Вы находитесь на странице: 1из 13

PENGARUH INTENSITAS SINAR DAN KECEPATAN ALIRAN AIR PADA PERTUMBUHAN Cladophora spp.

Oleh Djambrung Sasono*) The green algae Cladophora spp. grown alongside the shore has never seen as a fiber-raw material of pulp and paper before.. Its structure-anatomy properties meet the need of high quality-fiber for pulp industries. We need to develop the agriculture aspects of this species. The research was a factorial (4x4) experiment. The first factor is Water Flow Controls in 4 levels (0m/sec; 0,5 m/sec; 1 m/sec and 1,5 m/sec); the two is the sun light intensity in 4 levels (40%, 60%, 80% and 100%). The best result of cell-anatomy properties produced by Water Flow at 0m/sec and 0,5 m/sec with light intensity of 80% ; recommended to build first grade Cladophora spp. as raw materials of pulp and paper. Key words: Green Algae, Cladophora spp., Paper Pulp I. PENDAHULUAN Kebutuhan pasokan kertas dunia akan terus meningkat, ke depan bahan kertas diharapkan menjadi bahan alternatif menggantikan plastik untuk diproduksi sebagai kantong, pembungkus, kemasan, material konstruksi barang-barang lain yang lebih ramah lingkungan. Perkembangan industri pulp kertas di Indonesia merupakan ancaman bagi kelestarian hutan alam Indonesia (Zainal A, 2008). Diperkirakan kebutuhan kayu bulat total dunia pada periode tahun 2000 ke atas berkisar 3.800 dan 6.200 juta meter kubik per tahun, termasuk untuk kebutuhan bahan baku pulp kertas karena bahan baku pulp lebih dari 95 persen berasal dari kayu (Tempo, 2008). Untuk kebutuhan industri pulp dalam negeri, bahan baku selama ini dipenuhi dari hutan tanaman industri (HTI), bridging material (dari hasil land clearing HTI), limbah pembalakan dan hutan rakyat. Menurut APKI kebutuhan kayu sesuai
*)

