Вы находитесь на странице: 1из 13

c

c
‘ c c 
c 
c

 c ‘c  c


c

c ‘c 
c c

Para lansia membutuhkan istirahat yang cukup. Di samping kegiatan

lain, tidur merupakan istirahat yang paling bermanfaat bagi tubuh dan

pikiran. Para lansia kadangkala merasa sulit tidur atau tidak dapat tidur

nyenyak. Gejala ini dikenal sebagai penyakit insomnia atau penyakit

gangguan sulit tidur; sudah mengantuk tapi sulit tidur lelap. Manfaat

istirahat dan tidur dalam menjaga kesehatan fisik pada lansia sering kali

disepelekan dan diabaikan, terutama di lingkungan lembaga tempat

rutinitas sangat penting. Istirahat dan tidur menjalankan sebuah fungsi

pemulihan baik secara fisiolofis maupun psikologis.

Secara fisiologis, tidur mengistirahatkan organ tubuh, menyimpan

energi, menjaga irama bilogis, dan memperbaiki kesadaran mental dan

efisiensi neurologis. Secara psikologis, tidur mengurangi ketegangan dan

meningkatkan perasaan sejahtera. Fungsi pemeliharaan ini sangat penting

untuk lansia, yang memerlukan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan

diri terhadap perubahan Lansia yang waktu tidurnya terganggu menjadi

lebih lupa, disorientasi, atau konfusi, orang yang mengalami kerusakan

kognitif menujukkan peningkatan kegelisahan, perilaku keluyuran, dan

³sindrom´ dan ³sundowning´ (konfusi, agiatasi dan perilaku terganggu


selama sore menjelang senja dan jam awal malam). Kualitas tidur dapat

dipengaruhi oleh perubahan terkait usia, konsumsi banyak obat dan

gangguan organik dan mental.

Œc cc cc

?idur yang normal terdiri atas komponen gerakan mata cepat (rapid

eye movement, REM) dan non-REM. ?idur non-REM dibagi menjadi

empat tahap:

1.c ?ahap 1

Jatuh tertidur, orang tersebut mudah dibangunkan dan tidak

menyadari ia telah tertidur. Kedutan atau sentakan otot menandakan

relaksasi selama tahap ini.

2. ?ahap II dan III

Meliputi tidur dalam yang progresif.

3.c ?ahap IV

?ingkat terdalam sulit untuk dibangunkan. ?idur pada tahap ini

sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli tentang tidur

mengetahui bahwa tahap ini sangat jelas terlihat menurun pada lansia,

tetapi mereka belum mengetahui akibat dari penurunan ini. Pola tidur

pada lansia ditandai dengan sering terbangun, penurunan tahap III dan

IV waktu non-REM, lebih banyak terbangun selama malam hari

dibandingkan tidur, dan lebih banyak tidur selama siang hari.

Kebanyakan lansia yang sehat tidak melaporkan adanya gejala yang

terkait dengan perubahan ini selain tidak dapat tidur dengan cukup atau
tidak bias tidur. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tidur di siang

hari dapat mengurangi waktu dan kualitas tidur di malam hari pada

beberapa lansia. Jika diindikasikan, anjurkan pasien untuk memantau

efek tidur siang terhadap waktu tidur malam mereka dan pada perasaan

kesejateraan mereka selama istirahat siang.

Dari tahap IV, orang tersebut berlanjut ke tidur REM. ?idur REM

terjadi beberapa kali dalam siklus tidur di malam hari tetapi lebih sering

tidur di pagi hari sekali. Pada tidur REM, aktivitas dan tanda-tanda vital

mengalami akselerasi yang menyebabkan peningkatan kesenangan dan

pelepasan ketegangan yang dimanfestasikan dengan tersentak dan

berbalik, kedutan otot dan peningkatan frekuensi pernapasan, frekuensi

jantung dan tekanan darah. Frekuensi pernapasan dan jantung yang

lebih tinggi dapat menimbulkan bahaya pada pasien yang memiliki

masalah kardiopulmonar kronis. Sebaliknya, tidur REM membantu

melepaskan ketegangan dan membantu metabolisme sistem saraf pusat.

Kekurangan tidur REM telah terbukti menyebabkan iritasi dan

kecemasan.

[c ¦ccc

Lansia yang mengalami berbagai masalah medis dan psikososial yang

mengalami gangguan tidur. Kondisi-kondisi tersebut antara lain :

yc Penyakit psikiatrik, terutama depresi

yc Penyakit Alzheimer dan penyakit degenerative neuro lainnya

yc Penyakit kardiovaskuler dan perawatan pascaoperasi bedah jantung


yc Inkompetensi jalan nafas atas

yc Penyakit paru

yc Sindrom nyeri

yc Penyakit paru

èc c

Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada

keinginan untuk melakukan. Lansia rentang terhadap insomnia karena

adanya perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur

dalam). Keluhan insomnia mencakup ketidakmampuan untuk tidur,

sering terbangun, ketidakmampuan untuk kembali tidur dan terbangun

pada dini hari. Insomnia terdiri dari tiga jenis:

a. Jangka pendek

Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman stres

yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai,

tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan.

b. Sementara

Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan

oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti, kontruksi bangunan

yang bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas.

c. Kronis

Berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Disebabkan

oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan

obat tidur yang berlebihan, penggunaan alkohol berlebihan,


gangguan jadwal tidur bangun, dan masalah kesehatan lainnya. Dan

disebabkan oleh masalah fisik seperti apnea tidur, sindrom kaki

gelisah, atau nyeri kronis karena artritis.

