai belahan dunia, baik di timur atau di barat.Dan setelah mengamati dan mengkaji permasalahan
ini, maka Komite memutuskan hal-hal berikut:
Pertama
Di antara salah satu prinsip utama akidah (keyakinan) agama Islam yang telah diketahui
oleh setiap orang muslim, dan telah disepakati oleh seluruh kaum muslimin ialah:
Bahwasanya tiada di muka bumi agama yang benar selain agama Islam. Dan agama Islam
adalah sebagai penutup dan penghapus seluruh agama, ajaran dan syariat yang datang
sebelumnya. Dengan demikian tidaklah tersisa di atas muka bumi satu agama pun yang
diperbolehkan untuk dijalankan dalam rangka beribadah kepada Alloh selain agama
Islam. Alloh Ta’ala berfirman:ن َ م
ِ ة ِ َ و ِفي ا ْل
ِ خَر َ ُه وَه
ُ ْ من
ِ ل ْ ُ سل َم ِ ِديًنا فََلن ي
َ َ قب ْ ِ من ي َب ْت َِغ غ َي َْر ا ْل
َ َو
ن
َ ري
ِ س
ِ خا ْ
َ “الBarang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi.” (QS. Ali Imran: 85)Dan yang dimaksud dengan Islam setelah diutusnya Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam ialah agama yang beliau bawa, dan bukan
agama selainnya.
Kedua
Dan di antara salah satu prinsip utama akidah Islam ialah: Bahwasanya kitab Alloh ta’ala
“Al Quran Al Karim” adalah kitab terakhir yang diturunkan dari sisi Alloh Tuhan
semesta alam. Dan Al Quran Al Karim sebagai penghapus dan hakim/tolok ukur bagi
kebenaran seluruh kitab yang pernah diturunkan sebelumnya, yaitu Taurat, Injil dan
lainnya. Dengan demikian sekarang ini tidaklah ada suatu kitab pun yang pernah Alloh
turunkan yang boleh dijadikan pedoman dalam beribadah kepada Alloh selain Al Quran
Al Karim. Alloh ta’ala berfirman:ب ِ ن ال ْك َِتاَ م
ِ هِ ْ ن ي َد َيَ ْ ما ب َيَ ّ صد ًّقا ل
َ م ُ ق ّ حَ ْ ب ِبال َ ْ وََأنَزل َْنآإ ِل َي
َ ك ال ْك َِتا
َ َ
ق
ّ حَ ْ ن ال
َ م َ جآَء
ِ ك َ ما
ّ َم ع
ْ ُوآَءه ْ ِ ه وَل َت َت ّب
َ ْع أه ُ ل الل َ مآأنَزَ ِم ب ْ ُكم ب َي ْن َهُ حْ ه َفا ِ ْ مًنا ع َل َي
ِ ْ مهَيُ َ“وDan telah
Kami turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (tolok
ukur) bagi kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Alloh turunkan, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al Maaidah: 48)
Ketiga
Diwajibkan untuk beriman bahwa (Taurat dan Injil) telah dihapuskan dengan Al Quran
Al Karim, dan keduanya telah mengalami penyelewengan dan perubahan berupa
tambahan dan pengurangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat dalam
Kitab Alloh, Al Quran Al Karim, diantaranya firman Alloh ta’ala:م ْ ُميَثاقَه ّ ضِهم ِ ق ْ َ ما ن َ ِ فَب
ل ُ ه وَل َت ََزا ّ
ِ ِ ما ذ ُكُروا ب ّ م ِ حظا ّ َ سوا ُ َ ه وَن ِ ِ ضعِ وا َ م ّ عن َ م َ
َ ِ ن الكل ْ َ حّرُفو َ ُة ي ً َ سيِ م َقا ُ
