Вы находитесь на странице: 1из 9

MAKALAH

ASPIRASI PNEUMONIA

DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN PENILAIAN ANGKA KREDIT ( PAK )

Oleh :

Dr. NETTY NURNANINGTYAS


NIP. 510 140 677

ASPIRASI PNEUMONIA

PENDAHULUAN Aspirasi adalah infeksi paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahan asing, cairan atau benda padat seperti makanan, minuman, bahan muntahan, atau terhirupnya gas-uap beracun ke dalam saluran nafas. Bahan asing yang terhirup bisa berasal dari oropharing atau isi lambung, sehingga dapat terhisap masuk ke saluran nafas bawah. Hisapan bahan tersebut dapat menyebabkan dua keadaan yang agak berbeda, yaitu aspiration pneumonia atau aspiration pneumonitis. Aspiration pneumonia infeksi saluran nafas yang terjadi secara kronis, benda asing yang terhirup jumlahnya sedikit, berasal dari oropharing dengan kuman normal flora penyebab infeksi. Aspiration pneumonitis adalah kerusakan mukosa trakeo-bronkial yang terjadi secara akut, biasanya akibat muntahan cairan lambungyang masuk ke dalam saluran nafas. Penyakit ini sering terjadi pada penderita epilepsi, keracunan/overdose obat-obatan, trauma kepala, tumor otak dan CVA. Penurunan kesadaran akan semakin meningkatkan resiko aspirasi, juga dapat meningkatkan jumlah cairan lambung yang terhirup. Hal ini sering disebut sebagai pneumonitis kimia yang terjadi bila zat yang terhirup bersifat racun terhadap paru-paru dan masalah yang timbul lebih berupa iritasi dibandingkan infeksi. Zat yang terhirup biasanya asam lambung. Apabila cairan lambung yang masuk dalam jumlah banyak, terjadi sindroma Mendelson,dan dalam waktu singkat ( kurang dari 1 jam ) bisa timbul sindroma gawat pernafasan akut. Penderita dalam kondisi ini bisa segera sembuh atau memburuk menjadi suatu sindroma gawat pernafasan akut atau suatu infeksi bakteri. Sekitar 3050% penderita bisa meninggal.

PATOFISIOLOGI Partikel kecil dari mulut yang masuk ke saluran nafas, kemudian akan timbul suatu mekanisme pertahanan normal tubuh sebelum masuk ke paru berupa batuk. Namun jika partikel tersebut tidak bisa dikeluarkan, dapat menyebabkan peradangan atau infeksi yang dapat menyebabkan pneumonia. Pada orang yang lemah, keracunan alkohol/obat atau dalam kondisi tidak sadar karena pengaruh obat bius atau karena kondisi kesehatannya, memiliki resiko untuk menderita pneumonia jenis ini. Bahkan pada orang normal yang menghirup sejumlah besar bahan makanan yang dimuntahkannya, bisa menderita pneumonia aspirasi.

Bahan yang terhirup dapat menyumbat saluran trakeo-bronkial, mulai dari glottis sampai bronkus distal, tergantung posisi penderita pada saat terjadi aspirasi. Tempat benda asing berhenti di paru dapat terjadi di beberapa lokasi. Bila saat miring ke kanan, benda asing tersebut akan menimbulkan proses di lobus paru kanan bawah. Bila dalam posisi supine, benda asing dapat terakumulasi pada lobus paru atas, dan yang paling sering pada segment posterior lobus atas. Yang paling sering terkena dampak bahan aspirasi adalah saluran bronkioli-alveoli yang rentan terhadap infeksi. Reaksi radang akut biasanya diikuti dengan aktifasi neutrofil dan mekanisme reaksi sistemik-mediated yang didominasi interleukin-8.

