Вы находитесь на странице: 1из 50

58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian

tentang

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan perilaku ibu balita umur 0 -5 tahun yang tidak membawa balitanya ke posyandu dengan metode kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam kepada informan dan informan kunci di Desa Sedulang Kecamtan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara. Secara umum keadaan topografi desa Sedulang

merupakan dataran rendah dan dataran sedang sehingga hampir setiap tahun pada bulan april sampai bulan juni mengalami banjir dengan ketinggian air rata -rata mencapai 2-3 meter. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Sedulang adalah sebagai nelayan dengan pendapatan yang tidak menentu. Desa Sedulang memiliki luas wilayah sekitar .ha, mempunyai 2 dusun yang terbagi dalam 10 RT, masing -masing 5 RT berada di dusun Loa leban dan 5 RT di dusun Serembuti. Dengan jumlah penduduk data RPJMD tahun 2009 sekitar 2229 jiwa, terdiri dan 700 KK. dari total keseluruhan 2229 jiwa, 10 %

59

diantaranya adalah suku banjar sebagai p endatang dan 90% lainnya adalah suku Kutai sebagai penduduk asli didaerah ini. Sejak tahun 2006 ada dua buah perusahaaan Kelapa Sawit masuk ke daerah ini sehingga sekitar 35 % penduduk bekerja pada perusahan Kelapa Sawit tersebut, hal ini pula yang menyebabkan beberapa diantaranya ibu yang mempunyai balita bekerja sebagai karyawan dan mengikut suami ke lokasi perusahaan tersebut. Jarak lokasi perusahan Kelapa Sawit terdekat ke desa sedulang jika melewati sungai sekitar 1 jam dan jika melewati jalan darat sekitar 30 menit. Akses jalan melewati darat jika banjir/ hujan sangat sulit dilewati karena berlumpur dan licin sedangkan jika melewati sungai arus cukup deras dan jalan agak sempit karena daun kayu yang memakan jalur sungai. Oleh sebab itu beberapa ibu yang mempunyai balita enggan membawa balitanya ke posyandu. Berdasarkan hasil observasi partisipatif pada kegiatan posyandu bulan Mei 2011 kunjungan balita ke posyandu desa Sedulang hanya sekitar 18 orang yang di dominasi oleh balita baru yang pertama kali datang ke posyandu, yaitu sekitar 10 orang dan rata-rata balita yang berkunjung ke posyandu adalah balita yang masih mendapatkan imunisasi (dibawah 1 tahun) . Sedangkan jumlah sasaran balita posyandu t ahun 2011 adalah

60

sekitar 173 200 orang. Hal ini menunjukan masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk membawa balitanya posyandu. b. Sarana dan Prasarana Posyandu Posyandu di desa Sedulang ada 1 buah dan belum mempunyai gedung sendiri, untuk pelayan kegiatan

posyandu biasanya menggunakan kantor PKK atau gedung balai desa yang terletak di tengah -tangah kampung desa Sedulang. Posyandu desa Sedulang sendiri merupakan posyandu Pratama dengan jumlah kader cukup aktif sekitar 4 orang yang dibina oleh petugas ke sehatan ( perawat ) puskesmas pembantu desa Sedulang sebanyak 2 orang. Dana operasional posyandu pada tahun 2009 hanya

sebesar Rp 1.200.000.- yang berasal dari alokasi sebagian dana PKK sebesar Rp 4.500.000.- sedangkan tahun 2011 sebesar Rp 1.000.000,Muara bersumber Tentunya peran dari hal POKJA ini IV

kecamatan kontradiktif

Kaman.

sangat sebagai

terhadap

harapan

kader

penggerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam konteks Revitalisasi Posyandu.


2. Identitas Informan

Masyarakat yang menjadi informan pada penelitian ini berjumlah 41 orang yang terdiri dari 23 orang ibu balita umur 0 -5 tahun yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu dan

61

8 orang ibu balita umur 0-5 tahun yang dua kali berturut-turut tidak membawa balitanya ke posyandu serta 6 orang ibu balita yang rutin membawa balitanya ke posyandu, 1 orang kader posyandu dan 1 orang kepala adat. Identitas informan meliputi ; umur, p endidikan, pekerjaan, suku, status anak yang dapat dilihat pada tabel :

Tabel 5 Karakteristik Informan desa Sedulang kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2011

No 1.

Karakteristik Umur : a. 15-25 b. 26-35 c. 36-45 Pendidikan : a. Tidak sekolah b. Tidak Lulus SD/sederajat c. SD/sederajat d. Tidak Lulus SMP/sederajat e. SMP/sederajat f. Tidak Lulus SMA/sederajat g. SMA/sederajat h. Sarjana Pekerjaan : a. IRT b. Guru honor Suku : a. Kutai b. Banjar c. Dayak d. Jawa Status anak ke :

Frekwensi ( Orang ) 16 orang 17 orang 4 orang 2 orang 19 orang 7 orang 1 orang 4 orang 1 orang 1 orang 2 orang 35 orang 2 orang 28 orang 6 orang 1 orang 2 orang

2.

3.

4.

6.

62

Rutin : a. 1 b. 2 c. 4 Dua kali tidak datang : a. 2 b. 2 dan 3 c. 3 d. 4 dan 5 e. 5 Tidak datang : a. 1 b. 1 dan 2 c. 2 d. 2 dan 3 e. 3 f. 4 g. 4 dan 5 h. 4 dan 6 i. 5 j. 5 dan 6 k. 6

4 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 5 2 3 1 2 3 1 1 1 1 3 orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang orang

3. Hasil Wawancara

Dari kegiatan wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan pada saat penelitian, maka di peroleh hasil sebagai berikut : 1. Pertanyaan yang berubungan dengan pengetahuan. Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku infoman dalam bentuk pengetahuan sehubungan dengan apa yang di ketahui tentang posyandu, kegiatan posyandu, pengelola dan penyelenggara posyandu, tujuan

63

posyandu, sasaran posyandu, sistem/ alur pelayanan posyandu, dan strata/ klasifikasi posyandu. a. Apa yang diketahui dengan posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apakah yang diketahui dengan Posyandu, menunjukan bahwa informan cukup mengetahui tentang posyandu, yaitu posyandu adalah tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui imunisasi dan penimbangan. Seperti yang diungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu Odah kanak halus besuntik posyandu, mantri . (Artinya : sebagai tempat Imunisasi) (MP : 13 Mei 2011) sehat segalanya namanya vitamin diberi urang dalam tubuh anak etam, munnya gala demam ngan tumbuhan dik mahut. (Artinya : sehat semuanya karena diberi vitamin, kalau sakit tidak terlalu parah) (AL : 15 Mei 2011) Tuk kasihatan artinya belanja nyaman, belanja gancang, susu nginumamnnya. (Artinya : Untuk kesehatan, supaya kuat minum susu dan belanja) (MKY : 16 Mei 2011) Kesimpulan : posyandu Merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada ibu hamil dan anak untuk mencegah penyakit dan memantau pertumbuhan .

64

2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturut turut ke posyandu. Supaya kanak ne bila kena penyakit tubuhnya tahan, apalagi bila kena tumbuhan dik tapi mahut. Menjaga kesehatan supaya dik sakit ngan supaya urang betian sehat. (Artinya : supaya anak dan ibu hamil kebal terhadap penyakit) (SY : SY Mei 2011) Kesimpulan: Adalah suatu tempat pelayanan kesehatan kepada anak dan ibu hamil yang bertujuan menjaga kesehatan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Menyehatkan kanak, kanak mun kena demam dik mahut, kena tumbuhan dik tebal. (Artinya : supaya anak sehat dan bila sakit tidak parah) (SH : 18 Mei 2011) Suatu tempat untuk imunisasi,nimbang kanak, konsultasi masalah kanak/penyakit kanak dan urang hamil. (Artinya : suatu tempat untuk imunisasi, menimbang dan konsultasi masalah esehatn anak dan ibu hamil) (RS : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Adalah suatu tempat pelayanan kesehatan kepada anak dan ibu hamil yang bertujuan menjaga kesehatan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit. Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu orang kader posyandu yang menyatakan hal serupa sebagai berikut : Posyandu tu ya ha odah kanak ngan urang betian betimbang, besuntik ngan betanyaan tentang kesehatan sida tu kanak ngan urang betian ha yoh.

