Вы находитесь на странице: 1из 12

Pengaruh Suhu dan Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi

Anggota: -David -Jacqueline

TUJUAN -Suhu

Setelah mengerjakan kegiatan ini, anda dapat menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi pada larutan natrium thiosulfat dengan asam klorida. -Luas Permukaan Setelah mengerjakan kegiatan ini, anda dapat mengetahui pengaruh ukuran zat padat terhadap laju reaksi. DASAR TEORI Pengertian laju reaksi Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.Reaksi kimia pasti berkatian perubahan dari suatu pereaksi . Laju reaksi dinyatakan untuk memperlihatkan perubahan konsentrasi pereaksi dalam satuan waktu. Pada reaksi : A (Reaktan) Laju Reaksi didefinisikan sebagai : Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu B (Produk) :

Konsep Laju Reaksi Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu: V = Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan koefisien reaksinya Pada reaksi : N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
M] [ t

Laju reaksi : laju penambahan konsentrasi NH3 laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.

Kemolaran(M) Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi volume (v) larutan.Kemolaran (Molaritas) dinyatakan dengan lambang M, adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan. Reaksi zat dalam bentuk larutan terjadi karena dipengaruhi oleh perbandingan komponen penyusun larutan yang berbeda. Pekat atau encer suatu larutan disebut konsentrasi. Suatu larutan dibilang encer ketika zat yang terlarut tergolong sedikit Laju dinyatakan dengan mol/(Liter*detik). Molaritas (mol/liter) adalah ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Ada keadaan dimana saat kita hanya memiliki larutan pekat (memilki konsentrasi tinggi), dan kita membutuhkan larutan yang encer (memilikir konsentrasi rendah). Maka, kita perlu mengecerkan larutan yang pekat terlebih dahulu

Pengenceran adalah penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan yang pekat untuk mendapatkan larutan baru yang konsentrasinya lebih rendah. Jumlah mol sebelum pengenceran harus sama dengan jumlah mol setelah pengenceran, sehingga: n1 = n2 M1* V1 = M2 *V2 Dimana: M1 = konsentrasi molar awal V1 = volume larutan awal M2 = konsentrasi molar setelah pengenceran V2 = volume larutan setelah pengenceran n2 = konsentrasi molar setelah pengenceran n2 = volume larutan setelah pengenceran

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Laju reaksi dipengaruhi oleh : Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat. Konsentrasi Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan. Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan. Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:
reaktan] [ [reaktan] x =1
n

V = x =1 V

n =o

Temperatur Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea). Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi. Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah. Berdasarkan hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk setiap kenaikan suhu 10oC.

Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substratsubstrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya: A + C AC (1) B + AC AB + C (2) Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi : A + B + C AB + C Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. 4. Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: V = Laju reaksi k = Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B. Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk

kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi saja.

ALAT DAN BAHAN

Percobaan Luas Permukaan No. Alat / Bahan 1 Pualam Kasar 2 Pualam Serbuk 3 Larutan Asam Klorida 2 M 4 Stop Watch 5 Gelas Kimia Percobaan Suhu No. Alat / Bahan 1 Kertas putih 2 Termometer 3 Gelas kimia 4 Larutan Natrium Thiosulfat 0,2 M 5 Larutan Asam Klorida 2 M 6 Gelas Ukur 50ml LANGKAH KERJA -Suhu 1.Buatlah tanda silang pada sehelai kertas. 2. Masukkan 50 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia itu di atas kertas bertanda silang. Ukur suhu larutan dan catat. Tambahkan 5 mL HCl 2 M. Ukur suhu dan waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan mL HCl 2 M. Ukur suhu dan waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi. :

