Вы находитесь на странице: 1из 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA

Sri Muktiono Wibowo Balibang DEPDAGRI

A. LATAR BELAKANG Keberadaan Desa otonom semenjak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 yang telah dirubah menjadi UU. No. 32 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah, justru kinerja pelayanan public dan pemberdayaan masyarakat semakin menurun hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran yang dimiliki sehingga tidak mampu menjalankan kedua fungsi tersebut secara maksimal. Dampak yang terlihat terhadap masyarakat adalah : adanya kelaparan, busung lapar (kurang gizi), timbulnya banyak penyakit, derajat kesehatan masyarakat menurun, pengangguran bertambah, kriminalitas meningkat, dan masih banyak lagi masalah sosial yang sulit diatasi. Kondisi ini akan semakin terpuruk apabila tidak segera mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah atasnya (Kab / Kota) mengapa demikian, karena selama ini penyelenggaraan pembangunan Desa masih banyak bergantung dari Pendapatan Asli Desa dan swadaya masyarakat yang jumlahnya relatif kurang memadai, selain itu Desa memperoleh bantuan pembangunan dari dinas maupun tugas pembantuan dari Pusat namun semua itu bersifat top down yang tidak jarang justru bukan kebutuhan yang diharapkan masyarakat sehingga program-program tersebut tidak seperti yang diharapkan. Dalam PP No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, dinyatakan bahwa Desa juga memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sesuai kewenangan asli maupun yang diberikan. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, Pemerintah Desa memiliki sumber-sumber penerimaan yang digunakan untuk membiayai urusan yang dilakukan. Hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di setiap Desa adalah adanya kepastian sumber pembiayaan sehingga Desa yang selalu menjadi tumpuan permintaan data dan

Topik : Manajemen Keuangan

obyek pembangunan dari Pemerintah atasnya dengan segala keterbatasannya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pengamatan sementara terhadap beberapa Desa yang mendapat bantuan keuangan langsung dari APBD Kabupaten terutama di Jawa, bantuan tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Manfaat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Masyarakat pedesaan akan lebih leluasa berinovasi mencapai kemajuan, aspirasi masyarakat lebih dapat terakomodir karena pengambil kebijakan berada ditengah-tengah masyarakat, bahkan mereka sendiri bagian dari pengambil keputusan. 2. Penyelenggaraan pembangunan menjadi maksimal karena realistis, dikerjakan sendiri dan mendapat dukungan dari swadaya masyarakat. 3. Adanya control langsung dari masyarakat sendiri yang memungkinkan dapat mengurangi atau menghindari penyimpangan. 4. Semakin berfungsinya lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan di Desa. Penyelenggaraan fungsi Desa tersebut boleh dikatakan cukup berhasil dengan baik karena adanya dukungan keuangan dan pembinaan dari Pemerintah atasnya, pertanyaanya bagaimanakah Desa-desa yang tidak mendapat dukungan keuangan atau mendapat dukungan tetapi tidak memadai jumlahnya ? kondisi seperti inilah yang menarik oleh Pemerintah Pusat hingga dikeluarkan suatu kebijakan melalui PP. N0. 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa yang

didalam pasal 68 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa sumber pendapatan Desa terdiri atas : a. Pendapatan Asli Desa, terdiri atas hasil usaha Desa, hasil kekayaan Desa, hasil swadaya dan patrisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah; b. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten / Kota paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus) untuk Desa dan dari retribusi Kabupaten / Kota sebagian diperuntukan bagi Desa; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupeten/Kota untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluh per seratus)

Topik : Manajemen Keuangan

yang pembagiaannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa; d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam rangka pelaksanaan urusan Pemerintahan; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Untuk itulah Kajian Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa ini perlu dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaannya beserta implikasinya terhadap Kabupaten / Kota maupun Desa itu sendiri.

