Вы находитесь на странице: 1из 26

UNIVERSITAS INDONESIA

AL-JAZA AR-RABA: EDISI TEKS DAN ANALISIS

MINI SKRIPSI

ERIES SEPTIANI

0806466235

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI INDONESIA

DEPOK

JUNI 2011
2

UNIVERSITAS INDONESIA

AL-JAZA AR-RABA: EDISI TEKS DAN ANALISIS

MINI SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai akhir dalam
mata kuliah Bahasa Indonesia Akademik

ERIES SEPTIANI

0806466235

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI INDONESIA

DEPOK

JUNI 2011

Universitas Indonesia
3

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan Universitas
Indonesia kepada saya.

Depok,

Eries Septiani

Universitas Indonesia
4

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Eries Septiani


NPM : 0806466235
Tanda Tangan :
Tanggal : 1 Juni 2011

Universitas Indonesia
5

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh


nama : Eries Septiani
NPM : 0806466235
Program Studi : Indonesia
judul : Al-Jaza Ar-Raba: Edisi Teks dan Analisis

ini telah berhasil dipetahankan di depan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Humaniora pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing :................................................... (.............................)

Pembimbing :................................................... (.............................)

Penguji :................................................... (.............................)

Penguji :................................................... (.............................)

Ditetapkan di :

Tanggal :

oleh

Dekan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia

Dr. Bambang Wibawarta

NIP.

Universitas Indonesia
6

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puja dan puji memang hanya untuk-Nya, Allah Swt. Tuhan seluruh alam
yang telah memberikan ketetapan dan kemampuan pada manusia di bidangnya
masing-masing. Salawat dan salam memang hanya pantas dihaturkan untuknya,
Rasulullah Muhammad Saw. Penggenggam hujan yang berkahnya masih dapat
dirasakan hingga saat ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Humaniora Program Studi Indonesia pada Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sesungguhnya skripsi ini tidak akan
mampu saya selesaikan tanpa dukungan dari mereka yang saya cintai, keluarga
saya, Papa, Momi, dan kakak-kakak serta adik saya tersayang. Mereka selalu
memberikan saya semangat untuk menyelesaikan tantangan ini.

Guru adalah tongkat. Mereka dengan semangat luar biasa menyodorkan


tongkat estafet kepada saya. Saya tahu mereka sangat lelah. Namun saya juga
mengerti bahwa sejatinya mereka melakukan semua dengan penuh keikhlasan.
Untuk itu, saya ingin berterima kasih kepada Ibu Priscila, Ibu Mamlahatun
Buduroh, dan Pak Syahrial. Mereka selalu memudahkan dan membimbing saya
dalam berproses untuk bisa seahli mereka. Terima kasih atas semangat dan cinta
yang kalian berikan kepada saya. Saya sungguh beruntung bisa berguru kepada
kalian.

Tidak ada lagi yang mampu saya ucapkan selain terima kasih. Selamat
membaca skripsi saya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

Depok, 1 Juni 2011

Eries Septiani

Universitas Indonesia
7

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini

Nama : Eries Septiani


NPM : 0806466235
Program Studi : Indonesia
Departemen : Filologi
Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Al-Jaza Ar-Raba: Edisi Teks
dan Analisis beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 1 Juni 2011

Yang menyatakan,

(Eries Septiani)

Universitas Indonesia
8

ABSTRAK

Nama : Eries Septiani


Program Studi : Indonesia
Judul : Al-Jaza Ar-Raba: Edisi Teks dan Analisis

Mini skripsi ini membahas naskah Al-Jaza Ar-Raba yang terdapat di Museum
Negeri Kalimantan Timur. Peneliti membuat edisi teks naskah dan menganalisis
kandungan naskah tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah ini merupakan terjemahan dari Ihya
Ulumuddin Al-Ghazali dan merupakan hasil salinan dari ulama Palembang,
Abdussamad Al-Palimbani. Naskah ini mengajarkan empat langkah pada jalan
sufi, yakni taubat, sabar dan syukur, raja’ dan khauf, dan yang terakhir fakir dan
zuhud.