PREVALENSI Data mengenai pneumonia aspirasi di Indonesia belum terekam, sedangkan data di USA menyebutkan bahwa hampir 45% dari total populasi pernah mengalami tersedak, terutama tersedak air liur saat tidur nyenyak tengah malam. Dan hanya 4% yang menjadi masalah klinis aspirasi pneumonia. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada 4,5 juta kasus pneumonia yang ada dalam masyarakat, maka sebesar 5-15% nya menimbulkan pneumonia aspirasi.. Prevalensi terkait dengan faktor usia, kondisi neuromuskuler dan status mental penderita. Sedangkan jenis kelamin dan ras tidak berpengaruh terhadap prevalensi aspirasi pneumonia.

MORTALITAS DAN MORBIDITAS Mortalitas dan morbiditas pneumonia aspirasi sangatlah bervariasi, mulai dari infeksi kronikberlanjut ke sepsis dan acute respiratory distress syndrome sebagai penyebab kematian yang cepat. Gejala-gejala tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi penderita saat sehat, kwantitas dan kwalitas bahan yang dihirup. Bahan aspirat yang masuk ke jalan nafas, mengakibatkan obstruksi, infeksi dan kerusakan parenkim paru oleh zat yang bersifat kimia. Serta terjadinya perubahan PH dalam lingkungan menjadi < 2,5 membuat kerusakan hebat, termasuk perdarahan trakeo-bronkial serta pulmonary odem. Aspirasi yang masif dari isi lambung bisa menjadikan kelainan yang diffuse dan bilateral. Infeksi yang sering terjadi adalah karena kuman flora normal mulut, terutama dari penderita yang hygiene oro-periodontal yang jelek. Pada penderita yang lama terpasang intubasi endo-trakeal sering terjadi infeksi

kuman gram negatif, sehingga timbul pneumonia, abses dan empiema. Apabila bahan aspirat besar dan padat, dapat menyebabkan obstruksi bronkus, atelektasis lobar atau segmental. Namun apabila bahan aspirat kecil, akan terjadi reaksi peradangan akut, dan dapat menimbulkan gambaran granuloma kronik dan jaringan parut.

MEKANISME PERTAHANAN TUBUH Sebagai bentuk perlawanan terjadinya pneumonia aspirasi, yang bisa terdiri dari : refleks penggembungan daerah oro-faring, penutupan glottis dan refleks batuk. Penggembungan daerah oral dari glottis diperlukan koordinasi otot-otot daerah bucco-labial-lidah, palatum, pharing,laring dan esophagus. Untuk gerakan refleks ini, persarafan sensoris dan motoris percabangan dari saraf pusat IX dan X. Di bawah glottis, refleks batuk muncul dengan rangsangan benda asing yang ada di saluran nafas.

GEJALA KLINIS Mengetahui tentang riwayat perjalanan penyakit sangatlah penting untuk mengetahui terjadinya pneumonia aspirasi, yaitu tentang sifat bahan aspirat, jumlah bahan yang terhirup, serta wakru terjadinya, sehingga akan mempengaruhi luas dan lokasi kelainan parenkim paru. Penderita penurunan kesadaran yang mudah terkena pneumonia aspirasi adalah pada penderita stroke, peminum alkohol, keracunan obat, pasca anastesi umum, epilepsi, trauma dan hipoglikemia. Sedang pada penderita kelainan neuromuskuler yaitu penyakit degeneratif, distrofi otot pernafasan, Guillain-Barre sindrom, kelainan anatomi dan struktur disekitar orofaring, seperti tumor, striktura/fistula esofagus, achalasia dan GERD (Gastro-esophageal reflux disease). Manifestasi klinis sangat bervariasi, seperti asma bronkiale dengan gejala obstruksi bronkus, seperti dyspneu, wheezing, ronki, pulmonary edem, tachycardia, hemorhagic trachea-bronkitis, hipotensi, oksigen rendah, sampai pada cardiac arrest. Apabila bahan aspiratnya besar, menutup saluran nafas besar, akan terdengar stridor, wheezing, serta tanda-tanda hipoksia dan atelektasis. Gejala lain yang nampak berupa demam, dahak kemerahan, kulit yang kebiruan oleh karena darah yang kurang oksigenasi (sianosis), nyeri dada, mialgia serta kelemahan umum.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan badan panas, dinding dada tampak asimetris, tertinggal gerakan pada sisi yang sakit, fremitus raba menurun pada sisi yang sakit, suara nafas vesiculer/bronkial menurun, suara tambahan egophoni atau whispered pectorilogue.