B. TUJUAN Kajian atas Implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa ditujukan untuk : 1. Mengetahui sampai sejauh mana Kabupaten / Kota melaksanakan ketentuan tentang ADD yang telah diatur dalam PP No.72 Tahun 2005 tersebut. 2. Mengetahui jumlah penerimaan dana perimbangan (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil SDA dan DAU). 3. Mengetahui proporsi pembagian ADD, bagi Kabupaten sample yang berkapasitas fiskal tinggi, sedang dan rendah.

C.

SASARAN Sasaran kegiatan Kajian Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa adalah: 1. Mengidentifikasi/perhitungan 10 % (sepuluh prosen) bagian Alokasi Dana Desa (ADD) berlaku. 2. Mengidentifikasi/perhitungan rata rata bagian ADD per desa dan asumsi rata rata per jiwa. dari dana perimbangan sesuai dengan ketentuan yang

D.

KELUARAN KAJIAN 1. Tersedianya informasi hasil kajian yang jelas tentang Implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa beserta implikasinya. 2. Tersedianya rekomendasi sebagai kebijakan lebih lanjut atas

dimungkinkannya Desa memperoleh dana melalui Dana Perimbangan (DAK).

Topik : Manajemen Keuangan

E. INDIKATOR KAJIAN 1. 2. 3. 4. Kontek latar belakang ADD Kebijakan Keuangan Daerah tentang ADD Perhitungan 10% (sepuluh prosen) bagian ADD dari Dana Perimbangan. Fasilitasi Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Kabupaten / Kota ke Pemerintah Desa (Permendagri No. 13 Tahun 2006)

F. METODOLOGI KAJIAN 1. JENIS DAN DATA KAJIAN Kajian merupakan studi deskriptif-eksploratif di tiga Propinsi masing masing satu Kabupaten yang telah melaksanakan ADD dengan sample satu Desa. Ketiga Daerah yang dipilih diharapkan berfariasi karakteristiknya berdasarkan wilayah geografisnya (Jawa versus luar Jawa), Data penelitian ini meliputi data sekunder yang terdiri atas Kebijakan Pemerintah tentang Alokasi Dana Desa (ADD) (lihat cakupan data) ; dan data primer yang dikumpulkan dengan memakai metode wawancara mendalam, dengan para

pelaku/pengelola ADD, akan tetapi apabila diperlukan guna menggali implikasi yang ditimbulkan, akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD). 2. PELAKSANAAN PENYUSUNAN KAJIAN Pada tahap pertama, kajian ini melakukan sharing ide dan pemahaman mengenai Kebijakan ADD dan bagaimana implementasi ADD di masing-masing daerah kajian tersebut, kemudian pada tahap kedua dilakukan observasi lapangan dan studi literatur / dokumen yang kemudian dituangkan dalam kajian singkat. Tahap ketiga adalah penyusunan hasil kajian. 3. CAKUPAN DATA Beberapa hal yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah menyangkut : a. Dasar Hukum Kebijakan ADD. b. Dokumen keuangan daerah dan penganggaran dalam APBD terkait dengan ADD. c. Bentuk serta jenis alokasi dana dari Kabupaten / Kota ke Desa selain kebijakan ADD. d. Formula perhitungan pembagian ADD dari Kabupaten / Kota ke seluruh Desa (10% dari DAU setelah dikurangi belanja pegawai) e. Mekanisme distribusi dana dari Kabupaten / Kota ke Desa.

Topik : Manajemen Keuangan

f.

Pengelolaan keuangan dan penganggaran ADD dalam APBDes dan implikasinya terhadap penyelenggaraan pelayanan masyarakat, dan pembangunan Desa.

g. Mekanisme pertanggungjawaban ADD kepada Badan Perwakilan Desa, serta pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan Desa oleh Pemerintah Kabupaten / Kota. 4. LOKASI KAJIAN a. Kabupaten Kutai Timur (Kapasitas Fiskal tinggi) b. Kabupaten Kediri (Kapasitas Fiskal rendah) c. Kabupaten Kebumen (Kapasitas Fiskal rendah) d. Kabupaten Merangin (Kapasitas Fiskal sedang) e. Kabupaten Langkat (kapasitas Fiskal rendah) f. Kabupaten Tabanan (Kapasitas Fiskal sedang) g. Kabupaten Lampung Selatan (Kapasitas Fiskal rendah)