65

(Artinya : suatu tempat pelayanan imunisasi, penimbangan dan konsultasi masalah kesehatan anak dan ibu hamil) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat d itarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan teori menurut Depkes tahun 2006, namun secara mendalam ibu balita di desa Sedulang yang menjadi informan mengetahui bahwa posyandu merupakan sarana untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Anak melalui imunisasi dan penimbangan . b. Kegiatan Posyandu Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada ketiga kategori informan tentang apa saja kegiatan di Posyandu menunjukan bahwa informan mengetahui kegiatan di posyandu, seperti yang

diungkapkan ibu yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu balita yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu. Suntik, periksa darah, betimbang, ditanyai apa -apa keluhan nyawa, mantri nya nyarankan ne, tegak nyawa betian nya pernah ke posyandu tu ha. Mun kanak betimbang, baru munnya besuntik, besuntik. Munnya ada vitamin tetesan, tetes tu. Kawa posyandu 2 bulan sampai 5 tahun .

66

(Artinya : imunisasi, penimbangan, konsult asi masalah kesehatan anak umur 2 5 tahun dan ibu hamil) (SRN : 15 mei 2011) Besuntik, beperiksa, betimbang. (Artinya : imunisasi, konsultasi, dan penimbangan) (SF : 19 Mei 2011) Kesimpulan: Kegiatan kegiatan di posyandu di tujukan kepada anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan ibu hamil, antara lain ; imunisasi, timbang, konsultasi kesehatan, pemberian vitamin, pemberian makanan tambahan, menulis-nulis, dan menyarankan untuk kebali lagi bulan berikutnya. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturutturut ke posyandu. Kanak tu di suntik ngan betimbang, ibu betian jua. Suntik tu tujuanya supaya sehat untuk mencegah demam gala tumbuhan. Suntikan untuk kanak campak, tetes polio, vitamin untuk urang betian suntikan TT. (Artinya : imunisasi, penimbangan untuk anak dan ibu hamil) (ASM : 11 Mei 2011) Kesimpulan: Kegiatan di posyandu di tujukan kepada ibu hamil dan anak bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan mencegah penyakit, melalui imunisasi, timbang, tetes polio, pemberian vitamin. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu Suntikan imunisasi anak dan ibu hamil, pemberian vitamin A menimbang kanak, mengukur tinggi badan gunanya melihat pertu mbuhan dan perkembangan kanak, misalnya ; tumbuh tu semakin tinggi/besar, kalau berkembang kanaknya semakin cerdas. (Artinya : imunisasi, penimbangan, pemberian vitamin A, mengukur tinggi badan, dan memantau pertumbuhan dan perkembangan balita) (NN : 20 Mei 2011)

67

Kesimpulan: Kegiatan di posyandu ditujukan kepada ibu hamil dan anak untuk menjaga kesehatan, antara lain ; imunisasi, pemberian vitamin A, timbang, dan mengukur tinggi badan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu orang kader posyandu yang menyatakan hal

serupa sebagai berikut : Ya besuntik ngan betimbang tuk kanak ngan urang betian. (Artinya : Imunisasi dan penimbangan untuk anak dan ibu hamil) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan lima kegiatan posyandu menurut Depkes RI tahun 2006 dan Tujuh Kegiatan posyandu menurut Nasrul Effendy tahun 1998, namun secara mendalam ibu balita yang menjadi informan di de sa Sedulang mengetahui bahwa di antara kegiatan di posyandu adalah KIA, Imunisasi dan peningkatan gizi. c. Pengelola dan Penyelenggara Posyandu. Dari hasil wawancara yang dilakuka n secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang siapa pengelola dan penyelenggara posyandu menunjukan bahwa Informan item 1 dan 2 tidak mengetahui siapa pengelola dan penyelenggara posyandu, yaitu petugas

68

kesehatan/

dinas

kesehatan,

pemerintah

desa.

Sedangkan informan item 3 mengetahui siapa pengelola dan penyelenggara posyandu, yaitu masyarakat. Seperti yang di ungkapakan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu. Yang mempunyai posyandu kesehatan,. (Artinya : petugas kesehatan) adalah petugas

(R : 17 Mei 2011) Kesimpulan: Yang mempunyai posyandu adalah petugas kesehatan, pemerintah desa, PKK, RT. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali bertur utturut ke posyandu. Mun kita kan jalankan maha, parakha kepalanya yang berempu Dinas Kesehatan ha mungkin . (Artinya : petugas kesehatan hanya melaksanakan, yang mempunyai adalah dinas kesehatan) (ASM : 11 Mei 2011) Kesimpulan: Yang mempunyai posyandu adalah petugas kesehatan, dinas kesehatan. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Seluruh masyarakat, mantri tu tugasnya nyuntik ngan madahi apa yang harus di polah urang betian ngan kanak tadi tu. (Artinya : seluruh masyarakat, petugas kesehatan hanya memberikan pelayanan) (IT : 20 Mei 2011)

69

Kesimpulan: Yang mempunyai posyandu adalah seluruh masyarakat dan dibina petugas kesehatan Kedua pernyataan 2 kategori informan item 1 dan 2 tidak sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu yang menyatakan hal sebagai berikut : Sebenehnya masyarakat melalui PKK, tapi lawasan ni PKK dik tahu-tahu ngan posyandu di dukung oleh mantri (Artinya : sebenarnya masyarakat yang di kelola oleh PKK yang mendapat dukungan petugas kesehatan , tetapi PKK tidak tahu menahu dengan urursan posyandu) (NAJ : 22 Mei 2011)

Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, bahwa pernyataan informan item 1 dan 2 tidak sesuai dengan teori menurut Depkes RI tahun 2006 dan Surat Edaran Mendagri dan Otonomi Daerah dalam Djoko Wiyono tahun 2009, yaitu pengelola dan

penyelenggara posyandu adalah pemerintah desa, RT dan dinas kesehatan. d. Tujuan Posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apa Tujuan Posyandu menunjukan bahwa informan

mengetahui Tujuan Posyandu, yaitu menjaga kesehatan anak dan ibu hamil agar tidak mudah sakit , seperti yang diungkapkan ibu yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

70

1. Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu. Nyuruh kanak ngan urang betian sehat. Kanak supaya nya dik bepenyakit, urang betian kan nya sehat jua. (Artinya : menjaga kesehatan anak dan ibu hamil, agar tidak mudah terserang penyakit) (SNT : 11 Mei 2011) Untuk kesehatan kanak, bila demam gala tumbuhan tu dik hentap beneh . (Artinya : untuk menjaga kesehatan anak, kalau terkena penyakit tidak parah) (RN : 15 Mei 2011) Kesimpulan: Tujuan posyandu adalah untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan anak agar tidak mudah sakit. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali bertur utturut ke posyandu.

posyandu tu tuk pencegahan penyakit kerumut, polio, cacar. njaga kesehatan kanak, biar kena tumbuhan kurang, dik timbul beneh, ngan urang betianan . (Artinya : menjaga kesehatan anak dan ibu hamil kalau terkena penyakit tidak parah, misalnya penyakit morbili, dan cacar) (YL : 11 Mei 2011) Kesimpulan: Tujuan kegiatan posyandu adalah menjaga kesehatan anak dan ibu hamil agar tidak mudah sakit. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Menjaga kesehatan anak ngan orang hamil, menyembuhkan penyakit, mencegah kekebalan. orang hamil supaya sehat mulai hamil sampai melahirkan (Artinya : memberikan kekebalan, menjaga kesehatan anak dan ibu hamil) (NN : 20 Mei 2011)

71

Supaya kanak sehat, bila kena tumbuhan dik mahut (Artinya : menjaga kesehatan anak, bila terkena penyakit tidak parah) (RI : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Tujuan kegiatan posyandu adalah menjaga kesehatan, memberikan kekebalan kepada ibu hamil dari mulai hamil sampai melahirkan dan anak. Pernyataan ke tiga kategori informan diatas sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu berikut; Supaya kanak ngan urang betian sehat. (Artinya : menjaga kesehatan anak dan ibu hamil) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan Tujuan Posyandu menurut Depkes RI tahun 2006, namun secara mendalam ibu balita yang menjadi informan di desa Sedulang menegetahui bahwa Tujuan posyandu adalah menjaga kesehatan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit kepada anak dan ibu hamil. e. Sasaran posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang siapa sasaran kegiatan posyandu, menunjukan bahwa yang menyatakan hal sebagai

