Вы находитесь на странице: 1из 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Pemuliaan tanaman
dengan judul “Peranan meningkatkan varietas baru” untuk melengkapi tugas kelompok

di agroteknologi uin suska riau.

Terima kasih disampaikan kepada Ibu Rosmaina. Sp, M,si selaku dosen mata kuliah
Pemuliaan tanaman yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas
ini.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah Pemuliaan tanaman.

Pekanbaru, 1 juni 2011

penyusun

Pemuliaan tanaman | 1
Pendahuluan

Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit
varietas unggul baru. Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan dengan memanfaatkan
plasma nutfah yang tersedia di alam dan dapat pula dengan melakukan persilangan. Sifat-sifat
tertentu sering tidak ditemukan pada sumber gen yang ada sehingga teknologi lainnya perlu
diterapkan. Salah satu teknologi pilihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
keragaman genetik tanaman adalah melalui teknologi kultur in vitro. Kultur in vitro biasanya
merupakan sumber terkaya dalam memproduksi variasi genetik. Dalam beberapa publikasi
penggunaan regeneran dinamakan sesuai dengan asal regenerasi tanaman baru tersebut.
Misalnya tanaman yang berasal dari kalus disebut calliclones (Skirvin dan Janik 1976),
sedang tanaman yang berasal dari protoplas disebut protoclones (Shepard et al. 1980). Larkin
dan Scowcroft (1981) menghasilkan berbagai variasi somaklonal yang tersebar secara luas
dan disebutkan bahwa tanaman yang berasal dari berbagai bentuk kultur sel disebut
somaclones dan variasi genetik yang terjadi termasuk variasi/keragaman somaklonal.

Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik yang dihasilkan melalui kultur


jaringan (Larkin dan Scowcroft 1981; Scowcroft et al. 1985). Menurut Wattimena (1992)
keragaman somaklonal berasal dari keragaman genetik eksplan dan keragaman genetik yang
terjadi di dalam kultur jaringan. Keragaman pada eksplan disebabkan adanya sel-sel
bermutasi maupun adanya polisomik dari jaringan tertentu. Keragaman genetik yang terjadi
di dalam kultur jaringan disebabkan oleh penggandaan jumlah kromosom (fusi endomitosis),
perubahan struktur kromosom (pindah silang), perubahan gen dan sitoplasma (Evans dan
Sharp 1986; Ahlowalia 1986). Dengan demikian, dari kultur jaringan dapat diseleksi genotipe
yang berguna bagi pemuliaan tanaman. Keragaman genetik dapat dicapai antara lain melalui
fase tak berdiferensiasi yang relatif panjang (Wattimena 1992). Daud (1996) menyatakan
bahwa mutasi spontan yang terjadi pada sel somatik berkisar antara 0,2-3%. Keragaman
tersebut dapat ditingkatkan dengan pemberian mutagen baik fisik maupun kimiawi.
Salah satu metode keragaman somaklonal yang banyak dimanfaatkan adalah seleksi in vitro.

Keragaman somaklonal
Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik yang terjadi pada sel-sel somatik
karena adanya keragaman kromosom. Oleh karena itu keragaman genetik bisa terjadi pada
tingkat sel, protoplasma, kalus, jaringan dan morfologi tanaman yang telah mengalami
regenerasi. Keragaman disebabkan karena adanya perubahan jumlah dan struktur kromosom.
Stabilitas genetik dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan perlu dipertahankan,
oleh karena itu perubahan genetik sangat dihindarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perubahan genetik yang sering terjadi dalam kultur sel atau jaringan disebabkan antara lain
adanya poliploidi, aneuploidi, kerusakan kromosom, delesi, translokasi, amplifikasi gen dan
mutasi. Keragaman genetik dalam kultur jaringan diekspresikan dalam bentuk variasi sifat-
sifat pada tanaman yang beregenerasi yang kemudian dapat diturunkan baik melalui
perbanyakan secara seksual maupun vegetatif.

Secara umum, istilah keragaman somaklonal digunakan untuk keragaman genetik


yang terjadi pada semua jenis sel atau tanaman yang berasal dari sel-sel yang dikulturkan
secara in vitro. Keragaman tanaman hasil kultur jaringan atau sel menunjukkan sifat kualitatif
maupun kuantitatif yang dapat diturunkan.

Pemuliaan tanaman | 2
Keragaman somaklonal yang terjadi pada biakan in vitro bisa diakibatkan karena sel
somatik membelah secara tidak sempurna baik karena suhu yang tinggi, genotipe, atau
perlakuan zat kimia yan menyebabkan replikasi kromosom tidak berjalan sempurna. Pada
kultur jaringan sering terjadi bila jaringan yang dikulturkan mengalami pembelahan sel yang
sangat intensif dan membentuk kalus. Keragaman sel-sel somatik tersebut dapat
dimanfaatkan untuk diseleksi sifat-sifat unggulnya.