G. HASIL KAJIAN 1. TINGKAT PEMAHAMAN Seluruh sampel responden daerah penelitian yang terdiri dari Bagian Keuangan dan Bagian Pemerintahan Desa telah mendapatkan sosialisasi baik yang dilakukan oleh pusat maupun provinsi, hanya Kabupaten Merangin yang belum mendapatkan sosialisasi dari provinsi. Tingkat pemahaman cukup baik, namun masih memerlukan fasilitasi terutama menyangkut perhitungan penetapan ADD yang dalam ketentuan diamanatkan paling sedikit 10 % bagian ADD dari Dana Perimbangan dibagi kepada seluruh desa secara proporsional. 2. TINGKAT KEPATUHAN Dari 7 (tujuh) kabupaten sample, dapat disimpulkan bahwa 5 (lima) kabupaten telah melakukan pembahasan perhitungan ADD akan tetapi baru 3 (tiga) kabupaten yang telah menetapkan jumlah bagian ADD yang dianggarkan dalam APBD Tahun 2006, dan itupun masih dalam proses penetapan PERDA. Sedang kabupaten lainnya yakni Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Langkat, belum melakukan pembahasan. 3. DATA UTAMA KEBIJAKAN ADD Data utama yang digunakan sebagai bahan kajian kebijakan penetapan ADD adalah :

Topik : Manajemen Keuangan

a. Dana Perimbangan (Bagi Hasil Pajak, SDA, dan DAU) per - kabupaten; Dana Perimbangan yang diberikan kepada daerah dari APBN merupakan transfer dana menjadi sumber penerimaan dana APBD pada masingmasing daerah sample, dan merupakan data utama untuk menganalisa / mengkaji implementasi penetapan ADD oleh kabupaten kepada desa masing-masing berdasarkan pasal 68 PP No. 72 Tahun 2005 yang pada intinya mengamanatkan paling sedikit sepuluh persen (10 %) dari dana perimbangan dibagikan kepada desa secara proporsional. Untuk mengetahui besaran penerimaan Dana Perimbangan pada masingmasing daerah sample dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1 Penerimaan Dana Perimbangan T.A. 2006 (dalam Rupiah) Alokasi Dana Bagi Hasil SDA 314.140.000.000 17.060.000.000 600.000.000 6.290.000.000 9.520.000.000 420.000.000 14.720.000.000 Jumlah Penerimaan Dana Perimbangan 573.920.000.000 629.720.000.000 559.750.000.000 312.910.000.000 549.960.000.000 347.910.000.000 572.340.000.000

No.

Nama Daerah

Bagi Hasil Pajak 79.590.000.000 29.380.000.000 22.460.000.000 22.040.000.000 56.370.000.000 13.740.000.000 24.970.000.000

DAU

1 2 3 4 5 6 7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

180.190.000.000 583.280.000.000 536.690.000.000 284.580.000.000 484.070.000.000 333.750.000.000 532.650.000.000

b. Belanja pegawai per-kabupaten; Belanja pegawai sesuai Undang-Undang N0. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa belanja pegawai ditetapkan menjadi Alokasi Dasar perhitungan DAU, dengan demikian seluruh belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah didanai oleh APBN melalui DAU. Selanjutnya untuk perhitungan ADD sepuluh persen (10 %) dari besaran penerimaan DAU setelah dikurangi belanja pegawai. Belanja pegawai pada masing-masing kabupaten sample dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Topik : Manajemen Keuangan