-c c

cc c Dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24 jam,

dengan keluhan tidur berlebihan. Penyebab hipersomnia berhubungan

dengan ketidakaktifan, gaya hidup yang membosankan atau depresi.

Keluhan keletihan, kelemahan dan kesulitan mengingat merupakan hal

yang sering terjadic

c c c

Apnea tidur adalah berhentinya pernapasan salama tidur.Gangguan

ini diidentifikasi dengan gejala mendengkur, berhentinya pernapasan

minimal 10 detik, dan kantuk di siang hari yang luar biasa.c

Gejala apneu tidur antara lain :

a.c Dengkuran yang keras dan periodic

b.cAktifitas malam yang tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan

dalam tidur, terjatuh dari tempat tidur.

c.c Gangguan tidur dengan seringnya terbangun di malam hari

d.cPerubahan memori

e.c Depresi

f.c Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari

g.cNokturia

h.cSakit kepala di pagi hari


c ¦ ! ccc c

1.c Sulit jatuh tidurc

2.c Memerlukan waktu lama untuk kembali tidur bila terbangunc

3.c Mudah terbangun oleh suara-suara berisikc

4.c Banyak mimpic

.c Bangun dini haric

*.c Aaktu bangun pagi badan terasa lesu, dan sebagainya.c

c "c¦ccc c

1.c Pencegahan Primer (Promotif dan Preventif)

a.c ?idur seperlunya, tetapi tidak berlebihan, agar merasa segar dan

sehat di hari berikutnya. Pembatasan waktu tidur dapat

memperkuat tidur; berlebihnya waktu yang dihabiskan di tempat

tidur tampaknya berkaitan dengan tidur yang terputus-putus dan

dangkal.c

b.c Aaktu bangun yang teratur dipagi hari memperkuat siklus

sirkadian dan menyebabkan awitan tidur yang teratur.c

c.c Jumlah latihan yang stabil setiap harinya dapat memperdalam

tidur; namun, latihan yang hanya dilakukan kadang-kadang tidak

dapat memperbaiki tidur pada malam berikutnya.c

d.c Bunyi bising yang bersifat kadang-kadang (mis. bunyi pesawat

terbang melintas) dapat mengganggu tidur sekalipun orang tersebut

tidak terbangun oleh bunyinya dan tidak dapat mengingatnya di


pagi hari. Kamar tidur kedap suara dapat membantu bagi orang-

orang yang harus tidur di dekat kebisingan.c

e.c Meskipun ruangan yang terlalu hangat dapat mengganggu tidur,

namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kamar yang

terlalu dingin dapat membantu tidur.c

f.c Rasa lapar mengganggu tidur; kudapan ringan dapat membantu

tidur.c

g.c Pil tidur yang hanya kadang-kadang saja digunakan dapat bersifat

menguntungkan, namun penggunaannya yang kronis tidak efektif

pada kebanyakan penderita insomnia.c

h.c Kafein di malam hari dapat mengganggu tidur, meskipun pada

orang-orang yang tidak berpikir demikian.c

i.c Alkohol membantu orang-orang yang tegang untuk tertidur lebih

mudah, tetapi tidur tersebut kemudian akan terputus-putus.c

j.c Orang-orang yang merasa marah dan frustasi karena tidak dapat

tidur tidak boleh berusaha terlalu keras untuk tertidur tetapi harus

menyalakan lampu dan melakukan hal lain yang berbeda.c

k.c Penggunaan tembakau secara kronis dapat mengganggu tidur.

?indakan pencegahan primer lainnya antara lain adalah:

‡ Kasur yang baik memungkinkan kesejajaran tubuh yang tepat.

‡ Suhu kamar harus cukup dingin (kurang dari 24ÛC) sehingga

cukup nyamanc
‡ Asupan kalori harus minimal pada saat menjelang tidur.

‡ Latihan sedang di siang hari atau sore hari merupakan hal yang

dianjurkan.c

2.c Pencegahan Sekunder (Curatif)c

Catatan harian tentang tidur merupakan cara pengkajian yang sangat

bagus bagi lansia di rumahnya sendiri. Catatan tersebut harus

mencakup faktor-faktor berikut ini:

a.c Seberapa sering bantuan diperlukan untuk memberikan obat nyeri,

tidak dapat tidur, atau menggunakan kamar mandi.c

b.c Kapan orang tersebut turun dari tempat tidur.c

c.c Berapa hari orang tersebut terbangun atau tertidur pada saat

diobservasi oleh perawat atau pemberi perawatan.c

d.c ?erjadinya konfusi dan disorientasi.c

e.c Penggunaan obat tidur.c

f.c Perkiraan orang tersebut bangun di pagi hari.c

3.c Pencegahan ?ersier (Promotif)c

Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur yang mengancam

kehidupan, kondisi pasien memerlukan rehabilitas melalui tindakan-

tindakan seperti pengangkatan jaringan yang menyumbat di mulut dan

mempengaruhi jalan napas. Data-data tersebut membantu menentukan

pengobatan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan dan merehabilitasi

lansia sehingga ia dapat menikmati tidur yang berkualitas baik sampai

akhir hidup.
c "c"c

Bootzin dan Nicassio menganjurkan aturan-aturan berikut untuk

mempertahankan kenormalan pola tidur :