dan

Staf Pengajar pada Program Studi Kehutanan Institut Pertanian INTAN Yogyakarta

rencana produksi nasional tahun 2008 sebesar 26,66 juta meter kubik atau lebih tinggi dari tahun 2007 yang sebesar 26,33 juta meter kubik. (Tempo, 2008). Salah satu alternatif sumber serat adalah ganggang hijau Cladophora spp. yang memiliki kandungan selulosa cukup tinggi. Beberapa sifatnya, seperti tidak terdapatnya lignin dan ekstraktif dalam sel-selnya akan sangat menguntungkan dari aspek industri kertas. Perlu diketahui teknik-teknik peningkatan kecepatan pertumbuhan dalam budidaya tumbuhan tersebut untuk pengembangan dalam skala industri dengan pasokan kontinyu. Dalam penelitian ini ingin diketahui pengaruh intensitas cahaya matahari dan kecepatan aliran air terhadap pertumbuhan sel Cladophora spp. II. LANGKAH PENELITIAN Penelitian dilaksanakan bertahap dalam beberapa bulan dan tahap akhir analisis data diselesaikan pada tahun 2009. Lokasi lapang di Depok Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul; pengamatan dan analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM dan Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Institut Pertanian INTAN Yogyakarta.. Perlakuan berupa percobaan faktorial (4 x 4) dengan rancangan percobaan acak lengkap menggunakan 3 ulangan. Faktor pertama adalah kecepatan aliran air (0 m/detik,0,5 m/detik, 1m/detik dan 1,5 m/detik) sementara faktor kedua adalah pengaturan intensitas penyinaran matahari (100 %, 80%, 60% dan 40% ) Pengukuran berbagai parameter yang diteliti mengunakan fotomikroskop dan perangkat lunak Adobe Photoshop ver. 7.0. Parameter yang diteliti adalah pertumbuhan filamen dan pertumbuhan sel (panjang sel, diameter sel, diameter rongga dan tebal dinding sel). Analisis data menggunakan analisis varian. Perbedaan nilai rerata parameter diuji lanjut DMRT. Semua komputasi dan analisis nilai parameter menggunakan komputer dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2000. Analisis Regresi akhir menggunakan perangkat lunak SPSS ver. 12.0.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Interaksi Tingkat Intensitas Penyinaran Matahari dan Kecepatan Aliran Air terhadap Pertumbuhan Cladophora spp. Pengamatan dilakukan pada hasil biakan ganggang yang berasal dari induk di habitat alaminya. Dari habitat aslinya bibit ganggang dipindahkan ke kolam penyesuaian dan dibiarkan tumbuh berkembang hingga diperkirakan telah mencapai kondisi stabil selama 3 bulan. Dari kolam penyesuaian kemudian diambil sampel potongan-potongan ganggang yang berukuran seragam untuk dilekatkan pada media tumbuh berupa pita kain yang terikat pada gelas preparat. Selanjutnya sampel-sampel tersebut disusun berdasarkan ketentuan yang telah direncanakan dan diberi perlakuan serta mulai diamati. Hasil analisis statistik atas pengaruh perlakuan disajikan pada tabel 3.2.; rerata nilai pertumbuhan panjang filamen yang diamati disajikan pada tabel 3.3. Beberapa faktor lingkungan yang diamati selama penelitan memiliki kisaran: Suhu udara rendah 24o - 26,5 o C; tinggi 29 o - 34 oo C; suhu air 24 o - 32,5 o C; kelembaban udara (rH) 98% - 74%; intensitas penyinaran 40% - 100% lama penyinaran 6 - 8 jam/hari. Dari tabel 3.2. dan Tabel 3.3. diperoleh kejelasan bahwa interaksi faktor intensitas cahaya dan kecepatan aliran air sangat mempengaruhi pertumbuhan filamen Cladophora spp. dalam arah memanjang. Secara tunggal faktor kecepatan aliran air menyebabkan beda pertumbuhan, makin tinggi kecepatan air maka pertumbuhan filamen cenderung terganggu. Derasnya aliran air menyebabkan filamen-filamen terus bergerak-gerak dan diduga menyebabkan ikatan menjadi lebih lemah. Kecenderungan ini nyata saling berpengaruh dengan faktor intensitas cahaya. Interaksi faktor-faktor mulai nampak pada hari ketiga setelah penanaman dan terus berlangsung. Antara hari ketiga hingga hari ke tujuh setelah tanam terbentuk cm kelompok-kelompok sampel berdasarkan tingkat pertambahan panjangnya berkisar terpendek 0,662 cm (U4F4 hari ke 3) dan terpanjang 2,598 (U1F1 hari ke 7); dengan perubahan antar kelompok yang bersifat relatif kontinyu.

Tabel 3.2. Rangkuman Nilai Uji F Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kecepatan Aliran terhadap Pertumbuhan Filamen Cladophora spp. selama 10 hari pertama.
Variasi Ulangan Perlakuan U F UxF H UxH FxH UxFxH Db 2 15 3 3 9 9 27 27 81 p1 141.29** 4.01** 8.53** 3.35* 2.72* p2 45.09** 4.33** 6.28** 4.06** 3.77** p3 34.27** 5.98** 8.22** 4.48** 5.74** p4 1.72** 2.98** 5.68** 4.05* 1.72ns p5 20.05** 4.16** 5.47** 10.51** 1.61ns p6 46.18** 37.75** 51.97** 81.96** 18.28** p7 43.44** 24.63** 20.28** 64.2** 12.9** p8 18.75** 7.63** 6.34** 21.72** 3.37** p9 21.97** 10.53** 10.84** 28.59** 4.41** p10 22.32** 12.97** 13.29** 36.08** 5.16** terkumpul 26.72** 25.74** 29.96** 75.56** 7.73** 3798.17** 24.24** 6935.24** 53.96**