No. 1 2 3 4 5 6 7

Tabel 2 Belanja Pegawai T.A. 2006 (dalam Rupiah) Nama Daerah Belanja Pegawai Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan 60.700.000.000 346.960.000.000 335.130.000.000 131.280.000.000 282.120.000.000 220.360.000.000 304.900.000.000

c. Jumlah desa dan jumlah penduduk per-kabupaten; Jumlah desa ini merupakan data yang digunakan untuk mengetahui rata-rata penerimaan ADD masing-masing desa, sedangkan data jumlah penduduk digunakan untuk mengetahui perkiraan penerimaan rata-rata per - jiwa. Selanjutnya data sebagaimana dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Jumlah Desa dan Jumlah Penduduk Per- Kabupaten No. Nama Daerah Jumlah Desa Jumlah Penduduk

1 2 3 4 5 6 7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

135 344 449 162 222 123 377

175.106 1.488.339 1.208.645 278.425 970.433 407.479 1.214.481

Topik : Manajemen Keuangan

d. Besarnya ADD yang dianggarkan dalam APBD tahun 2006. Besaran bagian ADD yang dianggarkan dalam APBD merupakan data yang akan dipergunakan untuk membandingkan jumlah anggaran ADD 2006 dengan hasil perhitungan 10% dana perimbangan. Selanjutnya jumlah bagian ADD masing-masing kabupaten yang dianggarkan dalam APBD 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4 Jumlah Alokasi Dana Desa yang Dianggarkan dalam APBD Tahun 2006 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Lokasi Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan Jumlah ADD (Rp) 19.973.250.000 20.000.000.000 7.035.074.000 Keterangan Belum Belum Belum Belum

4. ANALISA PERHITUNGAN Sesuai dengan PP 72 Tahun 2005 Pasal 68 Ayat (1) huruf c yang menyatakan bahwa bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil SDA, dan DAU) yang diterima oleh kabupaten / kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional, merupakan Alokasi Dana Desa. Untuk selanjutnya analisa

perhitungannya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Topik : Manajemen Keuangan

a. Perhitungan DAU Dikurangi Belanja Pegawai : Tabel 5 Perhitungan DAU Dikurangi Belanja Pegawai (dalam Rupiah)
No. 1 1 2 3 4 5 6 7 Nama Daerah 2 Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan DAU 3 180.190.000.000 583.280.000.000 536.690.000.000 284.580.000.000 484.070.000.000 333.750.000.000 532.650.000.000 Belanja Pegawai 4 60.700.000.000 346.960.000.000 335.130.000.000 131.280.000.000 282.120.000.000 220.360.000.000 304.900.000.000 Nilai (3-4) 5 119.490.000.000 236.320.000.000 201.560.000.000 153.300.000.000 201.950.000.000 113.390.000.000 227.750.000.000 ADD 10% 6 11.949.000.000 23.632.000.000 20.156.000.000 15.330.000.000 20.195.000.000 11.339.000.000 22.775.000.000

Keterangan : Dari tabel 5. tersebut dapat diketahui hasil perhitungan 10 % DAU setelah dikurangi terlebih dahulu dengan besarnya belanja pegawai pada masing-masing kabupaten sample yang harus dibagikan kepada desa masing-masing. Dari tabel tersebut diketahui perhitungan bagian ADD tertinggi adalah Kabupaten Kediri dan yang terendah Kabupaten Tabanan.

b. Analisa Perhitungan Bagi Hasil Pajak


Tabel 6 Perhitungan 10% dari Bagi Hasil Pajak (dalam Rupiah) No. Nama Daerah Bagi Hasil Pajak 79.590.000.000 29.380.000.000 22.460.000.000 22.040.000.000 56.370.000.000 13.740.000.000 24.970.000.000 ADD 10%

1 2 3 4 5 6 7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

7.959.000.000 2.938.000.000 2.246.000.000 2.204.000.000 5.637.000.000 1.374.000.000 2.497.000.000

Topik : Manajemen Keuangan

Keterangan : Dari tabel tersebut dapat diketahui perolehan hasil perhitungan 10 % Bagi Hasil Pajak masing-masing kabupaten sample yang harus dibagikan kepada desa masingmasing. Perhitungan bagian ADD Bagi Hasil Pajak ini tertinggi adalah Kabupaten Kutai Timur dan yang terendah adalah Kabupaten Tabanan.