Kata Kunci:
Al-Ghazali, Abdussamad Al-Palimbani, naskah Kalimantan Timur

Universitas Indonesia
9

ABSTRACT

Name : Eries Septiani


Study Program: Indonesia
Title : Al-Jaza Ar-Raba: Edisi Teks dan Analisis

This mini thesis takes Al-Jaza Ar-Raba which belongs to Museum Negeri
Kalimantan Timur as the object of research. Text edition and resume has been
made due to this research. The method of analysis for this research is qualitative
and descriptive. The results showed that this manuscript is a translation of Ihya
Ulumuddin Al-Ghazali and a copy whose written by teacher of Palembang,
Abdussamad Al-Palimbani. This manuscript teaches four step on the path of sufi:
taubat, being patient and grateful, raja’ and khauf, and zuhud.

Key Words:
Al-Ghazali, Abdussamad Al-Palimbani, Kalimantan Timur manuscript

Universitas Indonesia
10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. 2


SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ......................................... 3
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ 4
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 5
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………...….... 6
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………….......... 7
ABSTRAK .………………………………………………………………….... ....8
ABSTRACT .......................................................................................................... 9
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... 10
1. PENDAHULUAN ………………………………………….. ….................... 11
1.1 Latar Belakang ……………………………………………............................11
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………...............14
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………........... 14
1.4 Metode dan Metodologi Penelitian………………………………………......14
1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................................15
2. DESKRIPSI NASKAH ……………………………………………….......... 16
2.1 Inventarisasi Naskah ………………………………………………...............16
2.2 Deskripsi Naskah …...……………………………….................................... 16
3. Edisi Teks ….………………………………................................................... 17
3.1 Ringkasan ........................................................................................................17
3.2 Pertanggungjawaban Transliterasi ..................................................................17
3.3 Transliterasi Naskah ........................................................................................18
4. Ihya Ulumuddin dan Abdussamad Al-Palimbani ........................................20
5. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 23
DAFTAR REFERENSI.......................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................25

Universitas Indonesia
11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filolog tidak hanya mentransliterasikan sebuah naskah. Inti dari tugas filolog
adalah membuat teks terbaca dan dimengerti (Robson, 1994:12). Untuk membuat
sebuah teks terbaca dan dimengerti, ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Pertama, mentransliterasikan naskah dengan menjaga keaslian atau ciri khusus
penulisan kata. Kedua, menyunting teks dengan memperhatikan pedoman ejaan
yang berlaku. Ketiga, mendeskripsikan kedudukan dan fungsi naskah dan teks
yang diteliti supaya dapat diketahui jenis sastra dan manfaat karya sastra tersebut.
Terakhir, seorang filolog bertugas membersihkan teks dari kesalahan,
merekonstruksi naskah, kemudian menginterpretasikannya. Hasil dari kegiatan ini
dituangkan dalam satu jilid yang disebut edisi teks.

Selain itu, perlu juga diketahui bahwa seorang filolog seharusnya


menghilangkan rintangan dalam menyajikan suatu teks, bukan menciptakannya.
Agar rintangan-rintangan ini menjadi minimum, sebuah teks harus dipandang
dalam konteks yang tepat. Sebuah teks sebaiknya tidak dianggap berdiri sendiri,
karena waktu, latar, dan karya-karya sejenis yang muncul akan memudahkan
interpretasi dari sisi latar budaya dan aspek-aspek historis.

