Вы находитесь на странице: 1из 16

1.

TEORI-TEORI DARI PERATURAN YANG RELEVAN UNTUK AKUNTANSI DAN AUDIT

Teori pasar modal menyarankan bahwa manager mempunyai banyak insentif (dorongan) untuk menyediakan informasi akuntansi kepada pihak eksternal perusahaan dan di verifikasi oleh auditor independent. Berikut ini beberapa teori yang relevan untuk memahami peraturan dari laporan keuangan: a. teori efisiensi pasar; b. teori keagenan (agency) c. teori regulasi/peraturan

a. Teori Efisiensi Pasar

Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsinya yang terbaik tanpa campur tangan pemerintah dan efisiensi maksimum diterima dengan memperbolehkan kekuatan penawaran dan permintaan untuk mendikte prilaku pasar. Dengan meningkatnya pasar modal international, kekuatan penawaran dan permintaan memilki pengaruh yang luas terhadap arus informasi dan modal. Bagaimanapun, pemerintah juga secara aktif terlibat dalam pasar ini, mengatur tidak hanya bagaimana pasar dipimpin tetapi juga penetapan informasi yang dideskribsikan sebagai sumber hidup dari pasar modal. Campur tangan pemerintah yang paling baik adalah yang tujuannya untuk membantu perkembangan pasar dan

mempromosikan pertumbuhan ekonomi. Akuntansi dapat dilihat sebagai sebuah industri informasi, dimana bisnis dari akuntansi adalah untuk menghasilkan informasi. Pendukung pendekatan pasar bebas berpendapat bahwa, sebagaimana produk yang lain, kekuatan permintaan dan penawaran harus beroperasi. Terdapat permintaan terhadap informasi akuntansi oleh pengguna, dan penawaran atas informasi tersebut dari perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Kritik tehadap pendekatan pasar bebas ini adalah bahwa teori ini tidak realistis. Teori ini tidak dapat bekerja karena mekanisme pasar tidak bisa mencapai tingkat harga keseimbangan ideal secara sosial karena alasan berikut ini. Informasi akuntansi tidak sama dengan barang lain karena merupakan barang umum, sekali informasi akuntansi dikeluarkan oleh perusahaan hal itu tersedia untuk semua pihak. Perusahaan memonopoli penawaran informasi tersebut. Oleh karena itu, kecenderungannya bahwa perusahaan menghasilkan dan menjualnya pada harga yang tinggi. Dari pandangan 1

masyarakat, mandatory reporting akan menghasilkan lebih banyak informasi pada biaya yang rendah. Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauhmana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu (1) informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices), (2) semua informasi publik (all public information), dan (3) semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information including inside or private information). Masing-masing kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauhmana tingkat efisiensi suatu pasar. Membahas pasar efisien, pasti menimbulkan pertanyaan mengapa harus ada konsep pasar efisien dan mungkinkah pasar efisien ada dalam kehidupan nyata. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kondisi-kondisi berikut idealnya harus terpenuhi: 1. Banyak terdapat investor rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan berdagang saham. Investor-investor ini adalah price taker, artinya pelaku itu sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. 2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi tersedia bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama (tidak jauh berbeda). 3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap pengumuman yang ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang lain. 4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga saham segera melakukan penyesuaian.

b. Teori Keagenan Permintaan terhadap informasi keuangan bisa dikategorikan juga untuk pelayanan atau tujuan pengambilan keputusan. Permintaan untuk pelayanan informasi tersebut berhubungan dengan keinginan untuk: 1. memotivasi agen; 2. distribusi resiko secara efisien. Permintaan terhadap informasi untuk tujuan pembuatan keputusan berhubungan dengan aturan informasi dalam teori keputusan statistic. Informasi dapat berarti jika dapat

meningkatkan alokasi sumber daya dan risiko dalam ekonomi. Hal itu bisa dilakukan dengan mengurangi ketidakpastian. Ketidakpastian dalam teori keagenan dapat diklasifikasikan sebagai ex ante atau ex post. Ex ante (sebelum kegiatan) ketidakpastian ada pada saat keputusan harus dibuat, seperti ketidakpastian tentang kejadian terkendali yang akan mempengaruhi produksi atau ketidakpastian tentang keterampilan manajer. Ex post (setelah kejadian) ketidakpastian ada setelah keputusan telah dibuat dan hasilnya direalisasikan. Ketidakpastian ini adalah sama dengan ketidakpastian ex ante kecuali bahwa hal itu dapat dikurangi dengan laporan ex post terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Teori keagenan berfokus pada dampak dari laporan alternatif ex post yang mempengaruhi ketidakpastian ex post. Teori keagenan memberi kita sebuah kerangka yang mempelajari kontrak antara prinsipal dan agen dan untuk memprediksi konsekuensi ekonomi dari standar. Sebagai contoh, seringkali bahwa kompensasi manajemen dikaitkan dengan keuntungan yang