3. Masukkan 50 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia yang lain. Panaskan hingga

10oC di

atas suhu kamar. Catat suhu tersebut, dan letakkan gelas kimia itu diatas kertas

bertanda silang. Kemudian tambahkan 5 mL HCl 2 M dan catat waktu yang dibutuhkan sejak penambahan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi. 4. Lakukan langkah ke-3 dengan kenaikan suhu 20oC, 30oC, 40oC. -Luas Permukaan 1. Timbanglah masing masing 5 gram pualam serbuk dan pualam agak kasar. 2. Kemudian siapkan 2 gelas kimia yang telah berisi 25 mL larutan HCl 2 M. 3. Secara bersamaan masukkan kedua pualam tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi larutan HCl 2 M. Amati perubahan yang terjadi! 4. Catat kedua waktu yang diperlukan dari kedua percobaan diatas. HASIL PENGAMATAN

Percobaan Suhu No 1 2 3 4 5 Suhu Na2S2O3 (oC) 32oC 42oC 52oC 62oC 72oC Waktu (sekon) 18 s 7s 6.9 s 4.1 s 2.1 s

Percobaan Permukaan No 1 2 Pualam Pualam halus Pualam keping Waktu 0 menit 25 sekon 20 menit 15 sekon

PEMBAHASAN Dari percobaan suhu yang kami lakukan, di dapat hasil sebagai berikut: - Na2S2O3 pada suhu 32o C membutuhkan waktu 18 sekon untuk bereaksi. 32 oC adalah suhu awal zat/ruangan. - Na2S2O3 pada suhu 42 C membutuhkan waktu 7 sekon untuk bereaksi. Hal ini dikarenakan setiap kenaikan suhu 10oC, maka laju reaksi naik 2 kali lipat. Seharusnya waktu yang diperoleh adalah 9 sekon karena waktu berbanding terbalik dengan kecepatan, tetapi data yang kami peroleh dari percobaan ini adalah waktu 7 sekon. Hal ini mungkin terjadi karena terjadinyan kontaminasi larutan natrium thiosulfat dengan HCl sebelum percobaan. - Na2S2O3 pada suhu 52oC membutuhkan waktu 6,9 sekon untuk bereaksi. Waktu yang diperoleh dari percobaan ini menurun dan sesuai teori waktu berbanding terbalik dengan temperatur - Na2S2O3 pada suhu 62oC membutuhkan waktu 4,1 sekon untuk bereaksi. Seharusnya dari teori di atas kita memperoleh waktu 2.5 sekon. Lagi lagi hal ini terjadi mungkin karena terkontaminasinya larutan natrium thisulfat. - Na2S2O3 pada suhu 72oC membutuhkan waktu 2,1 sekon untuk bereaksi. Waktu yang didapat sudah mendekati dengan perhitungan yang digunakan teori diatas. Dari percobaan luas permukaan yang kami lakukan, didapat hasil sebagai berikut: 1. Pualam halus yang dilarutkan dengan HCl 2M membutuhkan waktu 25 sekon untuk bereaksi. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar luar permukaan pualam maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pelarutan pualam tersebut

2. Pualam keping yang dilarutkan dengan HCl 2 M membutuhkan waktu 20 menit 15 sekon untuk bereaksi. Hal ini mendukung hasil dari yang diatas, dikarenakan pualam keping memiliki luas bidang sentuh yang lebih kecil maka proses pelarutan pualam pun semakin lama dari yang pualam serbuk.

KESIMPULAN Perubahan suhu mempengaruhi laju reaksi yang terjadi karena semakin tinggi suhu suatu zat maka gerakan partikel yang ada pada suatu zat akan terjadi semakin cepat. Maka dari itu semakin tinggi suhu zat tersebut semakin cepat gerakan partikel yang menyebabkan tumbukan terjadi. Luas permukaan berperan besar dalam mempengaruhi laju reaksi karena semakin besar luas permukaannya semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Dan semakin kecil luas permukaanya semakin lambat laju reaksi yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id http://www.yahoo.co.id/answer

http://www.chem-is-try.org/

http://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu http://id.wikipedia.org/wiki/Katalis

LAMPIRAN

Вам также может понравиться