Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Pelaksanaan : Senin, 23 Maret 2009 Asistensi : Drs. H. Saikhu Akhmad Husen, M.Kes.
Nama Kelompok :
Tyas Istiqomah Afrian Danny S. Guruh Harianto Ninik Irawati Sabrina I Soraya Ary Andini Rizki Justitian ( 080810191 ) ( 080810235 ) ( 080810318 ) ( 080810721 ) ( 080810298 ) ( 080810304 ) ( 080810722 )
Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga 2009
Tujuan
Memahami prinsip kerja sphygmomanometer manual dan sphygmomanometer digital dalam pengukuran desakan darah arteri serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dasar Teori
Jantung adalah organ yang berfungsi untuk memompa darah. Gerakan otot jantung berasal dari Nodus Sinus Atrial (SA Node), yang mengakibatkan kkontraksi otot atrium. Gerakan kontraksi kemudian bergerak melalui Berkas Hiss (Bundle of Hiss) yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi ventrikel. Tekanan darah adalah kekuatan darah yang diperlukan agar darah dapta mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah bergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung serta kontrakdi otot arteriol. Tekanan darah dibedakan atas sistole dan diastole. Tekanan sistole adalah tekanan darah pada saat jantung menguncup yang diakibatkan oleh kontraksi otot ventrikel. Tekanan sistole juga dapat diartikan sebagai tekanan dari ventrikel yang meninggalkan jantung. Darah dari ventrikel sinister kemudian mengalir ke lengkung aorta sinister. Sedangkan darah dari ventrikel dexter mengalir ke arah arteri pulmonalis. Pada pemeriksaan tekanan darah, sistole adalah bunyi degupan yang pertama kali terdengar. Tekanan Diastole adalah tekanan saat jantung mengendor kembali. Tekanan Diastole dapat juga diartikan sebagai tekanan dari atrium menuju ventrikel yang diakibatkan oleh kontraksi otot atrium. Tekanan darah ini dapat dirasakan pada denyut jantung dan juga denyut pembuluh nadi yang terdapat pada beberapa bagian tubuh, seperti pelipis, lipatan siku, pergelangan tangan, dll). Kekuatan tekanan darah setiap orang berbeda-beda untuk setiap orang. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kekuatan tekanan darah. Secara langsung : Kekuatan pompa jantung Keadaan pembuluh darah Volume kepekatan darah
Secara tidak langsung : Sistem saraf Makanan yang dikonsumsi Umur Jenis kelamin Perubahan suhu
Cara Kerja
Carilah terlebih dahulu pembuluh darah arteria brachialis ( yang nanti letaknya dekat dengan lengan yang dibebat) dan dengarkan bunyi desakan darah yang ada melalui stetoskop Lengan kid praktikan yang tidur terlentang dibebat sphygmomanometer, serta udara diisikan didalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170 mmHg Keluarkan udara secara perlahan-lahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop Catatlah tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan udara pertama kali menghilang sama sekali Ulangi percobaan ini selama 3 kali untuk setiap praktikan dan selanjutnya diambil rerata
Ulangi langkah tersebut di atas ketika praktikan telah berjalan / berlari lebih dulu selama 3 menit (sebagai perbandingan dengan keadaan di atas) Ulangi langkah tersebut di atas ketika tangan praktikan telah direndam dalam tempat yang berisi es selama 1-2 menit (sebagai pembanding keadaan di atas)
Jika dilihat melalui referensi, tekanan darah saat sebelum aktifitas < setelah aktifitas. Tekanan darah pada posisi berbaring < posisi duduk.