PEMERIKSAAN SARANA PENUNJANG Disarankan untuk pemeriksaan laboratorium darah lengkap

didapatkan leukositosis sebagai tanda infeksi, pada hitung jenis didapatkan shift to the left yang menandakan pneumonia bakteria. Pada analisa gas darah pengukuran konsentrasi O dan CO dalam darah arteri. Pemeriksaan lain yaitu BUN, creatinin dan serum elektrolit, diperlukan untuk monitoring hipoksia serta status balance cairan pada penderita dengan panas badan, muntah dan diare, serta dehidrasi. Untuk menegakkan diagnosis dilakukan foto dada posisi postero-anterior dan lateral. Hasil ini dapat juga untuk mengevaluasi komplikasi yang muncul.

TATA LAKSANA PENGOBATAN Pengobatan terdiri dari terapi O dan bila perlu diberikan ventilator mekanis. Bisa dilakukan pengisapan oro-faring dan trakea untuk membersihkan saluran pernafasan dan mengeluarkan benda yang terhirup. Antibiotika harus diberikan pada pneumonia aspirasi. Pada aspirasi pneumonitis pemberian antibiotik masih kontroversi. Tidak disarankan untuk pemberian profilaksis antibiotika. Namun bila terjadi tanda-tanda panas badan, leukositosis, keadaan umum memburuk, maka antibiotikaa diberikan. Pemilihan antibiotika harus difikirkan terjadinya aspirasi pneumonia merupakan kejadian nosokomial atau community. Sering dipakai kombinasi antibiotik untuk kuman gram positif dan gram negatif. Pemberian antibiotika diberikan secara empirik. Untuk kuman anaerobtidak diberikan antibiotik selama tidak didapatkan tanda abses paru atau gambaran pneumonia necrotizing pada pemeriksaan foto dada atau CT-scan. Antibiotik secara empirik diberikan dengan melihat gambaran klinisnya, sebagai contoh : 1. Ceftriaxone : spektrum luas, sefalosporin generasi III, untuk kuman gram negatif. Tidak begitu efektif untuk gram positif. Dosis dianjurkan 1-2 gram

IV.bid. dan tidak lebih 4 gram/hari. Pengobatan tidak lebih dari 10 hari. Dihentikan bila tampak perbaikan gambaran klinis.
2. Ampicillin-sulbactam : kombinasi antara ampicillin dan inhibitor beta

laktamase. Dosis 1,5 gram (1 g ampicillin + 0,5 g sulbactam) sampai 3 gram (2 g ampicillin + 1 g sulbactam) IV/IM.q6h, dan tidak lebih 4 g/d sulbactam atau 8 g/d ampicillin. Pengobatan tidak melebihi hari ke 10. Dihentikan bila ada perbaikan klinis. 3. Piperacillin + Na Tazobactam : antibiotika penicillin anti pseudomonas + inhibitor beta laktamase. Dosis diberikan 3,375 g (piperasillin 3 g dan tazobactam 0,375 g). Pengobatan tidak melebihi hari ke 10. Dihentikan bila ada perbaikan klinis. Perlu monitor khusus fungsi hati, dengan pemeriksaan SGOT/SGPT, BUN, creatinin perlu diawasi efek neurotoksik. 4. Imipenem dan Cilastatin : Untuk pengobatan infeksi multiple organism atau untuk penderita yang punya kontraindikasi antibiotika yang lain. Dosis diberikan atas dasar berat ringan penyakit dan cara pemberian pengobatan. Dosis diberikan 500mg-1gram IV, maksimum 3-4gram/hari, atau 500-750mg q12jam IM atau intra abdominal. Maksimum pemberian 10 hari atau kalau sudah ada perbaikan klinis.
5. Amoksisilin dan Clavulanat : alternatif bagi penderita yang alergi atau

intolerance

terhadap

makrolide.