72

informan mengetahui sasaran posyandu adalah ibu hamil dan anak. Seperti yang di ungkapkan informan sebagai berikut : 1) Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Kanakan umur 1 bulan sampai 5 tahun wan urang hamil (Artinya : anak umur 1bulan sampai 5 tahun dan ibu hamil) (RM : 19 Mei 2011) Urang betianan, karena pas pegi haritu pas ku lagi betian (Artinya : ibu hamil, karena waktu ke posyandu sedang hamil) (R : 17 Mei 2011) Urang betian ngan kanak. Kanak mulai umur 3 bulan sampai dik tahu mantri. urang betian mulai betian 3 bulan sampai parak beranak (Artinya : ibu hamil mulai umur kehamilan 3 bulan sampai mau melahirkan dan anak umur 3 bulan sampai tidak tahun) (SS : 12 Mei 2011) Kanak halus umur 2 bulan sampai umurnya 3 tahun. Urang bini bujang, dik tahu apa yang di polahnya mantri (Artinya : anak umur 2 bulan sampai 3 tahun, perempuan yang belum kawin, tetapi tidak tahu apa yang di kerjakannya) (MP : 13 Mei 2011) Kesimpulan: Sasaran kegiatan di posyandu adalah anak umur 2 atau 3 bulan sampai 5 tahun dan ibu hamil. 2) Ibu yang dua kali berturut-turut tidak membawa balitanya ke posyandu

73

Urang betian, ngan urang beranakan, kanaknya yang di posyandu (Artinya : ibu hamil, anak) (ASM : 11 Mei 2011) Urang betianan ngan kanak mulai umur 3 bulan sampai 5 tahun (Artinya : ibu hamil anak umur 3 bulan sampai 5 tahun) (SY : 13 Mei 2011) Kesimpulan: Sasaran kegiatan posyandu adalah anak mulai umur 1 bulan sampai umur 5 tahun dan ibu hamil. 3) Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu Kanak ngan urang betian (Artinya : anak dan ibu hamil) (RI : 20 Mei 2011) Balita, anak, ibu hamil, manula (Artinya : balita, anak, ibu hamil dan manula) (NN : 20 Mei 2011) Bayi sampai balita, remaja,ibu hamil.Kanak wajib imunisasi dari lahir sampai umur 9 bulan,wajib posyandu dari lahir sampai 5 tahun. Ibu hamil mulai pertama hamil sampai melahirkan (Artinya : bayi sampai balita, remaja, ibu hamil. Anak wajib posyandu umur 9 bulan sampai 5 tahun) (RS : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Sasaran kegiatan posyandu adalah anak mulai lahir sampai umur 5 tahun dan ibu hamil mulai hamil sampai melahirkan. Remaja dan manula. Pernyataan ke tiga kategori informan diatas sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu berikut; Kanak ngan urang betianan yang menyatakan hal sebagai

74

(Artinya : anak dan ibu hamil) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan Sasaran Posyandu menurut Depkes RI tahun 2006, namun secara mendalam ibu balita yang menjadi informan di desa Sedulang menegetahui bahwa sasaran posyandu adalah anak dan ibu hamil. f. Sistem/ Alur Pelayanan Posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apa saja Sistem/ Alur Pelayanan di Posyandu menunjukan bahwa informan item 2 dan 3 mengetahui sistem/ alur pelayanan di posyandu, yaitu pendaftaran, penimbangan dan pelayanan. Sedangkan informan item 1 sebagiannya mengetahui, sebagiannya lagi tidak mengetahui sistem/ alur pelayanan di posyandu. seperti yang diungkapkan ibu yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu

75

Dik tahu mantri karena nyawa dik pernah jua betanyaan dengan sida, mun nyawa tahu bahas beneh ha pintar nyawa tu (Artinya : tidak tahu, karena tidak pernah datang ke posyandu) (SNT : 11 Mei 2011) Ncatati nama kanak, timbang ngan suntik. (Artinya : pendaftaran, penimbangan dan pelayanan) (AL : 15 Mei 2011) Kesimpulan: Sasaran kegiatan di posyandu adalah anak umur 2 atau 3 bulan sampai 5 tahun dan ibu hamil. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturutturut ke posyandu Ndata kanak, timbang, baru bawa ke mantri suntik atau dik. (Artinya : pendaftaran, penimbangan dan pelayanan) (HL : 10 Mei 2011) 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu Ndaftar, betimbang, di padahi informasi tentang kesehatan anak, baru disuntik. (Artinya : pendaftaran, penimbangan, penyuluhan dan pelayanan) (SH : 18 Mei 2011) Kesimpulan: Sasaran kegiatan posyandu adalah anak mulai lahir sampai umur 5 tahun dan ibu hamil mulai hamil sampai melahirkan. Remaja dan manula. Pernyataan 2 kategori informan item 2 dan 3 serta sebagian item 1 tersebut diatas sejalan dengan

pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu yang menyatakan hal sebagai berikut : Ndaftar, betimbang, ncatat hasil timbangan, baru ke kita, pak

76

(Artinya : pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan pelayanan) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan informan item 2 dan 3 serta sebagian informan item 1, tidak sepenuhnya sesuai dengan Sistem/Alur Pelayanan Posyandu menurut Nasrul

Effendy tahun 1998, namun secara mendalam ibu balita yang menjadi informan di desa Sedulang mengetahui sistem/ alur pelayanan di posyandu, yaitu pendaftaran, penimbangan dan pelayanan. Sedangkan sebagian

informan item 1 mengatakan tidak tahu, tentunya hal ini bertentangan dengan teori tersebut diatas. g. Strata/ Klasifikasi Posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara

mendalam kepada informan tentang apa saja Strata/ Klasifikasi Posyandu menunjukan bahwa informan item 1 dan 2 serta sebagian informan item 3 tidak mengetahui, namun sebagian lagi informan item 3, mengetahui. Yaitu pratama dan purnama. Seperti di ungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

77

1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu. Dik tahu jua leh mantri. (Artiny : tidak tahu) (MT : 17 Mei 2011) 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturutturut ke posyandu Dik tahu pak mantri (Artinya : Tidak tahu) (SY : 14 Mei 2011) 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu Dik tahu mantri. (Artinya : Tidak Tahu) (E : 10 Mei 2011) Pratama ngan purnama (Artinya : pratama dan purnama) (NN : 20 Mei 2011) pernyataan 2 kategori informan item 1 dan 2 serta sebagian informan item 3 tidak sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu

yang menyatakan hal sebagai berikut : pratama, purnama (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis

makna yaitu, bahwa pernyataan pernyataan yang diungkapkan informan item 1 dan 2 serta sebagian informan item 3 di desa Sedulang tidak mengetahui,

tentunya hal ini tidak sesuai dengan Strata/ Klasifikasi

78

Posyandu

menurut Depkes

RI tahun 1997,

yaitu

pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS,penyuluhan dan pelayanan. Namun sebagian informan item 3 di desa Sedulang mengatakan klasifikasi posyandu yaitu

Pratama dan Purnama, walupun tidak sepenuhnya sesuai dengan teori tesebut diatas. 2. Sikap terhadap Posyandu Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku informan yang dalam bentuk Sikap sehubungan dengan pendapat tentang posyandu , akibat tidak posyandu, jadwal kegiatan dan sistem informasi posyandu. a. Pendapat tentang posyandu. Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategoi informan tentang apa pendapat ibu tentang posyandu, menunjukan bahwa informan berpendapat positif ( menghargai/ valuing ) terhadap tujuan posyandu yaitu menjaga kesehatan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit. Seperti yang di ungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

79

1) Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Untuk kesehatan ibu dan anak. Untuk ibu, supaya sehat selama betian. Untuk anak, supaya dik sakit. (Artinya : menjaga kesehatan anak dan ibu hamil) (MS : 13 Mei 2011) Kesimpulan: Akibat bila tidak posyandu adalah mudah diserang penyakit, loyo dan makan minumnya menurun yang ditunjukan oleh anak tidak bisa melakukan kebiasaannya. 2) Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturut-turut ke posyandu. Supaya kanak ne bila kena penyakit tubuhnya tahan, apalagi bila kena tumbuhan dik tapi mahut. Menjaga kesehatan supaya dik sakit ngan urang betian jua, mantri (Artinya : menjaga kesehatan, memberikan kekebala pada anak dan ibu hamil) (SLM : 12 Mei 2011) Kesimpulan: Akibat bila balita tidak posyandu adalah mudah diserang penyakit dan tidak dapat mengetahui berat badan anak. 3) Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Menjaga kesehatan anak ngan uarang betian , menyembuhkan penyakit, membuat kekebalan tubuh. (Artinya : menjaga kesehatan, memberikan kekebalan pada anak dan ibu hamil) (RS : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Akibat balita tidak ke posyandu adalah anak mudah diserang penyakit, daya tahan tubuh nya mudah menurun dan tidak dapat memantau berat badan balita.

