Вы находитесь на странице: 1из 17

F Kerajaan Hindu Budha di Indonesia Khariz Fahrurrozi XI IPA 2 ~ 25

A. Kerajaan Tarumanegara
Lokasi : Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah yang sekarang menjadi provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jakarta pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu kerajaan Tarumanegara adalah Kerajaan Hindu Beraliran Wisnu Sumber Sejarah : Bila menilik catatan sejarah atau prasasti yg ada, tidak ada yang menyebutkan siapa yang mendirikan kerajaan ini, namun raja yang sangat terkenal adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, Sang Prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Sumber dari dalam negeri Ditemukan 7 prasasti sebagai berikut : 1) Prasasti Kebon Kopi , dibuat sekitar 400M, ditemukan di perkebnunan Kopi, Bogor 2) Prasasti Tugu, ditemukan di kampung Batutumbu, desa Tugu, Bekasi, dan kini disimpan di Museum di Jakarta. Isi dari prasasti ini menerangkan tentang penggalian sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian sungai gomati oleh Purnawarman. Penggalian tersebut dimaksudkan untuk menghindari bencana banjir dan kekeringan pada musim kemarau. 3) Prasasti Cidanghiang ditemukan di Sungai Cidanghiang, Banten yang berisi tentang pujian kepada Raja Purnawarman. 4) Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor 5) Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor 6) Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor 7) Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor. Sumber dari luar negeri 1) Berita Fa-Hsien tahun 414M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chie. 2) Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo yang terletak di sebelah selatan 3) Berita Dinasti Tang, juga menceritakan tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo.

Dari ketiga berita diatas, para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Sistem Politik : kerajaan. Berikut ini merupakan urutan Raja-raja Tarumanegara menurut Naskah Wangsakerta

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Raja Jayasingawarman Dharmayawarman Purnawarman Wisnuwarman Indrawarman Candrawarman Suryawarman Kertawarman Sudhawarman Hariwangsawarman Nagajayawarman Linggawarman

Masa Pemerintahan 358-382 382-395 395-434 434-455 455-515 515-535 535-561 561-628 628-639 639-640 640-666 666-669

Sistem sosial dan budaya : Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini ,dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara . Kalau dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho ling dapat diterima ,maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan ,pertambangan ,perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping pertanian ,peleyaran ,dan perternakan . Bukti pada masa itu ada perburuan adalah , adanya berita tentang perdagangan cula badak dan gading gajah , sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar . Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu , mereka harus berburu .Sedang perikanan ,pada masa itu terjadi jual beli kulit penyu . Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak . Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat itu . Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman . Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,. Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di bidang pelayaran . Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah buahan serta daging . Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain ,yang tidak terlalu berjauhan letaknya . Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli . Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta pada masa itu .Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun .yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah bahasa Indonesia yang tercampur dengan bahasa sansekerta . Dari berita fa shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor .dan dari ketiga agama

tersebut agama hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan .Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia .

B. Kerajaan Sriwijaya
Lokasi : di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di Kepulauan Melayu. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, ITsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 selama 6 bulan. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan". Sumber Sejarah : Prasasti Berbahasa Sansekerta atau Tamil : 1) Prasasti Ligor di Thailand 2) Prasasti Kanton di Kanton 3) Prasasti Siwagraha 4) Prasasti Nalanda di India 5) Piagam Leiden di India 6) Prasasti Tanior 7) Piagam Grahi 8) Prasasti Padang Roco 9) Prasasti Srilangka Sumber Berita Tiongkok 1) Kronik dari Dinasti Tang 2) Kronik Dinasti Sung 3) Kronik Dinasti Ming 4) Kronik Perjalanan I-Tsing 5) Kronik Chu-fan-chi oleh Chau Ju-kua 6) Kronik Tao Chih Lio oleh Wang Ta Yan 7) Kronik Ling-wai Tai-ta oleh Chou Ku Fei 8) Kronik Ying-yai Sheng-lan oleh Ma Huan Prasasti Berbahasa Melayu Kuno 1) Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang 2) Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang 3) Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang 4) Prasasti Palas Pasemah abad ke-7 Masehi di Lampung Selatan 5) Prasasti Karang Brahi abad ke-7 Masehi di Jambi

6) Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di P. Bangka 7) Prasasti Sojomerto abad ke-7 Masehi di Pekalongan , Jawa Tengah

Sistem Politik : kerajaan. Berikut daftar silsilah para raja Sriwijaya: Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683, Talang Tuo, 684). Cri Indrawarman (berita Cina, tahun 724). Rudrawikrama (berita Cina, tahun 728, 742). Wishnu (prasasti Ligor, 775). Maharaja (berita Arab, tahun 851) Balaputradewa (prasasti Nalanda, 860). Cri Udayadityawarman (berita Cina, tahun 960). Cri Udayaditya (berita Cina, tahun 962). Cri Cudamaniwarmadewa (berita Cina, tahun 1003, prasasti Leiden, 1044). Maraviyayatunggawarman (prasasti Leiden, 1044) Cri Sanggaramawijayatunggawarman (prasasti Chola, 1044).

