Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
Disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Penasehat MUI Prov.Sumbar. Ketua Umum Forum Kewaspadaan Dini
Misyarakar (FKDM) Prov Sumbar, di Kota Pariaman, pada Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H/1 Oktober
2008 M.
Sebuah kemenangan dalam pertempuran panjang dan
melelahkan. Bukan melawan musuh di medan laga, bukan melawan pasukan
dalam pertempuran
bersenjata. Tetapi, pertempuran melawan musuh yang ada di dalam diri kita, nafsu
dan syahwat serta syetan yang cenderung ingin menjerumuskan kita.
Ibnu Sirin berkata tentang sulitnya mengendalikan jiwa, "Aku tidak pernah
mempunyai urusan yang lebih pelik ketimbang urusan jiwa."
Hasan Bashari berkata, "Binatang binal tidak lebih memperlukan tali kekang
ketimbang jiwamu."
Kemenangan melawan hawa nafsu ini adalah inti kemenangan. Ini
kemenangan terbesar. Kemenangan utama akan melahirkan kemenangan-
kemenangan lain dalam semua kancah kehidupan dunia yang kita arungi.
Kita memerlukan kemenangan seperti ini untuk memenangkan semua
pertarungan yang di hadapi dalam hidup ini. Betapapun banyaknya alat peragat
berupa materi untuk merebut kemenangan yang di-kuasai oleh seseorang,
kelompok, atau bangsa, ternyata mereka harus menelan kekalahan jua. Sebenarnya,
mereka menguasai ilmu dan teknologi, senjata canggih dan perlengkapan yang
mencukupi. Namun semua itu tidak berdaya ketika berhadapan dengan seseorang,
kelompok, atau bangsa yang memiliki ketangguhan jiwa, mempunyai kekuatan
mental, yang dibentengi oleh kematangan pribadi.
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan
izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (memiliki ketangguhan)." (Al-Baqarah:
249).
Orang mukmin boleh kaya dan berjaya, namun yang ada di hatinya hanyalah
Allah semata. Letakkan harta di tanganmu dan jangan letakkan di hatimu."
Demikian nasihat ulama.
) رواه ُلسْلَم فَمَهْمَا ابْتَ َغيْنَا العِزّةَ بِغَيْرِ مَا َأعَزّنَا الُ بِ ِه َأ َذلّنَا ال
ِ ن قَ ْومٌ َأعَزّنَا ال بِا
ُحْ َن
( الحكم
“ Kita adalah umat yang telah dibikin berjaya oleh Allah dengan bimbingan agama Islam. Kalaulah
(satu kali) kita ingin mencapai kejayaan lagi dengan bimbingan selain agama Islam, (sudah pasti)
malah kehinaan yang akan ditimpakan Allah kepada kita.”
Di hari yang fitri ini, di tengah merayakan kemenangan besar, di masa baru saja
selesai melakukan pelatihan sebulan penuh. Di mana nuansa kesucian masih kita
rasakan. Di saat pikiran dan hati telah mengalami pencerahan oleh nilai-nilai
ketakwaan. Marilah kita menatap hari esok yang lebih baik, penuh optimisme.
Memang seorang Mukmin Muttaqin berpantang kehilangan asa dalam kondisi
apapun. Optimisme adalah harga mati jika kita ingin bangkit mengatasi berbagai
kesulitan ini.
َ َ َ َ َّ ع
:ل ُ َّّ أن:ِسل ّم
َ ه قَا َ َّصل ّى الل ُهّ ع َلَي ّْهِ و
َّ ِّ ل الله
ِ ْسو
ُّ ن َر
ْ َّ ع،ك
ٍ ِّ مال
َ ن
ِ ّْ س ب
ِ َّ ن أن
ْ
َ َّ ِّ إ.ِعظ َّم ِ البَلَء
ماً ّْب قَو َّّ ح َ إِذ َا أ،ه َّ ن الل ِ َّ مع َ جَزا ِء َ ْ م الُ َّ عظ ِ
ُ َّ ط فَل
ه َ خ ِ س َّ ن ّْ م َ َ و.ضا َ ِّه الّر ُ َّ فَل،ى َ ض ِ ن َر ّْ م َ َ ف.م ْ ُّابْتَلَه
باب الصبر، كتاب الفتن، سنن ابن ماجه،)2320( باب ماجاء في الصبر على البلء، كتاب الزهد،) سنن الترمذي
ُ خ
ط ْ س ُّ ال
)4011( على البلء
Dari Anas bin Malik RA. Rasulullah SAW bersabda: Besarnya suatu balasan amal
tergantung pada besarnya cobaan yang diterima. Karena sesungguhnya Allah, jika mencintai suatu
kaum, maka ia timpakan bala’ pada mereka. Siapa yang ridha, baginya keridhaan Allah. Siapa yang
gundah gulana, makaia akan tersiksa karena kegundahannya (baginya kemurkaan Allah).” (HR.