Keterangan: ** = sangat berbeda nyata *= berbeda nyata ns= tidak berbeda nyata. p1 s/d p10: hari pengamatan . F= factor Intensitas cahaya U= factor kecepatan alir air H= periode pengamatan (10hari)

Dari hari ke 7 hingga akhir pengamatan pada hari ke 10 setelah tanam, pengelompokan berdasar pertambahan panjang filamen mulai menampakkan batas-batas yang lebih nyata. Kelompok pertama dengan panjang filamen telah mencapai 3 cm atau lebih, kelompok kedua dengan panjang filamen 2 cm atau lebih dan kelompok ketiga baru mencapai panjang 1 cm atau lebih. interaksi ketiga faktor tetap memberikan pengaruh yang saling berbeda secara nyata. Pada akhir pengamatan (hari ke 10) pertumbuhan panjang filamen terbaik dihasilkan oleh perlakuan U1F1(3,799 cm), U2F2 (3,504 cm) dan U4F1 (2,840 cm); Pertumbuhan terendah dihasilkan masing-masing oleh perlakuan U1F4 (1,387 cm), U3F4 (1,536 cm) dan U4F4 (1,568 cm). Pertumbuhan rendah yang ditemukan cenderung terkait pada tingkat faktor intensitas cahaya yang rendah yakni 40% (F4) dan 60% (F3); di samping faktor kecepatan aliran air sebesar 1,5 m/detik (U4) dan 1 m/detik (U3). Sebaliknya intensitas cahaya yang tinggi pada kecepatan aliran air yang rendah menghasilkan nilai pertambahan panjang filamen yang lebih tinggi.

B. Pengaruh Interaksi Tingkat Intensitas Penyinaran Cahaya Matahari dan Kecepatan Aliran Air terhadap Pertumbuhan Dimensi Sel Cladophora spp. Kecepatan aliran air dan intensitas cahaya matahari sebagai faktor tunggal maupun interaksinya ternyata sangat berpengaruh pada perbedaan pertumbuhan dimensi sel Cladophora spp. (panjang sel, diameter sel, diameter rongga sel, tebal dinding sel). Hasil disajikan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.6. Panjang sel yang dihasilkan berkisar antara 42,419 m. (U3F2) hingga 65,295 m.(U2F1). Kecenderungan panjang sel yang lebih panjang ditemukan pada tingkat kecepatan aliran air yang tinggi, yakni pada kelompok kecepatan aliran 1m/detik dan 1,5 m/detik Interaksi yang positif ditemukan pada kombinasi (U2F1) dengan kecepatan aliran air 0,5 m/detik pada intensitas penyinaran matahari 100% yang menghasilkan panjang sel maksimal sebesar 65,295 m. Sementara kombinasi perlakuan kecepatan aliran air 1,5 m/detik pada intensitas penyinaran matahari 80%. (U4F2) menghasilkan panjang sel 65,274 m. Adapun interaksi yang terjadi bagi pertumbuhan panjang sel Cladophora spp. mengikuti persamaan regresi 53,385 + 17,067 X1X23 + 40,974 X13X2 75,262 X13X23 dengan nilai R2 sebesar 0,630.

Panjang sel Cladophora spp. hasil perlakuan ternyata lebih pendek dibandingkan dengan rerata panjang sel hasil pertumbuhan awal di habitatnya (76,71 m.). Kondisi arus sungai yang kuat pada habitat aslinya diduga berperan dalam hal ini (Djambrung S., 2004). Hasil penelitian ini adalah panjang sel yang lebih panjang serta dinding sel yang lebih tebal ditemukan pada tingkat kecepatan aliran air yang tinggi, (1m/detik dan 1,5 m/detik). Interaksi yang positif ditemukan pada kombinasi (U2F1) dengan kecepatan aliran air 0,5 m/detik pada intensitas penyinaran matahari 100% yang menghasilkan panjang sel maksimal sebesar 65,295 m. Sementara kombinasi perlakuan kecepatan aliran air 1,5 m/detik pada intensitas penyinaran matahari 80%. (U4F2) menghasilkan panjang sel 65,274 m. Adapun interaksi yang terjadi bagi pertumbuhan panjang sel Cladophora spp. mengikuti persamaan regresi 53,385 + 17,067 X1X23 + 40,974 X13X2 75,262 X13X23 dengan nilai R2 sebesar 0,630 Tabel 3.3. Hasil uji DMRT Rerata Panjang filamen pada Pertumbuhan Filamen Cladophora spp. selama 10 hari pertama setelah tanam dalam Pengaruh Interaksi Intensitas Cahaya Matahari, Kecepatan Aliran Air dan Umur Tanam.