ْ ُجعَلَنا قُلوب َه ْ َ َم و ْ ُل َعَّناه
م
ْ ُمن ْه ّ ً م إ ِل ّ قَِليل ْ ُمن ْه ّ ة ٍ َ خآئ ِن َ ع ع ََلى ُ ِ (“َ ت َط ّلTetapi) karena mereka melanggar janji-Nya, Kami
kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah
perkataan Alloh dari tempat-tempatnya, dan mereka sengaja melupakan sebagian dari
apa yang mereka telah diperingatkan dengannya. Dan kamu (Muhammad) senantiasa
akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka.” (QS. Al
َ
Maaidah: 13)Dan juga firman Alloh ta’ala: ن َ قوُلو ُ َم ي ّ ُم ثْ ِ ديه ِ ْ ب ب ِأي َ ن ال ْك َِتا َ ن ي َك ْت ُُبو َ ذي ِ ّ ل ل ّل ٌ ْ فَوَي
ُّ ُ َ َ ّ ٌ َ ً َ َ ّ
ما م هم ل ل ي
ّ ّ ُ َْ َ ْ ِ ْ ْ َ و و م ه دي
ِ ي أ ت بَ ت ك ما م
ّ ّ ُهم ل ل ي
َْ و ف ل لي
ِ ق نا
ً م
َ ث ه
ِ ب
ِ ُ روا َ ت ْ
ش َ يِ ل ه
ِ ل ال ِ د عن ِ ن
ْ م
ِ ذاَ َ ه
نَ سُبو ِ ْ “ي َكMaka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab
dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘ini dari Alloh’ (dengan maksud)
untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang dituliskan oleh tangan mereka sendiri, dan
kecelakaan besarlah bagi mereka akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqoroh:
َ قا يل ْوو
79)Dan firman Alloh ta’ala:ب ِ ن ال ْك َِتا َ م ِ ُسُبوه َ ح ْ َ ب ل ِت ِ سن َت َُهم ِبال ْك َِتا ِ ْ ن أل َ ُ َ ً ري ِ ف َ َم ل ْ ُمن ْه ِ ن ّ ِ وَإ
ب َ ْ
َ ِ ه الكذ ِ ن ع َلى الل َ َ قولو ُ ُ َ ه وَي ِ عندِ الل ِ ن ْ م ِ و َ ُماه َ َه و ِ عندِ الل ِ ن ْ م ِ و َ ُن ه َ قولوُ ُ َ ب وَي ْ
ِ ن الك َِتا َ مِ و َ ُماه َ َو
ن َ مو َُ م ي َعْل ْ َ ُ هو “Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar
lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari
Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab, dan mereka mengatakan: ‘Ia (yang dibaca itu
datang) dari sisi Alloh’, padahal ia bukan datang dari sisi Alloh. Mereka berkata dusta
terhadap Alloh, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 78)Oleh karena itu bagian
dari kitab-kitab tersebut yang masih otentik, telah dihapuskan oleh agama Islam, dan
selainnya telah diselewengkan atau diubah. Dan diriwayatkan dalam hadits shahih dari
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau menjadi murka tatkala melihat
bersama Umar bin Khatthab rodhiallohu ‘anhu selembaran yang di dalamnya terdapat
sebagian ayat dari Taurat, dan Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:(ي شك أنت
ّ أف
يا ابن الخطاب! ألم آت بها بيضاء نقية؟ لو كان أخي موسى حيا ما وسعه إل اتباعي( رواه
أحمد والدارمي وغيرهما.“Apakah ada keraguan pada dirimu tentang aku, wahai (Umar)
Ibnul Khatthab! Bukankah aku telah mendatangkannya dalam keadaan putih bersih?