dilaporkan atau mereka mungkin memiliki lebih sedikit insentif untuk mencapai keuntungan. Pengembangan akuntansi kontemporer salah satunya adalah digunakannya Agency Theory dalam menjustifikasi akuntansi positif. Menurut Baiman (1990), terdapat 3 model hubungan agensi yaitu The Principal-Agent Model, The Transaction Cost Economics Model, The Rochester Model. Ketiganya memiliki dua kerangka kesamaan dan dua perbedaan. Kesamaannya yaitu pertama, ketiganya memahami ketentuan dan penyebab hilangnya efisiensi yang diciptakan oleh divergensi antara perilaku kerjasama dan kepentingan individu; kedua, ketiganya menganalisa dan memahami implikasi perbedaan proses pengendalian menghindari hilangnya efisiensi pada masalah agensi. Sedangkan perbedaannya, pertama, menekankan perbedaan sumber-sumber divergensi perilaku kerjasama dan kepentingan individu; kedua, menekankan perbedaan aspek pada agenda riset pada umumnya; ketiga, pemodelan berhati-hati yang mendasari konteks ekonomi yang menyebabkan timbulnyamasalah agensi; keempat, derivasi optimalisasi hubungan kerja dan memahami bagaimana hubungan kerja yang meringankan masalah agensi; kelima, komparasi hasil-hasil untuk melakukan observasi praktik model yang dipakai dan menganalisanya. Artinya dalam kerangka umum model hubungan agensi memperlihatkan bahwa manajer melakukan maksimasi expected utility agar dapat mempengaruhi desain kontrak kerja mereka. Pemilik dan manajer secara bersama dibatasi biaya atas masalah agensi, sehingga memerlukan insentif untuk mendesain kontrak yang mengurangi secara efisien masalah agensi.

Dua tokoh utama (principal dan agent) dalam interaksi bisnis tersebut sebenarnya mengarah pada kepentingan yang sama, yaitu wealth (kekayaan). Bentuk ekstrim (extreme ways) dari agency theory sendiri sebenarnya adalah ketika hubungan agensi dijadikan mekanis-matematis untuk kepentingan legitimasi kepentingan mutualis insklusif. Terdapat tiga masalah utama dalam hubungan agensi, yaitu : 1. Kontrol pemegang saham kepada manajer 2. Biaya yang menyertai hubungan agensi 3. Menghindari dan meminimalisasi biaya agensi Hubungan agensi ini memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran yang harmonis, dan menjaga kepentingan masing-masing antara agen dan principal. Hubungan keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan dan kepentingan masing-masing pihak yang secara eksplisit dan sadar memasukkan beberapa penekanan seperti: 1. Kebutuhan principal akan memberikan kepercayaan kepada manajer dengan imbalan atau kompensasi keuangan 2. Budaya organisasi yang berlaku dalam perusahaan 3. Faktor luar seperti karasteristik industri, pesaing, praktek kompensasi, pasar tenaga kerja, manajerial dan isu-isu legal 4. Strategi yang dijalankan perusahaan dalam memenangkan kompetisi global

c. Teori Regulasi 1. Teori Kepentingan Publik

Alasan ekonomi pusat terhadap asal-usul intervensi pemerintah dalam berbagai operasi pasar dalam 'kepentingan umum' adalah kegagalan pasar. Dalam kerangka teoritis, regulasi yang dimaksudkan oleh legislatif untuk 'melindungi kepentingan konsumen dengan mengamankan kinerja ekonomi yang membaik dibandingkan dengan situasi yang tidak diatur'. Sebuah kegagalan pasar potensial terjadi ketika ada kegagalan dari salah satu kondisi yang diperlukan untuk operasi terbaik dari pasar yang kompetitif. Contoh kegagalan potensial adalah: a. Kurangnya persaingan (monopoli, oligopoli) b. Hambatan untuk masuk c. Kesenjangan informasi yang tidak sempurna (asimetri informasi) antara pembeli dan penjual atau sinyal pasar tertentu 4