80

Pernyataan ketiga informan dengan pernyataan informan kunci

diatas sesuai yaitu kader

posyandu, sebagai berikut : supaya kanak ngan urang betian kebal dan tahan ngan penyakit (memberikan kekebalan dan mencegah penyakit ibu hamil serta anak) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan umum dan khusus posyandu menurut Depkes tahun 2006, namun secara mendalam ibu balita desa Sedulang , menurut Bloom dan Allpo rt dalam domain perilaku ibu balita desa Sedulang berada pada tingkatan sikap Menghargai/ valuing terhadap tujuan posyandu , yaitu menjaga kesehatan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit kepada anak dan ibu hamil. b. Akibat tidak posyandu. Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan apa akibat jika balita tidak di posyandu., menunjukan bahwa informan mengetahui akibat jika balita tidak di posyandu, yaitu anak mudah diserang penyakit, daya tahan tubuh nya mudah menurun dan tidak dapat

81

memantau berat badan balita. Seperti di ungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Sering sakt-sakitan, mantri. Dik dapat nahui berat badan kanak, munnya naek tukan sehat. Belanja kadak tapi handak, makan minum jua mantri. Nyuruh kanak loyo, di besemangat, pak (Artinya : mudah terserang penyakit, loyo, tidak mau makan dan minum serta tdak dapat mengetahui berat badan) (RM : 19 Mei 2011) Kesimpulan: Akibat bila tidak posyandu adalah mudah diserang penyakit, loyo dan makan minumnya menurun yang ditunjukan oleh anak tidak bisa melakukan kebiasaannya. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturut-turut ke posyandu. Dik kawa salah dikit, lalu bepenyakitan kanak. Bila tumbuhan/ngan demam mahut beneh kenanya. Mana etam dik dapat nahui berat badan kanak (Artinya : kalau terkena penyakit bisa parah dan tidak dapat mengetahui berat badan) (ASM : 11 Mei 2011) Kesimpulan: Akibat bila balita tidak posyandu adalah mudah diserang penyakit dan tidak dapat mengetahui berat badan anak. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Anak mudah sakit, daya tahan tubuh nya lemah. mana lagi berat badannya dik dapat di pantau (Artinya : anak mudah terserang penyakit serta berat badannya tidak dapat di pantau) (NN : 20 Mei 2011)

82

Bilanya bepenyakit lawas, mantri (Artinya : kalau sakit bisa lama) (SH : 18 Mei 2011) Kesipulan: Akibat balita tidak ke posyandu adalah anak mudah diserang penyakit, daya tahan tubuh nya mudah menurun dan tidak dapat memantau berat badan balita. Pernyataan ketiga item informan sesuai dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu, sebagai berikut ; supaya kanak ngan urang betian sehat, dik bepenyakitan) (Artinya : supaya anak dan ibu hamil tidak mudah terserang penyakit) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang diungkapkan tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan umum dan khusus posyandu menurut Depkes tahun 2006 serta menurut Bloom dan Allport dalam domain perilaku manusia, namun secara mendalam ibu balita yang menjadi informan di desa Sedulang ketiga item informan desa Sedulang memberikan pendapat baik terhadap posyandu, yaitu untuk menjaga kesehatan serta memberikan kekebalan kepada anak dan ibu hamil.

83

c. Pendapat tentang jadwal dan informasi kegiatan Posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang bagaimana pendapat tentan g jadwal dan informasi kegiatan posyandu, menunjukan bahwa informan mempunyai sikap positif (menghargai/valuing ) serta mengevaluasi terhadap jadwal dan informasi

posyandu. Seperti di ungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Etam ne posyandu rancak dik ketahuan, mun ada posyandu kami rancak dik tahu, mana pengumuman di mesjid tu rancak dik kedengaran. Kami sini mun sida dik madahi mana kami tahu, mun jauh tegak ne mantri (Artinya : sering tidak mendengar dan tidak mengetahui jika kegiatan posyandu) (AL : 15 Mei 2011) Kesimpulan: Jadwal posyandu tidak rutin dan tidak pasti. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturutturut ke posyandu Kadang kadang tahu, mun urang ngumumkan di mesjid atau sida kader bepadaha n sampai ke sini, ya padanya sida bepadahan sehari sebelumnya

84

(Artinya : tahu jika kader memberitahu sampai kesini atau memngumumkan melalui masjid atau sehari sebelumnya) (MS : 13 Mei 2011) Kesimpulan: Jadwal posyandu tidak pasti dan tidak rutin serta informasi tidak ada. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Ya mun dapat di rutinkan setiap bula n, tanggalnya dipastikan jadi nyaman jua ha (Artinya : kalau dapat tanggalnya di pastikan setiap bulan) (NN : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Jadwal informasi harus pasti. posyandu tidak rutin dan

Pernyataan informan tersebut diatas sesuai dengan informan kunci, yaitu kader posyandu. ya, pak jadwal etam ne maseh dik tentu, mangkanya kadang-kadang tu tahu betanya jua, bila etam posyandu yo (Artinya : jadwal posyandu masih belum pasti, makanya ibu-ibu sering bertanya, kapan posyandu) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis

makna yaitu, pernyataan informan menunjukan bahwa ibu balita desa Sedulang berada pada tingkatan sikap merespon/ responding sampai pada tingkatan

menghargai/ valuing, hal ini sesuai dengan Teori menurut Bloom dalam (Notoatmodjo, 2007), yaitu ibu balita yang menjadi informan di desa Sedulang mampu menanyakan dan complain terhadap jadwal posyandu serta informasi posyandu.

85

3. Motivasi terhadap posyandu. Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai motivasi informan dalam bentuk pengalam an, sebab tidak datang ke posyandu dan sebab mau datang ke posyandu sehubungan dengan pemanfaatan posyandu. a. Apa ada pengalaman terhadap Posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apakah ada pengalaman tentang posyandu, menunjukan bahwa informan secara umum mempunyai pengalaman terhadap posyandu, yaitu imunisasi bengkak, panas, bernanah, anak pernah ninggal lebih dari 1 orang dan keluarga meninggal satu hari setelah posyandu serta mendapat informasi melalui media cetak bahwa ada anak yang pingsan sehabis imunisasi. Ditambah kebiasaan adat di keluarga anak yang di imunisasi sebelum berumur 2 bulan akan rewel atau menangis sampai kebiruan karena belum meminta ijin kepada penjaga keluarga. Seperti di ungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu

86

Nyawa sihan maha ke kanak nangis tu habis besuntik, takut galanya bengkak,apalagi adanya tahu benanahan tu (Artinya : bengkak sampai bernanah sehabis di imunisasi) (DN : 12 Mei 2011) Ada mantri,anak bubuhan kami ne habis suntik bengkak, tengah hari posyandu hambat, mpai ninggal. Jadi keluarga laen ne umpat takut jua ha . (Artinya : ada anak keluarga yang meninggal sehari setelah posyandu) (MS : 13 Mei 2011) Mun, gala kanak demam habis besuntik tu dik papa, tu bearti nya ada penyakitnya ha tu. Hanya nyawa njagai maha soalnya kami ni dik kawa didarahi mun belum 2 bulan (Artinya : anak yang demam sehabis di imunisasi berarti ada penyakitnya, tetapi anak kami tidak boleh di darahi sebelum berumur 2 bulan) (SS : 12 Mei 2011) Nyawa dah kerancakan anak ninggal bepenyakit ne, jadi takut ha nya ne bepenyakit lagi, mun habis posyandu dik ada mantri leh (Artinya : anak sudah sering meninggal karena sakit, bukan karena sehabis di imunisasi makanya selalu berprasangka buruk kalau nak sakit pasti berpikiran anak akan meninggal) (Al : 15 Mei 2011) Bengkak wan demam mantri (Artinya : bengkan dan demam) (MKY : 16 Mei 2011) Kami ne baru maha kawa didarahi, mun pengalaman laen paling bapaknya maha tegor bila suntik bengkak (Artinya : anak baru saja boleh didarahi menurut adat dan bapaknya tegur bila sesudah imunisasi bengkak) (I : 12 Mei 2011) Bengkak imbah besuntik posyandu wan ada membaca di Koran kanakan imbah posyandu pingsan yang tadi datang sehat mantri ai

87

(Artinya : bengkak sesudah imunisasi dan pernah membaca dikoran tentang anak yang sesudah dimunisasi pingsan) (SF : 19 Mei 2011) Kesimpulan: Pengalaman terhadap posyandu antara lain imunisasi bengkak, panas, bernanah, anak pernah ninggal lebih dari 1 orang dan keluarga meninggal satu hari setelah posyandu serta mendapat informasi melalui media cetak bahwa ada anak yang pingsan sehabis imunisasi. Ditambah kebiasaan adat di keluarga anak yang di imunisasi sebelum berumur 2 bulan akan rewel atau menangis sampai kebiruan karena belum meminta ijin kepada penjaga keluarga. 2). Ibu yang tidak membawa balitanya dua kali berturut turut ke posyandu. Pernah jua dulu anakku habis besuntik bengkak sampai benanahan,tapi bulan sebutingnya ku bawa lagi anak ku, tu kan artinya ada penyakit dengan anak nyawa. Tu maha mantri. (YL : 11 Mei 2011) Ya ha tu mantri, kami ni kan ada adat di aer bila kanak nak di darahi harus bepadah atau mberi dulu, nyawa ne nyangka kanak dah pore tegak ni dik papa maha ha, kalinya habis besuntik harian tu baya mulang maha makanya bejaluk nangis, mun kami kesawanan maha lagi (Artinya : anak sesudah di imunisasi menjadi rewel dan menangis lama karena tidak memberitahu penjaga keluarga bawa anak akan di imunisasi) (ASM : 11 Mei 2011) Kesimpulan: Pengalaman selama posyandu antara lain anak bengkak, panas, bernanah setelah di imunisasi serta anak menangis sampai kebiruan karena adat kebiasaan belum meminta ijin kepada penjaga keluarga. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Paling bengkak ngan panas sehari dua, bila diberi obatnya kita beri tu baeknya

88

(Artinya : bengkak dan demam, sesudah diminumkan obat langsung sembuh) (IT : 20 Mei 2011) Mun kanak dik posyandu payah mantri, ne tegak anak ku nya dua orang ne leh, mun nya bepenyakit togol mantri (Artinya : kalau anak tidak di posyandu b isa membuat anak sakitnya lama) (SH : 18 Mei 2011) Kesimpuan: Pengalaman selama posyandu adalah bengkak, panas 1 2 hari setelah diminumkan obat penurun panas, anak sembuh dan anak yang tidak pernah mengikuti posyandu cendrung sering sakit sakitan. Pernyataan informan tersebut diatas sesuai dengan pernyataan informan kunci, yaitu kader

posyandu dan tokoh masyarakat, sebagai berikut : Paling bengkak, demam manalagi bubuhan sida tu ada jua madahkan bila kanak belum umur 2 bulan tu dikda kawa didarahi ngan sida dengar kesah urang kanak habis di suntik tu molah penyalit kanak maha ngan jua adanya sampai ninggal (Artinya : bengkak, demam, adat kebiasaan bahwa anak yang belum berumur 2 bulan tidak boleh didarahi karena belum meminta ijin kepada penjaga keluarga, serta ditambah mendengar cerita tentang anak yang di imunisasi meninggal) (NAJ : 22 Mei 2011) Ya ha tu pak, adat etam kutai ni urusan etam tu dik diberitahu jua lalu h a sida tu tahu nak begurau, jadi paksa ha diberi dulu, mun dik payah kanak di kerjanya (Artinya : kebiasaan adat bila anak mau didarahi ahrus mendapat ijin dari penjaga keluarga dulu, yaitu memberi sesajen di air kemudian air tersebut diminumkan dan dimandikan kepada anak tadi) (ASR : 24 Mei 2011)

89

Dari pernyataan diatas dapat ditari k analisis makna yaitu, bahwa pernyataanpernyataan pengalaman yang diungkapkan ketiga kategori informan sesuai dengan teori Faktor-faktor Determinan perilaku menurut Snehandu B, Kar (1983), yaitu pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan sosial budaya membentuk persepsi,

keinginan, motivasi dan niat untuk bertindak. Secara mendalam ibu balita desa Sedulang yang menjadi informan sangat di pengaruhi oleh minimnya tingkat pendidikan, informasi tentang posyandu, adat kebiasaan keluarga dan pengalaman sesuatu serta lingkungan. b. Penyebab tidak mau membawa balita ke posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apakah yang menyebabkan ibu balita tidak mau atau persepsi terhadap

membawa balitanya ke posyandu, menunjukan bahwa informan mempunyai berbagai macam alasan yaitu, jauh, cuaca panas, anak yang lebih dari satu, anak yang sakit, anak yang dianggap sudah lewat imunisasinya dan dianggap lengkap, dilarang keluarga akibat kejadian pasca imunisasi ( KIPI ), ibu yang anaknya meninggal lebih dari satu orang, tidak tahu atau tidak mendengar

90

informasi kegiatan posyandu, kesibukan pekerjaan, adat kebiasaan. Seperti yang di ungkapkan Ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagi berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Jauh, mun nya dah pore ne nyawa jarang tahu urang posyandu ngan bayut ha mbawa kanak dah pore tegak ne nya dik besuntik jua lagi. Mana anak nyawa pernah ninggal jadi takut ha kanak demam bila kelangatan (Artinya : jauh, jarang mengetahui atau mendengar kegiatan posyandu, anak sudah besar/ imunisasinya sudah lewat, anak pernah meninggal waktu sakit, dan cuaca panas) (RN : 15 Mei 2011) Pertamanya mamak ku jua dik mberikan padahal ku nak umpat gasak ditakut-takuti tu jadinya ku takut, gara-gara anu jua, adek ku tukan bengkak habis suntik posyandu tu, jadinya rancak sakit -sakitan tu. Mana lagi ada anak bubuhan k ami ne habis suntik bengkak, tengah hari posyandu hambat, mpai ninggal. Jadi keluarga laen ne umpat takut jua ha (Artinya : dilarang ke posyandu oleh ibu karena khawatir bisa membuat penyakit saja) (MS : 13 Mei 2011) Nyawa sihan ha leh, dik rutus dengan kanak bebaek dik nangis jadi nangis bila habis besuntik (Artinya : kasihan dengan anak yang menangis bila di imunisasi dan takut menjadi penyakit saja) (DN : 12 Mei 2011) Rancak haur jua mantri pas banyak pijaan iwak lagi (Artinya : sering sibuk dengan pekerjaan membuat ikan asin) (MKY : 16 Mei 2011)