Turmudzi, [2320], Ibnu Majah [4021])
"Sungguh mengherankan urusan seorang Mukmin, semua urusannya berakibat baik baginya, dan itu
tidak terjadi kepada selain orang-orang Mukmin, jika mereka mendapatkan kebaikan ia bersyukur
dan itu baik baginya. Dan jika mereka mendapat bencana ia bersabar dan itu baik pula baginya."
(HR.Muslim)
Husnudzan harus kita pelihara dalam diri kita. Allah tidak menghendaki dari
hamba-Nya selain kebaikan di dunia dan di akhirat.
Jangan sampai kita celaka di dunia dan teraniaya di akhirat akibat prasangka
buruk kepada Allah. Na'udzu billah, tsumma na'udzu billah.
Kedua, Tidak putus dari berdoa. Doa merupakan senjata orang beriman,
berdoa merupakan ibadah dan enggan berdoa merupakan kesombongan kepada
Allah Azza wa Jalla.
Sebagai bangsa, kita ini diharapkan orang lain mestinya sudah hancur
berantakan, mestinya negara yang bernama Indonesia ini sudah gulung tikar. Krisis
ekonami berkepanjangan telah menggiling bangsa. Krisis kepercayaan, rusak moral,
bom meledak di mana-mana, pemerintahan yang lemah Berbagai tekanan bahkan
konspirasi untuk menghancurkan bangsa kita begitu kuat dilakukan orang.
Pertikaian dan permusuhan antar suku, entis, dan antar agama menjadi-jadi.
Pertumbuhan ekonomi yang kian memburuk. Hutang negara kian membumbung
tinggi.
Semuanya itu, mestinya sudah cukup membuat kita, sebagai bangsa ambruk
terkapar Tetapi kenyataannya tidak. Kita masih hidup sebagai bangsa yang kuat.
Apapun keadaannya, kita masih bisa berdiri tegak. Mengapa hingga saat ini kita
masih bisa bertahan.
Kita yakin seyakin-yakinnya, semuanya telah terjadi berkat doa yang
dipanjatkan setiap muslim di negeri ini. Semua itu berkat ratusan juta pasang
tangan yang selalu ditengadahkan ke langit. Berdoa agar negeri ini dijauhkan dari
kehancuran.
Perpaduan hati dan kecintaan menjadi awal dari persatuan. Akhlak mulia dan
sifat malu pada generasi muda akan menjadikan dunia bersih tak bernoda. Sabda
Rasulullah SAW sebutkan,
،ُسنَح ْ َلغْنِيَا ِء أ
َ ن فِى ا ْ ن وَ لَ ِك
ٌسَحَ ُ السّخَاء،ُسن َحْ َسنٌ َو لَ ِكنْ فِى الُمَرَا ِء أ َح َ ُال َعدْل
ُ ال ّتوْبَة،ُحسَن ْ َسنٌ َو لَ ِكنْ فِى الفُقَرَا ِء أ َح َ ُسنُ الصّبْرَح
ْ َسنٌ َو لَ ِكنْ فِى ال ُعلَمَاءِ أ َح َ َُا ْلوَرَع
رواه.ُحسَن ْ َسنٌ َو لَ ِكنْ فِى ال ّنسَا ِء أ
َحَ ُ الَحيَاء،ُسن َحْ َب أ
ِ ن فِى الشّبَا ْ سنٌ وَ لَ ِك
َح َ
الديلمى عن عمر
“Keadilan itu baik, akan tetapi lebih baik kalau berada pada umarak (pejabat pemerintahan).
Kedermawanan itu baik, akan lebih baik jika ada pada orang-orang yang mampu (hartawan).
Hemat cermat itu sangat baik, akan tetapi lebih baik kalau cermat itu berada pada orang berilmu.
Kesabaran itu baik, namun akan lebih baik kalau ada pada orang miskin. Tobat (meninggalkan dosa
itu baik), tetapi akan lebih baik kalau ada pada pemuda. Malu itu baik, tetapi akan lebih baik kalau
ada pada perempuan”. (HR. Dailami dari Umar bin Khattab).