Naskah keagamaan (Islam) dalam konteks karya sastra Nusantara disebut


juga dengan sastra kitab (Liaw Yock Fang, 1991:286; Syarif dan Ahmad,
1993:393 – 445). Kehadirannya merupakan tanda bahwa dahulu kala di Nusantara
ini masyarakat telah melakukan kegiatan tulis menulis dan menggunakan naskah
sebagai media pendokumentasian dan penyampaian ajaran-ajaran agama.
Sastra kitab hadir bersama dengan kehadiran Islam di Indonesia. Ada banyak
teori yang menyatakan bagaimana Islam datang ke Indonesia, salah satunya
adalah teori bahwa Islam dibawa oleh pedagang-pedagang muslim yang berasal
dari Arab dan India. Agama ini mulai masuk dari daerah perdagangan strategis

Universitas Indonesia
12

Indonesia, yaitu Sumatra, lebih tepatnya Aceh. Muslim Aceh kemudian


menyebarkan Islam ke Palembang. Kemudian, Islam berkembang pesat ke seluruh
Nusantara, termasuk Kalimantan Timur.
Lebih lanjut, Al-Attas menguraikan beberapa cara pengenalan dan ekspansi
Islam di Indonesia, di antaranya:
1. Perdagangan dan pedagang, terutama di Syahbandar, serta pernikahan
silang dengan wanita-wanita pribumi;
2. Kompetisi Islam dan Kristen, antara abad ke-9 H (15 M) dan abad ke-
11 H (17 M);
3. Kenyamanan politik sehingga terjadi konversi agama (Islam). Ideologi
Islam (tauhid) sangat berpengaruh dalam konversi tersebut;
4. Pengaruh sufi dan tarikat.

Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada kelanjutan Islam di Indonesia.


Agama ini selanjutnya dapat bertahan berabad-abad di Nusantara hingga kini. Al-
Attas (1969:21) juga menyatakan bahwa Islam merupakan agama yang bersifat
saintifik dan memiliki budaya tulis. Islamlah yang pertama kali membawa
Nusantara kepada kontak dengan pemikiran rasional Barat dan filosofi Yunani.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah manuskrip yang dikembangkan


di Nusantara. Naskah yang berkaitan dengan agama Islam (Djamaris, 2006: 4)
berjumlah 273 judul. Selain itu, cerita hikayat dan cerita kenabian masing-masing
berjumlah 243 judul dan 138 judul. Angka-angka ini merupakan penyumbang
terbesar dalam khazanah tradisi tulis Nusantara. Demikian pula yang terjadi di
Kalimantan Timur. Naskah-naskah yang terdapat di Museum Mulawarman, Kutai
Kartanegara, hampir semuanya merupakan naskah agama. Naskah-naskah di
museum tersebut didominasi oleh Alquran.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu faktor yang mengenalkan


Islam ke Nusantara adalah masuknya pengaruh sufi dan berkembangnya tarikat.
Tarikat merupakan jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai kebanaran
(tasauf) atau disebut ilmu kebatinan (KBBI, 2007:1144).

Universitas Indonesia
13

Salah satu ahli sufi yang pemikirannya berkembang di Indonesia adalah


Imam Al-Ghazali. Ia menghasilkan banyak karya. Salah satu karya terbaiknya
adalah Ihya Ulumuddin. Kitab tersebut telah banyak diterjemahkan ulama-ulama
di Nusantara, termasuk di Kalimantan Timur. Naskah Al-Jaza Ar-Raba yang
merupakan terjemahan Ihya Ulumuddin belum pernah diteliti. Oleh karena itu,
penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Edisi teks perlu disediakan agar
dapat dibaca dan dipahami. Penelitian ini pada akhirnya nanti juga akan
mengungkap seluk-beluk naskah, seperti tempat penyalinan naskah dan identitas
penyalinnya.

Al-Ghazali merupakan pemikir Islam yang terkenal dalam bidang tasawuf. Ia


telah menghasilkan banyak sekali karya, seperti Qimiyatus Sa’adah, Misykah al-
Anwar, Kitab al-Arba’in fi Ushul al-Din, Ihya Ulumuddin, dan masih banyak lagi.
Ihya Ulumuddin adalah karyanya yang paling terkenal. Kitab tersebut telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa oleh ulama-ulama di berbagai negara,
termasuk Indonesia.