Dapat

ditoleransi

dengan

baik,

meghambat infeksi berbagai macam kuman tapi tidak efektif untuk Mikoplasma dan Legionella. Penetrasi ke jaringan baik, namun tidak menembus cairan serebro-spinal. Dosis dewasa 875mg PO q12h atau 500mg q8h. 6. Levofloxacin : untuk pengobatan CAP yang disebabkan oleh

Streptococcus aureus, S.pneumoniae ( termasuk yang resisten terhadap penisillin ), H.influenza, Klebsiella pneumonie, Chlamydia pneumonie, M.pneumoniae. Antibiotika ini digunakan secara empirik untuk kuman yang resisten terhadap antibiotika lain. Untuk pengobatan tunggal terhadap spesies pseudomonas dan golongan pnemokokus dengan dosis 750mg IV qd. 7. Clindamycin : bisa menyebar ke seluruh tubuh kecuali susunan saraf pusat. Dapat diberikan penenteral ( dalam bentuk phosphate ) maupun oral (clindamycin Hcl ). Bila dipakai secara oral, khasiat tidak berkurang bila campur makanan dan cepat diserap tubuh secara utuh. Dosis 600mg IV q6-8h, untuk infeksi berat dapat diberikan 4800mg. Maksimum

pemakaian 10 hari atau sampai ada perbaikan klinis. Bila ada indikasi pemakaian untuk kuman anaerob, dianjurkan pemberian bersamaan dengan antibiotika yang sensitif untuk kuman gram positif dan gram negatif.
8. Amikasin : untuk kuman gram negatif yang sudah resisten terhadap

gentamisin atau tobramisin. Efektif untuk P.aeruginosa dengan dosis 5mg/kg/IV q8h. 9. Vancomycin : untuk kuman gram positif dan spesies Enterococcus. Sering dipakai saat infeksi kulit dan sepsis, serta poten juga untuk stafilokokus yang resisten terhadap penicillin dan sefalosporin. Dosis 500mg 2g/IV/d.

PENCEGAHAN Mencegah Aspirasi : Berbaring lama, tidak bisa membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, sehingga hanya tidur satu sisi. Akibatnya cairan lambung bisa mengalir masuk ke dalam paru. Untuk mencegahnya, pasien yang sangat sakit berat harus tidur dengan bantal. Sebaiknya ketinggian bantal itu dijaga agar kemiringan kepala pasien sekitar 30. Jika pasie stroke, badannya harus dimiringkan ke kanan dan kiri. Kepalanya juga diganjal bantal.

Bagi Orang normal : Jangan makan dan minum sambil mengobrol atau tertawa Jangan terburu-buru menelan makanan dan minuman. Jangan minum alkohol. Jangan makan sambil tidur-tiduran ( juga bagi bayi ). Bagi bayi setelah diberi makan atau minum jangan segera ditidurkan.

Bagi Pasien yang sedang dirawat : Saat tidur, gunakan bantal dengan ketinggian sekitar 30 Posisi badan sesekali digerakkan ke kiri dan kanan

Upayakan tidak terlalu lama tidur terlentang

Bagi orang normal : Jika teraspirasi benda cair maupun padat segera dikeluarkan Jika cairan minyak tanah atau racun serangga yang teraspirasi, segera ke rumah sakit Pada bayi, jika teraspirasi cairan, ditengkurapkan untuk mengeluarkan cairan tersebut. Jika teraspirasi benda padat, harus diusahakan keluar. Segera ke dokter atau rumah sakit terdekat

DAFTAR PUSTAKA :
1. Beers MH, Berkow R. The Merck Manual of Geriatrics. 3rd ed. Whitehouse

Station, Nj: Merck & Co ; 2000: 758-99


2. Broniatowski M, Grundfest-Broniatowski S, Tyler DJ, et al. Dynamic

laryngotracheal

closure

for

aspiration:

preliminary

report.