91

Mun kami ni dik posyandu tu sebabnya ya ha anak kami ni masih halus belum ada 2 bulanan lagi umur nya. mana dik kawa di darahi mun dik mberi urusan kami tu (Artinya : tidak ke posyandu karena anak belum berumur 2 bulan dan belum memberitahu penjaga keluarga) (SS : 12 Mei 2011) Kami ni baru maha kawa nak di darahi tu mantri, maklum ha ada urus ha (Artinya : anak baru saja boleh untuk didarahi karena sudah memberitahu penjaga keluarga) (I : 12 Mei 2011) Kanakan imbah besuntik semalam bangkak kada kawa bejalan, wan membaca di Koran tu pang kanakan di bawa ke posyandu imbah besuntik pingsan, jadi takutan pang mantri ai (Artinya : Anak sesudah di imunisasi bengkak sampai susah berjalan dan membaca di Koran bahwa anak yang sesudah di imunisasi pingsan) (SF : 19 Mei 2011) Kesimpualan: Ibu tidak membawa balitanya ke posyandu antara lain, jauh, cuaca panas, anak yang lebih dari satu, anak yang sakit, anak yang dianggap sudah lewat imunisasinya dan dianggap lengkap, dilarang keluarga akibat kejadian pasca imunisasi ( KIPI ), ibu yang anaknya meninggal lebih dari satu orang, tidak tahu atau tidak mendengar informasi kegiatan posyandu, kesibukan pekerjaan, adat kebiasaan. 2). Ibu yang dua kali berturut turut tidak membawa balitanya ke posyandu Dik tahu jadwal urang posyandu mantri, sida dikda jua madahi. Rancak kelaluan (Artinya : Tidak tahu jadwal kegiatan posyandu, sehingga tidak datang) (SLM : 12 Mei 2011) Kanak sakit pas posyandu, mana nyawa rancak dik tahu jua urang posyandu

92

(Artinya : anak sering sakit sewaktu ada kegiatan posyandu dan tidak tahu ada kegiatan posyandu) (HL : 10 Mei 2011) Ya ha tu mantri, kami ni kan nada adat di aer bila kanak nak di darahi harus bepadah atau mberi dulu, nyawa ne nyangka kanak dah pore tegak ni dik papa maha ha, kalinya habis besuntik harian tu baya mulang maha makanya bejaluk nangis, mun kami kesawanan maha lagi. Jadi direnggahkan ha dulu dikit (Artinya : anak jika mau di imunisasi harus memberitahu penjaga keluarga dulu) (ASM : 11 Mei 2011) Nyawa rancak di darat mantri jadi bayut ha nak turun, jaoh (Artinya : waktu posyandu dua kali yang lewat, tidak berada di desa, karena ikut suami bekerja kayu) (FD : 14 Mei 2011) Kesimpulan: Sebab dua kali berturut-turu tidak datang, antara lain ; tidak tahu atau tidak mendengar informasi kegiatan posyandu, anak sakit, adat, tidak berada di tempat/ jauh. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu Supaya anak etam sehat, kan kanak ditimbang, etam dapat nahui berat badannya, besuntik tuk ncegah penyakit (Artinya dapat mengetahui status kesehatan anak) (RS : 20 Mei 2011) Kesimpulan: Sebab rutin ke posyandu antara lain ; anak jarang terserang penyakit yang parah, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan dapat mengetahui apa yang dilakukan pada anak yang sedang sakit. Pernyataan informan tersebut diatas sesuai dengan pernyataan informan kunci yai tu kader

93

posyandu dan tokoh masyarakat yang menyatakan hal sebagai berikut: kanak bila bengkak habis suntik direnggahkan sida dulu, kanak sakit diksida mbawa jua, kanak belum beumur 2 bulan bunyi sida diuk kawa didarahi betuhing kut kanak ngamok, bila anak sida ranncak bepenyakit, kerancakan kanak ninggal sakit, jaoh, panas, dik tahu mun posyandu, mananya dik datang dua kali tu biasanya ; kanak sida sakit, sida didarat situ jadi dik tahu kan posyandu,bayut temasok anak sida nya dah lengkap suntikannya, mun sidanya nya rancak pegi tu pulang asal tahu maha jua pegi sida mbwa kanak tu (Artinya : alasan yang tidak pernah membawa; anak yang belum berumur dua bulan, anak tahu bengkak, anak sakit, anak yang meninggal lebuh dari satu , jauh, panas. Yang dua kali tidak dating biasanya imunisasi bengkak bulan lalu, tinggal jauh karena mengikuti suami bekerja, anak yang status imunisasinya lengkap bulan lalu. Sedangkan yang rutin datang; asal tahu jadwal dan informasi posyandu) (NAJ : 22 Mei 2011) mana kanaknya belum bepadah, ya umur 2 bulanan ha, takut ha payah di gasak kanak, nangis sing bahasan (Artinya: anak yang belum meminta ijin kepada penjaga keluarga yang menyebabkan anak menangisnya mau berhenti) (ASR : 24 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat di tarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan pernyataan yang di ungkapkan sangat tergantung pada pemahaman dan sikap individu masing masing informan terhadap posyandu namun secara mendalam ibu balita desa Sedulang sangat di pengaruhi oleh minimnya tingkat

94

pendidikan, informasi tentang posyandu dan pengalaman terhadap posyandu serta adat kebiasaan keluarga , status imunisasi anak, anak yang sering meninggal/ lebih dari satu, jauh dan cuaca panas. c. Yang bisa membuat ibu membawa balitanya ke

posyandu. Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada informan, menunjukan bahwa

informan item 1 mengatakan tidak di imunisasi, tidak sakit, mengurangi KIPI, tahu batas anak yang harus ke posyandu, tahu informasi pelaksanaan kegiatan

posyandu, sudah lewat masa pantangan adat kebiasaan (umur lebih dari 2 bulan ), tidak sibuk, ada kendaraan bagi yang jauh. Informan item 2 mengatakan : tahu atau mendengar informasi pelaksanaan posyandu, anak tidak sakit, ada ditempat, sudah memberitahu penjaga

keluarga dalam hal adat kebiasaan. Sedangkan Informan item 3, mengatakan: pelaksanaan posyandu pasti, ada makanan tambahannya, ada sarana bermainnya, ada kegiatan penyuluhan kesehatan, kader posyandu

memiliki pengetahuan yang baik tentang posyandu, kalau perlu ada kegiatan ibu selain kegiatan rutin posyandu, misalnya ; arisan ibu-ibu. Seperti yang diungkapkan ibu

95

balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Ibu yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Asal kanak dik disuntik ja ha, mun kanak dah pore tegak ne nyawa nyebut posyandu nya dah habis apa ha dik besuntik lagi. Mana jua nyawa rancak di tahu urang posyandu, urang rancak dik sampai sini bepadahan (Artinya : asal tidak di imunisasi, status imunisasi anak lengkap, tidak tahu jadwal dan informasi kegiatan posyandu) (SRD : 18 Mei 2011) Mun nya dah kawa didarahi, baru ha kami mbawa pegi posyandu (Artinya kalau sudah memberitahu penjaga keluarga, baru ikut posyandu (RA : 15 Mei 2011) Asal kada haur ja pang mantri, wan tahu bila urang posyandu (Artinya : asal tidak sibuk dan tahu jadwal dan informasi kegiatan posyandu) (NLN : 16 Mei 2011) Kesimpulan: Sebab rutin ke posyandu antara lain ; anak jarang terserang penyakit yang parah, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan dapat mengetahui apa yang dilakukan pada anak yang sedang sakit. 2). Ibu yang dua kali berturut turut tdak membawa balitanya ke posyandu Ne tadi dik tahu kan urang posyandu, mana nyawa dapat jua ha nahui kanak sehat ngan mandik, munnya naek timbangannya sehat ha kanak tu . (Artinya : tidak tahu jadwal dan informasi kegiatan posyandu, karena bisa mengetahui berat badan anak) (SY : 14 Mei 2011)

96

Porei ha dikit dulu, posyandu ne kan nyuruh anak etam dik bepenyakit mahut gala demam tu, etam jua dapat nahui sehat atau mandik anak etam (Artinya : anak dibesarkan sedikit dulu, kalau posyandu bisa mengetahui status kesehatan anak) (ASM : 11 Mei 2011) Ya mu nya dik demam pas posyandu nyawa bawa, kan bila kanak demam dik di suntik jua (Artinya : anak sakit, kalau anak sakit biasa tidak di imunisasi) (HL : 10 Mei 2011) Kesimpulan: Yang membuat ibu balita kembali mau membawa balitanya ke posyandu antara lain ; tahu atau mendengar informasi pelaksanaan posyandu, anak tidak sakit, ada ditempat, sudah memberitahu penjaga keluarga dalam hal adat kebiasaan. 3). Ibu yang rutin membawa balitanya ke posyandu. Jadwalnya di pastikan, ada makanannya, kader memiliki pengetahuan yang cukup tentang posyandu. Mun kawa ada arisan (Artinya : jadwal dan informasi kegiatan posyandu harus jelas dan pasti, kader memiliki pengetahuan yang cukup tentang posyandu, ada kegiatan rutin ibu ibu yang dating ke posyandu) (RS : 20 Mei 2011) Mun dapat tanggalnya dipastikan, dipadahi bila da posyandu. Ada makanannya mantri ( Artinya : jadwal dan informasi kegiatan posyandu harus pasti dan jelas, ada kegiatan gizinya seperti makanan tambahan) (SH : 21 Mei 2011) Kesimpulan: Yang membuat ibu balita mau rutin membawa balitanya ke posyandu, antara lain ; jadwal/ informasi pelaksanaan posyandu pasti, ada makanan tambahannya, ada sarana bermainnya, ada kegiatan penyuluhan kesehatan, kader posyandu memiliki pengetahuan yang baik tentang posyandu, kalau perlu ada kegiatan ibu selain kegiatan rutin posyandu, misalnya ; arisan ibu-ibu.