Salah satu ulama terkenal yang pernah menerjemahkan kitab tersebut adalah
Abdussamad al-Palimbani. Ia adalah ulama terkenal yang berasal dari Palembang.
Ia menerjemahkan kitab Ihya Ulumuddin ini dalam karyanya yang berjudul Sairu
as-Salikin.

Selain di Palembang, ternyata di Kalimantan Timur terdapat pula terjemahan


kitab Ihya Ulumuddin. Judul terjemahan karya besar Al-Ghazali tersebut adalah
Al-Jaza Ar-Raba. Penulis kitab ini belum diketahui nama dan asal-usulnya.
Kandungan kitab ini pun belum diketahui. Sangat sedikit informasi yang bisa
didapatkan mengenai kitab ini.

Oleh karena itu, saya tertarik untuk meneliti Al-Jaza Ar-Raba. Penelitian ini
penting dilakukan untuk membuktikan luasnya pengaruh pemikiran Al-Ghazali.
Selain itu, dari kitab ini kemungkinan akan dapat ditelusuri tarikat yang
berkembang di Kalimantan Timur.

Selanjutnya, diharapkan penelitian ini tidak hanya dapat menghasilkan edisi


teks dari Al-Jaza Ar-Raba. Penelitian lanjutan diharapkan dapat diwujudkan untuk

Universitas Indonesia
14

membandingkan satu terjemahan dengan terjemahan yang lain dari kitab Ihya
Ulumuddin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah edisi teks dari kitab Al-Jaza Ar-Raba sudah ada?

2. Siapakah yang menulis Al-Jaza Ar-Raba?

3. Apa isi kandungan Al-Jaza Ar-Raba?

1.3 Tujuan

1. Menyediakan edisi teks Al-Jaza Ar-Raba

2. Mencari tahu siapa penulis Al-Jaza Ar-Raba

3. Menguraikan isi kandungan Al-Jaza Ar-Raba

1.4 Metode dan Metodologi Penelitian

Terdapat berbagai cara dalam membuat edisi teks naskah. Pada naskah jamak
dapat digunakan metode landasan atau metode gabungan. Keduanya memiliki
tujuan yang sama, yakni mendapatkan teks yang mendekati aslinya. Pada naskah
tunggal digunakan metode kritis dan diplomatis. Metode diplomatis biasanya
diterapkan pada naskah yang sakral hingga tidak boleh diperlakukan secara
sembarangan. Metode kritis berarti bahwa peneliti harus dapat mengidentifikasi
sendiri bagian dalam naskah yang mungkin terdapat masalah dan menawarkan
jalan keluar (Robson, 1994:25).

Naskah Al-Jaza Ar-Raba dikategorikan ke dalam naskah tunggal. Peneliti


berupaya menyajikan edisi teks yang dapat dibaca dan dimengerti. Oleh sebab itu,
dalam mengkaji naskah ini, peneliti memilih menggunakan metode kritis.

Universitas Indonesia
15

Selain itu, sesuai dengan tujuan penelitian ini, peneliti akan berusaha
menguraikan isi kandungan Al-Jaza Ar-Raba. Untuk tujuan tersebut, peneliti akan
melakukan penelitian dengan pendekatan ilmu tasawuf. Peneliti akan melakukan
tinjauan pustaka untuk memahami naskah Al-Jaza Ar-Raba.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada Bab I dijelaskan mengenai studi filologi, masuk dan berkembangnya Islam
di Indonesia, perkembangan naskah keagamaan yang tidak terlepas dari tarekat
dan tasawuf. Selanjutnya pada Bab II akan dihadirkan deskripsi dan inventarisasi
naskah Al-Jaza Ar-Raba yang berada di Kalimantan Timur. Transliterasi naskah
akan diuraikan dalam Bab III yang merupakan inti dari skripsi ini. Kemudian pada
Bab IV akan diuraikan mengenai tradisi penyalinan naskah di Kalimantan Timur
yang meliputi perkembangan sastra kitab, ilmu tasawuf, dan ulama yang
menyebarkan Islam. Hal-hal tersebut dikaitkan dengan kandungan naskah Al-Jaza
Ar-Raba yang merupakan sari dari Ihya Ulumuddin Al-Ghazali. Terakhir, Bab V
berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Universitas Indonesia
16

