Вы находитесь на странице: 1из 41

Global marketing

Environment 3: Global culture

Dr. Iskandar Panjaitan Universitas Esa Unggul Graduate School of MM


4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Roles of culture
buyer behavior & consumer needs sangat dipengaruhi oleh nilai budaya. Dari sudut pandang global marketing lingkungan budaya penting dgn 2 alasan: 1. cultural forces: faktor utama pembentukan global marketing mix program suatu bangsa 2. analisa budaya dapat menunjukkan market opportunities

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

peran utama budaya dapat dilihat perilaku konsumen berdasar 4 tahap berikut: 1. access 2. buying behavior 3. consumption characteristics 4. disposal setiap tahap tsb sangat dipengarui pertimbangan budaya

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Cultures & elements


Definisi budaya: 1. learned by people not by nature but nurture 2. interrelated one another of different parts 3. shared by individuals

Elements of culture: 2 kelompok: material/ physical culture dan nonmaterial/ subjective/ abstract culture Murdock: cultural universals: athelitic sports, body adornment, cooking, courtship, dancing, decorative art, education, ethics, etiquette, ....dst
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

1. material life - komponen utama dalam budaya - mengacu pada teknologi untuk menghasilkan, distribusi dan konsumsi barang dan jasa dalam suatu masyarakat 2. language - 2 sisi: a. communication tools; b. keragaman yang besar - Bahasa: spoken atau silent. Silent language: mekanisme komunikasi non verbal kompleks dalam meneruskan pesan
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

-teknik back translation dapat mengurangi perbedaan dalam penterjemahan 3. Social interactions - kinship (western: nuclear familiy, oriental: extended family) - decison making authority, Asia: male role dalam keputusan belanja; western: < 10 % - reference groups, sebagai pola termasuk dalam konsumsi
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Reference group: * membership those to which to people belong * anticipatory would like to be part * dissociative do not want to be associated

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4. Aesthetics -keindahan, warna, musik dan good taste. Di Asia-Pacific ekspresi aesthetic oleh 3 prinsip: kompleksiti dan dekorasi, harmoni, pengaruh alam - lambang universal tentang warna, namun beberapa budaya punya tafsiran yang spesifik: merah secara umum +, di Afrika kurang, putih lambang kemurnian, di beberapa Asia lambang kematian -musik penting dalam pemasaran: diperlukan jenis tepat dalam suatu pasar
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

5. Religion - religion taboos memaksa perusahaan sesuaikan program marketing mix nya: beef in India, pork in Muslim, no mix of beef and dairy products in Israel, feng shui in China - perlu penyesuaian kalender karena terkait religi: Nyepi di Bali, Sabath di Israel, Jumatan di Muslim - elemen religi diperhitungkan dalam marketing, di Iran iklan melalui Badan sensor: 3 bulan - pengaruh agama pada gender
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

6. Education tingkat dan kualitas : pertimbangan international marketers, banyak negara berkembang tingkat iliterasi masih rendah 7. Sistem nilai (values, beliefs, attitudes) - Sistem nilai cenderung berakar dalam - asal sistem nilai tersembunyi dalam sejarah

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

- sikap lokal terhadap budaya asing mempengaruhi product positioning dan designs decisions. Bbrp negara bangga produk keluaran AS, Jepang atau Eropa - Rusia dgn pendapatan rendah namun suka Pet merupakan pasar canned pet food - Dell menghindari agressive marketing di Jepang

8. Dietary preferences - dietary spesifik bagi setiap budaya - sisi lain: dietary converging: fast food
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Cross-cultural Comparisons High vs Low- Context Cultures high: pesan terletak pada kontekstual cues, seperti Confusian cultures, Latin America. low: penekanan pada kata baik tertulis maupun lisan: AS, Jerman, negara Skandinavia. dalam hal iklan penggunaan low-context culture kurang efektif pada masarakat high-context culture dan sebaliknya Polychronic Vs monochronic cultures monochronic: well organized agenda, punctual, one thing at a time,rigid= often low-context cultures. Polichronic: several things at once, less punctual=high-context cultures 4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Dimensi dari Hofstede s classification scheme

