Вы находитесь на странице: 1из 3

Artikel Terkait

Wali Murid Desak Laporan Menyontek Bersama Dicabut Menyontek Bersama Saat Ujian Nasional Aneka Gaya Merayakan Kelulusan Lulus UN, Siswa SMP Potong Tumpeng Tingkat Kelulusan SMP Lampung Capai 99,8 Persen

10/06/2011 23:39

Liputan6.com, Surabaya: Rumah Siami, orang tua wali murid yang melaporkan ada menyontek massal dalam ujian nasional di Gadel Sari Barat Gang II, Surabaya, Jawa Timur, terlihat kosong, Jumat (10/6). Pagar rumah dan pintu rumah tertutup dan digembok. Siami tampaknya mendapat tekanan dan memilih mengasingkan diri. Para tetangga pun tak mengetahui ke mana Siami pergi. Sebelumnya, wali murid SDN Gadel Sari II sempat mengancam akan mengusir orang tua dari murid bernama Alif itu. Siami dinilai telah mencemarkan nama baik sekolah. Mereka ketakutan anaknya bakal gagal ujian. Akibat laporan itu, kepala sekolah dan guru di SDN Gadel Sari II mendapatkan sanksi dari pemerintah kota setempat. Di tengah cemoohan para wali murid, Siami meminta maaf. Bahkan, untuk meninggalkan sekolah pun, Siami terpaksa dikawal polisi

Reaksi negatif yang ditampilkan warga menanggapi aksi Ny. Siami mengungkap praktek mencontek massal di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya, menunjukkan adanya keanehan sosial. Ternyata kecurangan lebih dihargai sepanjang membuat senang atau sejalan terhadap kepentingannya. "Ini aneh. Rakyat kita suka kebohongan dan kecurangan yang menyenangkan mereka, dalam hal ini agar anaknya lulus," ujar mantan Rektor UGM, Sofian Effendi. Ini dia sampaikan usai acara temu tokoh nasional di Gedung PP Muhammadiyah, Cikini, Jakarta, Kamis (16/6/2011). Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Wapres Jusuf Kalla (JK), Taufiq Kiemas dan Surya Paloh. Sofian menyambut baik kelompok-kelompok masyarakat yang mendukung keberanian Ny. Siami. Tidak semua orang memiliki keberanian mengungkap sesuatu yang salah secara tulus dan iklas sebagaimana ditunjukkan Ny Siami. "Menurut saya, Ny Siami punya moralitas. Semoga ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua," ujar Sofian. Kisah Siami bermula dari laporan buah hatinya, Alif, yang cukup cerdas. Saat Ujian Nasional (UN), Alif diminta gurunya untuk memberikan contekan pada teman-temannya. Sesampai di rumah, Alif

mengadu kepada ibunya, seorang mantan buruh pabrik sepatu. Siami lalu mengadu ke kepala sekolah dan komite sekolah, namun tidak digubris. Kasus ini lalu masuk media massa sehingga menarik perhatian Walikota Surabaya. Kepala sekolah dan dua guru SD tersebut mendapat sanksi. Sedangkan warga Gadel marah besar pada Siami dan keluarganya dan menyebutnya sebagai "sok pahlawan" dan "tak punya hati nurani". Warga mendesak Siami minta maaf. Siami memenuhi tuntutan warga. Namun warga tetap marah dan mencaci keluarga itu.Warga juga mengusir mereka dari kampung Gadel. Akhirnya, Siami dan keluarga mengungsi ke keluarganya di Gresik. Simpati berdatangan juga berdatangan dari berbagai kelompok masyarakat. Mereka menggelar aksi simpati, salah satunya di Aula Mahkamah Konstitusi yang mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh nasional.

AKARTA- Kasus pelaporan praktik contek massal di SDN Gadel II, Tandes, Surabaya, Jawa Timur, yang berimbas kepada pengusiran Keluarga AL, ditanggapi serius oleh pengamat pendidikan, Arif Rahman. Saya pikir yang penting itu menegakkan kejujuran. Kejujuran tak boleh kalah oleh apa pun meskipun dia (si anak) disalahkan masyarakat," ungkap Arif saat dihubungi okezone, Selasa (14/6/2011) malam. Guru Besar Universitas Negeri Jakarta ini mengaku kecewa dengan tindakan yang dilakukan warga. Dia bahkan menyalahkan tindakan masyarakat yang mengusir AL dan menyebut tindakan itu salah. Saya sebagai guru menyalahkan masyarakat karena apa yang dilakukan si Anak (AL) bagus untuk mengungkap kebaikan, lanjutnya. Lebih jauh Arif menjelaskan kasus ini membuktikan bahwa sistem pendidikan yang ada kini belum sempurna. Menurut dia tak hanya di Ujian Nasional (UN) perilaku menyontek juga sudah lazim terjadi pada ujian atau ulangan lainnya di sekolah. Sistem pendidikan memang tidak sempurna, bukan Ujian Nasional saja kan nyontek, ujian biasa juga, sebutnya. Selain itu, Arif menilai secara tidak langsung ada pengaruh dari guru dan pihak-pihak lain yang menyebabkan budaya menyontek subur. Karena itu, perlu tindakan tegas sebagai solusi permasalahan ini. Yang pasti ini manajemen evaluasi yang tidak baik karena ada guru dan pihak yang mendorong tindakan itu terjadi. Harusnya mereka ditindak keras, ujarnya. Sebelumnya, wali murid AL membongkar dugaan praktik menyontek massal di SDN Gadel II/557.

Wali murid melaporkan ke dinas pendidikan setempat. Akibatnya, Kepala Sekolah SDN Gadel II dan dua guru mendapat sanksi berupa penurunan pangkat 1-3 tahun. Mereka tidak diperbolehkan menjabat sebagai kepala sekolah. Namun balasan diterima AL dan wali muridnya, mereka diusir oleh warga dari kediamannya di Gadelsari Barat, Surabaya karena dianggap tidak punya hati nurani.

Вам также может понравиться