Seandainya saudaraku (nabi) Musa sekarang ini masih hidup, niscaya tidak ada
keleluasaan baginya selain mengikutiku.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad Darimi
dan lainnya)
Keempat
Di antara salah satu prinsip utama aqidah Islam adalah: bahwasanya Nabi kita
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi dan rasul,
َ َ
sebagaimana firman Alloh Ta’ala: م َ َ خات َ َه و ِ ل الل َ سو ُ كن ّر ِ َ م وَل ْ ُ جال ِكَ من ّر ّ ٍ حد َ مد ٌ أَبآ أ ّ ح
َ م ُ ن َ كا َ ما ّ
ن
َ ِّّيي بن “الMuhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah (utusan Alloh) dan penutup nabi-nabi.” (QS. Al Ahzab:
40)Sehingga dengan demikian tidaklah ada seorang rosul pun yang harus diikuti selain
nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan seandainya ada seorang nabi dan
utusan (rosul) Alloh yang masih hidup, maka tidaklah ada keleluasaan baginya selain
mengikutinya shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga tidaklah ada keleluasaan bagi
pengikut mereka (para rasul dan nabi) kecuali mengikutinya, sebagaimana firman Alloh
Ta’ala:ما َ ّ قُ لُ ّ صد
َ م ّ ل
ُُ جآَءك ُم رسو
ُ َ ْ َ م ّ ُة ث ٍ مَ ْ حك ِ َب و ٍ من ك َِتا ّ كم ُ ُ مآَءات َي ْتَ َن ل َ ق الن ّب ِّييَ ميَثا ِ ه ُ خذ َ الل َ َ وَإ ِذ ْ أ
دوا ُ َشه ْ ل َفا َ ري َقاُلوا أ َقَْرْرَنا َقا ِ صْ ِم إ ْ ُ م ع ََلى ذ َل ِك ْ ُ خذ ْت َ َ م وَأ َ َ معك ُم ل َتؤ ْمنن به ول َتنصرنه َقا
ْ ُ ل َءأقَْرْرت ُ ّ ُ ُ َ َ ِ ِ ّ ُ ِ ُ ْ َ َ
ن ّ ن ال ُ َ
َ دي ِ ِ شاه َ مّ معَكم َ “وَأَناDan (ingatlah) ketika Alloh mengambil perjanjian dari para
nabi: ‘Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah,
kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.’ Alloh
berfirman: ‘Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang
demikian itu?’ Mereka menjawab: ‘Kami mengakui.’ Alloh berfirman: ‘Kalau begitu
saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi pula bersama kamu.’” (Ali Imran:
81)Dan nabi ‘Isa ‘alaihi salam ketika beliau turun kembali pada akhir zaman, beliau akan
menjadi pengikut Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan menerapkan
ِ ّ ي ال ُ
syariatnya. Dan Alloh ta’ala juga berfirman:ذي ّ م ّ ي ا ْل ّ ِ ل الن ّب َ سو ُ ن الّر َ ن ي َت ّب ُِعوَ ذيِ ّ ال
ل ِ جي ِ لن ِ ْ ة وَا ِ م ِفي الت ّوَْرا ْ ُعند َه ِ مك ُْتوًبا َ هُ َ دون ُ ج ِ َ (“يYaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul,
Nabi yang ummi (tidak dapat menulis dan membaca) yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” (QS. Al A’raaf:
156)Sebagaimana di antara prinsip dasar akidah dalam Islam ialah bahwa: Kerasulan nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersifat umum untuk seluruh manusia. Alloh
َ ة ِللناس بشيرا ونذيرا ول َك َ “وDan
ta’ala berfirman:ن َ مو ُ َ س ل َي َعْل
ِ ن أك ْث ََر الّنا ّ ِ َ ً ِ َ َ ً ِ َ ِ ّ ً ّكآف َ ّ ك إ ِل َ سل َْنا َ مآأْر َ َ
Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pembawa berita peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)Dan Alloh ta’ala juga berfirman:ل َياأ َي َّها ْ ُق
ميًعا ِ جَ م ُ َ
ْ ه إ ِلي ْك ُ
ِ سول الل ُ س إ ِّني َر ُ “الّناKatakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah
utusan Alloh kepadamu semua.” (QS. Al A’raf: 158), dan ayat-ayat selainnya.
Kelima
Dan di antara prinsip utama Islam: wajib hukumnya untuk meyakini bahwa setiap orang
yang tidak masuk agama Islam, baik orang Yahudi atau Nasrani atau lainnya adalah telah
kafir, dan wajib disebut sebagai orang kafir, dan ia adalah musuh Alloh, Rasul-Nya,
seluruh umat Islam, dan ia akan menjadi penghuni neraka, sebagaimana firman Alloh
ْ َ فروا م
Ta’ala:ة ُ َ م ال ْب َي ّن
ُ ُحّتى ي َأ ت ِي َه
َ نَ ْ فك ّي َ ْ من
ُ ن َ ْ شرِك ِي ُ ْ ب َوال
ْ م ِ َ ل ال ْك ِتِ ْن أهْ ِ ْ ُ َ َن ك َ ْ ن ال ّذ ِي
ِ ُ م ي َكْ “Orang-
orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrikin (mengatakan bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.”