97

Pernyataan

informan

sesuai

dengan

pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu dan tokoh masyarakat, yang menyatakan hal sebagai berikut : tergantong, nya mana dulu; munnya dik datang tu bunyi sida macam-macam ya kanak dah pore lah, tahu posyandu, dik panas, kanak rancak sakit, dah kawa didarahikah, dik bengkak, dik kusut. Munnya dua kali dik datang ne tadi alas an sida, ada dikampong ne, kanak maseh suntikannya, kanak dah wa didarahi, tahu atau ndengar bila posyandu. Munnya rutin tu mbarag mah jua, posyandu maha lagi takut dikda (Artinya : yang datang, anak yang status imunisasinya belum lengkap, cuaca tidak panas, tidak sibuk, anak yang sudah boleh didarahi/di imunisasi. Kal au yang yang dua kali tidak datang berturut-turut alasannya asal ada di desa, anak yang status imunisasinya belum lengkap, sudah boleh didarahi. Sedangkan yang rutin, yang penting tahu saja jadwal dan informasi posyandu) (NAJ : 22 Mei 2011) yam un kanak dah kawa didarahi, bawa ha dik papa lagi dah (Artinya : jika anak sudah boleh di lukai, sekitar umur 2 bulan) (ASR : 24 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, pernyataan pernyataan yang di ungkapkan sangat tergantung pada pemahaman dan sikap individu masing masing informan terhadap posyandu namun secara

mendalam ibu balita desa Sedulang sangat di pengaruhi oleh minimnya tingkat pendidikan, informasi tentang

posyandu dan pengalaman terhadap posyandu serta adat

98

kebiasaan keluarga, status imunisasi anak, jauh dan cuaca panas. 4. Aksesibilitas ke posyandu Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai aksesibilitas ke posyandu dalam bentuk jarak dan cara yang digunakan ke posyandu sehubungan dengan

keterjangkauan terhadap sarana posyandu. a. Jarak ke posyandu Dari hasil wawancara yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang berapa jarak rumah ke posyandu, menunjukan bahwa informan memiliki persepsi yang berbeda terhadap cara dan lama tempuh dari rumah ke posyandu. Seperti yang diungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1). Informan yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Disini jua pang mantri kantor PKK atau di balai, lumayan ha mantri mun bejalan betis maraki jua betengah jam, mantri (Artinya : di kantor PKK atau dibalai desa, jalan kaki sekitar 30-35 menit) (SRN : 15 Mei 2011) Posyandu sini maha jua ha mantri dibalai atau di kantoran PKK situ, pi kami ne mun bejalan betis paksa ha beolah dulu kesebrang situ, baru bejalan pulang ha ke hulu odah etam posyandu. Ya parak jua ha 20-25 menit nuju kulu tu

99

(Artinya : dibali desa atau kantor PKK, tetapi harus naik perahu pakai dayung kemudian jalan kaki menuju ke lokasi posyandu, sekitar 20-25 menit) (I : 12 Mei 2011) Pegi dibalai, mun dik kantor PKK ha mantri, ya bejalan parak jua ha kursa betengah jaman, mun begendong kanak (Artinya : balai desa, kantor PKK, kalu gendong anak sampai sekitar 30 menit) (MP : 13 Mei 2011) Mun pegi ya sini di kantor PKK ha leh, mana ha lagi, ya bejalan parak jua ha 20 menitan, palagi ha bejalan bekanakan pulang tegak ni (Artinya : kantor PKK, sekitar 20 menitan jalan kaki, apalagi jika jalan kaki) (SS : 12 Mei 2011) Di balai tu maha, ya sekitar 10-15 menit ha bejalan bekanakan (Artinya : balai desa,sekitar 10 -15 menit jalan kaki sambil gendong anak) (RA : 14 Mei 2011) Kesimpulan: Jarak dari rumah ke posyandu adalah antara 15 40 menit. 2). Informan yang dua kali berturut turut tidak membawa balitanya ke posyandu. Ya odah etam lawasan ne posyandu maha jua leh, mun dik balai, kantor PKK, Cuma kami bila nak pegi paksa nyeberang beolah dulu mun dikda urang ngantar beces, baru ha bejalan pulang kulu tu, mun bekanakan ya ha parak jua setengah jam etam bejalan kesitu (Artinya : balai desa atau kantor PKK, kalau ke posyandu harus naik perahu dulu atau ketinti ng, kemudian jalan kaki ke tempat posyandu, sekitar 30 35 menit) (ASM : 11 Mei 2011) Mun bejalan ke balai tu ya sekitar limabelasan menit ha, kiranya

100

(Artinya kalau ke balai desa sekitar 15 menit, jalan kaki) (FD : 10 Mei 2011) Mun bejalan betis bekanakan ne ya sempat dodong jua ha, parak jua ha kursa mun betengah jam man (Artinya : sekitar 30 menit, sempat capek lah) (HL : 10 Mei 2011) Kesimpulan: Jarak dari rumah ke posyandu adalah antara 15 30 menit. 3). Informan yang rutin membawa balitanya keposyandu Ya kalau jalan betis sekitar 15 sampai 20 menitan klo (Artinya : jalan kaki sekitar 15 -20 menit) (NN : 20 Mei 2011) Ya kehulu situ mun betengah jam ada jua klo mantri . (Artinya : sekitar 30 menit jalan kaki) (SH : 18 Mei 2011) Kesimpulan : Jarak rumah dengan posyandu adalah antara 15 30 menit. Pernyataan informan tersebut sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader posyandu

yang menyatakan hal sebagai berikut : ya tergantong urang mana yang nak pegi mun etam yang di kampong ne yan rata-rata tu sekitar 10- 40 menitan lah mun jalan betis ngan beolah nyebrang (Artinya : tergantung yang mana, rata -ratanya sekitar 10-40 menit, jalan kaki atau berdayung sampan) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat ditarik analisis makna yaitu, walaupun pernyataan-pernyataan yang di ungkapkan ketiga item informan bahwa keterjangkauan sarana

posyandu di tentukan oleh cara dan lama tempuh serta

101

ketersedian sarana. Namun secara mendalam menurut ibu balita desa Sedulang yang menjadi informan lama tempuh untuk pergi ke posyandu rata-rata 15-40 menit, hal ini juga sangat di pengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, jarak dan cara tempuh, cuaca, status imunisasi anak, pengalaman terhadap posyandu, pendidikan, umur dalam kaitannya dengan adat kebiasaan pekerjaan, waktu pelaksanaan dan informasi kegiatan posyandu. b. Sarana ke posyandu Dari hasil yang dilakukan secara mendalam kepada ketiga kategori informan tentang apa yang digunakan jika pergi ke posandu, menunjukan bahwa informan menggunakan berbagai macam cara ke untuk pergi ke posyandu. Seperti yang diungkapkan ibu balita yang menjadi informan dalam penelitian ini, yaitu sebagi berikut : 1). Informan yang tidak pernah membawa balitanya ke posyandu Mun kehe pegi tu ngan mun urang dik hilang beusaha kadang beces, mun dik bejalan betisan maha ha tu leh (Atinya : Kalau mau pergi ke posyandu ya minta antar suami jika berada di rumah naik ketinting, kalau tidak terpaksa jalan kaki) (AL : 15 Mei 2011) Mun pegi, mun urang ada di rumah antar urang behonda mun dik paksa ha bejalan betis maha,