d. Sifat dari beberapa produk (barang publik), dimana penyediaan produk untuk individu sama dan mudah didapat oleh orang lain. Kegagalan pasar terjadi di sini karena individu lainnya dapat menerima produk gratis - sistem harga normal di pasar tidak dapat berfungsi. Teori kepentingan publik didasarkan pada asumsi bahwa pasar ekonomi tunduk pada serangkaian ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi, yang, jika dibiarkan tidak dikoreksi, akan menghasilkan hasil yang tidak efisien dan tidak adil. Hal ini juga didasarkan pada tiga asumsi lebih lanjut bahwa: 1) Kepentingan konsumen diterjemahkan ke dalam tindakan legislatif melalui operasi pasar internal. Dalam pasar ini, suara dianggap sebagai bentuk mata uang. Kebijakan, atau setidaknya bentuk, yang disampaikan oleh kandidat yang bersaing adalah komoditi yang dibeli. 2) Ada agen (politisi kewirausahaan dan kelompok kepentingan umum) yang akan mencari regulasi atas nama 'kepentingan umum'. Agen-agen ini dapat memuaskan kepentingan diri mereka melalui pengejaran tujuan-tujuan kepentingan umum, tetapi teori mensyaratkan bahwa setidaknya beberapa preferensi untuk kepentingan umum. 3) Pemerintah tidak memiliki peran independen untuk bermain dalam pengembangan peraturan. Sebaliknya, pejabat pemerintah bersifat netral atas permintaan dari agen 'kepentingan umum'.

2. Teori Pembuatan Peraturan (regulatory capture theory) Teori kedua yang diusulkan untuk memahami regulasi pelaporan keuangan adalah teori pembuatan aturan. Teori ini mempertahankan bahwa meskipun pada faktanya peraturan dibuat untuk menjaga kepentingan umum pengguna, tujuan ini tidak bisa dicapai karena dalam proses pembuatannya, pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak mempengaruhi legistif. Teori pembuat aturan mengasumsikan, pertama, bahwa semua anggota masyarakat adalah ekonomi rasional, sehingga setiap orang akan mengejar kepentingan pribadinya ke titik dimana manfaat marjinal privat dari lobi pembuat peraturan hanya sama dengan biaya marjinal privat. Kedua, bahwa pemerintah tidak independen dalam proses pembuatan peraturan maka dari itu kelompok berkepentingan melawan kendali pemerintah dari kekuatan koersif pemerintah untuk mencapai distribusi kesejahteraan yang mereka inginkan.. Alasan utama pada teori ini berfokus pada fakta bahwa keputusan peraturan biasanya cenderung mempengaruhi peraturan berbagai industri. Masukan bagi teori ini yaitu 5

profesional bidang akuntansi atau sektor perusahaan akan mencari kendali sebanyak mungkin pada semua susunan standard akuntansi yang mengatur pelaporan yang dilakukan oleh anggotanya.

3. Teori Kepentingan Pribadi Teori ketiga telah muncul dalam menanggapi ketidakpuasan dengan penjelasan yang diberikan baik oleh public interest dan capture theories . Asumsi teori-teori ini bahwa regulasi ada sebagai hasil dari respon pemerintah terhadap tuntutan publik untuk

memperbaiki praktek-praktek yang tidak efisien atau tidak adil oleh individu dan organisasi, George Stigler (1971). Tema dasar dari tantangan Stigler adalah bahwa pemerintah memiliki satu sumber daya dasar yang tidak dapat dibagi yaitu kekuatan untuk memaksa. Kekuatan untuk memaksa adalah sumber daya yang potensial atau ancaman bagi setiap perusahaan bisnis, dengan kekuatanya itu dapat melarang atau memaksa dan/atau untuk memberikan atau menarik pajak dan subsidi, pemerintah dapat secara banyak bisnis. Penegasan dasar teori kepentingan pribadi adalah bahwa ada suatu hukum hasil yang menurun dalam hubungan antara ukuran kelompok dengan biaya penggunaan proses politik. Mengingat pernyataan ini, teori percaya bahwa peraturan tidak menimbulkan hasil dari respon pemerintah terhadap tuntutan publik. Sebaliknya, regulasi dicari oleh kelompok kepentingan pribadi dan dirancang serta dioperasikan terutama untuk manfaatnya. selektif membantu atau menyakiti

2.

BAGAIMANA

TEORI-TEORI

PERATURAN

DIAPLIKASIKAN

PADA

PRAKTEK AKUNTANSI DAN AUDIT

a)

Aplikasi teori kepentingan publik

Berdasarkan teori kepentingan publik, pemerintah turut campur tangan dalam regulasi pelaporan keuangan dalam menanggapi kegagalan pasar dan 'kepentingan umum'. Argumen dasarnya adalah bahwa mekanisme pasar telah gagal dan tindakan pemerintah diperlukan untuk kebaikan yang lebih besar. Pengenalan Sarbanes-Oxley Act di AS pada tahun 2002 setelah runtuhnya Enron Corporation dan perusahaan audit Arthur Andersen dapat dilihat melalui lensa "kepentingan umum". Pelaporan keuangan yang baru dan persyaratan tata kelola perusahaan diperkenalkan serta standar baru dan struktur pengawasan untuk auditor diciptakan. Sebuah contoh adalah pemerintah Australia menetapkan Accounting Standards 6