Keterangan: huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda secara nyata

K ode Perlakuan p1 F1U 1 0.224a F1U 2 0.241a F1U 3 0.218a F1U 4 0.221a F2U 1 0.230a F2U 2 0.227a F2U 3 0.207a F2U 4 0.227a

p2 0.242a 0.258a 0.222a 0.230a 0.242a 0.238a 0.226a 0.244a

p3 0.244abc 0.286a 0.225bc 0.262abc 0.247abc 0.246abc 0.248abc 0.258abc

p4 0.247 0.310 0.227 0.289 0.250 0.256 0.268 0.263

4 4
Panjang Filamen (cm)

a b c d e f g h I j k l m n

3 3 2 2 1 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Setelah Tanam

o p

Gambar 3.1. Grafik Pertumbuhan Panjang Filamen Cladophora spp. pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Selama 10 Hari Setelah Tanam. Untuk diameter sel, interaksi antara kedua faktor menghasilkan kelompok nilai rerata yang lebih beragam.. Kisaran diameter sel terendah 27,956 m. Pada kecepatan aliran air 1m/detik dengan intensitas cahaya matahari 80%; tertinggi 35,214 m. pada kecepatan aliran air 0,5 m/detik dengan intensitas cahaya matahari 100%. Interaksi yang terjadi bagi pertumbuhan diameter sel Cladophora spp. tersebut mengikuti persamaan regresi 28,577 + 10,867 X1X23 + 15,127 X12X2 31,474 X12X23 dengan nilai R2 sebesar 0,665. Nilai diameter sel yang diperoleh dalam perlakuan penelitian jauh lebih kecil dari nilai diameter sel Cladophora spp. yang tumbuh di habitat asli dalam kisaran 35,02 m hingga 52,13 m (Djambrung S, 2004) Kisaran diameter sel dalam penelitian ini antara 27,956 m. hingga 35,214 m. Pada kisaran diameter sel tersebut menurut Casey (1952) digolongkan ke dalam serabut dengan ukuran diameter lebar. Banyak anggota Pinus sp. memiliki diameter sel antara 35 45 m., demikian juga anggota Abies sp. Sementara beberapa anggota Picea sp. diameter selnya berkisar 25 30 m. (Panshin & De Zeeuw, 1980).