.ْعلَيْ ُكم
َ ن
َ ْصّلو
َ ُعلَيْ ِه ْم وَ ي
َ َصّل ْون
َ ُخِيَا ُر أَئِمّتُ ُك ُم الذّينَ تُحِ ّبوْنَ ُه ْم وَ يُحِ ّبوْن َكمُ ْو َت
“Pemimpin/penguasa kamu yang terbaik ialah yang kamu cintai dia setulus hati, sedang mereka pun
mencintai kamu rakyatnya dengan sesungguh hati pula. Kamu selalu mendo’akan keselamatan
mereka kepada Allah, begitu pula mereka selalu berdo’a dan berusaha keras untuk kesejahteraan
kamu rakyatnya, dengan seikhlas hati pula.
Itu pula yang dialami Ibrahim, Khalilullah, ketika beliau bermohon diberi
turunan ketika berdoa “Rabbi, Hablii minas-Shalihin”. Tidak ada yang mustahil
bagi Allah. Tugas kita hanyalah tetap berusaha dan berdoa.
Pada perang Khandaq, saat sepuluh ribu pasukan sekutu yang terdiri dari suku
Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya mengepung Madinah. Sementara
Rasulullah hanya didukung dua ribu pasukan dengan parit (khandaaq) yang
mengelilingi sebagian sisi kota.
Sementara itu pula, orang-orang Yahudi Bani Quraidzah yang terikat
perjanjian dengan kaum Muslimin untuk melindungi wilayah perbatasan kota
Madinah, telah berkhianat dan membatalkan perjanjian mereka dengan kaum
muslimin dan bergabung dengan pasukan sekutu.
Dengarlah bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika menghadapi kondisi genting
ini,
“ dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan
yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”
(QS.61, Ash-Shaaf : 13)
Allahu Akbar, Bergembiralah wahai sekalian kaum Muslimin dengan
kemenangan dari Allah dan pertolongan-Nya. Ternyata Allah memperhatikan
optimisme hamba terbaik-Nya. Dua ribu pasukan Muslim dapat mengalahkan
sepuluh ribu pasukan sekutu plus orang-orang Yahudi Bani Quraidzah.
Keempat, beramal dan bertawakkal. Sebab Allah tidak menurunkan emas dari
langit. Gunakan seluruh potensi yang Allah telah karuniakan kepada kita.
"Dan katakanlah: "Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kamu kerjakan".
(At-Taubah:105).
Rasulullah SAW menyebutkan kedudukan amalan karya kita di dunia ini dalam
menciptakan kebahagiaan bersama-sama.
Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbanyak dengan tanah air
paling strategis di perlintasan dunia. Indah seakan “qith’ah minal jannah fid-
dunya”. Negeri ini mesti kita bangun untuk umat masa depan. Di awali
memperbaiki silaturrahim.
() رواه أحمد .ِعمَار
ْ ن الِجوَا ِر ُي َع ّم ْرنَ ال ّديَارَ َو َي ِز ْدنَ فِى ال
ُس
ْح
ُ خُلقِ َو
ُ ن اْل
ُس
ْح
ُ ح ِم َو
ِ صَلةُ ال ّر
ِ
“Menghubungkan silaturrahim, budi pekerti yang baik den berbuat baik terhadap tetangga, itulah yang akan
meramaikan kampung dan menambah umur”. (HR Ahmad)
Minimal dengan memanjatkan do’a secara tulus dan ikhlas agar kemelut tidak
terjadi, sebagai bagian dari mensyukuri nikmat, sesuai firman Allah,
ٌعذَابِي َلشَدِيد
َ ن
ّ َِوإِذْ تََأ ّذنَ رَبّ ُك ْم لَ ِئنْ شَكَرْ ُتمْ لَأَزِيدَنّ ُك ْم وَلَ ِئنْ كَفَ ْرُتمْ إ
“Dan (ingat juga), ketika Tuhanmu mema’lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (Surat ibrahim ayat 7)
Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir.
Marilah kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah,
mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita, kaum
Muslimin, dan bangsa kita,
ِعنِ ال َقوْم
َ ُسكَ اّلذِي ل َتَ ُر ْودَه
َ اللهُ ّم فَرّقْ جَمْعَ ُهمْ وَ شَ ّتتْ شَ ْملَهُ ْم َو أَنْ ِزلْ بِ ِهمْ بَ ْأ
.َالُمجْرِمِْين
“Wahai Tuhan kami, hancurkanlah kesatuan mereka, dan pecah belah barisan mereka. Turunkan
kepada mereka ‘azab sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan-golongan yang
selalu berbuat dosa”.