Вы находитесь на странице: 1из 1

Menulis sejarah, terutama sejarah nasional, bukan sekadar kegiatan intelektual atau akademis, tetapi juga kegiatan yang

bermakna politis. Hal ini karena sejarah dianggap sebagai dasar kesadaran bangsa yang fungsinya untuk memperkokoh identitas nasional atau kolektif. Buku ini berusaha untuk mengangkat historiografi yang reflektif tidak saja untuk menguji secara kritis metodologi sejarah, tetapi juga menguji dan merumuskan kembali berbagai klaim kebenaran dan melihat bagaimana hal ini merupakan hasil dinamika sejarah. Melalui berbagai tema yang selama ini sering dianggap umum diketahui maupun berdasarkan berbagai bentuk sumber sejarah yang sebelumnya jarang digunakan, kumpulan tulisan ini berusaha memberi sumbangan lain untuk penulisan dan pemahaman sejarah Indonesia.

Terbit 2008 oleh Penerbit Yayasan Obor Indonesia, KITLV Jakarta & Pustaka Larasan | Binding: Paperback | Halaman: 446 | ISBN: (isbn13: 9789794616482)

Sewaktu negeri ini masih berupa nusantara di masa kolonial Belanda, penulisan sejarah melulu hanya mengungkap Belanda sebagai pemeran penting sejarah di nusantara. Bahkan perspektif kemajuan bangsa Indonesia dipandang sebagai bagian dari "kebaikan hati" kaum liberal Belanda. Begitu tidak dipandangnya perjuangan rakyat melawan Belanda, membuat narasi penulisan sejarah kolonialisme hanya pendek, tidak sebanding dengan ratusan tahun usia penjajahannya. Begitu merdeka, di tahun 1950 buru-buru dituliskan berbagai perjuangan rakyat di seluruh nusantara, seolah-olah mereka berada dalam satu komando. Soekarno berada di balik upaya penulisan kemenangan perjuangan rakyat itu. Semua berebut menyatakan kebenaran. Kontestasi menuju siapa yang menang dan berhak menulis sejarah pasti seru untuk diamati.

Вам также может понравиться