Variasi pada tingkat kromosom akan menyebabkan perubahan fenotipe tanaman baik
yang bersifat permanen maupun tidak permanen. Upaya meningkatkan variasi sel somatik
melalui kultur sel atau kalus banyak dilakukan untuk mendapatkan galur-galur mutan secara
cepat. Galur-galur mutan tersebut antara lain ditujukan untuk: (i) mendapatkan tanaman yang
mampu tumbuh pada cekaman lingkungan seperti kadar Al tinggi, kadar garam yang tinggi,
kekeringan dll.(ii) mendapatkan tanaman yang resisten terhadap hama, penyakit dan
herbisida, (iii) memproduksi senyawa kimia tertentu (asam amino, metabolit sekunder) dalam
jumlah yang tinggi.

Berbagai cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan keragaman pada sel somatik
antara lain dengan induksi mutasi menggunakan radiasi atau bahan kimia mutagen. Radiasi
dapat menggunakan radiasi sinar UV, sinar X-ray, atau sinar gamma. Radiasi dari sinar
radioaktif dapat menyebabkan mjtasi pada tingkat kromosom ataupun DNA. Pengaruh radiasi
terhadap mutasi tergantung pada tipe radiasi, pengaruh lingkungan sel sebelum dan sesudah
radiasi, dan fase pertumbuhan tanaman yang diradiasi. Radiasi jaringan menghasilkan mutasi
hanya pada bagian tertentu dari jaringan yang dapat mengakibatkan terbentuknya khimera.
Penggunaan mutagen kimia untuk mendapatkan keragaman genetik pada sel somatik akan
menyebabkan mutasi pada tingkat DNA. Mutasi ini dapat mengubah struktur asam amino
tetentu, menyebabkan penggandaan kromosom atau menginaktifkan DNA. Mutagen kimia
yang banyak digunakanuntuk induksi mutasi adalah: Ethyl metane sulfonate (EMS), methyl
metane sulfonaate (MMS), Chloro choline chlorida, 5-bromourasil, dan 5-
bromodeoxyuridine.

Fusi protoplasma

Fusi protoplasma adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menggabung


protoplasma (isi sel) dari dua macam sel yang berbeda berasal dari tumbuhan tingkat tinggi
secara alami maupun sengaja. Pada fusi protoplas ini biasanya digunakan sel tubuh (sel
somatis).

Ada dua macam fusi protoplasma, yaitu fusi spontan dan fusi induksi. Fusi spontan
terjadi secara alami, protoplas-protoplas yang sejenis bergabung membentuk sel-sel yang
berinti dua atau berinti banyak yang masing-masing intinya sama. Fusi induksi dapat terjadi
pada protoplas-protoplas yang berbeda.

Salah satu keberhasilan di dalam fusi protoplasma ini adalah terbentuknya hibridoma.
Hibridoma adalah sel-sel yang dihasilkan dari proses fusi sel eukariotik normal dengan sel
eukariotik kanker. Salah satu keberhasilan di dalam membuat hibridoma ini adalah fusi antar
sel pembentuk anti bodi (sel plasma), yaitu sel limfosit beta dan sel kanker yang disebut sel
mielom. Sel hibrid atau hibridoma mampu membelah secara tak terbatas seperti halnya sel
kanker. Antibodi monoklonal misalnya bermanfaat untuk menentukan tipe golongan darah
(ABO, Rh, atau MN), transplantasi antigen, dan mengedintifikasi sel-sel kanker.