102

mantri, tapikan anak nyawa ne belum kawa jua ke posyandu, masalahnya nya belum kawa didarahi (Artinya : kalau suami ada di rumah ya pakai sepeda motor, jika tidak ada terpaksa jalan kaki untuk pergi ke posyandu, tapi anak kami belum boleh juga pergi imunisasi di posyandu, karena belum boleh dilukai/imunisasi) (RA : 14 Mei 2011) Kesimpulan: Pergi ke posyandu ibu dan balita menggunakan antara lain ; jalan kaki, berdayung perahu + jalan kaki, ketinting/ perahu, sepeda motor. 2). Informan yang dua kali berturut membawa balitanya ke posyandu Mun pegi ne ya tetap keseberang dulu beolah atau beces, mun kehulu situ, mun bapaknya ni ada kami diantar urang behonda (Artinya : kalau ke posyandu ya harus berdayung perahu dulu, jika suami ada dirumah minta antar menggunakan sepeda motor) (ASM : 11 Mei 2011) Ya mun urang ada di kampong dik naek kedarat ya behonda pegi posyan du, mun dik ya bejalan maha jua (Artinya : kalau suami tidak naik bekerja kayu diantar menggunakan sepeda motor, jika tidak terpaksa jalan kaki) (FD : 10 Mei 2011) Mun kami ne mantri dedas bejalan betis maha pegi (Artinya : ke posyandu biasanya sering jalan kaki) (SLM : 12 Mei 2011) Ya beolah dulu nyebrang baru bejalan pulang kehulu situ (Artinya : jika pergi ke posyandu, harus berdayung perahu dulu, baru jalan kaki) (S : 17 Mei 2011) Kesimpulan: Pergi ke posyandu ibu dan balita menggunakan antara lain ; jalan kaki, berdayung perahu + jalan kaki, ketinting/ perahu, sepeda motor. turut tidak

103

3). informan yang rutin membawa balitanya ke posyandu Kami biasanya sering naek motor, diantar bapaknya atau ipar klo bapaknya dik ada (Artinya : pergi ke posyandu sering diantar suam i atau ipar menggunakan sepeda motor) (NN : 20 Mei 2011) Ya kadang bejalan betis, kadang behonda, tergantong urangnya ada dirumahkah mandik (Artinya : pergi ke posyandu, kadang -kadang jalan kaki, kadang-kadang naik sepeda motor tergantung suami ada atau tidak di rumah) (SH : 18 Mei 2011) Kesimpulan: Pergi ke posyandu ibu dan balita menggunakan, antara lain ; sepeda motor, jalan kaki Pernyataan ketiga item informan item sejalan dengan pernyataan informan kunci yaitu kader

posyandu yang menyatakan hal sebagai berikut : tergantung urang mana nya pegi, kebanyakan sida pegi tu jalan betis maha, ada jua yang behonda dik berapa orang, mun yang jaoh tu kerancakan sida beces. Soalnya bebawaan kanak, man panas payah jua ha, pak (Artinya : tergantung siapa dan darimana yang dating, terbanyak jalan kaki, menggunakan sepeda motor., kalau yang jauh biasanya menggunakan ketinting perahu) (NAJ : 22 Mei 2011) Dari pernyataan diatas dapat di tarik analisis makna, yaitu walaupun pernyataan pernyataan yang di ungkapkan ke tiga item informan sangat beraneka ragam , tergantung pada sosial ekonomi, jarak, cuaca, status imunisasi anak, pengalaman terhadap posyandu, pendidikan, umur dalam kaitannya dengan adat kebiasaan namun secara mendalam

104

ibu balita desa Sedulang pergi ke posyandu sangat di pengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, jarak dan cara tempuh, cuaca, status imunisasi anak, pengalaman terhadap

posyandu, pendidikan, umur dalam kaitannya dengan adat kebiasaan pekerjaan, waktu pelaksanaan dan informasi kegiata posyandu.

105

4. Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi partisipasi yang telah dilakukan selama proses pelaksanaan kegiatan posyandu, maka dapat diketahui hasilnya, seperti berikut ini :

Tabel. 6 Hal-hal yang dianggap kurang maksimalnya pelaksanaan kegiatan posyandu .

No 1.

Hal kurang maximalnya Ada pelaksanaan posyandu pada : Pemberitahuan/pengumu man

Tidak

Keterangan

Pemberitahuan dilakukan 1 hari sebelum atau pada hari H kegitan posyandu dan hanya dilakukan sebagian desa serta hanya pada ibu balita yang kebetulan di lewati. Jadwal posyandu bulanan tidak pasti. Petugas kesehatan yang melakukan pelayanan hanya satu orang yang cikup aktif Dari puskesmas pembantu setempat. Posyandu desa Sedulang tidak mempunyai gedung sendiri, tetapi setiap ada kegiatan

2. 3.

Jadwal posyandu Petugas posyandu

4.

Sarana posyandu

106

dilaksanakan dib alai desa, di sekolah, atau di gedung PKK, yang terletak ditengah tengah desa. 5. Kegiatan Kegiatan posyandu hanya imunisasi dan penimbangan, vitamin A bulan februari dan agustus. Pembinaan posyandu desa Sedulang masih berada di bawah puskesmas pembantu dan belum pernah mendapatkan kunjungan Tim program kegiatan Posyandu dari puskesmas kecamatan. Pelatihan kader selama sekitar 7 tahun terakhir hanya 1 kali di kecamatan, itupun kader posyadu desa Sedulang tidak mengikuti. Jumlah kader aktif lama 2 orang ( 7 tahun), kader yang lain sudah mengalami 3 kali pembaharuan, jadi jumlah kader saat ini 4 orang.

6.

Pembinaan

7.

Pelatihan kader

8.

Kader

107

9.

Operasional posyandu

Operasional posyandu tahun 2010 bersumber dari pokja IV kecamatan berjumlah Rp 1.000.000 untuk satu tahun. Tidak mempunyai data sasaran balita yang up to date. Tidak pernah ada koordinasi dan kerjasama lintas sektoral baik dengan pemerintah desa maupun swasta ( tidak pernah di adopsi upaya advokasi operasional atau sarana pendukung). Tidak mempunyai sarana penunjang seperti PAUD/ APE. Pelaporan masih di buat petugas kesehatan puskesmas pembantu.

10. Data

11. Kerjasama dan koordinasi lintas sektoral

12. Sarana pendukung

13. Sistem pelaporan

Вам также может понравиться

  • Modul 6 Model SCL
    Modul 6 Model SCL
    Документ11 страниц
    Modul 6 Model SCL
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Sampai Bab 5
    Bab 1 Sampai Bab 5
    Документ101 страница
    Bab 1 Sampai Bab 5
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Modul 3 Pembelajaran SCL 2011
    Modul 3 Pembelajaran SCL 2011
    Документ17 страниц
    Modul 3 Pembelajaran SCL 2011
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Modul 2 Penyusunan Kurikulum 2011
    Modul 2 Penyusunan Kurikulum 2011
    Документ29 страниц
    Modul 2 Penyusunan Kurikulum 2011
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Bab 1 - Bab 5
    Bab 1 - Bab 5
    Документ82 страницы
    Bab 1 - Bab 5
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • BAB V Kesimpulan Dan Saran
    BAB V Kesimpulan Dan Saran
    Документ2 страницы
    BAB V Kesimpulan Dan Saran
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ3 страницы
    Daftar Pustaka
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Bab III Metil
    Bab III Metil
    Документ5 страниц
    Bab III Metil
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Bab Hasil
    Bab Hasil
    Документ54 страницы
    Bab Hasil
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ7 страниц
    Bab Iii
    Ismail Andi Baso
    Оценок пока нет
  • Proposal (Bab 1,2,3)
    Proposal (Bab 1,2,3)
    Документ46 страниц
    Proposal (Bab 1,2,3)
    Ismail Andi Baso
    100% (2)