Pengaruh interaksi kedua faktor pada diameter rongga sel menghasilkan nilai terendah sebesar 21,430 m pada perlakuan kecepatan aliran air 0 m/detik dengan intensitas cahaya matahari 80% (U1F2). Nilai tertinggi dihasilkan perlakuan (U2F1) yakni kecepatan aliran air 0,5 m/detik pada intensitas cahaya matahari 100% sebesar 29,750 m. Interaksi yang terjadi ini mengikuti model persamaan regresi 22,671 + 2,869 X2 + 14,939 X13X2 27,299 X13X23 dengan nilai R2 sebesar 0,680. Nilai diameter rongga sel hasil penelitian relatif lebih kecil variasinya dibandingkan dengan nilai pada Cladophora spp. yang tumbuh di alam yakni dari diameter rongga hanya 1,6 m hingga mencapai 48,2 m. (Djambrung S., 2004) Diameter rongga sel hasil perlakuan hanya berkisar 21,430 m. - 29,750 m. Variasi nilai diameter rongga sel yang tinggi pada ganggang di alam disebabkan secara langsung karena sangat bervariasinya umur tumbuh ganggang (Djambrung S, 2004). Untuk Parameter tebal dinding sel dalam penelitian, ditemukan tebal dinding sel minimum pada kecepatan aliran air 0,5 m/detik dengan intensitas cahaya matahari 80% (U2F2) sebesar 2,599 m. Tebal dinding sel maksimum sebesar 3, 822 m. Pada perlakuan (U4F3). Interaksi kedua faktor yang terjadi mengikuti persamaan regresi 2,963 + 0,373 X1X23 - 0,554 X12X2 + 1,570 X13X23 dengan nilai R2 sebesar 0,789. Nilai tebal dinding sel yang diperoleh dari perlakuan tertentu dalam penelitian ini (antara 2,59 m. - 3, 82 m., dengan reratanya 3,20 m) lebih kecil dari tebal dinding sel ganggang yang tumbuh di alam sebesar 3,07 hingga 3,32 m. (Djambrung S., 2004). Menurut Panshin dan de Zeeuw (1980), tebal dinding sel umumnya antara 2,0 m. sampai 10,0 m. , hingga tebal dinding sel Cladophora spp. hasil berbagai kombinasi perlakuan dapat digolongkan pada kelas berdinding sel tipis. Dinding sel yang tebal mempunyai pengaruh terhadap rendemen yang tinggi dan kekuatan sobek. Namun kekuatan jebol, tarik dan kekuatan lipat kurang (Soenardi, 1974).

Hasil yang diperoleh mendukung pendapat bahwa nilai tebal dinding yang besar cenderung disebabkan pengaruh kecepatan aliran air yang tinggi, di samping adanya pengaruh intensitas penyinaran. Diduga dengan berkurangnya intensitas cahaya matahari, arah pertumbuhan cenderung pada penguatan struktur filamen, tidak terpacu memperpanjang filamen seperti bila cahaya matahari cukup. Dengan demikian pertumbuhan panjang melambat dan berubah menjadi aktifitas penebalan dinding sel. Tabel 3.4. Rangkuman Nilai Uji F Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dan Kecepatan Aliran Air terhadap Pertumbuhan Dimensi Sel Cladophora spp.
Sb. Variasi Db Ulangan 2 Perlakuan 15 U 3 UL 1 UQ 1 UC 1 F 3 FL 1 FQ 1 FC 1 UxF 9 ULxFL 1 ULxFQ 1 ULxFC 1 UQxFL 1 UQxFQ 1 UQxFC 1 UCxFL 1 UCxFQ 1 UCxFC 1 PjSel 0.438958ns 78.876199** 155.779226** 262.566737** 0.437871ns 204.333069** 48.505011** 8.545301** 4.746167* 132.223565** 63.365586** 20.252899** 3.629895ns 12.819295** 90.585091** 16.235423** 57.336832** 203.85884** 36.537298** 129.034699** Dsel 0.428135ns 71.244801** 157.527226** 4.671478* 134.88055** 333.029652** 43.033507** 107.677351** 20.813088** 0.61008ns 51.887757** 18.390869** 1.798571ns 5.024912** 136.695314** 13.368382** 37.349074** 185.527315** 18.144002** 50.691375** DrSel 3.340154* 78.421407** 181.068678** 53.802695** 208.013867** 281.389471** 63.331252** 169.948599** 19.273669** 0.771489ns 49.235701** 8.354748** 0.178362ns 2.551696ns 190.977779** 4.077104ns 58.32818** 134.653191** 2.874654ns 41.125599** TdSel 0.136152ns 108.454184** 337.377526** 876.283909** 101.656139** 34.192531** 149.059119** 242.880458** 0.007652ns 204.289247** 18.611424** 1.265368ns 7.873175** 15.563387** 5.072362* 31.560466** 62.387504** 2.242679ns 13.954052** 27.583828**

Keterangan: PJsel= panjang sel, DSel= diameter sel, DrSel= Diameter rongga sel, TdSel= tebal dinding sel. U= faktor kecepatan alir air, F= faktor intensitas cahaya. L= linier, Q= kwadratik, C= kubik. **= beda sangat nyata, *= beda nyata, ns= tidak berbeda nyata.