Laryngoscope. 2001; 111(11 pt 1): 2032-40


3. Dorner B. Its tough to swallow : a practical approach to nutritional care of

dysphagia. Director. 2002;10:107-10


4. Fernandez HH, Lapane KL. Predictors of mortality among nursing home

residents with a diagnosis of Parkinsons disease. Med Sci Monit. 2002;8:CR241-CR46

Вам также может понравиться

  • LP HMD Pathway
    LP HMD Pathway
    Документ19 страниц
    LP HMD Pathway
    renny
    100% (1)
  • Pneumonia Aspirasi
    Pneumonia Aspirasi
    Документ11 страниц
    Pneumonia Aspirasi
    Arifin Chan
    Оценок пока нет
  • CRS Pneumonia Aspirasi
    CRS Pneumonia Aspirasi
    Документ36 страниц
    CRS Pneumonia Aspirasi
    Masyfuk Zuhdi Jamhur
    0% (1)
  • Pneumonia Aspirasi
    Pneumonia Aspirasi
    Документ11 страниц
    Pneumonia Aspirasi
    Ardie Ceme Thedoctor
    Оценок пока нет
  • Pneumonia Aspirasi
    Pneumonia Aspirasi
    Документ4 страницы
    Pneumonia Aspirasi
    Florensius Ginting
    Оценок пока нет
  • CRS BP
    CRS BP
    Документ35 страниц
    CRS BP
    Diana Ardila
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus BP
    Laporan Kasus BP
    Документ20 страниц
    Laporan Kasus BP
    Karina Sandra Amilia
    Оценок пока нет
  • Referat ASD Secundum
    Referat ASD Secundum
    Документ28 страниц
    Referat ASD Secundum
    Anonymous 0EcYJ45
    Оценок пока нет
  • CRS Bronchopneumonia
    CRS Bronchopneumonia
    Документ20 страниц
    CRS Bronchopneumonia
    Muhammad Aulia Gifari
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Bronkopneumonia
    Laporan Kasus Bronkopneumonia
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus Bronkopneumonia
    Ernest Reddcliffvcksu
    Оценок пока нет
  • Resume Tumor Paru
    Resume Tumor Paru
    Документ50 страниц
    Resume Tumor Paru
    Ria
    Оценок пока нет
  • Power Point Referat Pneumothorax
    Power Point Referat Pneumothorax
    Документ21 страница
    Power Point Referat Pneumothorax
    Edho D'Scarlettz
    Оценок пока нет
  • Referat Pneumonia Aspirasi
    Referat Pneumonia Aspirasi
    Документ20 страниц
    Referat Pneumonia Aspirasi
    Lia Noor Anggraini
    0% (1)
  • Dengue Fever
    Dengue Fever
    Документ30 страниц
    Dengue Fever
    muhammad hilmy
    Оценок пока нет
  • Abses Paru, Efusi Pleura, Sars
    Abses Paru, Efusi Pleura, Sars
    Документ71 страница
    Abses Paru, Efusi Pleura, Sars
    Anna Andany
    Оценок пока нет
  • LP Edema Paru & CAP
    LP Edema Paru & CAP
    Документ33 страницы
    LP Edema Paru & CAP
    Mahfuz Azianoor
    Оценок пока нет
  • TIpe Hipoksia
    TIpe Hipoksia
    Документ3 страницы
    TIpe Hipoksia
    Ulil Amri Pramadani
    Оценок пока нет
  • Referat TB Paru Pada Anak
    Referat TB Paru Pada Anak
    Документ36 страниц
    Referat TB Paru Pada Anak
    dini_mudira
    Оценок пока нет
  • Obstructive Sleep Apnea Syndrome (Osas) Pada Anak
    Obstructive Sleep Apnea Syndrome (Osas) Pada Anak
    Документ30 страниц
    Obstructive Sleep Apnea Syndrome (Osas) Pada Anak
    ekaefka