Pembentukan dan Pertumbuhan : Bukti fisik mengenai Sriwijaya tidak banyak ditemukan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang ri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kehidupan Ekonomi : Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina. Di samping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malak yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara. Kehidupan Budaya Menurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan tinggal di Sriwijaya (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru besar yang bernama Dharmapala. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di luar India. Tetapi walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak banyak peninggalan purbakala seperti candi-candi atau arca-arca sebaga tanda kebesaran Kerajaan Sriwijaya dalam bidang kebudayaan. Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara para jemaah agama Budha dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan itu, di Kerajaan Sriwijaya berkembang ajaran Budha Mahayana. Bahkan perkembangan ajaran

agama Budha di Kerajaan Sriwijaya tidak terlepas dari pujangga yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya diantaranya Dharmapala dan Sakyakirti. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan Sriwijaya. Ia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). Mundurnya Kerajaan Sriwijaya Pada akhir abad ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi. Faktor Politis Kedudukan Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak, karena munculnya kerajaankerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas wilayah kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaya termasuk Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang. Dari arah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari, yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara. Kerajaan Singasari yang bercita-cita menguasai seluruh wilayah nusantara mulai mengirim ekspedisi ke arah barat yang dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi ini, Kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak. Faktor Ekonomi Para pedagang yang melakukan aktifitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke dalam kekuasaan dari raja-raja sekitarnya. Akibatnya, para pedagang yang melakukan penyeberangan ke Tanah Genting Kra atau yang melakukan kegiatan sampai ke daerah Melayu (sudah dikuasai Kerajaan Singasari) tidak lagi melewati wilayah kekuasaan Sriwijaya. Keadaan seperti ini tentu mengurangi sumber pendapatan kerajaan. Dengan faktor politis dan ekonomi itu, maka sejak akhir abad ke13 M kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit tahun 1377 M

C. Kerajaan Singasari
Masa Berdirinya 1222-1292 Didahului oleh Kadiri dan digantikan oleh Majapahit Ibu Kota Kutaraja, Singhasari Lokasi di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang, dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Pemerintahan Monarki berikut raja-rajanya : 1) Ken Arok (1222-1227) 2) Anuspati (1227 - 1248 ) 3) Wisnuwardhana (1248 1254) 4) Kertanegara (1268-1292) Sumber Sejarah : Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari. Kitab Negara Kertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan raja-raja Singasari. Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M. Berita-berita asing (berita Cina), menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan mengirim pasukkannya untuk menyerang Kerajaan Singasari. Peninggalan-peninggalan purbakala berupa banguna-bangunan Candi yang menjadi makam dari raja-raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari dan lain-lain.

Sosial : Untuk kehidupan sosialnya sudah mulai tentram pada masa Kertanegara meskipun banyak perang saudara dalam kekuasaan pemerintahan. Budaya : Dalam kehidupan budaya, Singosari sangat berkembang karena Singosari banyak meninggalkan bangunan monumental atau budaya lain yang berhubungan dengan agama yaitu seperti candi Kedal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang merupakan perwujudan Kertanegara yang terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim

D. Kerajaan Majapahit
Lokasi : berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Sumber Sejarah : Sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang kerajaan Majapahit sebagian besar berupa kitab sastra yaitu seperti: Kitab Pararaton, selain menceritakan tentang raja-raja Singosari juga menjelaskan tentang raja-raja Majapahit.

Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada tahun 1365 menjelaskan tentang keadaan kota Majapahit, daerah Jajahannya dan perjalanan Hayam Wuruk mengelilingi daerah kekuasaannya. Kitab Sundayana menjelaskan tentang perang Bubat. Kitab Usaha Jawa menjelaskan tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar. Disamping sumber sejarah di atas, sumber sejarah peninggalan Majapahit juga berupa seni bangunan seperti candi, pintu gerbang atau gapura, pemandian atau pertirtaan. Sedangkan sumber dari luar negeri diperoleh dari berita-berita Cina yaitu seperti berita yang ditulis pada masa dinasti Ming (1368-1643) dan berita dari Ma-Huan dalam bukunya Ying Yai menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit tahun 1418 serta berita dari Portugis tahun 1518. Dari sumber-sumber tersebutdi atas, dapat diketahui pemerintahan raja-raja Majapahit, kehidupan sosial,ekonomi, serta peninggalan budaya-budaya Majapahit.

