Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume darah, hormon dan lain sebagainya). Banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang lebh ringan pada kelompok dengan penyakit jantung, namun angka mortalitas perinatal tidak berubah. Tidak ada kasus penyakit jantung sianosis selama periode penelitian ini. Secara mencolok, pada penelitian tentang penyakit jantung sianosis ditemukan bahwa komplikasi kardiovaskular pada kehamilan muncul pada 32% pasien dengan 1 kematian, dan hanya 43% dari kehamilan yang dapat lahir hidup. Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama kehamilan, namun banyak wanita dengan penyakit jantung yang telah diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami kehamilan.

BAB II PEMBAHASAN A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. B. Dalam kehamilan 1. Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tandatanda fisik : a Kelas I Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina. b. Kelas II Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina. c. Kelas III Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.

d. Kelas IV Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah. 2. Etiologi Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang sering dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan antara insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit katupulmonal dan trikuspidal. 3. Komplikasi Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, abortus. Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat. 4. Faktor Predisposisi Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri, riwayat decompensasi cordis, anemia. 5. Patofisiologi Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena : a. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36 minggu

b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. 6. Manifestasi Klinis Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu : a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum

b. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi sistemik sebesar 15 20% dan ketika meneran pada partus kala ii, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung. c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik. d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari thrombus iliofemoral. Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang menetap di dasar paru dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali. Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio megali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus. 7. Pemeriksaan Penunjang Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan : a. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan tanda-tanda aritmia. b. Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahu kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium c. Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberi perlindung diabdomen dan pelvis. 8. Penatalaksanaan Pada Kehamilan a. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur. b. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.

c. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati. d. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati. e. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit. f. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya. g. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan. h. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit : 1) Kelas I Tidak memerlukan pengobatan tambahan. 2) Kelas II Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu. 3) Kelas III Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu. 4) Kelas IV Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog. 9. Prognosis Prognosis tergantung klasifikasi, usia, penyulit lain yang tidak berasal dari jantung, penatalaksanaan, dan kepatuhan pasien. Kelainan yang paling sering menyebabkan kematian adalah edema paru akut pada stenosis mitral. Prognosis hasil konsepsi lebih buruk akibat dismaturitas dan gawat janin waktu persalinan.

C. Pada Persalinan Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit dalam. 1. Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum. 2. Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin. 3. Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam. 4. Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hatihati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman. Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya. Bila hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atau sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan analgesia epidural. Kelahiran pervaginam dianjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya. Keputusan untuk melakukan SC juga harus mempertimbangkan penyakit jantung spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada.

D. Pada Masa Nifas Beban kerja jantung yang lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai pada fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatan secara ketat janganlah diabaikan. Seluruh tindakan/perawatan seperti masa antepartum perlu dilanjutkan. Kalau terjadi edema paru maka flebotomi merupakan salah satu usaha menyelematkan jiwa pasien saat postpartum itu. 1. Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba-tiba membajiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya. 2. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin. Penanggulangan Masa Nifas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Beban kerja jantung yang lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai pada fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatan secara ketat janganlah diabaikan. Seluruh tindakan/perawatan seperti masa antepartum perlu dilanjutkan. Kalau terjadi edema paru maka flebotomi merupakan salah satu usaha menyelematkan jiwa pasien saat postpartum itu. Perencanaan waktu dan proses persalinan, analgesia dan anestesia, pengawasan ketat jantung dan lokasi persalinan harus direncanakan dengan baik, terutama pada pasien dengan penyakit yang berat. Pendekatan tim, termasuk pasien, sangat penting dalam proses membuat keputusan. Secara umum, persalinan normal per vaginam dengan analgesia yang efektif dan kala II yang cepat dan difasilitasi ( dengan forceps atau ekstraksi vacuum) lebih dipilih. Operasi caesar dilakukan untuk indikasi obstetri dan kondisi jantung yang spesifik. Kehilangan darah saat persalinan hendaknya diminimalkan dan diganti dengan segera jika diperlukan. Perawatan postpartum hendaknya mencakup early ambulation, perhatian pada masalah neonatal, dan pertimbangan kontrasepsi. Perubahan hemodinamik dalam muncul selama kehamilan dan persalinan.Volume plasma meningkat 50%.Peningkatan denyut nadi dan stroke volume meningkatkan cardiac output 45%.Autotransfusi sebanyak 500 ml darah muncul selama persalinan.Denyut nadi, stroke volume, dan cardiac output kembali normal dalam 2 minggu setelah persalinan.

DAFTAR PUSTAKA Prawiroraharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka, 1976 Wardoyo AB. Pencegahan penyakit Jantung Koroner. Solo CV Aneka, 1996 Moerdowo, RM. Sekitar Masalah Serangan Jantung. Jakarta Bhratara Karya Aksara Wahyudi. Berbagai Macam Penyakit Perawatan dan Pengobatannya. Surabaya Usaha Nasional

10

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Febri/Demam. Salawat dan salam kami ucapkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan ilmu, iman, akhlaq dan islam, sehingga kami dan semua manusia berada dalam lindungan Allah SWT. Kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik, saran serta masukan perbaikan demi sempurnanya Makalah ini kami terima dengan tangan terbuka. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing dalam pembuatan Makalah ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih serta maaf, kepada semua kalangan yang telah mendukung penulisan dan selesainya Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, Maret 2011

Penulis

i 11

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan.............................................................. B. Pada Kehamilan.......................................................................................... C. Pada Persalinan........................................................................................... D. Pada Masa Nifas......................................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA 9 2 2 7 8 1 i ii

ii 12

LAPORAN PENDAHULUAN RS BHAYANGKARA TENTANG FEBRIS/DEMAM

Disusun Oleh :

RITA LUKI YATI 08.2.0.1.117

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PAYUNG NEGERI PROGRAM DIPLOMA DIII KEBIDANAN PEKANBARU
2011

13

Вам также может понравиться