Вы находитесь на странице: 1из 6

Heading family and social implication

1. Pos :
 Cases of Violence in children is increasing, both quantitatively and qualitatively,
both physical violence by parents, families, educators, infant and child
abduction, child trafficking (trafficking), abortion, and violence in the form of
exploitation (prostitution, sexual assault / sodomy, service forced labor, slavery,
oppression, extortion, physical utilization, organ sales, dealer / kuris drug), to
psychological violence in the form of insults, curses and neglect (neglect).

(Kasus Kekerasan pada anak meningkat terus baik secara kuantitatif maupun
kualitatif ,baik kekerasan fisik yang dilakukan orangtua, keluarga, pendidik;
penculikan bayi dan anak, perdagangan anak (trafiking), aborsi, maupun
kekerasan dalam bentuk ekploitasi (pelacuran, kekerasan seksual/sodomi,
pelayanan paksa, perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik,
penjualan organ, pengedar/kuris NAPZA) , sampai kekerasan dalam bentuk
psikis cacian,makian dan penelantaran (neglect) .

 Facts Violence against children seems to never stop and difficult to stop. This
phenomenon was not confined to Indonesia, but also occurs in all countries in
the world. In October 2006, the Secretary-General of the United Nations (UN)
published the results of Study on Violence against Children, which revealed the
scale of various forms of violence experienced by children around the world
continue to increase, so that the UN called for strengthening the commitment
and action at national and local level by all Heads of State.

Fakta Kekerasan terhadap anak rupanya tidak pernah berhenti dan sulit
dihentikan. Fenomena ini bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga terjadi di
seluruh Negara di dunia.  Pada bulan oktober 2006, Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan hasil Studi tentang Kekerasan
terhadap Anak, yang mengungkapkan skala berbagai bentuk kekerasan yang
dialami anak di seluruh dunia terus meningkat, sehingga PBB menyerukan 
penguatan komitmen dan aksi di tingkat nasional dan lokal oleh semua Kepala
Negara

 Some scattered data can be a picture how many violence against children in the
homeland. World Vision is doing the data collection to various areas to find the
number of cases of violence during the years 1891, 2009, in the year 2008 there
were only 1600. Compilation of the 9 National newspaper found 670 digits of
violence against children during the year 2009, while the year 2008 as many as
555 cases. Complaints of child abuse from the public that data directly into KPAI
year 2008 there were 580 cases and in 2009 there were 595 cases, not including
the report via e-mail and telephone. From the Criminal Investigation Police,
during the 2009 outbreaks of violence against children as much as 621 that
processed up to stage P-21 and decided that justice of Unicef, PP IDAI and
health ministry has finished preparing Recording and Reporting of Violence in
children in health facilities, but has not been socialized , new health facilities
throughout 2011 will be the mobilization and expansion of health centers and
hospitals able to handle violent children, the target of each regency /
municipality there are 2 centers are capable of and all hospitals have an
integrated crisis center for Women and Children. PP IDAI Task Force on child
protection, has accepted the proposal in charge of child protection in each
branch and will be trained in the last trimester of 2010 and early 2011.

Beberapa data yang terserak bisa menjadi gambaran betapa eskalatifnya


kekerasan terhadap anak di tanah air. World Vision yang melakukan pendataan
ke berbagai daerah menemukan angka 1.891 kasus kekerasan selama tahun
2009, pada tahun 2008 hanya ada 1600. Kompilasi dari 9 surat kabar Nasional
menemukan angka 670 kekerasan terhadap anak selama tahun 2009,
sementara tahun 2008 sebanyak 555 kasus. Kekerasan anak dari data
Pengaduan masyarakat yang langsung ke KPAI tahun 2008 ada 580 kasus dan
tahun 2009 ada 595 kasus, belum termasuk Laporan melalui E-mail dan telepon.
Dari Bareskrim Polri, selama tahun 2009 terjadi tindak kekerasan terhadap anak
sebanyak 621 yang diproses hingga tahap P-21 dan diputus
pengadilan.Sementara itu Unicef, PP IDAI dan Kementerian kesehatan telah
selesai menyusun Pencatatan dan Pelaporan Kekerasan pada anak di fasilitas
Kesehatan, namun belum tersosialisasikan keseluruh sarana kesehatan baru
ditahun 2011 nanti akan dilakukan mobilisasi dan perluasan Puskesmas dan
Rumah sakit mampu menangani kekerasan anak , targetnya setiap
Kabupaten/kota ada 2 puskesmas yang mampu dan seluruh Rumah sakit ada
pusat krisi terpadu Perempuan dan Anak. Satgas perlindungan anak PP IDAI,
telah menerima usulan penanggung jawab Perlindungan anak di setiap cabang
dan akan dilatih pada trimester terakhir tahun 2010 dan awal 2011.

 The main task of an integrated crisis center at the Health Center and Hospital is
to handle all cases of violence occurring in the environment as part of a decent
city children. Compulsory reporting of health workers who deal with child
abuse, if there are cases of children who we serve, then the officer shall
promptly report cases to the Police they will in this case women and children
protection unit in the Police / Regional Police and the Police. If not reported the
threats of sanction, the Minister of Health circular which immediately circulated
as a follow-up article 108 of the Penal Code and Law No. 23/2002 child
protection.

