Вы находитесь на странице: 1из 6

Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik-Integratif Written by dr.

Awi Muliadi Wijaya, MKM Saturday, 27 February 2010 00:00 Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan 'Masa emas' (golden period) atau 'Jendela Kesempatan' (window opportunity) dalam meletakkan dasar-dasar tumbuh kembang anak. Kualitas tumbuh kembang anak pada masa ini akan menentukan kualitas kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, kemampuan belajar dan perilaku sepanjang hidupnya.

Oleh karena itu Golden period harus dimanfaatkan (digarap) sebaik-baiknya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Ada 2 hal yang perlu dilakukan orang tua, pendidik, dan pengasuh yaitu: 1. Mememenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal. 2. Melakukan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) anak. Kedua upaya di atas dikenal sebagai Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD). Upaya PAUD dapat dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di rumah dan lingkungan rumah (disebut jalur informal). Akan lebih baik lagi bila mengikutsertakan anak usia dini pada kegiatan yang diselenggarakan Lembaga yang menyelenggarakan 'PAUD satu atap' yang tersedia di lingkungan tempat tinggal seperti Posyandu gabung dengan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pos PAUD baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal (lihat Undang-Undang terkait tentang Sistem Pendidikan Nasional di bagian bawah). Latar belakang Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik-Integratif di Indonesia Cikal bakal penyelenggaraan upaya PAUD di Indonesia sudah dilaksanakan masyarakat sejak beberapa puluh tahun yang lalu, baik yang telah lama dikenal seperti TK dan Posyandu maupun yang belum terlalu lama terbentuk seperti Pos PAUD. Masingmasing dikelola oleh Departemen/Kementerian/Lembaga, masyarakat dan dunia usaha, antara lain melalui jalur:

Taman Kanak-kanak (TK) Raudatul Athfal (RA) Bustanul Athfal (BA) Sekolah Minggu Kelompok Bermain (Play group)

Taman Penitipan Anak (TPA) Satuan PAUD Sejenis (SPS) Pos PAUD Bina Keluarga Balita (BKB) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dll

Namun penyelenggaraan PAUD tersebut masih menghadapi berbagai permasalahan yang menyebabkan terbatasnya jangkauan, jenis pelayanan dan kesenjangan kebutuhan esensial anak, yang disebabkan antara lain:

Pelayanan belum terintegrasi (masing-masing Lembaga nampak berjalan sendirisendiri dan kurang koordinasi dengan Lembaga lain yang sejenis). Kualitas pengelolaan kurang profesional. Keterbatasan jumlah Lembaga penyelenggara. Distribusi Lembaga penyelenggara kurang merata. Distribusi dan kualitas tenaga kurang merata. Fasilitas pelayanan kurang memadai. Pelayanan belum memenuhi seluruh aspek kebutuhan esensial anak. Pemahaman akan pentingnya pengembangan anak usia dini yang holistik-integratif dari para pemangku kepentingan (baik dari para pengambil kebijakan, penyelenggara dan masyarakat) masih terbatas.

Upaya kearah pengembangan anak usia dini telah dikembangkan Departemen Kesehatan sejak tahun 1988 melalui program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Anak. Pada sekitar tahun 1999 dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Departemen Pendidikan Nasional, sejak saat itu upaya PAUD semakin berkembang dan mendapat respon positif dari masyarakat. Seiring dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan penelitian mengenai PAUD, maka kebutuhan akan PAUD meningkat pesat, selaras dengan itu konsep PAUD mulai berubah. Para ahli menganggap perlu dan mendesak untuk melakukan Pengembangan Anak Usia Dini secara holistik (utuh dan menyeluruh) dan terintegrasi lintas sektor yang disebut sebagai "PAUD HolistikIntegratif".

Apakah PAUD Holistik-Integratif itu? Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik-Integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan dan sistematis, yang meliputi berbagai aspek pengembangan fisik dan non fisik, agar anak dapat tumbuh kembang

sebagai anak yang sehat, kuat, cerdas, ceria, dan berbudi luhur. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini secara fisik, mental, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh pemeliharaan kesehatan, pemenuhan gizi, pendidikan, stimulasi mental, dan psikososial (Bappenas).

PAUD dalam Sistem Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB I KETENTUAN UMUM, Pasal 1 ayat 14: "Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan yang lebih lanjut".

Undang-Undang yang sama, BAB VI JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN, Bagian Ketujuh, Pendidikan Anak Usia Dini, Pasal 28 ayat 1-6: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dasar perlunya PAUD Holistik-Integratif Hal-hal yang mendasari perlunya PAUD Holistik-Integratif adalah: 1. Memenuhi kebutuhan esensial anak secara utuh dan menyeluruh. 2. Memenuhi pelayanan kepada anak yang sistematik dan terencana.

3. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang disebut 'Ekologi tumbuh kembang anak usia dini'. Lingkungan yang dimaksud meliputi sistem mikro, meso, exo dan makro (dibahas pada keterangan di bagian bawah). 4. Adanya masa emas (golden period) pada tumbuh kembang anak, yaitu sejak janin sampai usia 5 atau 6 tahun. 5. Manfaat dan pendekatan PAUD Holistik-Integratif sudah teruji secara ilmiah (dibahas pada keterangan di bagian bawah).

Bagan Model Ekologi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Sumber: Bappenas-Unicef, Jakarta, 2009, Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif

Keterangan: Ekologi tumbuh kembang Anak Usia Dini Sistem Mikro adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak dalam kegiatan dan interaksinya sehari-hari, yaitu interaksi dengan orang tua, kakak, adik, dan teman sebaya. Interaksi dengan lingkungan terdekat akan berakibat langsung terhadap anak, pada saat yang sama juga terdapat hubungan timbal balik (2 arah) yaitu anak mempengaruhi lingkungan dan lingkungan mempengaruhi anak. Lingkungan ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak karena berlangsung dalam jangka waktu

yang panjang dan intensif pada anak usia dini.

Sistem Meso adalah interaksi antar komponen dalam sistem mikro, misalnya hubungan antara keluarga dengan sekolah. Bila terjadi hubungan yang kuat dan saling mengisi antar komponen ini maka semakin besar pengaruh baiknya bagi perkembangan anak.

Sistem Exo merupakan sistem sosial yang lebih besar dimana anak tidak langsung berperan di dalamnya. Contoh: lingkungan kerja orang tua. Kebijakan dan keputusan pada tataran ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Sistem Makro merupakan lingkungan terluar anak seperti nilai-nilai budaya, hukum, adat, peraturan perundang-undangan, dll yang juga berpengaruh tidak langsung terhadap perkembangan anak.

Manfaat pendekatan PAUD Holistik-Integratif Manfaat secara sosial Meliputi perkembangan kemampuan berbahasa, intelegensia, kepribadian, perilaku sosial, ketahanan mental dan psikososial serta prestasi akademik. Hasil studi mengungkapkan bahwa investasi yang diberikan pada kelompok usia dini akan dipetik hasilnya pada tahaptahap selanjutnya dari siklus hidupnya.

Contohnya: perkembangan kemampuan berbahasa anak sangat dipengaruhi oleh intensitas interaksi orang tua untuk berbicara dengan anak. Jumlah kata-kata yang dikuasai anak secara dini sangat berpengaruh pada kemampuan berbahasa mereka yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja kognitif anak. Tingginya kemampuan berbahasa, intelegensia, kepribadian, perilaku sosial, ketahanan mental dan psikososial serta prestasi akademik akan dipetik hasilnya ketika anak sudah dapat mengekspresikan dan mengimplementasikan karya-karyanya yaitu pada umumnya ketika anak sudah mulai beranjak dewasa.

Manfaat secara ekonomi Secara ekonomi, maka PAUD Holistik-Integratif bermanfaat untuk:

Menghasilkan economic return yang lebih dan menurunkan social costs di masa yang akan datang. Meningkatkan efisiensi investasi pada sektor lain, misal: dengan melakukan intervensi program gizi, kesehatan dan pendidikan sejak dini maka akan menurunkan biaya yang diakibatkan masalah-masalah kesehatan dan problem sosial dimasa depan. Mencapai pemerataan sosial-ekonomi masyarakat termasuk mengatasi kesenjangan antar gender. Memutus siklus kemiskinan antar generasi.

Kesimpulan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif sangat diperlukan mengingat anak adalah individu yang utuh, maka pengembangannnya perlu dilakukan secara utuh dan menyeluruh. Diperlukan program yang terintegrasi meliputi pemeliharaan kesehatan, pemenuhan gizi, pendidikan, stimulasi mental, dan psikososial untuk memenuhi semua kebutuhan dasar anak (fisik, mental, emosional, dan sosial) agar dapat bertumbuh dan berkembang optimal sesuai potensi yang dimilikinya.

Referensi 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini, diakses 26 Februari 2010. 2. http://www.diknas.go.id/headline.php?id=2, diakses 26 Februari 2010. 3. Materi Bappenas pada 'Pertemuan Regional I Evaluasi Kegiatan Integrasi Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), Gizi, Kesehatan dan PAUD kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Bandung 23-25 Februari 2010, Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif. 4. enas-Unicef, Jakarta, 2009, Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif. Comments

Вам также может понравиться