Kebudayaan : Gapura Bajangratu, diduga kuat menjadi gerbang masuk keraton Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di kompleks Trowulan. Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama tidak menyebut keberadaan Islam, namun tampaknya ada anggota keluarga istana yang beragama Islam pada waktu itu. Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah pohon anggur dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto. Hasil peninggalannya berupa seni bangunan, patung, dan karya sastra. Seni bangunan : antara lain pemandian, atau petirtaan, gapura yang berbentuk seperti candi bentar maupun Bajang Ratu, candi Penataran di Blitar dan lain-lain. Selain seni bangunan, peninggalan Majapahit juga ada yang berupa seni patung yaitu seperti patung perwujudan Raden Wijaya sebagai Harihara atau sebagai Syiwa dan Wisnu dalam satu arca, patung putri Suhita dan patung Tribhuwana sebagai Parwati. Candi antara lain Candi Panataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan Surawana (Pare, Kediri), Candi Sawentar (Blitar), Candi Sumberjati (blitar), Candi Tikus (Trowulan), dan bangunan-bangunan purba lainnya yang terdapat di daerah Trowulan. Sastra hasil sastra zaman Majapahit awal di antaranya: 1) Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca (tahun 1365).

2) 3) 4) 5)

Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular. Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular. Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya. Kitab Parthayajna, tidak diketahui pengarangnya.

Ekonomi : Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa. Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321, menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata. Politik : Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu: Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

Raja-raja : Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309) Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328) Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350) Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)

Wikramawardhana (1389 - 1429) Suhita (1429 - 1447) Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447 - 1451) Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451 - 1453) Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466) Pandanalas, atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468) Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468 - 1478) Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498) Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518) terdapat periode kekosongan antara pemerintahan Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yang mungkin diakibatkan oleh krisis suksesi yang memecahkan keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.

Sosial dan Budaya : Kehidupan keagamaan Majapahit berjalan dengan baik, bahkan tercipta toleransi. Hal ini seperti apa yang diceritakan oleh Ma-Huan tahun 1413, bahwa masyarakat Majapahit di samping beragama Hindu, Budha juga ada yang beragama Islam, semuanya hidup dengan rukun. Dari berita Ma-Huan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh Islam sudah ada di kerajaan Majapahit. Kehidupan sosial yang penuh dengan toleransi juga dibuktikan melalui kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular yang didalamnya ditemukan kalimat Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharmamangrua

E. Kerajaan Mataram Kuno


Lokasi : Kerajaan Mataram Hindu sering disebut dengan Mataram Kuno, sebagai pembeda dengan Mataram Baru. Kerajaan ini berkuasa antara abad ke 8 dan abad ke 10. Letaknya, di Jawa Tengah bagian selatan, yang pusatnya disebut Bhumi Mataram Kerajaan Mataram Hindu terdiri dari 2 dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu, dan Dinasti Syailendra yang bercorak Budha Mahayana. Sumber Sejarah Dinasti Sanjaya: Prasasti Canggal Dibuat pada masa Raja Sanjaya, yang isinya : berhub. dgn pendirian lingga yg merupakan perwujudan Dewa Siwa. Hal ini menunjukkan bhw agama yg dianut adalah agama Hindu. Prasasti Balitung

Terbuat dari tembaga, dibuat pada masa Raja Diah Balitung. Isinya : ttg pemberian tanah oleh Raja Diah Balitung pada 5 patihnya di mantyasih karena telah berjasa besar terhadap kerajaan. Kitab Carita Parahyangan isinya : manceritakan ttg Raja-Raja Sanjaya.