Tugas utama Pusat krisis terpadu di Puskesmas dan Rumah sakit adalah
menangani semua kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan  sebagai bagian
perasyaratan sebuah Kota layak anak. Wajib lapor petugas kesehatan yang
menangani kekerasan anak, apabila ada kasus kekerasan anak yang kita layani,
maka petugas wajib dengan segera melaporkan kasus tsb kepada Kepolisian
dalam hal ini Unit perlindungan Perempuan dan Anak yang ada di seluruh
Polres/Polwil dan Polda. Apabila tidak melaporkan diancam mendapatkan
sanksi, itu edaran Menkes yang segera diedarkan sebagai tindak lanjut pasal 108
KUHP dan UU Perlindungan anak no 23/2002.
Negative :

2. Pos :
 In Indonesia, the rules about IVF in general regulated in article 16 of Law no. 23
of 1992 on health and the Decree of the Minister of Health No. 72 / Minister of
Health / Per / II / 1999 on the implementation of artificial reproduction
technology. From both these rules clearly say that the practice of surrogacy is
prohibited execution in Indonesia, it was reaffirmed by
the existence of criminal sanctions that can be imposed for the conduct (Article
82 of Law No.23 of 1992 on Health). However, if the couple do surrogacy
practices abroad that allow the practice and then a child born from surrogacy
practice was brought to Indonesia it will cause legal problems concerning the
status of the child. Law no. 1 of 1974 on Marriage does not regulate the status
of children born from the practice of surrogacy, and no legislation that can
accommodate the event of conflict, this does not happen in Indonesia but it
does not mean Indonesia can turn a blind eye to this problem, because
problems prohibited the practice of surrogacy in Indonesia.

Segi Sosial

Posisi anak menjadi kurang jelas dalam tatanan masyarakat, terutama bila
sperma yang digunakan berasal dari bank sperma atau sel sperma yang
digunakan berasal dari pendonor, akibatnya status anak menjadi tidak jelas.
Selain itu juga, di kemudian hari mungkin saja terjadi perkawinan antar keluarga
dekat tanpa di sengaja, misalnya antar anak dengan bapak atau dengan ibu
atau  bisa saja antar saudara sehingga besar kemungkinan akan lahir generasi
cacat akibat inbreeding. Lain halnya dengan kasus seorang janda yang ditinggal
mati suaminya, dan dia ingin mempunyai anak dari sperma beku suaminya. Hal
ini dianggap etis karena sperma yang digunakan  berasal dari suaminya sendiri
sehingga tidak menimbulkan masalah sosial, karena status anak yang dilahirkan 
merupakan anak kandung sendiri. Kasus lainnya adalah seorang wanita ingin
mempunyai anak dengan inseminasi tetapi tanpa menikah, dengan alasan ingin
mempunyai keturunan dari seseorang yang diidolakannya seperti artis dan
tokoh terkenal. Kasus tersebut akan menimbulkan sikap tidak etis, karena
sperma yang diperoleh sama halnya dari sperma pendonor, sehingga akan
menyebabkan persoalan dalam masyarakat seperti status anak yang tidak jelas.
Selain itu juga akan ada pandangan negatif kepada wanita itu sendiri dari
masyarakat sekitar, karena telah mempunyai anak tanpa menikah dan belum
bersuami.

Segi Hukum

Dilihat dari segi hukum pendonor sperma melanggar hukum. Contoh kasus pada
bulan Juni 2002, pengadilan di Stockholm, Swedia menjatuhkan hukuman
kepada laki-laki yang mengaku sebagai pendonor sperma kepada pasangan
lesbian yang akhirnya bercerai. Dan diberi sanksi untuk memberi tunjangan
terhadap 3 orang anak hasil inseminasi spermanya, sebesar 2,5 juta perbulan.
Dalam kasus ini akan timbul sikap etis dan tidak etis. Sikap etis timbul dilihat dari
sikap pendonor sperma yang telah memberikan spermanya kepada pasangan
lesbian, karena berusaha untuk membantu pasangan tersebut untuk
mempunyai anak. Sedangkan sikap tidak etis muncul dari pasangan lesbian yang
bercerai, karena telah menuntut pertanggungjawaban kepada pendonor sperma
yang mengaku sebagai ayahnya untuk memberikan tunjangan hidup bagi ke-3
anak hasil inseminasi spermanya.

Dengan demikian maka inseminasi buatan harus berlandaskan nilai etika


tertentu, karena bagaimanapun juga perkembangan dalam dunia bioteknologi
tidak lepas dari tanggung jawab manusia sebagai agen moral dan subjek moral.
Etika diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi serta
perkembangannya secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan
merugikan bagi kemanusiaan dapat dihindarkan. Dan yang penting perlu
diterapkannya aturan resmi pemerintah dalam pelaksanaan dan penerapan
bioteknologi, sehingga ada pengawasan yang intensif terhadap bahaya potensial
yang mungkin timbul akibat kemajuan bioteknologi.