5. ANALISA PERHITUNGAN BAGI HASIL SDA Tabel 7 Perhitungan 10% dari Bagi Hasil SDA (dalam Rupiah) No. Nama Daerah Bagi Hasil SDA 314.140.000.000 17.060.000.000 600.000.000 6.290.000.000 9.520.000.000 420.000.000 14.720.000.000 ADD 10%

1 2 3 4 5 6 7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

31.414.000.000 1.706.000.000 60.000.000 629.000.000 952.000.000 42.000.000 1.470.000.000

Keterangan : Dalam tabel 7 tersebut dapat diketahui perolehan hasil perhitungan 10 % Bagi Hasil SDA masing-masing kabupaten sample yang harus dibagikan kepada desa

masing-masing. Untuk perhitungan bagian ADD dari Bagi Hasil SDA ini tertinggi Kabupaten Kutai Timur dan yang terendah adalah Kabupaten Tabanan.

Topik : Manajemen Keuangan 10

6. Hasil Perhitungan 10% ADD dari Dana Perimbangan Tabel 8 Hasil Perhitungan 10% ADD dari Dana Perimbangan (dalam Rupiah)
No. Nama Daerah Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil SDA DAU Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

7.959.000.000 31.414.000.000 2.938.000.000 2.246.000.000 2.204.000.000 5.637.000.000 1.374.000.000 2.497.000.000 1.706.000.000 60.000.000 629.000.000 952.000.000 42.000.000 1.470.000.000

11.949.000.000 23.632.000.000 20.156.000.000 15.330.000.000 20.195.000.000 11.339.000.000 22.775.000.000

51.322.000.000 28.276.000.000 22.462.000.000 18.163.000.000 26.784.000.000 12.755.000.000 26.742.000.000

Keterangan : Pada tabel 8 tersebut dapat diketahui besarnya dana hasil perhitungan seluruh dana perimbangan masing-masing kabupaten sample yang seharusnya dibagikan kepada seluruh desa masing-masing sesuai yang diamanatkan dalam Pasal 68, PP. 72 Tahun 2005. Dari tabel tersebut tetap menunjukkan bahwa Kabupaten Kutai Timur perhitungan bagian ADD tertinggi jumlahnya dan Kabupaten Tabanan terendah. Tabel 9 Perhitungan Rata-rata Penerimaan ADD pada Masing-masing Desa (dalam Rupiah)
No. Nama Daerah Jumlah Desa Jumlah ADD 51.322.000.000 28.276.000.000 22.462.000.000 18.163.000.000 26.784.000.000 12.755.000.000 26.742.000.000 Rata-rata Penerimaan Desa 380.162.960 82.197.670 50.026.730 112.117.280 120.648.650 103.699.190 70.933.690

1 2 3 4 5 6
7

Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

135 344 449 162 222 123 377

Topik : Manajemen Keuangan 11

Keterangan : Dari tabel 9 tersebut menunjukkan hasil perhitungan rata-rata penerimaan ADD yang seharusnya diterimakan kepada desa dari Dana Perimbangan masingmasing kabupaten. Perhitungan ini merupakan asumsi rata-rata, akan tetapi untuk memenuhi azas pemerataan dan keadilan secara proporsional perhitungannya berpedoman pada Lampiran Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 140/640/SJ Tahun 2005 tentang Pedoman ADD. Penggunaan ADD sesuai ketentuan Pasal 68 Ayat 1 huruf c PP 72 Tahun 2005, 30% digunakan untuk operasional Pemerintah Desa dan BPD sedangkan 70% untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata penerimaan per desa dalam suatu kabupaten dipandang sangat kecil, penjelasan ini didukung oleh hasil interview pada masyarakat desa yang menyatakan bahwa dana yang diperoleh dari kabupaten sangat kecil jumlahnya dan kurang memadai. Pernyataan tersebut dalam analisa perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10 Asumsi Perhitungan Rata-rata ADD Per- Jiwa (dalam Rupiah)


