Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INDONESIA
NURJANAH
110120100021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Governance (GCG).
2
bidang ekonomi yang seharusnya dilaksanakan oleh sektor swasta.
usaha BUMN agar bisa memperoleh laba BUMN yang cukup besar
dilanda krisis, dimana ada tekanan APBN yang cukup berat yang
3
tujuan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan
B. Perumusan Masalah
dapat disusun sebagai berikut: strategi apa yang paling tepat dan
melaksanakannya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Makna Privatisasi
BUMN rugi tidak boleh tapi kalau untung bisa diatur. Ini juga
1
Basri, Faisal H., (2002), “Konsep Privatisasi”, makalah yang disampaikan
dalamSeminar Terbatas: Privatisasi Ditinjau dari Aspek Ekonomi Makro, yang
diselenggarakan oleh Kantor Badan Usaha Milik Negara, Graha sawala, Gedung
Utama Departemen Keuangan, Jakarta, 21 Mei 2002
5
kesejahteraan masyarakat dibandingkan dengan perolehan laba.
Namun pada kondisi globalisasi seperti saat ini, BUMN tidak dapat
Namun hak monopoli yang selama ini diberikan kepada BUMN lebih
publik tadi.
B. Tujuan Privatisasi
privatisasi ada dua, yaitu: pertama, untuk mengurangi defisit fiskal dan
jatuh tempo, dan kedua, untuk mendorong kinerja ekonomi makro atau
6
negara-negara berkembang utamanya dalam kerangka tujuan jangka
pendek.
7
perubahan pasar dengan cepat, agar pelayanan publik dapat diberikan
C. Metode Privatisasi
kondisi BUMN, serta situasi sosial politik dari suatu negara juga
I. Public Offering
2
Nankani, Helen, “Techniques of Privatization of State-owned Enterprises”, The
International Bank for Reconstructive and Development / The World Bank, 1989
8
kepemilikan pemerintah atas BUMN ini akan menurun.
ini akan dapat terealisasi apabila telah tersedia pasar modal, atau
PT. Timah, PT. Telkom, PT. Aneka Tambang, dan Bank BNI.3
Strategi private sale ini fleksibel, tidak harus melalui pasar modal.
9
belum layak untuk melakukan public offering. BUMN ini
dan teknologi yang baik. Strategi ini juga cocok untuk negara-
BUMN, dan tidak ada dana yang diterima oleh pemerintah secara
10
IV. Sale of Assets
menjual seluruh aset yang dimiliki BUMN, write off semua utang,
V. Fragmentation
11
sehingga diharapkan dapat menciptakan suasana bisnis yang
dibeli.
saham untuk dibeli oleh para manajer dan karyawan BUMN, atau
kinerja BUMN akan meningkat. Strategi ini juga cocok untuk BUMN
baik.
12
Dalam strategi kontrak manajemen, pemerintah
BUMN belum layak untuk dijual. Strategi ini dapat dipakai untuk
diprivatisasi kepemilikannya.
13
fasilitas yang dimiliki BUMN selama periode tertentu.
yang mengelola fasilitas atau aset tersebut. Strategi ini cocok untuk
IX. Likuidasi
14
Initial Public offering merupakan strategi privatisasi BUMN
15
kendali atas BUMN yang diprivatisasi selama masih menjadi
16
memiliki kinerja yang kurang baik atau permasalahan keuangan
yang kurag sehat. Strategi ini juga dapat dilaksanakan dalam waktu
yang relatif cepat dengan biaya yang lebih kecil bila dibandingkan
waktu yang relatif terbatas atau nilai saham yang diprivatisasi kecil,
17
BAB III
akhir tahun 90-an proses tersebut seperti menemui jalan buntu. Proses
18
perusahaan BUMN dengan jumlah anak perusahaan di atas 1.300
yang tersebar di 17 kementrian. Para menteri teknis pada saat itu telah
utang negara.
“gelombang” menurut Tanri lebih pas untuk program itu daripada kata
19
saham BUMN, meningkatkan akses kepada pasar internasional,
20
proyek ditender ulang atau renegosiasi, 59 proyek diproses dan
5
Ibid, hlm. 100-101.
6
Ibid, hlm. 130-131.
21
reformasi BUMN ( restrukturisasi, profitasisasi dan privatisasi ) telah
Sofyan berpendapat bahwa bila cetak biru yang dibuat oleh Tanri
Abeng pada tahun 1999 diikuti oleh semua Meneg BUMN, maka tujuan
dari reformasi BUMN saat itu akan tercapai saat ini. Dari
konsep rightsizing, target pada akhir 2007 bisa diciutkan menjadi 100
superholding dimana dipimpin oleh seorang CEO. Pada saat itu kantor
22
umum atau aliansi strategis. Sementara itu proses pembenahan
dini (dalam hal diperlukan) serta proses lainnya agar BUMN menjadi
8
Riant Nugroho Dwidjowijoto dan Randy R. Wrihatnolo, Manajemen Privatisasi
BUMN, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008, hlm. 106.
23
Secara rata-rata, realisasi privatisasi BUMN dari tahun anggaran
yang negatif sebesar 25,6%. Dari dua indikator tersebut dapat dilihat
9
Syahrir Eka dan Agunan P. Samosir, Analisis Privatisasi BUMN Dalam Rangka
Pembiayaan APBN, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 6, No. 4, Desember 2002,
hlm. 32
24
BAB IV
KESIMPULAN
pelayanan dan penyediaan barang dan jasa yang lebih baik kepada
25
BUMN. Namun esensi kepemilikan BUMN adalah kepemilikan rakyat
melalui dividen maupun capital gain. Selain itu, IPO juga dapat menjadi
seperti ini, hasil privatisasi BUMN tidak akan maksimal, karena asset
26
Terakhir, perlunya konsensus bersama, terutama pemerintah
mengikat terkait dengan (i) target privatisasi BUMN, (ii) BUMN yang
tertentu.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ishak Rafick dan Baso Amir, BUMN EXPOSE Menguak Pengelolaan Aset
Negara Senilai 2.000 Triliun Lebih, Ufuk Press, Jakarta, 2010.
28