Вы находитесь на странице: 1из 8

Mata Kuliah : PKKDM II Koordianator M.K : Maria Vonny H. Rumampuk, S.

Kp, MSi Kelas : A Kelompok 1 Tugas Paper

Nama Obat, Tipe Obat dan Standar Obat

Disusun oleh : Ivone Pande Endang Wangkanusa Jelytha Limbong Dianasranni Tampanguma Theresia Ngala Susanti Yamba Fernando Hengkelare Sasmita Neghe Lisniaty Leong Stevani Wokas Natalia Pendong Patrisilia Sumondakh Fransisco Polandos Novita Mamato Feby R. Bawinti Brigita Rumangit (09061013) (09061019) (09061022) (09061023) (09061027) (09061029) (09061030) (09061031) (09061034) (09061035) (09061036) (09061039) (09061048) (09061050) (09061055) (09061085)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2011

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Obat Menurut WHO Obat adalah substansi yang digunakan untuk merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si penerimanya (WHO,1966). Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993 Obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Menurut Ansel (1985) Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Departement Kesehatan Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).

B. Nama Obat Sebuah obat memiliki empat nama berbeda yaitu: Nama Kimia Nama Generik : Menggambarkan isi / komposisi obat. : Bebas / tidak dilindungi oleh hak paten / produk obat yang dibuat dan dijual dengan memakai nama umum atau nama generic (non-paten) . Nama resmi Nama Dagang : Nama obat yang terdaftar dalam publikasi resmi. : Diberikan oleh pabrik pembuat obat.

C. Tipe Obat Obat menurut bentuk sediaan: 1. Pulvis Pulvis merupakan campuran kering bahan obat / zat kimia yg dihaluskan, untuk pemakaian luar. serbuk tidak dibagi. Dapat diberikan sebagai obat luar (contoh: Talcum venetum) dan obat dalam (contoh: Pulvis stomachicus PEL). 2. Pulveres Pulveres adalah serbuk yg telah dibagi-bagi dengan bobot yang sama, dikemas sekali minum. Serbuk bagi-bagi dalam bobot yang diperkirakan sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Lebih dikenal sebagai puyer. 3. Tablet Tablet adalah sediaan padat berbentuk tabung pipih, permukaannya rata / cembung. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. Keuntungan : Untuk pengusaha: Sederhana dan memenuhi syarat-syarat ekonomi dalam

pembuatannya. Stabil dan mudah dalam pengepakan, pengiriman dan penyaluran.

Untuk penderita/konsumen: Mudah dibawa, dosis tepat, rasanya menarik (bila diminum tidak meninggalkan bekas rasanya). 4. Pil Pil berbentuk padat, bundar & kecil. Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsul Kapsul adalah obat diletakkan di dlm cangkang keras / lunak yg dapat larut. 6. Kaplet Kaplet adalah sediaan padat seperti tablet tapi bentuknya oval seperti kapsul. 7. Larutan Larutan adalah sediaan cair yg mengandung 1 atau lebih bahan kimia yg dapat larut yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. 8. Suspensi Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam keadaan halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Pemakaian oral, topikal & tetes mata / telinga. Keuntungan : Bahan obat yang tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat. Misalnya pada bentuk suspensi untuk injeksi intramuskuler. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan. Misalnya penicillin dalam larutan akan cepat menurun efek kerjanya. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat tergantung kelarutannya. Misalnya Quinine dalam suspensi rasanya tidak sepahit Quinine dengan konsentrasi yang sama dalam larutan. 9. Emulsi Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

10. Galenik Sari hewan & tumbuhan 11. Ekstrak Sediaan pekat dari ekstrak hewan & tumbuhan. 12. Infusa Infusa adalah sediaan cair dari ekstrak tumbuhan. Infusa ialah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat C selama 15 menit. 13. Imunoserum Imunoserum adalah sediaan yg mengandung imunoglobulin khas dari hewan dengan pemurnian. 14. Supositorian Supossitorian adalah sediaan padat berbagai bobot & bentuk,

pemberiannya melalui rektal, vagina & uretra. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vaginal atau urethal. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Obat diberikan dalam bentuk suppositoria: Bila diberikan per oral tidak memungkinkan atau obat akan menyebabkan muntah/mual-mual. Habis operasi dan dikehendaki lambung dan usus harus istirahat. Bila obat dikehendaki terhindar dari fermen pencernaan dalam lambung dan usus atau untuk menghindari biotransformasi di hati. Bila obatnya dikehendaki bekerja lama. Untuk efek local.

15. Obat tetes (Guttae) Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi / suspensi, obat dlm / luar, menggunakan penetes setara dgn tetesan yg dihasilkan penetes baku. Guttae atau Obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan dan menggunakan penetes. Jika disebutkan guttae tanpa ada ketentuan lain, yang dimaksudkan adalah guttae untuk obat dalam (paediatric drops).

Penetes baku adalah penetes yang pada suhu 20 derajat Celcius memberikan tetesan air suling yang bobotnya antara 47,5 dan 52,5 mg. Guttae untuk Obat Dalam dimaksudkan untuk memberikan obat dengan dosis tertentu dalam volume yang kecil. Misalnya obat paten Tempra yang berisi Paracetamol. Ternyata tetesan pada sediaan obat bentuk guttae mengandung obat yang berbeda konsentrasinya dan hal ini tergantung pada masing-masing pabrik. Guttae untuk Obat Luar: Guttae Ophthalmicae ( Tetes Mata) Guttae Auricularis Guttae Nasales Guttae Oris (Tetes Telinga) (Tetes Hidung) (Tetes Mulut)

16. Injeksi Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, disuntikkan dengn cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Maksud penggunaan injeksi yaitu jika : Dikehendaki kerja obat dengan segera Penderita tidak dapat diberi obat melalui mulut, misalnya muntahmuntah, tidak sadar Obat akan rusak atau tidak diserap jika diberikan melalui mulut, misalnya insulin dan epinephrine dirusak asam lambung, streptomycin tidak diserap (oral) Dikehendaki kerja obat secara local.

D. Standar Obat Dokter, Perawat dan ahli Farmasi menggunakan standar obat untuk memastikan klien menerima obat yang alami dalam dosis yang aman dan efektif. Standar yang diterima masyarakat harus memenuhi kriteria berikut : 1. Kemurnian. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat.

2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan atau potensi obat. 3. Bioavailability. Bioavailability adalah Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan melarut, diabsorbsi , dan diangkut tubuh ketempat kerjanya. 4. Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu menentukan efektivitas obat. 5. Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek samping obat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Judith Hopfer. 2004. Pedoman Obat Untuk Perawat Edisi 4. Jakarta: EGC Aidia. 2011. Pengertian Obat. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/01/pengertian-obat.html Diakses pada tanggal 19 Februari 2011 jam 16:55. Zahra. 2010. Prosedur Pemberian Obat. http://zahra-youtube.blogspot.com/2010/10/prosedur-pemberian-obat.html Diakses pada tanggal 19 Februari 2011 jam 17:00 Marshama, Rima. 2011. Pemberian Obat. http://zianarmie.wordpress.com/2011/02/09/pemberian-obat.html Diakses pada tanggal 20 Februari 2011 jam 14.00

Вам также может понравиться