No. Nama Daerah Jumlah Penduduk Asumsi Jumlah Penduduk Miskin (30%) 4 52.532 446.502 362.594 83.528 291.130 122.244 364.344 Jumlah ADD ADD 30% (Operasional dan BPD) 6 ADD 70% (Pemberdayaan Masyarakat) 7 35.925.400.000 19.793.200.000 15.723.400.000 12.714.100.000 18.748.800.000 8.928.500.000 18.719.400.000 Rata-rata Per- Jiwa (7/4) 8 683.876,49 44.329,48 43.363,65 152.213,63 64.400,10 73.038,35 51.378,37

1 1 2 3 4 5 6 7

2 Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

3 175.106 1.488.339 1.208.645 278.425 970.433 407.479 1.214.481

51.322.000.000 15.396.600.000 28.276.000.000 22.462.000.000 18.163.000.000 26.784.000.000 12.755.000.000 26.742.000.000 8.482.800.000 6.738.600.000 5.448.900.000 8.035.200.000 3.826.500.000 8.022.600.000

Keterangan : Dari tabel tersebut dapat diketahui, asumsi perhitungan rata-rata penerimaan perjiwa dari perhitungan jumlah ADD 70% (Pemberdayaan Masyarakat) dibagi jumlah

Topik : Manajemen Keuangan 12

penduduk miskin yang diasumsikan 30%, diperoleh hasil untuk daerah tertinggi penerimaan rata-rat per - jiwa adalah Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp. 683.876,49 sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Kebumen sebesar Rp 43.363,65,-. Hasil perhitungan tersebut juga menunjukkan bahwa daerah yang memiliki kapasitas fiskal tinggi akan dapat memberikan bantuan yang lebih besar karena amanat dalam PP menyatakan paling sedikit 10% dari dana perimbangan, berarti daerah dapat memberikan lebih besar daripada 10%. Sedangkan kabupaten yang memiliki kapasitas fiskal rendah akan cenderung menetapkan ADD sesuai amanat PP tersebut atau lebih rendah daripada 10%. Hasil perhitungan penetapan bagian ADD tersebut masih jauh dari memadai sehingga desa masih memerlukan bantuan pendanaan yang diharapkan dari Pusat.

Tabel 11 Perbandingan ADD yang Dianggarkan oleh Kabupaten / Kota dalam APBD Tahun 2006 dengan Perhitungan Bagian ADD (dalam Rupiah)
No. Nama Daerah ADD Perhitungan Bagian dalam APBD 2006 ADD 3 4 Selisih (4-3) 5

1 1 2 3 4 5 6
7

2 Kab. Kutai Timur Kab. Kediri Kab. Kebumen Kab. Merangin Kab. Langkat Kab. Tabanan Kab. Lampung Selatan

belum 19.973.250.000 20.000.000.000 7.035.074.000 belum belum belum

51.322.000.000 28.276.000.000 22.462.000.000 18.163.000.000 26.784.000.000 12.755.000.000 26.742.000.000

8.302.750.000 2.462.000.000 11.127.926.000 -

Keterangan : Dari tabel 11 tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Kutai Timur, Langkat, Tabanan, dan Lampung Selatan belum menganggarkan bagian ADD dalam APBD 2006. Selanjutnya hanya 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Kebumen dan Merangin yang telah menganggarkan dalam APBD 2006.

Topik : Manajemen Keuangan 13

Dalam perbandingannya diketahui bahwa ADD yang dianggarkan dalam APBD 2006 oleh ketiga kabupaten tersebut masih jauh jumlahnya dibandingkan dengan perhitungan ADD 10% dari Dana Perimbangan atau dengan kata lain belum sesuai dengan amanat PP Nomor : 72 Tahun 2005.