Review Board (ASRB) pada tahun 1984. Intervensi pemerintah dalam proses penetapan standar akuntansi dipandang sebagai kegagalan di pasar terhadap informasi akuntansi, dibuktikan dengan jumlah yang signifikan dari perusahaan yang runtuh bahkan setelah auditor telah bersertifikat akuntan yang 'benar dan adil'. Kerangka teori kepentingan umum menunjukkan intervensi pemerintah dalam proses pengaturan standar akuntansi adalah untuk memperbaiki kegagalan di pasar akan informasi akuntansi. Pada gilirannya, kepentingan umum dilayani oleh kembalinya kepercayaan di pasar modal dari para investor. Dengan berkonsentrasi pada perlunya intervensi pemerintah di pasar untuk melindungi konsumen, teori kepentingan publik umumnya mengabaikan banyak temuan studi penelitian yang menunjukkan bahwa para manajer badan usaha memiliki insentif yang kuat untuk mengoreksi persepsi kegagalan pasar tentang kegiatan bisnis mereka. Koreksi ini dicapai melalui munculnya pengungkapan sukarela yang ekstensif yang melindungi para pengguna informasi keuangan.

b) Application of capture theory

Pada dasarnya, profesi akuntansi diperlukan untuk melegitimasi standar akuntansi (yaitu, memastikan kepatuhan terhadap standar) yang hanya dapat dicapai dengan standar yang memiliki 'kekuatan hukum' dengan memastikan bahwa standar akuntansi yang didukung oleh undang-undang. Namun, profesi akuntansi memiliki kepentingan ekonomi dalam mempertahankan proses penetapan standar, yang tidak mau dilepaskan kepada pemerintah. Oleh karena itu, satu-satunya cara profesi bisa melegitimasi standar akuntansi dan ASRB, badan yang memiliki mempertahankan kepentingan ekonomi adalah capture"

kekuatan untuk membuat standar akuntansi bagi entitas perusahaan. Dalam pandangan ini, intervensi peraturan dalam proses penetapan standar akuntansi dirancang seperti kerangka teori kepentingan publik, untuk melindungi kepentingan publik.

c) Aplikasi teori kepentingan pribadi Teori kepentingan pribadi menyediakan pendekatan lain untuk memahami perilaku dengan insentif untuk mempengaruhi regulasi pelaporan keuangan. Keterbatasan teori-teori regulasi adalah bahwa mereka tidak saling eksklusif, yaitu, peristiwa dijelaskan oleh satu teori dapat dijelaskan sama dengan baik oleh teori lain. Sebagai contoh, dalam kaitannya 7

dengan Sarbanes-Oxley Act dapat dikatakan bahwa pemerintah AS terpaksa mengambil tindakan setelah runtuhnya Enron, untuk menunjukkan bahwa mereka menanggapi serius kekhawatiran tentang kecukupan tata kelola perusahaan, pengawasan pelaporan keuangan dan audit. Dengan demikian, teori kepentingan pribadi berlaku juga untuk menjelaskan peristiwa yang teramati. Teori kepentingan pribadi telah memiliki banyak pendukung karena mengakui kepentingan-dasar pihak yang terlibat dalam peraturan. Hal ini juga sesuai dengan pandangan bahwa pengaturan standar adalah proses politik.

d) Penyusunan standar sebagai proses politik Penetapan standar dipandang sebagai proses politik karena memiliki potensi untuk secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan berbagai kelompok kepentingan. Oleh karena itu kelompok-kelompok ini berusaha untuk mempengaruhi pengenalan peraturan. Model perilaku politik ini adalah ringkasan dari teori regulasi 'pilihan publik' yang digunakan oleh Watts dan Zimmerman dan berpendapat bahwa proses politik hanyalah sebuah sarana mengejar kepentingan individu atau kelompok. Kelompok yang berbeda dipengaruhi secara berbeda oleh peraturan akuntansi. Beberapa masalah/kasus akuntansi yang terkait dengan lobby secara politik dijelaskan sebagai berikut. a. Financial Instrument / Instrument keuangan Menyangut IAS 39 Instrument Keuangan pengakuan dan pengukuran, pada awal tahun 2002 dimana eropa akan mengadopsi IAS, banyak sekali perhatian berfokus pada standard yang ada pada IAS. Perusahaan yang tercatat pada bursa di eropa sebelumnya yang menggunakan standard nasional mereka sekarang mensyaratkan penggunaan IAS untuk laporan keuangan konsolidasi. Pada area instrument keuangan terjadi potensi perubahan dramatis yang potensial. Secara umum perusahaan menggunakan historical cost untuk instrument keuangan yang ditunukan dari amortisasi biaya, dan pemasukan keuntungan pada laporan keuangan hanya pada disadari. Sedangkan pada IAS 39 diatur bahwa perusahaan harus memasukan keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian pada instrument keuangan tertentu dalam pendataan ketika terjadi ( tidak pada saat disadari ). b. Intangible Asset Pada saat australia mengadopsi IAS ,dimana didalamnya terdapa IAS 38 : Intangible Asset , Disana berbeda dengan standard yang diadopsi oleh perusahaan perusahaan di Australia., contoh : intangible asset tidak dapat diakui oleh internal dan intangible asset 8

