Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
God-Spot (Fitrah)
Makna fitrah adalah agama yang lurus, tauhid, dan kecendrungan kepada kebaikan dan kebenaran. QS. Ar-Ruum[30]: 30 Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
God-Spot (Fitrah)
QS. Al-Araaf[7]: 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan) As-Sajdah ayat 9: Kemudian Ia memberinya bentuk dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
God-Spot (Fitrah)
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya menjadi Yahudi, Majusi, dan Nashrani. (Hadits) Hadits Rasulullah dalam Peristiwa Isra dan Miraj
Prasangka
Prasangka negative mengakibatkan orang menjadi bersikap defensive dan tertutup, karena beranggapan bahwa orang lain musuh berbahaya. Cenderung menahan informasi dan tidak mau bekerja sama. Akibatnya justru ia sendiri yang akan mengalami kerugian, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang lain, sehingga banyak peluang emas terlewatkan bahkan tersingkir di tengah pergaulan sosialnya. Ia dibelenggu oleh fikirannya sendiri.
Prinsip-prinsip hidup
Setiap orang terbentuk sesuai dengan prinsip yang dianutnya. Hasilnya bisa dianggap hebat, mengerikan, bahkan menyedihkan. Sebuah contoh prinsip hidup yang banyak dilakukan para politikus adalah tidak ada persahabatan yang abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi. Prinsip ini bertentangan dengan suara hati manusia yang sebenarnya memuliakan arti persahabatan, tolong menolong dan kasih saying antar manusia.
Pengalaman
Pengalaman-pengalaman, kejadian-kejadian yang dialami sangat berperan dalam menciptakan pemikiran seseorang, sehingga membentuk suatu paradigma yang melekat dalam fikirannya. Seringkali paradigma itu dijadikan sebagai suatu kacamata dan sebuah tolok ukur bagi dirinya sendiri, atau untuk menilai lingkungannya. Hal ini jelas akan merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain. Ini akan sangat membatasi cakrawala berfikir, akibatnya ia akan melihat segala sesuatu secara sangat subyektif, ia akan menilai segala sesuatu berdasarkan frameberfikirnya sendiri, bukan melihat sesuatu secara riil dan obyektif. Ia akan menjadi produk dari fikirannya. Ia akan terkungkung oleh dirinya sendiri.
Sudut Pandang
Di sinilah manusia sering berbeda pendapat dan saling berbantah-bantahan. Di sinilah prinsip yang kuat harus dimiliki. Prinsip ini haruslah prinsip yang telah teruji kehandalannya. Prinsip ini harus dijaga kemurniannya dan harus terus diasah melalui suatu mekanisme yang konsisten dan terarah, sehingga prinsip keilmuan yang ada dalam fikiran kita akan selalu terasah dan memiliki achievement tinggi. Kalau ini terwujud, maka kita mampu menjadi sosok manusia yang tidak saja pekerja keras dan berprestasi, namun juga mampu mencari karunia Tuhan, mampu menilai sesuatu, mengambil keputusan secara obyektif berdasarkan prinsip abadi, bukan karena pengaruh dan tuntutan lingkungan semata
Pembanding
Kita sering menilai segala sesuatu berdasarkan perbandingan pengalaman yang telah dialami sebelumnya dan bayangan yang kita ciptakan sendiri di alam fikiran kita. Pada saat melihat kotak itu secara spontan dan tanpa sadar, kita telah membandingkan sesuatu berdasarkan fikiran kita.
Literatur
Umumnya orang menjadikan bukubuku barat atau ilmu pengetahuan sebagai pegangan dan kiblat, atau bertuhan kepada ilmu. Bukan kepada pemilik ilmu, yaitu Sang Pencipta Ilmu, Allah Tuhan Semesta Alam. Inilah sesungguhnya sebuah pengakuan dan anggukan universal, bagi setiap hati yang terbuka.
PEMBAGIAN ILMU
Imam Ghazali membagi ilmu menjadi dua Ilmu Fardhu Ain, ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim (ilmu tauhid, syariah, fiqh, bahasa Arab, al-quran, al-hadits, dan sebagainya yang termasuk tsaqafah Islam) Ilmu Fardhu Kifayah, ilmu yang wajib dikuasai oleh umat Islam (sains teknologi, manajemen, dsb)