Sumber Sejarah Dinasti Syailendra : Prasasti Kalasan Isinya : seorang raja dari dinasti syailendra yg berhasil menunjuk Rakai Pangkaran untuk mendirikan 1 bangunan suci bagi Dewi Tara, dan 1 bihara untuk para pendeta. Rakai Pangkaran akhirnya mengadiahkan desa Kalasan kpd sanggha Budha. Prasasti Kelurak Isi : pembuatan arca Manjusri yg merupakan perwujudan sang Budha, Manjusri, dan Sanggha, yg dpt disamakan dgn Brahma, Wisnu, Siwa. Prasasti Ratu Boko isi : bercerita ttg kekalahan Balaputera Dewa, dan selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya. Prasasti Nalanda isi : menyebutkan ttg asal usul Balaputera Dewa. Politik : Pada abad 8 M, Dinasti Sanjaya terdesak oleh Dinasti Syailendra. Ketika itu D.Sanjaya diperintah oleh Rakai Panangkaran. Hal itu ditandai dengan dibangunnya Candi kalasan yang bercorak Budha oleh Raja Wisnu. Kedudukan Dinasti Sanjaya sbg raja yg terhormat masih diakui, namun harus tunduk kepada raja-raja Syailendra sbg penguasa tertinggi atas seluruh mataram. Dinasti Sanjaya. Berikut Raja-rajanya :
1) Sanjaya (732-760) 2) Rakai Panangkaran (760780) 3) Rakai Panunggalan (780800) 4) Rakai Warak (800-819) 5) Rakai Garung (819-838) 6) Rakai Pikatan (838-856) 7) Rakai Kayuwangi (856886) 8) Rakai Watuhumalang (886-898) 9) Dyah Balitung (898-910) 10) Daksa (910-919) 11) Tulodong (919-924) 12) Dyah Wawa (924-928) 13) Mpu Sindok (928-929)

Dinasti Syailendra. Daftar raja-raja : 1) Bhanu (752-775): raja pertama dan pendiri Wangsa Syailendra

2) Wisnu (775-782): Candi Borobudur mulai dibangun 3) Indra (782-812): menyerang dan mengalahkan Kerajaan Chenla (Kamboja), serta mendudukinya selama 12 tahun 4) Samaratungga (812-833): Candi Borobudur selesai dibangun 5) Pramodhawardhani (833-856): menikah dengan Rakai Pikatan, pangeran Wangsa Sanjaya 6) Balaputeradewa (833-850): melarikan diri ke Sriwijaya setelah dikalahkan Rakai Pikatan Budaya : Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Temuan Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan tahun 1990 di Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah; menunjukkan kekayaan dan kehalusan seni budaya kerajaan Medang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur. Candi megah yang dibangun oleh Sailendrawangsa ini telah ditetapkan UNESCO (PBB) sebagai salah satu warisan budaya dunia. Sosial : Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotongroyong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.

F. Kerajaan Kutai
Lokasi : Kerajaan Kutai Terletak di Kalimantan Timur , tepatnya di hulu Sungai Dinamakan Kerajaan Kutai Mahakam karena dalam prasasti yang ditemukan, tidak tercantum nama kerajaan. Sumber Sejarah : Prasasti yang berupa tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa yang dipergunakan untuk mengikat korban persembahan rakyat Kutai kepada para dewa. Sistem Politik/Raja-Raja : Raja Kudungga : merupakan raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai. Pada masa pemerintahannya, pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Awalnya ia adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya dari seorang kepala suku menjadi kerajaan. Raja aswawarman Dalam prasasti Yupa dikatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Melaksanakan upacara Asmawedha yang dulunya pernah dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin pemperluas wilayahnya.

Raja mulawarman : merupakan putra dari Raja Aswawarman. Ia merupakan raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya Kutai mengalami masa yang gemilang, rakyat hidup tentram dan sejahtera Ekonomi : Kutai terletak pada jalur aktivitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Letak Kutai baik sebagai tempat peristirahatan bagi para pelayar (terletak jauh ke arah pedalaman). Dua hal tersebut tentu saja berpengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian masyarakat. Budaya : Yupa, merupakan salah satu hasil budaya masyarakat kutai. Sebenarnya Yupa bisa dibilang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia zaman megalitikum yaitu Menhir. Sosial : Dari isi prasasti-prasasti Kutai diketahui bahwa pada abad ke-4 M masyarakat Kutai telah banyak menerima pengaruh Hindu. Pola kerajaan sesuai dengan pola pemerintahan India. Masyarakat menerima unsur-unsur yang datang dari India kemudian mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia (Local Genius).