َ فروا م
(QS. Al Bayyinah: 1)Dan Alloh ‘azza wa jalla juga berfirman:ل ِ ْن أهْ ِ ْ ُ َ َن ك َ ْ ن ال ّذ ِي
ّ ِإ
ة ْ َ م َ َ ُ ْ م ْ ْ
ِ ّ شّر الب َرِي ْ ُن فِي َْهآ أولئ ِك ه َ ْ خل ِد ِيَ م َ ّ جهَنَ ي َناِرْ ِن ف َ ْ شرِك ِي ُ ب َوال ِ َ “الك ِتSesungguhnya orang-
orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS
Al Bayyinah: 6), dan ayat-ayat lainnya.Dan juga telah tetap dalam kitab Shahih Muslim
bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:والذي نفسي بيده ل يسمع بي
أحد من هذه المة يهودي ول نصراني ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلت به إل كان من أهل
“النارDemi Zat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah ada seorang pun dari umat
ini yang mendengar tentangku, baik Yahudi atau Nasrani, kemudian ia meninggal
sedangkan ia tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, melainkan ia
akan menjadi penghuni neraka.”Oleh karena itu, barang siapa yang enggan untuk
menganggap kafir orang Yahudi atau Nasrani, maka ia telah kafir, ini sebagai penerapan
terhadap kaidah: “Barang siapa yang tidak menganggap kafir orang kafir, maka ia
sendiri telah kafir”.
Keenam
Dengan mengetahui berbagai prinsip utama aqidah, dan fenomena syariat ini, maka dapat
diketahui bahwa seruan kepada “Persatuan Agama”, pendekatan antaranya, dan
meleburnya menjadi satu ajaran adalah seruan yang buruk lagi keji. Dan tujuan dari
seruan ini ialah mencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan, meruntuhkan dan
menghancurkan prinsip-prinsip agama Islam, serta menyeret kaum muslimin menuju
kepada pemurtadan secara menyeluruh. Sebagai buktinya adalah firman Alloh Ta’ala:َ وَل
عوا َ َ ست
ُ طا ْ نا ْ ُ ن ِدين ِك
ِ ِم إ ْ َم ع ْ ُ دوكّ حّتى ي َُر َ مْ ُ قات ُِلون َك َ “ي ََزاُلوMereka tidak henti-hentinya
َ ُن ي
memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran) seandainya mereka sanggup.” (QS. Al Baqoroh: 217)Dan firman Alloh:دوا ّ َو
وآًء
َ سَ ن ُ
َ فُروا فَت َكوُنو َ
َ ما ك َ
َ نك َ فُرو ْ
ُ و ت َك َ
ْ “لMereka ingin supaya kamu menjadi kafir
sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).”
(QS. An Nisa: 89)
Ketujuh
Dan di antara konsekuensi seruan sesat ini adalah dicampakkannya berbagai perbedaan
antara agama Islam dengan kekufuran, kebenaran dengan kebatilan, yang ma’ruf dengan
yang mungkar, dan diruntuhkannya benteng pemisah antara kaum muslimin dari orang-
orang kafir, sehingga tiada lagi prinsip wala’ dan bara’ (loyal kepada orang islam dan
berlepas diri dari orang kafir), dan tiada lagi kata jihad dan berperang demi menegakkan
kalimat Alloh di muka bumi, padahal Alloh Yang Maha Agung lagi Maha Suci
berfirman:ه ُ ُ سول ُ ه وََر ُ م الل
َ حّرَ ما
َ نَ موُ حّر َ ُ ر وَل َيِ خِ َ ه وَل َ ِبال ْي َوْم ِ ا ْل ِ ن ِبالل ِ ْ ن ل َي ُؤ
َ مُنو ِ ّ َقات ُِلوا ال
َ ذي
ُ
م
ْ ُعن ي َدٍ وَه
َ ة َ َ جْزيِ ْ طوا الُ ْحّتى ي ُع
َ بَ ن أوُتوا ال ْك َِتا َ ذي ِ ّ ن الَ م ِ ق ّ ح َ ْ ن الَ ن ِديَ ديُنوِ َ وَل َي
نَ صاِغُرو َ “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan tidak pula