H. KESIMPULAN 1. Dari hasil kajian tentang Implementasi Kebijakan ADD sebagaimana yang diamanatkan dalam PP. Nomor : 72 Tahun 2005 Pasal 68 ayat (1), huruf c dapat disimpulkan, bahwa seluruh sample responden daerah penelitian yang terdiri dari Bagian Keuangan dan Bagian Pemerintahan Desa telah mendapatkan sosialisasi, baik yang dilakukan oleh Pusat maupun provinsi, hanya Kabupaten Merangin yang belum mendapatkan sosialisasi dari provinsi. Tingkat pemahaman cukup baik, namun masih memerlukan fasilitasi terutama menyangkut perhitungan penetapan ADD yang dalam ketentuan diamanatkan paling sedikit 10 % bagian ADD dari Dana Perimbangan dibagi kepada seluruh desa secara proporsional. 2. Diketahui bahwa dari 7 (tujuh) kabupaten sample, dapat disimpulkan bahwa 5 (lima) kabupaten telah melakukan pembahasan perhitungan ADD akan tetapi baru 3 (tiga) kabupaten yang telah menetapkan jumlah bagian ADD yang dianggarkan dalam APBD Tahun 2006, dan itupun masih dalam proses penetapan PERDA. Sedang kabupaten lainnya yakni Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Langkat, belum melakukan pembahasan. Diindikasikan bahwa terdapat keengganan kabupaten atas ADD tersebut. 3. Implementasi Kebijakan ADD belum sepenuhnya dipatuhi oleh seluruh kabupaten sample, hal ini disebabkan selain terdapat keengganan kabupaten mengalokasikan ADD, juga disebabkan, bahwa pada saat diterbitkannya PP. 72 Tahun 2005 tanggal 30 Desember tahun 2005, daerah sedang dalam proses penetapan APBD, walaupun sebelumnya telah diterbitkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 140/640/SJ Tahun 2005 tanggal 22 Maret tahun 2005, tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten / Kota kepada Pemerintah Desa. 4. Hasil perhitungan rata-rata penerimaan per - desa menunjukkan bagian yang sangat kecil sekali, hasil interview pada masyarakat desa juga menyatakan bahwa dana yang diperoleh dari kabupaten sangat kecil jumlahnya dan kurang

Topik : Manajemen Keuangan 14

memadai. Pernyataan tersebut dalam analisa perbandingan bagian ADD yang dianggarkan dalam APBD Tahun 2006 masih jauh jumlahnya dibandingkan dengan perhitungan ADD 10% dari dana perimbangan atau dengan kata lain belum sesuai dengan amanat PP Nomor : 72 Tahun 2005. 5. Sesuai ketentuan penggunaan ADD 30 % digunakan untuk Operasional dan BPD, sedang 70 % digunakan untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa. Apabila diasumsikan, bahwa 70 % dana Pemberdayaan Masyarakat Desa dibagikan kepada masyarakat langsung tunai, maka hasil perhitungan rata-rata per - jiwa, diperoleh hasil yang sangat tidak memadai, kabupaten yang kapasitas fiskalnya tinggi memperoleh Rp. 683.876,49,- berkapasitas fiskal sedang Rp. 73.038,35,- dan yang berkapasitas fiskal rendah Rp. 43.363,65,-.

I. REKOMENDASI. 1. Mencermati hasil analisa data yang menunjukkan penerimaan rata-rata per jiwa yang sangat kecil jumlahnya, maka untuk lebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat sesuai filosofi otonomi daerah diperlukan upaya peningkatan dana dari sumber lain terutama dari Pemerintah Pusat.

Mengkaji Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Dana Perimbangan terkait dengan Pasal 108 Ayat (1), yang menyatakan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian negara / lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara bertahap dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus. Amanat tersebut merupakan peluang bagi desa untuk memperoleh DAK (Pemberdayaan Masyarakat Desa), peluang lain adalah kebijakan yang mengatakan bahwa bagi daerah yang memiliki kapasitas fiskal tinggi tidak akan

memperoleh DAU, ini berarti akan ada dana yang cukup untuk bantuan kepada desa sebelum didahului oleh program / kegiatan lain. Untuk itu perlu kiranya Departemen Dalam Negeri melakukan sharing pendapat dengan DPR-RI untuk memperoleh dukungan dan persetujuan dalam kebijakan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah. 2. Memahami amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terutama Pasal 163 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pedoman penggunaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi atas dana bagi