    Оценок пока нет
  • Referat Drowning
    Referat Drowning
    Документ22 страницы
    Referat Drowning
    rzkrfndni
    Оценок пока нет
  • Refleksi Kasus Bronkopneumonia Berat
    Refleksi Kasus Bronkopneumonia Berat
    Документ22 страницы
    Refleksi Kasus Bronkopneumonia Berat
    Reni
    Оценок пока нет
  • Atelektasis
    Atelektasis
    Документ17 страниц
    Atelektasis
    Hardianto Eko Jabaka Nagh
    Оценок пока нет
  • Laryngopharyngeal Reflux
    Laryngopharyngeal Reflux
    Документ2 страницы
    Laryngopharyngeal Reflux
    Fhia Syahailatua
    Оценок пока нет
  • PNEUMOTHORAX PPT Paru
    PNEUMOTHORAX PPT Paru
    Документ26 страниц
    PNEUMOTHORAX PPT Paru
    Nabil Zakin
    Оценок пока нет
  • Fraktur Nasal
    Fraktur Nasal
    Документ7 страниц
    Fraktur Nasal
    Rhatu Evhani
    Оценок пока нет
  • Kasus 1 Hidrokel, Varikokel, Orkitis
    Kasus 1 Hidrokel, Varikokel, Orkitis
    Документ31 страница
    Kasus 1 Hidrokel, Varikokel, Orkitis
    Hudza Rabbani
    Оценок пока нет
  • Sinobronchial Syndrome Etiken
    Sinobronchial Syndrome Etiken
    Документ33 страницы
    Sinobronchial Syndrome Etiken
    Zain
    Оценок пока нет
  • Asma Eksaserbasi Pedoman
    Asma Eksaserbasi Pedoman
    Документ34 страницы
    Asma Eksaserbasi Pedoman
    Devita Mirayana
    Оценок пока нет
  • Refleksi Kasus Epistaksis
    Refleksi Kasus Epistaksis
    Документ14 страниц
    Refleksi Kasus Epistaksis
    Luri Aulianti
    Оценок пока нет
  • Komplikasi Pneumonia
    Komplikasi Pneumonia
    Документ8 страниц
    Komplikasi Pneumonia
    Dhita Budi Wibowo
    Оценок пока нет
  • Bronkopneumonia
    Bronkopneumonia
    Документ12 страниц
    Bronkopneumonia
    sintadevi puspitsari
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Paru - CAP
    Laporan Kasus Paru - CAP
    Документ56 страниц
    Laporan Kasus Paru - CAP
    Liqqa Muqita Supriadi
    Оценок пока нет
  • Skripsi
    Skripsi
    Документ23 страницы
    Skripsi
    NovelGultom
    Оценок пока нет
  • Lapkas Hemoptisis Dengan TB Paru
    Lapkas Hemoptisis Dengan TB Paru
    Документ53 страницы
    Lapkas Hemoptisis Dengan TB Paru
    Tria Rangkuti
    Оценок пока нет
  • Gambaran Pneumothorax Dalam Radiologi
    Gambaran Pneumothorax Dalam Radiologi
    Документ32 страницы
    Gambaran Pneumothorax Dalam Radiologi
    Anonymous IgpO6OG
    Оценок пока нет
  • Pneumonia Aspirasi
    Pneumonia Aspirasi
    Документ18 страниц
    Pneumonia Aspirasi
    dr_yusuf
    Оценок пока нет
  • Antioksidan Pada Bayi Asfiksia
    Antioksidan Pada Bayi Asfiksia
    Документ46 страниц
    Antioksidan Pada Bayi Asfiksia
    Sondang Herikson Panjaitan
    Оценок пока нет
  • Lapkas CHF Anestesi
    Lapkas CHF Anestesi
    Документ37 страниц
    Lapkas CHF Anestesi
    cut normaya putri
    Оценок пока нет
  • Bronkiolitis
    Bronkiolitis
    Документ22 страницы
    Bronkiolitis
    dithasani
    Оценок пока нет
  • Pneumotoraks Ec PPOK-1
    Pneumotoraks Ec PPOK-1
    Документ60 страниц
    Pneumotoraks Ec PPOK-1
    Premraj Periasamy