tidak dapat direvaluasi tanpa adanya suatu pasar yang aktif. Perusahaan perusahaan di Australia bersama Federasi akuntan mereka dan Pemerintah mencoba meminta keringanan dari standard ini namun ditolak oleh IAS.

3. KERANGKA PERATURAN UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

Banyak pihak berperan aktif dalam lingkungan pelaporan keuangan. Termasuk didalamnya adalah penyiapan laporan keuangan (direktur perusahaan, eksekutif dan manajer) dan auditor eksternal perusahaan serta pembuat aturan, seperti kelompok sektor swasta, bursa saham dan pemerintah dan . Kegiatan dari masing-masing bagian akan dipengaruhi oleh lingkungan di mana pelaporan keuangan diberlakukan seperti lingkungan hukum, politik dan sosial ekonomi. Lingkungan spesifik dari financial reporting environment disebut kerangka peraturan pelaporan keuangan. Unsur-unsur dari kerangka peraturan tersebut adalah: 1. persyaratan hukum; 2. tata kelola perusahaan; 3. auditor dan pengawasan; 4. badan penegakan independen.

1. Persyaratan hukum Unsur kunci dalam pembuatani laporan keuangan adalah direksi perusahaan ( eksekutif dan manajernya) dan auditor independen. Di negara-negara, hukum perusahaan memandatkan bahwa direktur menyediakan laporan yang diaudit. Jadi pengaruh utama pada direksi dan auditor adalah kebutuhan untuk memenuhi persyaratan pelaporan hukum, sebagaimana tercantum dalam hukum perusahaan. Di satu sisi, hukum perusahaan memungkinkan memandatkan persyaratan dasar yang berkaitan dengan laporan yang harus dipersiapkan dan frekuensi persiapannya. Tetapi juga dapat mencakup persyaratan tertentu yang berkaitan dengan informasi yang akan dimasukkan, sebagai contoh, di perusahaan Australia harus mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan mereka. Dalam beberapa yurisdiksi, terutama AS, persyaratan pelaporan berasal terutama dari hukum pasar sekuritas daripada hukum perusahaan. Tambahan persyaratan pelaporan keuangan diambil dari standar akuntansi tertentu dan di banyak yurisdiksi standar ini memiliki kekuatan hukum. Sebagai contoh, perusahaan yang terdaftar di Eropa yang menyiapkan laporan keuangan konsolidasi diwajibkan oleh hukum untuk menggunakan standar IASB yang diadopsi oleh Uni Eropa. Di Australia, 9

hukum perusahaan mengharuskan semua entitas pelaporan untuk mengikuti akuntansi berdasarkan IASB.

standar

2. Tata kelola perusahaan Elemen penting lainnya dalam kerangka regulasi suatu negara adalah sistem tata kelola perusahaan. Beberapa praktek tata kelola perusahaan berasal dari hukum yang mengharuskan direksi untuk melaksanakan tindakan spesifik yang berhubungan dengan manajemen perusahaan mereka. Sebagai contoh, persyaratan untuk mengadakan pertemuan dengan pemegang saham dan untuk mengungkapkan hal-hal menarik seperti remunerasi direktur. Panduan tata kelola perusahaan dapat mengambil bentuk rekomendasi praktik terbaik, yang mendorong direksi untuk mengadopsi mekanisme tata kelola yang tepat, terbaik sesuai dengan situasi perusahaan masing-masing. Kedua badan supranasional dan nasional telah menghasilkan rekomendasi tata kelola perusahaan. Tata pengelolaan perusahaan mengacu pada struktur, proses dan lembaga-lembaga dalam dan di sekitar organisasi yang mengalokasikan kekuasaan dan kontrol sumber daya di antara mereka. Tetapi sebuah kerangka peraturan dapat berisi tambahan pedoman tata kelola perusahaan dan peraturan yang timbul dari rekomendasi sukarela sektor private dan aturan pencatatan di bursa saham.