Topik : Manajemen Keuangan 15

hasil pajak, dana bagi hasil SDA, DAU dan DAK diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri. Amanat Undang-undang sebagaimana perlu untuk segera dibuat / diterbitkan dimaksud Negeri

agar Departemen Dalam

memiliki pedoman sebagai bahan fasilitasi. Terkait dengan kebijakan ADD kiranya perlu sekali diakomodir dalam Permendagri tersebut. Untuk itu kiranya Ditjen PMD dan BAKD segera melakukan koordinasi. 3. Mengingat hasil kajian implementasi kebijakan ADD belum seluruh kabupaten dapat memahami dan mematuhi maka perlu kiranya Ditjen PMD segera : a. Merevisi Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 140/640/SJ Tahun 2005 tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten / Kota kepada Pemerintah Desa. Pedoman ADD sebagaimana dimaksud, terutama mengakomodir amanat PP yang menyatakan paling sedikit 10% dari dana perimbangan, merinci penggunaan ADD 30 % untuk operasional dan Badan Perwakilan Desa (BPD) dan 70 % untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), memperjelas dan merumuskan kembali perhitungan pembagian ADD secara proporsional yang

sederhana dan mudah dipahami, sekaligus menegaskan dalam Surat Menteri Dalam Negeri agar ADD benar-benar dapat terlaksana pada tahun 2007; b. Mengingat bahwa implementasi kebijakan ADD belum berjalan dengan baik pada tahun anggaran 2006 maka agar implementasi kebijakan ADD terlaksana dengan baik di tahun 2007, kiranya perlu Ditjen PMD segera melakukan fasilitasi melalui bimbingan teknis terutama menyangkut perhitungan bagian ADD kepada seluruh kabupaten agar ADD dapat terakomodir dalam APBD 2007. Disarankan agar Ditjen PMD

berkoordinasi dengan Badan Diklat dalam penyelenggaraannya. 4. Untuk memanfaatkan peluang sebagaimana dijelaskan pada angka 1, kiranya Ditjen PMD dapat berperan secara pro aktif untuk memperoleh dukungan dari DPR RI hingga berhasil memperoleh dana melalui DAK (Pemberdayaan Masyarakat Desa). DAK PMD yang menjadi usulan ini, memiliki keunggulan dalam pengelolaannya karena sudah jelas peruntukannya baik ditinjau dari mekanisme, penyaluran, penggunaan, penganggaran, penatausahaan

Topik : Manajemen Keuangan 16

keuangan,

maupun

pertanggungjawabannya

sehingga

tidak

mengkhawatirkan terjadi penyimpangan. 5. Perlu untuk dilaporkan kepada Bapak Menteri, bahwa peran DEPDAGRI berdasarkan PP. No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, sifatnya hanya koordinatif dan supporting data sehingga dipandang kurang efektif dan efisien suatu contoh : a. Untuk perhitungan DAU, hanya support data luas wilayah dan jumlah penduduk sebagai pembanding data dari BPS; b. Untuk bagi hasil pajak dan SDA, hanya memberikan rekomendasi hasil perhitungan teknis Departemen ESDM, dan penetapan Batas Wilayah; c. Untuk DAK saja perannya secara proaktif karena ikut menghitung, menetapkan daerah penerima dan evaluasi untuk pelaksanaan lebih lanjut. Peran tersebut dirasa sangat kecil sehingga dipandang kurang efektif dan efisien. Selanjutnya untuk meningkatkan peran Depdagri yang lebih kompeten, maka DAK-PMD, kiranya dapat diperjuangkan dengan gigih supaya berhasil dengan baik, tentunya dalam hal ini Ditjen PMD, BAKD, dan Ditjen Minduk maupun Badan Diklat segera proaktif.

Topik : Manajemen Keuangan 17

Вам также может понравиться