Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
II. Identifikasi masalah 1. Seorang bayi perempuan lahir di RS Muhammadiyah Palembang dari seorang ibu yang bernama Ny. Wati Usia 19 tahun. Ny. Wati masuk rumah sakit karena mules ingin melahirkan dari kehamilannya yang pertama. Ny. Wati lupa kapan HPHT nya, tapi menurut perkiraan dia hamil 8 bulan. 2. Ny Wati melahirkan secara spontan, ketuban pecah satu jam sebelum bayi lahir dan warnanya jernih. Sayangnya, bayi lahir tidak langsung menangis, merintih dan tampak sianosis. Nilai skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menit adalah 8. 3. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : PB : 40 cm, BBL : 1400 g, LK : 30 cm Vital Sign : RR : 70x/menit, temp : 36 derajat celcius, HR : 150x/menit 4. Pemeriksaan Khusus Kepala : Hidung NCH (+), merintih Thorax : retraksi dinding dada (+) Ekstremitas : Tonus otot menurun, sedikit fleksi pada ekstremitas, plantar creases hanya 1/3 anterior Kulit : Tipis dan lanugo masih banyak
III. Analisis Masalah 1. a. Berapa usia ideal wanita untuk melahirkan dan apa dampak jika wanita melahirkan muda? Lebih dari 75 persen responden wanita yang mengikuti survei ForbesWoman.com dan TheBump.com percaya bahwa rentang usia tersebut adalah waktu paling tepat untuk menjadi ibu. Sebanyak 42 persen responden survei itu menganggap usia 25 tahun. Sebaliknya -29 17 persen responden lainnya berpendapat, tidak ada preferensi usia terbaik untuk menjadi ibu. Hasil survei tersebut menunjukkan wanita merasa usia pertengahan sampai penghujung 20 tahunan sebagai masa paling mungkin untuk membangun karir dan keuangan. Rentang usia demikian sekaligus saat dimana mereka mengambil peran baru. Jam biologis dipandang 21 persen responden survei ForbesWoman.com dan TheBump.com ini sebagai faktor penting. Dampak nya apabila melahirkan usia dini
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian. f. Kematian ibu yang tinggi. Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun). Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain: a. Resiko bagi ibunya : (1) Mengalami perdarahan. Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir. (2) Kemungkinan keguguran / abortus. Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat. (3) Persalinan yang lama dan sulit. Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian ibu. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi. b. Dari bayinya : (1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan. Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang. (2) Berat badan lahir rendah (BBLR). Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
(3) Cacat bawaan. Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon. (4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
b. Bagaimana hubungan usia dengan bayi dengan bayi yang dilahirkannya (prematur)?ada dikertas c. Apa saja dampak yang dapat terjadi pada bayi lahir prematur? Bukan hanya kematian perinatal yang dihadapi tapi juga melahirkan preterm disertai dengan kelainan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kelaianan jangka pendek : 1. 2. 3. 4. 5. 6. RDS (Respiratory distress syndrome) Perdarahan intracranial/periventricular NEC(necrotixzing enntero clitis) , displasi bronko-pulmonar, sepsis dan Paten duktus arteriosus
Jangka panjang : 1. Kelainan neurologik (serebral palsi,retinophati,retardasi mental) 2. Disfungsi neurobehavioral 3. Prestasi sekolah menurun d. Bagaimana perkembangan janin pada usia kehamilan 8 bulan? e. Apa saja Fakto-faktor yang mempengaruhi bayi lahir prematur?