G. Kerajaan Kadiri
Lokasi : terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Sumber Sejarah : Prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha. Nagarakretagama Prasasti Mula Malurung Prasasti Trailokyapuri Pararaton Budaya : Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana. Sistem Politik/Raja-raja :

Pada saat Daha menjadi ibu kota kerajaan kediri yang masih utuh Airlangga, merupakan pendiri kota Daha sebagai pindahan kota Kahuripan. Ketika ia turun takhta tahun 1042, wilayah kerajaan dibelah menjadi dua. Daha kemudian menjadi ibu kota kerajaan bagian barat, yaitu Panjalu. Menurut Nagarakretagama, kerajaan yang dipimpin Airlangga tersebut sebelum dibelah sudah bernama Panjalu. Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu 1) Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042). 2) Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan. 3) Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130). 4) Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157). 5) Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). 6) Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171). 7) Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181). 8) Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana. 9) Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton. Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari Kerajaan Panjalu runtuh tahun 1222 dan menjadi bawahan Singhasari. Berdasarkan prasasti Mula Malurung, diketahui raja-raja Daha zaman Singhasari, yaitu: 1) Mahisa Wunga Teleng putra Ken Arok 2) Guningbhaya adik Mahisa Wunga Teleng 3) Tohjaya kakak Guningbhaya 4) Kertanagara cucu Mahisa Wunga Teleng (dari pihak ibu), yang kemudian menjadi raja Singhasari Pada saat Daha menjadi ibu kota Kadiri Jayakatwang, adalah keturunan Kertajaya yang menjadi bupati Gelang-Gelang. Tahun 1292 ia memberontak hingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singhasari. Jayakatwang kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri. Tapi pada tahun 1293 ia dikalahkan Raden Wijaya pendiri Majapahit. Pada saat Daha menjadi bawahan Majapahit

Sejak tahun 1293 Daha menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya bersifat simbol, karena pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih Daha. Bhre Daha yang pernah menjabat ialah: 1) Jayanagara 1295-1309 Nagarakretagama.47:2; Prasasti Sukamerta didampingi Patih Lembu Sora. 2) Rajadewi 1309-1375 Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian Gajah Mada. 3) Indudewi 1375-1415 Pararaton.29:19; 31:10,21 4) Suhita 1415-1429 ? 5) Jayeswari 1429-1464 Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; Waringin Pitu 6) Manggalawardhani 1464-1474 Prasasti Trailokyapuri Pada saat Daha menjadi ibu kota Majapahit Menurut Suma Oriental tulisan Tome Pires, pada tahun 1513 Daha menjadi ibu kota Majapahit yang dipimpin oleh Bhatara Wijaya. Nama raja ini identik dengan Dyah Ranawijaya yang dikalahkan oleh Sultan Trenggana raja Demak tahun 1527. Sejak saat itu nama Kediri lebih terkenal dari pada Daha.

Sosial : Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat dan masyarakat hidup tenang. Hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, rapi dan berlantai ubin yang berwarna kuning dan hijau serta orangorang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni sastra dapat berkembang dengan pesat

H. Kerajaan Kalingga
Lokasi : kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang Sumber Sejarah : Catatan dari zaman Dinasti Tang Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut. Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu. 1) Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading. 2) Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa 3) Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.

Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Holing diperintah oleh Ratu Sima (Simo). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram. Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) Menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana. Prasasti Tukmas

Ekonomi : Dari catatan dari zaman dinasti Tang dapat diketahui bahwa daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah. Budaya : Prasasti peninggalan Kerajaan Ho-ling adalah Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di Desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambargambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu. Sosial : Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima Politik : Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.

DAFTAR PUSTAKA Windyasari, S., 2010, Kerajaan Tarumanegara, [online], (http://www.anakciremai.com/2010/03/makalah-sejarah-tentang-sejarah_9500.html, diakses tanggal 11 September 2011) Hasheem, M., 2008, Kerajaan Sriwijaya, [online], (http://hasheem.wordpress.com/2008/09/05/kerajaan-sriwijaya/, diakses tanggal 11 September 2011) Hasheem, M., 2008, Kerajaan Holing, [online], (http://hasheem.wordpress.com/bahan-ajar/kerajaan-holing/, diakses tanggal 11 September 2011) Hasheem, M., 2008, Kerajaan Majapahit, [online], (http://hasheem.wordpress.com/2008/11/30/kerajaan-majapahit/, diakses tanggal 11 September 2011) Hasheem, M., 2008, Kerajaan Singasari, [online], (http://hasheem.wordpress.com/2008/12/01/kerajaan-singasari/, diakses tanggal 11 September 2011) Wikipedia, ____, Kerajaan Mataram Kuno, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Mataram_Kuno, diakses tanggal 11 September 2011) Wikipedia, ____, Kerajaan Kadiri, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri, diakses tanggal 11 September 2011) Wikipedia, ____, Kerajaan Kalingga, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kalingga, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Mataram Kuno, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Majapahit, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Kutai, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Singosari, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Sriwijaya, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011) Marmayadi, ____, Kerajaan Tarumanegara, [ppt], (http://iwaksepattld.blogspot.com/2011/06/sejarah-kelas-xi.html, diakses tanggal 11 September 2011)

Вам также может понравиться