Tabel 3.5. Hasil Uji DMRT Atas Berbagai Nilai Rerata Parameter Karena Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari dan Kecepatan Aliran Air terhadap Dimensi Sel Cladophora spp

Perlakuan PjSel F1U1 54.763 F1U2 65.295 F1U3 53.615 F1U4 63.387 F2U1 52.412 F2U2 59.956 F2U3 42.419 F2U4 65.274 F3U1 52.510 F3U2 63.850 F3U3 64.993 F3U4 64.208
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dsel c a c a c b d a c a a a

2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3

Pertumbuhan Cladophora spp. yang rendah cenderung terkait pada tingkat faktor intensitas cahaya yang juga rendah yakni 40% (F4) dan 60% (F3); di samping faktor kecepatan aliran air sebesar 1,5 m/detik (U4) dan 1 m/detik (U3). Sebaliknya intensitas cahaya yang tinggi pada kecepatan aliran air yang rendah menghasilkan nilai pertambahan panjang filamen yang lebih tinggi. Sel yang lebih panjang serta dinding sel yang lebih tebal ditemukan pada tingkat kecepatan aliran air yang tinggi, (1m/detik dan 1,5 m/detik). Nilai rongga sel tertinggi dihasilkan kecepatan aliran air 0,5 m/detik pada intensitas cahaya matahari 100%. Disarankan penggunaan kecepatan aliran air 0 - 0,5 m/detik dengan penyinaran cukup 80% dari total innsitas matahari dalam budidaya Cladophora spp.

PUSTAKA Corliss, J.O. 1984. The Kingdom Protista and its 45 Phyla. In: Kingdom Protista, Assemblage Chlorobionts Phyllum Chlorophyta Pascher, 1914. http://www.species.wikipedia.org/wiki/Chlorophyta. Accesed Aug. 2005. Djambrung S., 2004. Studi Sifat Anatomi Ganggang Hijau Cladophora spp. Sebagai Bahan Baku Alternatif Industri Pulp Kertas. Jurnal Riset Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Bantul Propinsi DIY. Vol III No, 3. Desember 2004. Fengel, D & H. wegener. 1995. Kimia Kayu. Gadjahmada University press. Yogyakarta Omb Gov., 2005. Overview of the Filamenteus Algae Cladophora. http://www.omb.gov.on.ca/E.services/E.Documents/Documents/Appe ndixB.pdf. Accesed Feb. 2005 Panshin, W. & V. De Zeeuw, 1980. Wood technology. . Mc. Graw Hill Book Company. London- Toronto. Salisbury, F.B. & C. W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan. (Terjemahan dari: Plant Physiology, 1992. Oleh Diah R. L. & Sumaryono). ITB. Bandung.

Shelton, D., R.L. Evans & M.C. Miller, 1999. Cladophora glomerata Abundance Along the Little Miami River, Ohio: Competition with Sestonic Algae for Nutrient and Light Resources. Communication for the NABS Annual Meeting 1999. http://www.benthos.org/. Accesed May 2004. Soenardi, P. 1974. Hubungan Antara Sifat Kayu dan Kualitas Kertas. Berita Selulosa. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjahmada Yogayakarta. Tempo, 2008. Industri Pulp Kertas Tahun Ini Akan Menurun. Tempo Interaktif,. www.Tempo-interaktif.com16 Mei 2008. Cached Tsoumis, G. 1968. Kayu Sebagai Bahan Baku. Proyek Terjemahan Literatur Kehutanan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Zainal A., 2008. industri pulp dan kertas ancaman baru terhadap hutan alam Indonesia. www.Zainalarifin.wordpress.com Cached:14May2008.

Вам также может понравиться