kepada hari akhir, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Alloh
dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar, yaitu orang-orang yang
diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan
patuh sedangkan mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At Taubah: 29)Alloh Yang Maha
Agung lagi Maha Tinggi juga berfirman:ة ً ّكآف ْ ُ قات ِل ُوْن َك
َ م َ َة ك
َ ُ ما ي َ ن
ً ّكآف ُ ْ وََقات ُِلوا ال
ْ م
َ ْ شرِك ِي
َ
ن
َ ْ قي ُ ْ ع ال
ِ ّ مت َ م
َ ه
َ ن الل
ّ وا أ ُ َ “َواع ْلDan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
ْ م
mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Alloh beserta
orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah: 36)
Kedelapan
Sesungguhnya seruan kepada “Persatuan Agama” bila dilakukan oleh seorang muslim,
maka tindakannya ini dianggap sebagai kemurtadan yang nyata dari agama Islam, karena
seruan ini berlawanan dengan prinsip aqidah, sehingga menjadikanmu ridho dengan
kekufuran kepada Alloh ‘azza wa jalla, mendustakan kebenaran Al Quran, dan perannya
sebagai penghapus seluruh kitab suci sebelumnya. Sebagaimana seruan ini juga
mendustakan bahwa agama Islam sebagai penghapus seluruh syariat dan agama
sebelumnya. Dengan dasar itu, maka seruan ini adalah pemikiran yang tertolak menurut
syariat, diharamkan dengan tegas oleh seluruh dalil-dalil syari’at dalam Islam, yaitu Al
Quran, As Sunnah dan Ijma (konsensus ulama islam).
Kesembilan
Berdasarkan hal-hal di atas, maka jelaslah bahwa:
1. Tidak boleh bagi seorang muslim yang beriman kepada Alloh sebagai Tuhannya,
Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan utusan Alloh, untuk
ikut andil dalam menyerukan pemikiran sesat ini (persatuan agama), atau
memberi dukungan kepadanya, atau membiarkannya berjalan di tengah-tengah
umat islam, apalagi sampai menerimanya, ikut andil dalam berbagai muktamar,
dan seminar tentangnya, dan menjadi anggota perkumpulannya.
2. Tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk mencetak Taurat dan Injil walau
secara terpisah, terlebih-lebih mencetaknya bersama Al Quran dalam satu
sampul!! Barang siapa yang melakukannya atau menyeru kepadanya berarti ia
berada dalam kesesatan yang amat jauh, karena tindakan ini berarti
mencampuradukkan antara kebenaran yaitu Al Quran Al Karim dengan kitab
yang telah diselewengkan atau kebenaran yang telah dihapuskan, yaitu Taurat dan
Injil.
3. Sebagaimana tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk menerima seruan
membangun masjid, gereja dan tempat peribadatan lainnya dalam satu lokasi,
karena tindakan ini merupakan pengakuan terhadap agama selain Islam dalam
peribadatan kepada Alloh, dan pengingkaran terhadap keunggulan agama Islam di
atas selainnya. Sebagaimana tindakan ini juga merupakan seruan secara tindak
langsung kepada pengakuan bahwa agama yang benar itu ada tiga, dan bagi
penduduk bumi ada kebebasan untuk memilih salah satunya sebagai agama yang
ia anut, dan kedudukan ketiganya adalah sama, dan Islam bukan sebagai
penghapus bagi agama sebelumnya.