1. FAKTOR IBU
y y
Antroprometris: Bila postur ibunya kerdil (short stature) dapat mempengaruhi janin di rahimnya, yaitu tak bisa mengembang dengan sempurna. Masalah Gizi: Semisal kurang gizi atau anemia pada ibu sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin terhambat dalam waktu lama akan mempengaruhi kelahiran bayi sebelum waktunya. Kondisi Servik Uteri: Yaitu leher rahim yang lemah. Misal, setiap bayinya berkembang besar, servik uteri ibunya ingin membuka terus, sehingga bayi terpaksa lahir.
y y
Infeksi: Semisal infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir cepat. Selain itu, harus diwaspadai juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Others Hepatitis B, HIV/AIDS, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes). Infeksi TORCH, selain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan kelahiran prematur, juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak di kemudian hari. Penyakit: Semisal pre-eklampsia. Persalinan Spontan Atau disebut spontaneous preterm labor: Persalinan prematur spontan ini tak dapat diduga sebelumnya, tapi biasanya berhubungan dengan latar belakang ibunya, yaitu umur ibu (terlalu tua atau terlalu muda), anak pertama (nuliparitas) atau banyak anak (multiparitas), adanya riwayat kelahiran prematur atau riwayat abortus, perdarahan pada kehamilan muda, ketuban pecah dini, kenaikan berat badan ibu selama hamil tak sesuai, kehamilan ganda, ibu perokok berat, faktor pekerjaan, dan ibu yang mengalami stres berat.
Warna kulit Nilai 0 Nilai 1 warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis) <100 kali/menit meringis/menangis lemah ketika Nilai 2
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis >100 kali/menit meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran
Akronim
Appearance
Denyut jantung tidak ada tidak ada respons Respons refleks terhadap stimulasi
Pulse Grimace
napas bergerak aktif menangis kuat, pernapasan baik dan teratur Catatan[3]
Activity Respiration
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas. Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
Kurang mengerti
b. Apa dampak ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu? Dapat terjadi komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Infek maternal maupun neonatal, Persalinan prematur Hipoksia karena kompresi tali pusat Deformitas janin Meningkatnya resiko seksio sesaria
Periode laten tergantung umur kehamilan 1. Pada kehamilan Aterm 90% terhadi dalam 24 jam setelah pecah ketuban dini 2. Pada kehamilan 28-34 minggu 50% terjadi persalinan prematur setelah pecah ketuban dini 3. Pada kehamialn kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu .
c. Bagaimana keadaan bayi lahir normal? Langsung menangis,warna kulit tidak biru,RR 110-180,gerak aktif tonus otot baik.
d. Bagaimana interpretasi dari nilai APGAR skor? e. Bagaimana Cara Penilaian APGAR skor? f. Bagaimana mekanisme nilai APGAR skor 8 dengan premature?
3. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan Fisik? b. Bagaimana mekanisme pemeriksaan Fisik? 4. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan khusus? b. Apakah mekanisme dari pemeriksaan khusus?
c. Bagaimana cara pemeriksaan khusus (kepala,thorax,ekstremitas, dan kulit)? 5. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini ? 6. Bagaimana Differential Diagnosis pada kasus ini ? 7. Bagaimana Penegakan Diagnosis pada kasus ini ? 8. Bagaimana Diagnosis Kerja pada kasus ini ? 9. Bagaimana Etiologi pada kasus ini ? 10. Bagaimana Epidemiologi pada kasus ini? 11. Bagaimana Tatalaksana pada kasus ini ? 12. Bagaimana Komplikasi pada kasus ini ? 13. Bagaimana Prognosis pada kasus ini ? 14. Bagaimana Preventif dan Promotif pada kasus ini ? 15. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ? 16. Bagaimana Pandangan Islam pada kasus ini FadHil
1. Faktor ibu
y y y y y
Preeklampsia dan eklampsia Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) Partus lama atau partus macet Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
y y y y
Lilitan tali pusat Tali pusat pendek Simpul tali pusat Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
y y y y
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep) Kelainan bawaan (kongenital) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.
Tidak bernafas atau bernafas megap-megap Warna kulit kebiruan Kejang Penurunan kesadaran
D. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda -tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP).
2. Memulai pernafasan
- Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan - Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
- Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara - Kompresi dada. - Pengobatan
a b
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh bayi. Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi.
7. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada. 8. Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan. 9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 mL / kg BB secara IV. 10. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat. 11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 5 menit. 12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum. 2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara lain : - Alat pemanas siap pakai Oksigen - Alat pengisap - Alat sungkup dan balon resusitasi - Alat intubasi - Obat-obatan