BAB II

DESKRIPSI NASKAH

2.1 Inventarisasi Naskah

Naskah Al-Jaza Ar-Raba terdapat di Perpustakaan Museum Negeri Kalimantan


Timur. Naskah ini digolongkan ke dalam kode IS/07.28/MM di Katalogus Naskah
Kalimantan Timur yang belum diterbitkan. Di Museum Negeri Mulawarman
sendiri, naskah ini diberi kode 07.28. Naskah ini termasuk naskah tunggal dan
tidak terdapat di katalogus naskah lainnya.

2.2 Deskripsi Naskah

Naskah AJAR ini merupakan naskah terjemahan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin
Imam Al-Ghazali. Kondisi naskah masih cukup baik. Naskah yang ditulis di atas
kertas singkong dan menggunakan aksara Jawi ini menggunakan bahasa Arab dan
bahasa Melayu. Naskah ini ditulis dengan tinta hitam.

AJAR berukuran 28x20 cm dengan blok teks berukuran 14x23,5 cm. Jumlah
baris di tiap halaman adalah 35 dan jumlah keseluruhan halaman adalah 196. Di
luar bingkai naskah, terdapat catatan-catatan dalam bahasa Melayu. Pada halaman
pertama terdapat iluminasi. Sayangnya, naskah ini tidak memiliki sampul.
Jilidannya pun telah terlepas. Hal ini menyebabkan beberapa halaman tertukar
posisinya.

Universitas Indonesia
17

BAB III

EDISI TEKS

3.1 Ringkasan

Naskah AJAR ini merupakan karya terjemahan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin
karangan Imam Al-Ghazali. Naskah ini memuat empat bagian dari karya Imam
Al-Ghazali, yakni Taubat, Sabar dan Syukur, Raja’ dan Khauf, serta Fakir dan
Zuhud.

Di dalam kitab AJAR ini, penyalin menulis dalam dua bahasa, yakni bahasa
Arab dan bahasa Melayu. Pada tulisan berbahasa Arab diberi tanda kurung dan
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

3.2 Pertanggungjawaban Transliterasi

Naskah AJAR ditransliterasi dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Transliterasi mengikuti ketentuan pada EYD.

2. Fonem ‫ ﻉ‬ditransliterasikan sebagai /‘a/.

3. Pergantian baris ditandai dengan /.

4. Pergantian halaman ditandai dengan //.

5. Penambahan ditandai dengan (...).

6. Pengurangan ditandai dengan [...].

7. Kata-kata yang sulit ditransliterasikan ditulis dengan konsonannya saja dan


diberi tanda sambung. Contoh: k-‘a-l’-h.

8. Bagian yang sama sekali tidak dapat dibaca oleh penulis diberi tanda . . . dan
diberi penjelasan mengapa tidak terbaca pada catatan kaki.

9. Bagian yang dicetak tebal merupakan kata-kata yang menurut penulis dapat
menimbulkan kesulitan pemahaman.

Universitas Indonesia
18

3.3 Transliterasi

Halaman Judul – Halaman Pertama

Al-Jaza Ar-Raba/

mina kitab/ Sairu As-Salikin/

Fi/ Tarikat As-Sadaat As-Shofiyah/

Yang diterjemahkan di daripada kitab Al-Baab Ihya ‘Ulumuddin lil ‘alimul


‘alamah/ hujjatul islam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
Al-Ghazali oleh Tuan yang sangat sholeh/ lagi ‘alimul ‘alamah Al’Jami’bainal
Zohar wal Batin Al-’Arif billahis Syekh ‘Abdus/ Samad Al-Palimbani
rahimahullahu ta’ala wa askanahu bi aa ‘ala jamtahu wa taf’ana bi aa wa ma
hu/ wa barakaatuhu Aamin/.