3. Auditor dan pengawasan Di banyak negara auditor melakukan fungsi yang sangat penting dalam memberikan jaminan tentang kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan mereka. Sudah umum bagi profesi audit untuk diatur dalam beberapa cara. Bentuk paling dasar dari regulasi profesi adalah membatasi keanggotaan kepada orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu. Bentuk lain dari regulasi melibatkan kebutuhan keanggotaan badan profesional dan komitmen untuk kode etik. Badan-badan profesional mungkin juga memberikan sanksi kepada anggota sesuai dengan aturan. Auditor berperan penting dalam menjamin kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Auditor adalah orang dengan kualifikasi tertentu, pengalaman dan ijin untuk berpraktek. Mereka berkomitmen terhadap kode etik mereka, dan harus rela menanggung sanksi jika melanggar peraturan. Peraturan dikenakan karena profesi auditor harus menyetujui sebuah aturan umum mereka untuk mempertahankan hak istimewa dan melindungi hak mereka untuk berpraktek sebagai profesi. Pengawasan diperlukan agar

10

kinerja auditor dapat dipertanggungjawabkan dengan badan hukum daripada mengijinkan peraturan diri oleh auditor sendiri.

4. Badan penegakan independen Peran badan penegak independen dalam regulasi pelaporan keuangan adalah untuk mempromosikan kepatuhan dengan peraturan yang mengatur produksi laporan keuangan, yang terkandung dalam hukum, dan standar akuntansi. Sebuah badan penegakan independen adalah perpanjangan dari lodgement supervision, bagian dasar dari kerangka peraturan. Sementara banyak negara memiliki badan yang bertanggung jawab untuk lodgement

supervision, mendirikan badan penegakan hukum yang independen adalah peristiwa yang lebih baru, terkait dengan adopsi IFRS pada tahun 2005.

4. STRUKTUR

INSTITUTIONAL

UNTUK

MENETAPKAN

STANDAR

AKUNTANSI DAN AUDIT

Dalam pembahasan tentang kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan menjelaskan bahwa persyaratan pelaporan keuangan umumnya berasal dari undang-undang dan standar akuntansi. Dalam bagian ini akan membahas perkembangan suatu badan pengaturan standar internasional dan proses penetapan standar internasional akuntansi dan audit.

a. Latar belakang

Pengembangan standar akuntansi internasional dimulai secara formal dengan pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC) di London pada tahun 1973. Komite terdiri wakil-wakil dari badan akuntansi profesional dari sembilan negara (Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman barat). Tujuannya adalah untuk mengembangkan standar akuntansi untuk sektor swasta yang cocok untuk digunakan di negara-negara di seluruh dunia. Sebelum 2005, IAS sangat berpengaruh dengan cara berikut. Mereka diadopsi untuk digunakan di negara-negara tanpa struktur pengaturan standar nasional, misalnya di Papua dan Indonesia. Dalam kasus lain, mereka digunakan dalam pengembangan standar nasional, seperti di Singapura dan Hong Kong. IAS juga digunakan secara sukarela dari awal 1990-an dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan dari negara-negara seperti Swiss dan Jerman. Di negara-negara ini, akuntansi 11

nasional mencerminkan orientasi pemangku kepentingan yang timbul dari kerangka legal kode hukum dan sistem akuntansi berbasis pajak. Perusahaan menggunakan IAS untuk memberikan informasi tambahan untuk peserta pasar modal dalam format yang lebih transparan. Para anggota IASC berasal dari negara-negara dengan berbagai praktek akuntansi dan pendekatan yang berbeda untuk mengatur standar akuntansi. Standar IASC sering

memberikan pilihan kebijakan akuntansi untuk memasukkan preferensi berbagai negara anggota. Selama akhir 1980-an IASC mulai bekerja pada proyek perbaikan, untuk meningkatkan kualitas IAS. IOSCO, sebuah badan yang mewakili regulator sekuritas di seluruh dunia, mencari satu set standar yang anggotanya bisa digunakan dalam cross-border listings. Standar yang direvisi tersebut didukung oleh IOSCO pada tahun 2000, meskipun dengan syarat bahwa negara-negara anggota bisa menambahkan persyaratan lebih lanjut. Ketentuan yang terakhir mencerminkan posisi regulator pasar di Amerika Serikat, SEC. Ini tidak berniat untuk menghapus persyaratan rekonsiliasi GAAP AS untuk perusahaan yang menggunakan standar IASC dan lisitng di bursa Amerika Serikat (seperti NYSE, NASDAQ, dan AMEX). Meskipun penggunaan IAS di seluruh dunia meningkat, penerimaan lebih lanjut dibatasi oleh kenyataan bahwa IASC bukanlah sebuah dewan pengaturan standar yang independen. Akibatnya, itu direstrukturisasi pada tahun 2001 untuk membentuk Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB), sebuah dewan independend berdasarkan struktur FASB di Amerika Serikat. Dewan terdiri empat belas anggota, dipilih atas keahlian dan pengalaman dalam akuntansi profesioanl dan pengaturan standar. Hal ini didukung oleh staf teknis yang berdedikasi, yang terletak di London. IASC Foundation menjadi badan pengawas dari IASB dan sebuah komite interpretasi dibentuk Pentingnya kegiatan IASB meningkat secara dramatis dengan keputusan pada tahun 2002 oleh Komisi Eropa (EC) untuk mengadopsi standar IASB pada tahun 2005. Komisi Eropa mengumumkan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam negara anggota Uni Eropa akan mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan standar IASB. Perubahan mendasar ini adalah langkah penting mempromosikan produksi informasi keuangan yang lebih transparan dan sebanding dengan perusahaan-perusahaan Eropa yang terdaftar. Ini dipicu oleh tujuan mengembangkan pasar modal di Eropa. Keputusan itu memicu kesibukan pada IASB dan di negara-negara anggota Uni Eropa. Pertama, IASB diharuskan untuk menghasilkan sebuah "platform yang stabil" standar 1 Maret 2004, untuk ditinjau oleh Accounting Regulatory Committee (ARC). Komite akan merekomendasikan 12