    100% (1)
  • Laporan Pendahuluan Ppok
    Laporan Pendahuluan Ppok
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Ppok
    Fyar Krlk
    Оценок пока нет
  • Keracunan Paraquat
    Keracunan Paraquat
    Документ23 страницы
    Keracunan Paraquat
    Azuhra Annisa
    Оценок пока нет
  • Empiema
    Empiema
    Документ19 страниц
    Empiema
    Ara Bhakti
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus DHF Anak Rosalia Soraya
    Laporan Kasus DHF Anak Rosalia Soraya
    Документ59 страниц
    Laporan Kasus DHF Anak Rosalia Soraya
    nurfahmi irfan s
    Оценок пока нет
  • Perbedaan Bronkiolitis, Bronkopneumoni Dan Asma
    Perbedaan Bronkiolitis, Bronkopneumoni Dan Asma
    Документ4 страницы
    Perbedaan Bronkiolitis, Bronkopneumoni Dan Asma
    gilang
    Оценок пока нет
  • CRS Tumor Paru
    CRS Tumor Paru
    Документ40 страниц
    CRS Tumor Paru
    Rezky Fajriani
    Оценок пока нет
  • Demam Ruam
    Demam Ruam
    Документ2 страницы
    Demam Ruam
    dedefreddy
    Оценок пока нет
  • Referat Bronkiolitis
    Referat Bronkiolitis
    Документ33 страницы
    Referat Bronkiolitis
    Reyna Cintiya
    Оценок пока нет
  • Tugas 2 Efusi Pleura
    Tugas 2 Efusi Pleura
    Документ6 страниц
    Tugas 2 Efusi Pleura
    Ahdiat Sang Mantan
    Оценок пока нет
  • DM Tipe 2 Dan Amplitudo Akomodasi
    DM Tipe 2 Dan Amplitudo Akomodasi
    Документ28 страниц
    DM Tipe 2 Dan Amplitudo Akomodasi
    Hana Yuniko
    Оценок пока нет
  • Tugas Referat Madya Eria
    Tugas Referat Madya Eria
    Документ36 страниц
    Tugas Referat Madya Eria
    ririn esterina
    Оценок пока нет
  • DD Demam N Ruam
    DD Demam N Ruam
    Документ3 страницы
    DD Demam N Ruam
    Deriska Hartias
    Оценок пока нет
  • Efusi Pleura Komplikasi
    Efusi Pleura Komplikasi
    Документ33 страницы
    Efusi Pleura Komplikasi
    Gedhe Putra
    Оценок пока нет
  • Aspirasi Pneumonia - Ika - Vidya - 19033
    Aspirasi Pneumonia - Ika - Vidya - 19033
    Документ9 страниц
    Aspirasi Pneumonia - Ika - Vidya - 19033
    okyoktavani
    Оценок пока нет
  • Aspirasi Pneumo Nia
    Aspirasi Pneumo Nia
    Документ21 страница
    Aspirasi Pneumo Nia
    Fiona Aprilia
    Оценок пока нет
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Документ16 страниц
    Pneumonia
    nelson_leo24
    Оценок пока нет
  • K8 - ASPIRASI PNEUMONIA Edit 2018 Mahasiswa
    K8 - ASPIRASI PNEUMONIA Edit 2018 Mahasiswa
    Документ22 страницы
    K8 - ASPIRASI PNEUMONIA Edit 2018 Mahasiswa
    Reza
    Оценок пока нет
  • RTS2 K8.1 ! ASPIRASI PNEUMONIA Edit 11052016 Edited
    RTS2 K8.1 ! ASPIRASI PNEUMONIA Edit 11052016 Edited
    Документ47 страниц
    RTS2 K8.1 ! ASPIRASI PNEUMONIA Edit 11052016 Edited
    Rizka Sesilia
    Оценок пока нет
  • LP Bronkopneumonia
    LP Bronkopneumonia
    Документ12 страниц
    LP Bronkopneumonia
    Agus Supriatna
    Оценок пока нет
  • Farmakoterapi (Ppok)
    Farmakoterapi (Ppok)
    Документ42 страницы
    Farmakoterapi (Ppok)
    mutietyaraa
    Оценок пока нет