Hamasnya pada tepinya kitab yang bernama Al-Jauhar Al-Mauhub. Wa


mimbihatil qulub/ bika Al-‘Alimul ‘Alamah Syekh ‘Ali bin Abadurrahman Al-
Kalimantani. Asbig/ fiidha Ahsanahu Ar-Ridwaani/

Maka daripada yang maklum bahwasanya yang berulang-ulang itu terlebih manis
dan/ baiknya. Dan ketahui olehmu sekalian saudara kami bahwa Tabi’in terlebih/

asih daripada matabi’ astamuwa pula maqabilah dengan barang yang/ di-m-h-r-r
akan di atas asal nasikhat As-Syekh ‘Abdul Qadir Patani pada/ ketika ia
mengajarnya./

.../

. . ./

. . ./

. . .//

Wa dzakkir fainnallahadzdzakara tanfa’ul mu’miniin/

Universitas Indonesia
19

Bismillahirrahmaanirrahiim/

Kumulai kitab ini dengan nama Allah yang amat murah di dalam dunia lagi
mengasihani akan hambanya yang mu’min di dalam akhirat/

(Alhamdulillahilladzii anzalal qur’aanul ‘aziimu hudal muttaqiin) segala puji bagi


Allah yang menurunkan ia akan Qur’an/ yang amat besar yaitu pertunjuk bagi
orang yang takut akan Allah ta’ala. (Waj’al sunnatunnabiihi sallallahu ‘alaihi wa
sallamu tariiqatil/ muhtadiin) dan menjadikan Allah Ta’ala hadist nabinya
Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu akan jalan bagi orang yang dapat/
pertunjuk. (Wa fasara humaa ya ihya ‘ulumuddin) dan menafsirkan ia akan
keduanya yaitu dengan kitab/ ihya ‘ulum bagi imam Al-Ghazali rahimahullahu
ta’ala (Wa thahara bihi ‘anil aushaafa al-m-dz wa mata kuluubus saliikiin/ al-
majidiin) dan mensucikan Allah Ta’ala dengan dia daripada segala sifat yang
kecelaan akan hati segala orang yang/ salik yang bersungguh-sungguh menjalani
akan jalan ini (wa ziinahum bil akhlaqul mahmuudatul latii hiya aushaaful
‘arifiinal/ muqarrabiin) dan memperhiasi ia akan m-r-b-k-t-t dengan segala
perangai yang kepujinya yang ba-t-t sifat maka/ segala orang yang ‘arifin yang
muqarrabiin (Wasshalatu wassalamu ‘ala sayyidina muhammadul ma-n-khalaqa
bi akhlaqu rabbul ‘alamiin)/ dan rahmat Allah dan salamnya itu atas penghulu
kita Nabi Muhammad yang berperangai dengan segala perangai tuhan sekalian/
alam (Wa ‘ala aalihi wa ashabihi al-ladziinahum mahqaquuna . . . sayyidil
mursaliin) Dan atas keluarganya dan segala/ sahabatnya yang adalah m-r-i-k-t-t
sebenar-benar dengan mengikuti akan Nabi sallallahu ‘alaihi wassalam penghulu
segala nabi yang mursil/ (Wa ‘alattabiina wa taabi’uttaabi’iina lahum biahsanu
ila yaumiddiin) dan atas m-r-k-t-t yang . . . bagi/ m-r-k-t-t dan yang mengikut
akan m-r-k-t-t dengan berbuat kebajikan hingga hari kiamat.

Universitas Indonesia
20

BAB IV

IHYA ‘ULUMUDDIN DAN ABDUSSAMAD AL-PALIMBANI

Berbagai teori mengenai awal mula masuknya agama Islam ke Nusantara telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Tidak dapat dimungkiri, Islam berkembang pesat
di wilayah Nusantara. Islam diterima dengan baik dan kemudian disebut sebagai
agama perdamaian (Ikram, 1997: 137). Kedatangan Islam membawa serta tradisi
tulis. Namun, pernyataan ini dibantah oleh Ibu Achadiati Ikram (1997: 139).
Beliau menyebutkan bahwa budaya tulis di Nusantara telah mapan sebelum Islam
datang.