1. power distance tanggapan atas degree of inequality, masyarakat yang tinggi mentoleransi perbedaan sosial yang mencolok: negara Arab, Meksiko, Afrika Barat. Low power distance lebih egalitarian: Jerman, Inggris, AS

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

2. uncertainty avoidance negara yang rendah dalam dimensi ini cenderung memudahkan (easy going). Sedang yang tinggi cenderung rigid dan risk averse: France, Japan, Mexico 3. individualism cenderung individual & kesetiaaan pada grup kecil.Pada collectivist, penempatan kepentingan kelompok sebagai pusat
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4. masculinity penempatan nilai male: ketegasan, sukses, kompetisi dan pencapaian dibanding nilai female:solidaritas, kualitas hidup. Jepang dianggap sebagai masculine sociaty dan Indonesia sebagai feminine culture 5. long-termism masyarakat yang berorientasi jangka panjang yang berkait dengan jangka panjang, seperti hemat, keteguhan. dst
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Adaptasi pada Budaya asing adaptasi budaya perlu dalam keputusan namun dapat dilemahkan oleh self-refernce criterion (SRC). SRC suatu kecendrungan menggunakan sistem nilai dan budaya diri sendiri dalam menafsirkan situasi bisnis akan lebih buruk jika jatuh pada ethnocentrism yang menganggap budaya diri sendiri lebih superior
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

self-refernce criterion (SRC) dapat dikurangi dengan langkah berikut: 1. define the problem in terms of home-country 2. define the problem in terms of host-country no value judgements 3. isolate the src influence 4. redefine the problem without src

see case of disney parks in France

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Teori Difusi
3 konsep dlm Teori Difusi untuk global marketing: adoption process, characteristices of innovations, & adopter categories adoption process: tahap mental suatu individu dari pengenalan pertama inovasi sampai adopsi atau beli awareness: sumber informasi impersonal seperti mas media sangat penting interest: adanya ketertarikan evaluasi: mulai memberikan penilaian tentang benefit baik sekarang maupun mendatang
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

trial: test drive, free sampel, initial purchase adopsi: purchase continuation Characteristics of innovations: 5 faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi relative advantage: keuntungan relatif dari produk baru terhadap produk yang ada compatibility:suatu produk konsisten dengan nilai berlaku complexity: suatu tingkat produk baru yang sulit dimengerti dan digunakan
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

divisibility: kemampuan digunakan pada jumlah terbatas tanpa pengeluaran besar communicability: benefits dapat diinformasikan ke pasar potensial Adopter categories: klasifikasi individu dalam suatu pasar dengan dasar karakter inovasi (innovativeness) mereka. di masyarakat barat adopsi adalah fenomena sosial dengan kurva distribusi normal