Tidak diragukan lagi bahwa mengakui hal ini atau meyakininya atau rela dengannya
adalah kekufuran dan kesesatan, karena hal itu nyata-nyata menyelisihi Al Quran Al
Karim, As Sunnah dan kesepakatan (konsensus) umat Islam. Sebagaimana hal ini juga
merupakan pengakuan bahwa penyelewengan yang dilakukan oleh umat Yahudi dan
Nasrani terhadap kitab suci mereka adalah benar dan selaras dengan wahyu dari Alloh,
Maha Tinggi Alloh dari yang demikian. Sebagaimana tidak diperbolehkan untuk
menyebut gereja dengan sebutan “rumah Alloh”, atau beranggapan bahwa penganutnya
sedang beribadah dengan ibadah yang benar dan diterima Alloh di dalamnya, karena
sebenarnya yang mereka lakukan adalah ibadah yang tidak diajarkan oleh agama Islam,
padahal Alloh ta’ala berfirman:ن
َ م
ِ ة ِ َ و ِفي ا ْل
ِ خَر َ ُه وَه
ُ ْ من
ِ ل ْ ُ سل َم ِ ِديًنا فََلن ي
َ َ قب ْ ِ من ي َب ْت َِغ غ َي َْر ا ْل
َ َو
ن
َ ري
ِ س
ِ خا ْ
َ “الBarang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
merugi.” (Ali Imran: 85)Akan tetapi gereja adalah rumah-rumah yang dijalankan
padanya kekufuran kepada Alloh, kita berlindung dari kekufuran dan pelakunya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa (22/162) berkata: “Gereja dan
rumah peribadatan Yahudi bukanlah rumah-rumah Alloh, rumah-rumah Alloh hanyalah
masjid-masjid, akan tetapi –gereja dan rumah ibadah umat Yahudi- adalah rumah-rumah
yang dilakukan padanya amal kekufuran kepada Alloh, walaupun kadang kala nama
Alloh disebut di dalamnya; karena sesungguhnya status rumah ibadah selaras dengan
status penghuninya,karena penghuni rumah ibadah tersebut adalah orang-orang kafir,
sehingga gereja adalah rumah peribadatan orang-orang kafir.”
Kesepuluh
Dan di antara hal yang wajib diketahui adalah: Sesungguhnya mendakwahi/mengajak
orang-orang kafir secara umum, dan ahlul kitab secara khusus kepada agama Islam
merupakan tanggung jawab (kewajiban) atas seluruh kaum muslimin, hal ini selaras
dengan berbagai dalil yang jelas dari Al Quran dan As Sunnah. Akan tetapi dakwah itu
tidaklah dilakukan melainkan dengan cara menjelaskan dan mengadakan perdebatan
dengan cara yang baik, dan dengan tidak mengalah sedikit pun tentang syariat Islam. Ini
semua demi menumbuhkan pada diri mereka rasa percaya kepada Islam, dan agar mereka
masuk Islam atau demi menegakkan hujjah (penjelasan) kepada mereka, agar setiap
orang yang binasa itu, binasanya dengan keterangan yang nyata, dan orang yang hidup
itu, hidupnya dengan keterangan yang nyata. Alloh Ta’ala berfirman:ب ِ ل ال ْك َِتا َ ْل َياأ َهْ ُق
َ َ
ضا ع ب ناض ع ب َ ذ
ً ْ َ َ ُ ْ َ ِ َّ َ ْ
َ
خت ي َ لو ً
ئا ي َ
ش ه ب َ
ك
ِ ِ ِ ُ َ َرش ْ ن َ لو هالل ّ ل إ د بع
ِ َ َُْ ن ّ ل أ م ُ كنيبو نانيب ٍ ءوآ
ْ َََْ َََْ َ َ ٍ َ ِ
َ
س ة م لَ ك لى ِ ْ َ ت ََعال
إ وا
ن
َ موُ ِ سل
ْ مُ دوا ب ِأّنا ُ َشه ُ
ْ قولوا ا ُ َوا ف ّ
ْ ه فَِإن ت َوَل
ِ ن الل
ِ دو ُ من ّ “أْرَباًباKatakanlah: Hai Ahli Kitab,
marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tiada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Alloh dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Alloh. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
‘Saksikanlah, bahwa kami adalah kaum muslimin (orang-orang yang berserah diri
kepada Alloh).’” (QS. Ali Imran: 64)Adapun beradu argumentasi, berkumpul dan
bermusyawarah dengan mereka guna menuruti kehendak, dan merealisasikan keinginan
mereka, serta meruntuhkan prinsip-prinsip Islam dan dasar-dasar keimanan selaras
dengan yang mereka inginkan, maka ini adalah sikap yang batil, dan ditentang oleh
Alloh, Rasul-Nya dan seluruh kaum mukminin, hanya kepada Alloh-lah kita memohon
pertolongan atas segala yang mereka kerjakan. Alloh ta’ala berfirman:ك َ فت ُِنو ْ َ م َأن ي ْ ُحذ َْرهْ َوا
َ ْ ه إ ِل َي
ك َ مآ َأنَز
ُ ل الل َ ض
ِ ْعن ب َع
َ “Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Alloh kepadamu.”