1.c Pergi tidur hanya jika mengantuk.

2.c Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur; jangan membaca, menonton

televisi atau makan di tempat tidur.

3.c Jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah ke ruangan lain. Bangun

sampai anda benar-benar mengantuk, kemudian baru kembali ke

tempat tidur. Jika tidur masih tidak bisa dilakukan dengan mudah,

bangun lagi dari tempa tidur. ?ujuannya adalah menghubungkan

antara tempat tidur dengan tidur cepat. Ulangi langkah ini sesering

yang diperlukan sepanjang malam.

4.c Siapkan alarm dan bangun di waktu yang sama setiap pagi tanpa di

malam hari. Hal ini membantu tubuh menetapkan irama tidur bangun

yang konstan.

.c Jangan tidur di siang hari.

¦c c¦c

Kesulitan untuk tidur dan tetap tertidur adalah masalah yang sering

terjadi pada lansia, baik lansia yang tinggal di rumah atau di panti jompo.

Jika pasien anda memiliki masalah tidur, anjurkan ia untuk:

1.c Mempertahankan jadwal harian yang sama untuk berjalan-jalan,

istirahat dan tidur.


2.c Bangun di waktu biasanya ia bangun bahkan jika tidurnya terganggu

atau waktu tidurnya berubah sementara.

3.c Melakukan ritual waktu tidur dan mengikuti dengan patuh.

4.c Melakukan olah raga setiap hari tetapi hindari olah raga yang terlalu

berat pada malam hari.

.c Membatasi tidur siang 1 dan 2 jam perhari, pada waktu yang sama

setiap harinya.

*.c Mandi air hangat di waktu akhir sore atau menjelang malam.

7.c Makan kudapan ringan karbohidrat dan lemak sebelum tidur.

8.c Menghindari minuman dan produk yang mengandung kafein,

khususnya menjelang waktu tidur.

9.c Mempraktikkan metode relaksasi seperti nafas dalam, masase,

mendengarkan musik atau membaca bacaan yang merilekskan.

10.cMenghindari minuman beralkohol atau batasi asupan alkohol pasien

hingga sesedikit mungkin setiap harinya.

11.cMenggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.

12.cJika ia terbangun tengah malam selama lebih dari 30 menit, bangkit

dari tempat tidur dan lakukan aktivitas yang tidak menstimulasi seperti

membaca.

c c"ccc##"cc $cc##"c

1.c ?ips untuk dapat tidur nyenyakc

a.c Jangan tidur sebelum mengantukc


b.c Hindari kebiasaan berolahraga sebelum tidur. Berolahraga dapat

menyegarkan kembali otot-otot tubuh dan memacu daya kerja

jantung sehingga kita sulit mengantukc

c.c Sebisa mungkin hindari berpikir atau melakukan aktivitas yang

menegangkan sebelum tidurc

d.c Jangan minum teh atau kopi sebelum tidur, karena kafein dapat

merangsang peredaran darahc

e.c Hindari membaca atau menonton televisi di tempat tidurc

f.c Jangan minum obat tidur dengan dosis yang tidak tepatc

g.c Jangan terlalu banyak tidur siang yang akan menyulitkan tidur

malam.c

2.c ?ips untuk membantu dapat tidur nyenyak : c

a.c Berdoalah sebelum tidur, mensyukuri hari yang telah ?uhan

berikan, menyerahkan seluruh persoalan kepada Allah dan mohon

?uhan menjaga kita selama masa istirahat ituc

b.c Berolahraga secara teratur setiap hari. Olahraga akan melenturkan

otot-otot tubuh sehingga mudah tidurc

c.c Menjaga kebersihan tempat tidur dan ruang tidurc

d.c Menjaga suhu di ruang tidur (tidak terlalu panas atau dingin) agar

terasa nyamanc

e.c Menjaga ruang tidur dari suara-suara yang menggangguc

f.c ?idur dan bangun pada waktu yang sama setiap haric

g.c Memakai baju tidur dari bahan yang lembut dan nyamanc
h.c Mematikan lampu atau menyalakan lampu yang redup pada saat

hendak tidurc

i.c Sebelum tidur, mandi dengan air hangat agar tubuh terasa nyaman

dan mudah mengantukc

j.c Melakukan sedikit pemijatan agar tubuh rileksc

k.c Melakukan latihan pernafasan selama -10 menit.c

Вам также может понравиться