Pemuliaan tanaman | 3
mengembangkan tanaman dalam sekala besar atau untuk mendapatkan tanaman yang
sifatnya sama dengan induknya. Padahal, ada banyak manfaat lain yang bisa dihasilkan
dengan kultur jaringan ini. Menurut Ir Arie Wijayani MP, Dosen Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian UPN Veteran Yogyakarta, penerapan teknik kultur jaringan juga dapat untuk
menghasilkan varietas baru melalui fusi protoplas, fusi protoplasma merupakan penyatuan
dua protoplasma atau lebih menjadi satu individu baru yang sanggup tumbuh dan
berkembangbiak. Satu varietas baru yang mempunyai sifat-sifat baik seperti yang kita
inginkan. Pengertian untuk awam adalah membuat varietas baru dengan cara menyatukan
protoplas dari tanaman-tanaman yang dinilai unggul sifatnya. Misalnya protoplasma bunga
anggrek merah disatukan dengan protoplas bungan anggrek putih, daun albino dengan daun
hijau, daun merah dengan daun hijau. Memang perlu teknik khusus untuk mendapatkan
protoplas dari sel tanaman. Diantaranya dengan melarutkan dinding sel menggunakan enzim.
Setelah protoplas didapat, selanjutnya dilakukan penggabungan protoplas tersebut.
Penggabungan bisa terjadi melalui stimulus medan magnet, bisa juga dengan memberikan zat
kimia sepert PEG 6000, NaNO3,polivinil alkohol dan sebagainya. Salah satu contoh fusi
protoplas yang berhasil adalah tanaman Sri Rejeki (Aglaonema) berdaun hijau difusikan
dengan Aglaonema berdaun putih. Fusi beberapa jenis anggrek Vanda maupun Phaleonopsis.

Pengertian Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan
genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi
buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat
dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk
mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang
diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari
bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang
kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara
itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan
bidang masing-masing.

Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu
rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang
dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang
lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan
terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur
DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat menentukan
bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer
bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong)
DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada
prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk
interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-
penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan
robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang
ini.

Pemuliaan tanaman | 4
Rekayasa Genetika tanaman

Sekira 20 produk pertanian hasil modifikasi genetik telah beredar di pasaran Amerika,
Kanada, bahkan Asia Tenggara. Dalam enam tahun ke depan, berbagai perusahaan telah
menyiapkan 26 produk lainnya, mulai dari kedelai, jagung, kapas, padi hingga stroberi. Dari
yang tahan hama, herbisida, jamur hingga pematangan yang dapat ditunda.
Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern melalui penyinaran untuk
menghasilkan mutasi maupun pemuliaan tradisional sejak zaman Mendel, adalah sama, yakni
pertukaran materi genetik. Baik seleksi tanaman secara konvensional maupun rekayasa
genetika, keduanya memanipulasi struktur genetika tanaman untuk mendapatkan kombinasi
sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.

Bedanya, pada zaman Mendel, kode genetik belum terungkap. Proses pemuliaan
dilakukan dengan ”mata tertutup” sehingga sifat-sifat yang tidak diinginkan kembali
bermunculan di samping sifat yang diharapkan. Cara konvensional tidak mempunyai
ketelitian pemindahan gen. Sedangkan pada new biotechnology pemindahan gen dapat
dilakukan lebih presisi dengan bantuan bakteri, khususnya sekarang dengan
dikembangkannya metode-metode DNA rekombinan.

 Contoh hasil rekayasa genetika :


 Vaksin hepatitis, dihasilkan dari sel khamir yang telah disisipkan gen virus akan
menghasilkan selubung protein yang akan digunakan untuk membuat vaksin
hepatitis.
 Hormon insulin, dihasilkan dari gen hormone insulin manusia yang disisipkan ke
DNA bakteri dengan menggunakan enzim. Sebelumnya DNA bakteri dipotong
dengan menggunakan enzim juga. Kemudian DNA bakteri disisipkan ke dalam sel
bakteri dan bertumbuh menggandakan diri bersama dengan gen hormone insulin,
sehingga dihasilkannya hormone insulin dalam jumlah yang besar.
 Antibodi monoclonal, dihasilkan dengan cara menggabungkan sel limfosit (sel
penghasil antibodi) dengan sel yang terkena penyakit. Antibodi monoclonal ini dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit kanker serta untuk mencegah keracunan dan
mengetahui tanda-tanda kehamilan.

Penggabungan protoplasma, merupakan rekayasa genetika yang dapat digunakan dalam


bidang pertanian. Seperti menggabungkan protoplasma untuk menghasilkan tanaman hibrida
yang memilikii sifat baru serta dapat mengatasi.

Pemuliaan tanaman | 5
Daftar pustaka
http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/peningkatan-keragaman-genetik-tanaman-melalui-
keragaman-somaklonal/

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2053251-keragaman-
somaklonal/##ixzz1O1mvBkI2

http://id.wikipedia.org/wiki/Genetika_molekular
http://www.shantybio.transdigit.com/?Biologi_-_Genetika:Rekayasa_Genetika_Tanaman
http://anekailmu.blogspot.com/2007/08/tnt-trinitrotoluene-dan-tanaman.html
http://www.eurekaindonesia.org/rekayasa-genetika/
http://agrifm.blogspot.com/2007/12/mikroba-penyelamat-alami-global-warming.html

Pemuliaan tanaman | 6

Вам также может понравиться