Вы находитесь на странице: 1из 5

Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air.

Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam air, sehingga konsentrasi zat pencemar akan hilang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali. Zat yang diambil dapat berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan tercampur. Pada prakteknya terdapat dua cara untuk menambahkan oksigen kedalam air limbah yaitu dengan memasukkan udara ke dalam air dan atau memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen (Sugiharto, 1987). Tujuan utama proses aerasi ialah agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Manfaat yang didapat dari proses ini yaitu menghilangnya rasa serta bau tidak enak, menghilangnya gas-gas yang tidak dibutuhkan (CO2, methane, hydrogen sulfida), meningkatnya derajat keasaman air (karena kadar CO2 dihilangkan), serta menambah gas-gas yang diperlukan ataupun untuk mendinginkan air. Selain itu dengan proses aerasi juga dapat menurunkan kadar besi (Fe) dan magnesium (Mg). Kation Fe2+ atau Mg2+ bila disemburkan ke udara akan membentuk oksida Fe3O3 dan MgO. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut: 4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+ tak larut Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+ tak larut Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan air serta luas kontak antara gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin merata dan makin kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6,5 -

pH 8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat juga teroksidasi dan terendapkan.

Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi atau pengendapan. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik. 1. Aerasi alami Merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator. 2. Difusi Sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan 3. Mekanik Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air dengan udara.

Pengolahan Secara Kimiawi Proses pengolahan dengan penambahan bahan kimia tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas air. Penambahan bahan kimia tersebut berupa : - Koagulan Koagulan yang dibutuhkan pada proses pengolahan air minum bertujuan untuk membentuk flok-flok dari partikel-partikel tersuspensi dan koloid yang tidak terendap. Koagulan yang ditambahkan biasanya berupa Al2SO4, FeCl3, atau Poly Aluminium Chloride (PAC), dan lain-lain. - Bahan netralisir Pembubuhan alkali dimaksudkan untuk menetralkan pH, karena pada umumnya pH akan turun setelah pembubuhan koagulan yang bersifat asam. Pembubuhan alkali diperlukan bila air baku yang diolah memiliki kadar alkalinitas rendah. - Desinfektan Bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen yang masih terdapat dalam air yang sudah melalui tahap filter. Desinfektan yang digunakan adalah substansi kimia yang merupakan oksidator kuat seperti khlor dan kaporit.

Macam-macam Teknik Pengolahan Air Secara Kimiawi. 1. Netralisasi Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya. 2. Koagulasi Koagulasi merupakan proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Reaksi koagulasi dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, dan kaporit. Pertimbangannya karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa basa. Dari hasil koagulan itu selanjutnya endapan dipisahkan melalui filtrasi maupun sedimentasi. Banyaknya koagulan tergantung pada jenis dan konsentrasi ion-ion yang larut dalam air olahan serta konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan standar baku. Untuk mempercepat proses koagulasi dalam air limbah maka dilakukan pengadukan dengan mixer statis maupun rapid mixer.

Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal berwarna putih).Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut : Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O alkalinity

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O mengendap Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida, Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel - partikel kotoran sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan sebagai berikut yaitu : sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap. 3. Chlorination. Pemberian zat chlor dalam rangka membersihkan air minum dari kuman-kuman penyakit. Jumlah klor yang dibutuhkan untuk membunuh kuman, amat dipengaruhi oleh keadaan air itu sendiri; jika air lebih keruh tentu saja dibutuhkan klor yang lebih banyak. Namun demikian kadar klor dalam air tidak boleh berlebihan, karena meskipun bibit penyakit dapat dibunuh, tetapi jika kadar klor sisa dalam air minum tinggi, tentu saja tidak baik untuk kesehatan. Untuk air minum kadar klor yang dipandang sesuai dengan kesehatan ialah antara 0,1- 0,2 ppm. Hasil chlorination yakni kemampuan membunuh kuman yang terdapat didalam air, kecuali dipengaruhi oleh jumlah klor yang dipakai, juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, yakni lamanya air bereaksi dengan klor, suhu air (makin tinggi suhu makin baik hasilnya) serta jumlah aktif klor yang terdapat (makin tinggi presentasenya, maka makin sedikit pemakaiannya). Sebenarnya daya membunuh yang dimiliki oleh klor tergantung dari klor aktif yang terdapat. Makin rendah zat persenyawaan klor mengandung aktif klor, maka semakin banyak

zat tersebut dibutuhkan. Kekuatan klor larut dalam air disebut klor aktif. Sedangkan aktif klor yang terdapat pada berbagai senyawa klor berbeda-beda.

Chlorinasi

(Diagram Pengolahan Air Minum)

Daftar Pustaka Azrul Azwar. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya. Jakarta. Farida Hanum. 2002. Makalah: Proses Pengolahan Air Sungai Untuk Keperluan Air Minum. Fakultas teknik. Universitas Sumatera Utara. Nusa Idaman Said, dkk. Pengolahan Air Sungai/Gambut Sederhana.

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Gambut/gambut.html , Diakses pada hari Selasa, 4 Oktober 2011, pukul 8.00 wib.

Вам также может понравиться