Sesungguhnya, kehadiran Islam sangat berpengaruh terhadap tradisi tulis di


Melayu. Ribuan karya telah dihasilkan dan hal tersebut menjadi bukti betapa
kuatnya pengaruh Islam di Nusantara. Pengaruh ini tidak hanya berpusat pada
jumlah karya, tetapi juga pada aksara yang digunakan dan aktualisasi nilai-nilai
Islam dalam naskah-naskah klasik. Sastra pada zaman berkembangnya agama
Islam ditulis menggunakan aksara Arab yang disesuaikan dengan bahasa Melayu,
aksara ini disebut Arab-Melayu atau Jawi. Selain itu, dalam naskah-naskah klasik
zaman tersebut nilai-nilai Islam ditanamkan dengan baik, secara langsung maupun
tidak. Cara tidak langsung adalah dengan memasukkan unsur-unsur Islam dalam
penokohan hikayat dan cerita-cerita lainnya, sedangkan cara langsung adalah
dengan menyebarkan kitab-kitab keagamaan.

Salah satu kitab keagamaan yang terkenal adalah karya ulama besar berasal
dari Palembang, Abdussamad Al-Palimbani. Ia menulis Sairussalikin. Kitab ini
merupakan terjemahan kitab yang disusun Imam Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin.
Kitab ini menerangkan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di dalamnya
terdapat petunjuk-petunjuk cara membersihkan hati, cara mendekatkan diri kepada
Allah melalui lapar, dan juga hubungan hati dengan anggota tubuh yang lain.

Abdussamad Al-Falimbani merupakan salah satu ulama terkemuka dalam


bidang tasawuf di Palembang. Ia adalah tokoh sufi yang memimpin aliran

Universitas Indonesia
21

Samaniyah di Melayu. Samaniyah adalah aliran tasawuf yang ia pelajari dari


gurunya yang seorang pemimpin aliran ini di Mekah.
Abdussamad Al-Palimbani merupakan anak dari seorang mufti Kerajaan
Kedah, yaitu Syekh Saman Al-Madani. Ibunya adalah wanita Palembang bernama
Raden Renti. Abdussamad dibesarkan di Palembang. Ia kemudian menuntut ilmu
ke Mekah. Sekembalinya dari Mekah, ia mengabdikan diri di bidang pendidikan.
Ia mengajar agama di Palembang dan Kedah.
Selain itu, ia juga termasuk ulama yang sangat gigih menumpas musuh-musuh
Islam dan penjajah-penjajah Barat. Pada tahun 1828, ia ikut berperang melawan
penjajahan Siam di negeri Kedah. Ia syahid dalam salah satu peperangan di sana
dan meninggalkan karya berupa Puisi Kemenangan Kedah.
Dalam pengajaran Islam, Abdussamad mencoba menggabungkan ilmu fikih
dan ilmu tasawuf. Baginya, sebelum seseorang menjadi ahli sufi, orang tersebut
harus menguasai ilmu fikih terlebih dahulu.

Dua karya lainnya, Hidayat as-Salikin dan Sairu as-Salikin merupakan


contoh bahwa pada abad ke-18 para ulama di Palembang telah kembali kepada
ajaran Sunni al-Ghazali. Para ulama telah meninggalkan aliran Wahdat al-Wujud
Ibn Arabi yang sempat sangat dominan di Aceh pada abad ke-17. Aliran Wahdat
al-Wujud, atau disebut juga Wujudiyah ini memuat ajaran martabat tujuh.

Naskah Al-Jaza Ar-Raba ini merupakan salah satu karya Syekh Abdussamad
Al-Palimbani juga yang terbawa jauh hingga ke Kalimantan. Pada halaman judul
jelas tertera nama Abdussamad Al-Palimbani sebagai penerjemah kitab Ihya
‘Ulumuddin tersebut.