kepada Komisi Eropa apakah standar harus didukung untuk digunakan di negara-negara Uni Eropa. Jadi, IASB memiliki beban kerja berat dan jadwal ketat karena berusaha untuk menyelesaikan standar, termasuk proyek kontroversial seperti akuntansi untuk instrumen keuangan. Kedua, setiap negara anggota Uni Eropa harus bersiap untuk mengadopsi standar internasional dengan mempertimbangkan bagaimana pelaporan IFRS akan terintegrasikan dengan pelaporan nasional. Misalnya, apakah perusahaan induk dan rekening perusahaan swasta juga menggunakan standar internasional atau terus menggunakan GAAP nasional? Mendirikan badan penegak nasional yang independen, untuk mempromosikan kepatuhan dengan standar internasional, juga diperlukan. Ketiga, profesi akuntansi harus bersiap mengadopsi IFRS. Hal ini termasuk pelatihan teknis untuk memperkenalkan diri dengan standar, yang dalam beberapa kasus nyata berbeda dengan GAAP nasional yang ada. Perusahaan juga menghadapi banyak tantangan. Personil harus menjadi ahli teknis dalam standar dan perusahaan harus merevisi sistem akuntansi untuk mencatat informasi yang diperlukan di rezim baru. Selain itu, mereka harus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan seperti investor dan pemodal tentang bagaimana adopsi IFRS akan berdampak pada laporan keuangan mereka.

b. Program konvergensi IASB dan FASB

Program kerja IASB semakin diperumit oleh pengumuman program konvergensi IASB / FASB, yang disebut Perjanjian Norwalk, pada tahun 2002. FASB dibentuk pada tahun 1973 dan dianggap seluruh dunia sebagai standar pengaturan terkemuka. FASB

memiliki kekuatan yang didelegasikan oleh SEC untuk mengembangkan standar pelaporan keuangan untuk perusahaan yang terdaftar. Ini telah menghasilkan beberapa pernyataan konsep akuntansi dan serangkaian standar pelaporan keuangan berfokus pada penyediaan informasi keuangan yang berkualitas tinggi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Penggunaan standar internasional di Amerika Serikat telah dibahas panjang lebar. Sementara beberapa kelompok, seperti bursa saham, mengungkapkan argumen yang mendukung penerimaan laporan keuangan berdasarkan IAS, SEC sampai tahun 2007 menyatakan bahwa rekonsiliasi dengan US GAAP itu diperlukan untuk menjamin 'tingkat lapangan bermain'. SEC mengeluarkan rilis konsep pada tahun 2000 yang menguraikan pandangan tentang atribut yang diinginkan dari kerangka pelaporan keuangan. Mereka termasuk standar kualitas tinggi yang dikembangkan oleh sebuah dewan standar pengaturan independen, dan kepatuhan yang dipromosikan oleh badan-badan penegak independen. Dengan adopsi IAS di 2005 oleh 13