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

innovators dan early adopters adalah kelompok penting dalam adopsi ide atau produk baru. Mereka akan menjadi pionir dalam mempergunakan produk baru dan kelompok kelas lainnya akan meniru pandangan ini didasarkan atas interaction effect, yi adopsi hal baru merupakan interaksi manusia dalam sistem sosial
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Implikasi sosbud pada pemasaran environmental sensitivity menunjukkan dimana produk harus beradaptasi pada kebutuhan yang budayanya spesifik pada pasar yang berbeda pendekatannya yaitu rentang environmental sensitivity (continuum) mulai dari produk yang insensitif, sehingga perusahaan tidak perlu mengkaji kekhasan suatu produk krn bersifat universal
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Jadi semakin besar sensitivity semakin perlu manajer menentukan kekhasan setiap ekonomi pada grafik dibuat grafik dua dimensi dimana sumbu horisontal menunjukkan environmental sensitivity dan vertikal tingkat adaptasi produk pangan dapat dikategori sebagai produk dengan tik sensitif yang tinggi dan tingkat adaptasi yang tinggi pula
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Culture and marketing mix product policy beberapa produk lebih terikat dengan budaya: pangan, minuman dan pakaian. Nilai budaya menentukan motivasi membeli dari konsumen (lihat Exhibit 4-8: buying motives untuk pembelian mobil pada berbagai kultur). Contoh pada bagian atas kiri: negara dengan uncertainty avoidance lemah dan feminitas tinggi. Pada cluster ini pembeli menilai faktor keamanan dan nilai ketika membeli car
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Nilai budaya dapat membuka kesempatan produk baru. Kulit putih dipandang + bagi negara Asia dan warna gelap dianggap kerja lapangan. Pasar skin whitener merupakan kesempatan bagi MNCs: Unilever, Avon pricing Kebijakan harga dipengaruhi 4 Cs: customers, company, competition & collaboratos.
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Kesediaan membeli dengan harga tertentu tergantung budaya customers. Produk yang berharga baik pada satu culture dapat tidak bernilai di culture lain. Pada negara kaya, barang berharga tinggi dianggap tanda premium quality Distribusi strategi distribusi dipengaruhi oleh budaya. Penjualan langsung ke coporate customers daripada ke distributors di China dapat menjadi kegagalan
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Promosi Budaya akan mempengaruhi strategi komunikasi suatu perusahaan . Pada masyakat yang highcontext culture, model komunikasi cenderung indirect dan menggunakan banyak simbol. Lowcontext: factual data, reasoning, lecture-format style, dst Norma dan taboo juga akan mempengaruhi model iklan. Di negara yang Muslim, anjing tidak akan dijadikan icon untuk iklan terutama makanan. US, Gidget, a talking chihuahua, model bagi Taco bell
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Organizational cultures Perusahaan dicirikan dengan organizational (corporate) culture. Definisi: pola dari nilai dan keyakinan bersama (model kepemimpinan, atribut organisasi, penekanan strategi) yang membantu individu untuk mengetahui fungsi organisasi sehingga menjadi norma dalam bersikap pada Exhibit 4-9: 2 sumbu: vertikal: organic (flexibility, spontaneity, indviduality) vs mechanistic (control, stability, order). Horisontal: internal maintenance (integration, efficient, smooth operations) vs external positioning (competitive, achievement, differentiation)

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Kebanyakan perusahaan memiliki semua tipe namun ada yang paling dominan
Organizational culture types hierarchy market Japan 99.9 103.3 US 80.3 112.5 France 99.1 93.7 England 76.8 116.3 Germany 83.2 89.4

adhocracy
clan

77.6
119.3

105.8
101.4

128.3
78.9

99.1
107.6

131.1
96.2

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Cross-cultural negotiations 4 stages pada proses negosiasi: 1. non task soundings 2. task-related information exchange 3. persuasion 4. concession & agreement Strategi negosiasi Exhibit 4-11: kerangka strategi negosiasi dengan mempertimbangkan budaya. Cultural familiarity merupakan ukuran pemahaman suatu pihak tentang budaya partner nya
4/21/2012 ipanjaitan/globalmarketing/IEU

8 strategi negosiasi yang dapat dipertimbangkan: 1. employ an agent or advisor 2. involve a mediator 3. induce the counterpart to follow ones own negotiation script 4. adapt to the counterparts negotiation script 5. coordinate adjustment of both parties 6. embrace the counterparts scripts 7. improvise an approach 8. effect symphony

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Pemilihan salah satu strategi tersebut melalui step berikut: 1. reflect on your cultures negotiation practices 2. learn the negotiation script common in the counterparts culture 3. consider the relationship and contextual clues 4. predict or influence the counterparts approach 5. choose a strategy

4/21/2012

ipanjaitan/globalmarketing/IEU

Вам также может понравиться