Negatif :

Inseminasi buatan dapat dibenarkan atau diijinkan bila dilakukan


dengan alasan kesehatan dan pengobatan atau untuk meningkatkan nilai
genetik, sehingga menghasilkan manusia yang lebih berkualitas. Dan yang lebih
penting dilakukan oleh pasangan yang sah. Hal ini di kemukakan oleh sebagian
pakar agama baik dari Islam, Kristen maupun Yahudi, karena dapat membantu
pasangan suami istri yang tidak bisa memperoleh keturunan, jika kedua belah
pihak setuju untuk melakukan inseminasi. Tetapi ada juga yang mempersoalkan
tentang inseminasi buatan ini, bahwasanya anak yang diperoleh dengan cara
inseminasi sebenarnya bukanlah anak dari dari suami istri itu sendiri, melainkan
dari orang lain yang identitasnya biasanya disembunyikan. Karena itu juga
muncul problem hukum tentang ayah yang benar dari anak tersebut dan
problem physikologis dalam diri anak di kemudian hari bila ingin tahu tentang
ayahnya yang sebenarnya. Selain itu persoalan tentang bagaimana cara
mendapatkan sperma, apakah boleh digunakan masturbasi? Besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk inseminasi buatan, ternyata juga menimbulkan masalah
karena terlalu mahal, sekitar 11 juta. Apakah tidak lebih baik bila biaya tersebut
digunakan untuk didermakan kepada panti asuhan sebelum mereka
mengangkat seorang anak dari panti asuhan tersebut?

3. Post :

4. Negative :
 pemulihan keperawanan atau pemasangat selaput dara bisa dengan jalan
operasi akan tetapi operasi tersebutpun hanya pada wanita-wanita tetentu dan
ada prosedur yang harus dijalani, dokter hanya mau memasang dan
mengoperasi wanita yang hilang keperawanannya selain dengan cara hubungan
sex, seperti korban pemerkosaan atau wanita yang kehilangan keperawanannya
bukan karena hubungan sex akan tetapi karena aktifitasnya seperti berolah raga
atau hal lainnya. Kalaupun ada pasien yang hilang keperawanannya karena
hubungan seks ada prosedur tertentu yang harus dijalani seperti mengisi surat
perjanjian agar pemasangan selaput dara dilakukan hanya sekali dan pasien
harus berjanji tidak akan menjalani hidup free sex lagi dan yang paling penting
harus mendapat restu orang tua dan orang tuapun harus mendampingi pada
saat operasi dilakukan.

hymen virginity or could be in operation but the operation tersebutpun only in


women tetentu and there are procedures that must be, doctors just want to
install and operate on a woman who lost her virginity other than sex, such as
victims of rape or the woman who lost her virginity not because of sex but
because of its activities such as sports or other things. Even if there are patients
who lost her virginity because of sex there are certain procedures that must be
like filling an agreement for the installation of the hymen is done only once and
the patient must promise not to live life free sex again and most importantly
must get the blessing of parents and people should tuapun accompanied at the
time of surgery.
 Setiap tubuh perempuan berbeda-beda, sehingga pengalaman dan penetrasi
seksualnya juga berbeda. Hal inilah yang membuat selaput dara tidak bisa
menjadi patokan keperawanan seseorang.

Karena tidak selamanya selaput dara yang robek mengalami pendarahan saat
berhubungan seksual, hal ini tergantung dari penetrasinya. Jika perempuan
merasa rileks, terangsang dan cairan lubrikasinya keluar maka tidak akan terjadi
pendarahan.

Every woman's body is different, so the experience and sexual penetration is


also different. This makes the hymen can not be the benchmark one's virginity.
Because not always the torn hymen bleeding during intercourse, it depends on
the penetration. If women feel relaxed, stimulated and fluid lubrikasinya out
then there will be no bleeding.

Positf :

Diantaranya dapat dipergunakan secara bebas oleh pekerja seks komersia


karena masih banyak pria hidung belang yang mau membayar wanita yang
masih perawan sebagai mangsanya, produk inipun akan meningkatkan free sex
dikalangan remaja, remaja sudah tidak takut melakukan free sex karena sudah
ada selaput dara buatan yang mempermudah untuk mendapatkan
keperawanannya kembali. selain itu juga akan timbul dampak meningkatnya
jumlah Aborsi karena makin banyak remaja yang belum siap untuk melahirkan
anak di luar nikah yang lebih mengerikan lagi angka peningkatan kanker mulut
rahim akan meningkat.

This can cause irritation on the inside of the vagina and the masti-chain
problems will arise another party. Among them may be used freely by komersia
sex workers because there are many men who want to pay a philanderer who
was a virgin woman as its prey, even this product will increase free sex among
adolescents, teens are not afraid to do free sex because there has been artificial
hymen make it easier for get her virginity back. in addition it will also impact the
increasing number of abortions occur because more and more teenagers are
not ready to bear children out of wedlock are more terrifying increase in cervical
cancer rates will increase.

Вам также может понравиться