banyak perusahaan, tekanan untuk memungkinkan penggunaan IAS tanpa rekonsiliasi meningkat. Sementara itu, program konvergensi IASB / FASB telah menghasilkan pekerjaan yang cukup besar untuk kedua Dewan. Ini merumitkan proses produksi 'platform yang stabil' dari standar untuk 2005 dimana IASB bekerja untuk tujuan ini, sementara pada saat yang sama mengingat sejauh mana standar bisa direvisi untuk menyatu dengan US GAAP. Program konvergensi mensyaratkan FASB dan IASB untuk mengidentifikasi perbedaan antara standar masing-masing, untuk meninjau solusi yang tersedia dan untuk mengadopsi perlakuan yang lebih baik. Dalam prakteknya, konvergensi adalah proses yang rumit. Beberapa perbedaan timbul karena perbedaan mendasar antara dua set standar. US GAAP telah digambarkan sebagai standar berbasis rule sementara IAS bertujuan untuk menjadi berbasis prinsip. Keterlibatan yang lebih besar dari US berarti bahwa pengaturan standar internasional sekarang didominasi oleh FASB dan IASB. Proses konvergensi hanya bisa terjadi dengan dialog dua arah antara FASB dan IASB karena kesulitan yang terkandung di dalamnya, yang akan meningkat jika lebih banyak pihak terlibat. Namun, IASB memiliki kebijakan yakni bekerja dengan pengatur standar nasional pada proyek-proyek di mana mereka dapat berkontribusi pada proses pengaturan standar. Pengatur standar penghubung saat ini adalah badan-badan pengaturan standar nasional dari Australia, Perancis, Jerman, Jepang, Selandia Baru, Inggris, dan AS. Mereka berpartisipasi dalam pekerjaan IASB melalui proyek penelitian, proyek tim dan proyek bersama. IASB tergantung pada kontribusi pengatur standar nasional, namun tidak jelas sejauh mana badan-badan ini akan mempengaruhi keputusan akhir dari IASB. Sejak tahun 2005 badan dari Uni Eropa telah menjadi lebih vokal dalam proses pengembangan standar akuntansi. IASB mungkin melihat dirinya sebagai pengatur standar global. Mengingat bahwa standar memiliki konsekuensi ekonomi, ada perdebatan sengit di Eropa tentang isi standar IASB dan arah pengaturan standar.

c. Standar Akuntansi Sektor Publik

IASB menetapkan standar bagi sektor swasta. Standar yang berbeda bisa berlaku untuk sektor publik, mengingat bahwa entitas sektor publik mungkin memiliki tujuan yang berbeda dan pemangku kepentingan yang berbeda dibandingkan dengan sektor swasta. Masing-masing negara harus memutuskan sejauh mana standar IASB akan diikuti oleh 14

entitas sektor publik. Di Australia dan Selandia baru, pendekatan sampai saat ini telah mengejar satu set standar akuntansi, cocok untuk entitas sektor baik publik maupun swasta. Standar seperti digambarkan sebagai 'standar netral sektor'. Di Australia AASB memiliki sejumlah fungsi, seperti yang dijelaskan di bawah ini oleh ketua, Profesor David Boymal: 1. menghasilkan standar akuntansi yang harus diikuti oleh entitas pelaporan 2. menghasilkan standar akuntansi bagi masyarakat dan untuk sektor non profit 3. secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan standar internasional 4. memberikan interpretasi standar akuntansi untuk menjamin komparabilitas

pelaporan keuangan oleh entitas pelaporan Australia 5. memberikan dukungan teknis kepada perwakilan Australia di internasional committess seperti IPSASB dan SAC 6. menghasilkan standar untuk sektor swasta dan non profit untuk entitas adalah fungsi kunci.

d. Standar Audit International Beberapa masyarakat akuntansi profesional telah didirikan pada abad kesembilan belas untuk mempromosikan profesi dan untuk memberikan pelatihan bagi anggota. Ada bukti audit dalam sejarah awal perusahaan dan pengembangan audit profesional mencerminkan perkembangan pasar modal. Para penulis menyimpulkan audit dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dan pihak kontraktor dan bahwa undangundang membutuhkan audit hanya dikodifikasikan praktek terbaik yang ada. Skandal akuntansi di Enron dan perusahaan lain di awal 2000-an dapat dianggap sebagai kegagalan pasar dan tampaknya telah digunakan sebagai justifikasi bagi intervensi pemerintah dalam menetapkan standar audit di Amerika Serikat dan Australia. Karena bagian dari Sarbanes-Oxley Act (2002), review dari perusahaan audit di AS telah dilakukan oleh badan pemerintah, Akuntansi Perusahaan Publik dan Dewan Pengawas (PCAOB). PCAOB juga bertanggung jawab untuk menetapkan standar auditing yang memiliki dukungan hukum melalui corporations act 2001 sejak 1 Juli 2006 . Meskipun standar auditing sekarang ditetapkan oleh badan-badan pemerintah, fokus awal telah lebih lanjut mengenai rewriting standard untuk memungkinkan mereka

dimasukkan ke dalam undang-undang dari pada mengubah konten mereka. Standar Internasional tentang Audit/ International Standards on Auditing (ISA) dikembangkan oleh IAASB. 15

16

Вам также может понравиться