(QS. Al Maaidah: 49)Dan Komite Tetap Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa, ketika
memutuskan dan menjelaskan hal ini kepada umat manusia, juga berpesan kepada kaum
muslimin secara umum, dan para ulama’ secara khusus agar senantiasa bertakwa dan
mengingat Alloh, membela agama Islam dan membentengi akidah kaum muslimin dari
kesesatan dan kekufuran beserta para penyerunya. Sebagaimana hendaknya mereka juga
memperingatkan kaum muslimin dari bahaya seruan kekufuran nan sesat ini, yaitu
“Persatuan Agama” agar mereka tidak terperdaya oleh berbagai propagandanya.
Sebagaimana kami juga memohonkan pelindungan kepada Alloh bagi setiap orang
muslim agar tidak menjadi penyebab masuknya kesesatan ini ke dalam negeri kaum
muslimin, dan mempropagandakannya di tengah-tengah mereka. Kami memohon kepada
Alloh dengan menyebut nama-namaNya Yang Indah dan sifat-sifatNya Yang Mulia, agar
melindungi kita semua dari berbagai fitnah yang menyesatkan, dan menjadikan kita
sebagai orang yang memberi petunjuk lagi mendapat petunjuk, pembela agama Islam,
dengan dasar petunjuk, dan cahaya dari Tuhan kita, hingga akhirnya kita berjumpa
dengan-Nya sedangkan Dia ridho dengan kita.Taufik hanya ada di Tangan Alloh, dan
semoga sholawat dan salam dari Alloh senantiasa terlimpahkan kepada nabi kita
Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabat.
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah adzab
kubur terhadap orang mukmin yang berbuat maksiat dapat
diringankan ?
Jawaban
Ya, kadang-kadang diringankan, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah lewat dua kubur lalu berkata : “Keduanya benar-benar
sedang diadzab, keduanya diadzab karena hal yang besar, benar, dia
itu hal yang besar, salah satunya diadzab karena tidak bersuci dari
kencing, atau beliau berkata : “Tidak bertabir waktu kencing, dan yang
lain diadzab karena suka mengadu domba/membuat fitnah”. Kemudian
beliau mengambil pelepah yang masih basah, lalu dibagi dua
kemudian menancapkan pada tiap kubur satu buah dan berkata :
“Semoga adzab keduanya diringankan selama pelepah itu berlum
kering” [1]
Ini merupakan dalil bahwa terkadang adzab kubur itu bisa diringankan,
namun apa hubungan antara dua pelepah kurma yang basah itu
dengan diringankannya dua orang yang sedang diadzab ini ?
[1]. Ada yang berpendapat bahwa kedua pelepah ini senantiasa
bertasbih selama belum kering, sedangkan tasbih bisa meringankan
adzab bagi si mayit. Kesimpulan dari illat ini –yang kadang meleset
jauh- bahwasanya disunnahkan kepada manusia untuk pergi ke
kuburan dan bertasbih di sisinya agar adzabnya diringankan.
[2]. Sebagian ulama berkata : Penentuan seperti diatas adalah lemah
karena dua pelepah itu tetap bertasbih baik dalam keadaan basah
maupun kering, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih
dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun” [Al-Isra : 44]
[Disalin dari kitab Majmu Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu
Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah dan Ibadah,
Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka
Arafah]
__________
Foote Note
[1]. Dikeluarkan oleh Bukhari, Kitabul Janaiz, Bab Adzabul Qabri Minal
Ghibah wal Baul : 1378 dan Muslim, Kitab Thaharah, bab Ad-Dalil A’la
Najasatil Baul wa Wujubil Istira’ minah : 292
[2]. Diriwayatkan oleh Abu Daud, kitabul Jazaiz, bab Istighfar ‘indal
qabri Lil Mayyit Fi Waqtil Inshairat : 3221]