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan darah saat sebelum aktifitas < setelah aktifitas. Namun, tekanan darah saat berbaring ternyata > saat duduk. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan praktikan ataupun alat pengukur yang digunakan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan tekanan darah, diantaranya : 1. Gaya gravitasi. Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Tetapi dalam percobaan kali ini kami dapatkan hasil dimana tekanan darah berbaring lebih tinggi daripada pada saat duduk. Hal ini merupakan kesalahan pemeriksa dalam melakukan pengukuran. 2. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hasil percobaan menunjukkan ada peningkatan denyut nadi, tekanan sistolik, dan tekanan diastolik setelah melakukan latihan fisik seperti lari-lari maupun push up. Hal ini disebabkan karena perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan. Pada menit pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah yang drastis karena masih belum biasa melakukan hal tersebut tapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut nadi menurun karena kerja jantung kembali normal. 3. Pengaruh kerja otot. Kerja otot sangat berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah seseorang, terutama yang sehabis beraktivitas. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan saling berkontraksi. Dalam proses kontraksi, otot memerlukan banyak suplai oksigen untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan darah dan selanjutnya akan meningkatakan aliran darah. Selain itu, perangsang impuls simpatis menyebabkan vasokonstriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali pada otot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah
meningkat setelah melakukan aktifitas fisik. Selain itu otot-otot yang sedang berkontraksi menekan pembuluh darah di seluruh tubuh. Akibatnya terjadi pemindahan darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Inilah yang meningkatkan curah jantung yang selanjutnya meningkatkan tekanan darah. Posisi yang paling baik untuk dilakukan pengukuran tekanan darah adalah posisi berbaring. Mengapa?? Karena saat berbaring posisi jantung relatif sejajar dengan bagian tubuh yang dilakukan pengukuran (lengan kanan ataupun kiri), sehingga tekanan pada daerah tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan pompaan jantung. Sedangkan saat posisi duduk, jantung harus memompa ke atas (secara logika lebih berat) sehingga tekanan darah menjadi tidak stabil. Selain karena posisi dan aktifitas, tekanan darah seseorang juga dipengaruhi oleh suhu. Data selengkapnya dapat dilihat melalui tabel berikut : No Nama Jenis Kelamin 1 2 3 4 5 Danny Rizka Wita Putri Thieara L P P P L Tekanan darah pada suhu kamar 102/67 81 118/84 87 120/80 78 116/72 100/48 94 5 110/73 83 115/73 77 123/81 82 127/60 102/60 83 10 105/68 84 108/65 80 117/78 84 100/70 112/71 99 Suhu 10
Suhu tubuh harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu normal saat dilakukan pengukuran. Hal ini bertujuan agar organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Jika terjadi perubahan temperatur tubuh, maka beberapa fungsi organ tubuh juga terganggu (dalam hal ini jantung). Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa walaupun suhu tetap sama (suhu es batu), namun waktu dilakukan pengukuran berbeda. Hal ini tentu mempengaruhi besarnya tekanan darah, karena suhu tubuh praktikan juga ikut berubah. Dapat dilihat bahwa semakin rendah suhu, semakin rendah pula tekanan darah seseorang, karena kerja jantung menjadi melemah. Saat percobaan, digunakan dua alat untuk mengukur tekanan darah seseorang, yaitu
manual dan digital. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah.
Gambar Sphygmomanometer
DIGITAL
MANUAL
Gallery :
Sphygmomanometer Manual
Sphygmomanometer Digital
Berla ri
Berend am dalam
Kesimpulan
Alat pengukur tekanan darah disebut Sphygmomanometer yang terbagi menjadi 2,
yaitu : manual dan digital. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang, diantaranya : 1. 2. 3. 4. Gaya gravitasi. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Pengaruh kerja otot. Suhu Tekanan darah sesorang dapat mengalami kenaikan, penurunan, maupun tetap Posisi terbaik saat dilakukan pengukuran adalah dengan berbaring, karena saat bergantung pada beberapa faktor yang telah disebutkan di atas itu posisi jantung sejajar dengan posisi tubuh yang akan diukur (lengan)
Daftar Pustaka
Guyton and Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
Health wise. 2007. High Blood Pressure (Hypertension) http://blstc.msn.com . Diakses pada tanggal 24 Maret 2009. Husen, Saikhu akhmad, Rai Pidada, Hari supriandono. 2009. Petunjuk Praktikum Biologi Medis. Surabaya: UNAIR. Rendras Blog. 2007. Alat Pengukur Tekanan Darah SUGENG RAWUH.mht