Yang diterjemahkan di daripada kitab Al-Baab Ihya ‘Ulumuddin lil ‘alimul


‘alamah/ hujjatul islam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-
Ghazali oleh Tuan yang sangat sholeh/ lagi ‘alimul ‘alamah Al’Jami’bainal Zohar wal
Batin Al-’Arif billahis Syekh ‘Abdus/ Samad Al-Palimbani rahimahullahu ta’ala wa
askanahu bi aa ‘ala jamtahu wa taf’ana bi aa wa ma hu/ wa barakaatuhu Aamin/.

Di dalam kitab ini termuat empat bagian dari Ihya Ulumuddin. Keempat bagian
tersebut adalah Taubat, Sabar dan Syukur, Raja’ dan Khauf, serta Fakir dan
Zuhud. Keempat bagian ini merupakan bagian jalan sufi, seperti tertera dalam

Universitas Indonesia
22

halaman judul: Al-Jaza Ar-Raba/ mina kitab/ Sairu As-Salikin/ Fi/ Tarikat As-
Sadaat As-Shofiyah/.

Jalan pertama yang harus dijalani oleh para sufi adalah taubat. Taubat tidak
boleh dilakukan dengan sembarangan. Taubat mestilah dilakukan dengan penuh
penyesalan dan ikrar untuk tidak mengulangi dosa yang telah dilakukan.

Jalan kedua adalah dengan berusaha bersabar dan bersyukur. Keduanya


penting untuk dilakukan sufi. Ini merupakan latihan para sufi untuk memiliki sifat
zuhud. Demikian pula dengan raja’ dan khauf, dan yang terakhir fakir dan zuhud.
Fakir dan zuhud merupakan tingkatan teratas dalam jalan sufi untuk melepaskan
hijab-hijab yang ada dalam mendekati Allah Swt.

Abdussamad Al-Palimbani dalam naskah ini berusaha memberikan


pengajaran mengenai jalan membuka tabir-tabir dalam usaha mendekatkan diri
kepada Allah.

Universitas Indonesia
23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Naskah Al-Jaza Ar-Raba merupakan karya terjemahan dari kitab Ihya


‘Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali. Karya ini telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu oleh banyak ulama Nusantara, termasuk Abdussamad Al-
Palimbani.

Keberadaan naskah ini harus ditelusuri untuk mendapat gambaran utuh


mengenai penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Dengan menelusuri tradisi
penyalinan naskah, gambaran mengenai Islam yang tersebar dan siapa yang
berpengaruh besar dalam penyebarannya dapat diketahu.

Oleh karena itu, penelitian mengenai naskah Al-Jaza Ar-Raba tidak dapat
berhenti hanya sampai di sini. Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan dengan metode
dan pendekatan yang lebih baik dan lebih dalam.

Universitas Indonesia
24

DAFTAR REFERENSI

Ahmad, H. Zainal Abidin. 1975. Riwayat Hidup Imam Al-Ghazali. Jakarta: Bulan
Bintang.

Al-Attas, Syed Naquib. 1969. Preliminary Statement on A General Theory of The


Islamization of The Malay-Indonesian Archipelago. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Kementrian Pelajaran Malaysia.

Djamaris, Edwar. 2006. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Manasco.

Hanifah, Abu. 1995. Sairu s-Salikin. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ikram, Akhadiati.,ed. 2004. Jati Diri yang Terlupakan: Naskah-Naskah Palembang.


Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara.

. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kramadibrata, Dewaki, dkk. 2007. Laporan Penelitian Penyusunan Katalog Deskriptif


Naskah Kalimantan Timur Koleksi Museum Mulawarman. Depok: Program Studi
Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Robson, S.O. 1994. Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: RUL.

Syarif, Zalila dan Jamilah Haji Ahmad. 1993. Kesusastraan Melayu Tradisional. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.

Universitas Indonesia
25

LAMPIRAN

Halaman Judul Naskah Al-Jaza Ar-Raba

Universitas Indonesia
26

Halaman Pertama Naskah Al-Jaza Ar-Raba

Universitas Indonesia

Вам также может понравиться