Вы находитесь на странице: 1из 10

Sindrom Klinefelter

Muhammad Izzuddin Bin Mohd Rosaimi


102008284
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2011
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
i::uddinrosaimiyahoo.com
Abstrak
Sindrom KlineIelter adalah kelainan genetik yang terbanyak pada pria. Pria dengan kelainan
ini, tidak mengalami perkembangan seks sekunder yang normal seperti penis dan testis yang
tidak berkembang, perubahan suara (suara lebih berat tidak terjadi), bulu-bulu di tubuh tidak
tumbuh; biasanya tidak dapat membuahkan (tidak subur) tanpa menggunakan metoda-metoda
penyuburan khusus. Mereka mungkin mempunyai masalah-masalah lain, seperti sedikit
dibawah kemampuan inteligensia, perkembangan bicara yang terhambat, kemampuan verbal
yang kurang dan masalah-masalah emosional dan tingkah laku. Meskipun demikian ada juga
yang memiliki intelegensia diatas rata-rata dan tidak ada perkembangan emosional atau
masalah-masalah tingkah laku. Sekitar 1 pada 500 sampai 1 pada 1000 bayi-bayi laki-laki
yang dilahirkan mengidap sindrom KlineIelter.
Kata kunci . sindrom klinefelter, trisomy, ginekomastia
SIS
Ditanyakan kepada ibu si penderita tentang riwayat pertumbuhan si anak karena secara
umumnya pada penderita sindrom klineIelter ditemukan pola pertumbuhan yang pada saat
lahir, bayi dengan XXY lebih kecil dalam hal berat dan panjang badan serta lingkar kepala.
Namun selama kanak-kanak terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan tinggi badan
sehingga tinggi anak ini melebihi tinggi remaja seusianya. Kalau perlu, tanyakanlah tentang
kejadian-kejadian yang mengungkapkan penyimpangan dari pertumbuhan dan perkembangan
normal. Tanyakanlah berapa berat badannya pada umur-umur tertentu, erupsi gigi, ukuran-
ukuran pertumbuhan (tinggi badan, lingkar kepala), dan kejadian Iisiologis seperti timbulnya

menarke dan perkembangan pubertas. Selain itu ditanyakan juga ada atau tidaknya
hipoganadisme karena mengingatkan gambaran utama dari sindrom ini adalah
hipogonadisme. Pubertas biasanya terjadi namun ukuran testis menurun sejak pertengahan
pubertas dan terjadi hipogonadisme. Pertumbuhan rambut pada muka tidak terjadi dengan
baik. Perawakan tinggi dan ginekomastia biasanya terjadi. Risiko terjadinya kanker payudara
meningkat dibandingkan dengan laki-laki dengan kariotip XY. Penderita sindrom ini juga
biasanya mengalami kesulitan belajar dan gangguan tingkah laku umumnya berhubungan
dengan tekanan lingkungan. Tetapi rasa malu, imaturitas dan Irustasi cenderung membaik
dengan terapi pengganti hormon testosteron. Selain itu ditanyakan juga kepada ibu pasien
mengenai semua riwayat gangguan endokrin pada ibu selama kehamilan, derajat maturitas/
prematuritas umur kehamilan, ibu mengkonsumsi hormone dari luar, juga cara yang
digunakan untuk membantu reproduksi dan atau kontrasepsi yang digunakan selama
kehamilan. Riwayat keluarga menetukan apakah terdapat ciri tertentu yang ditentukan secara
genetic atau bersiIat Iamilial.

!#IKS
FISIK
1. Tinggi dan Berat Badan tentukan target height / mid parental height dan prakiraan
tinggi dewasa ( potensi tinggi genetik).
2. Distribusi Lemak, Otot dan Jaringan Ikat wanita cendrung mempunyai kelebihan
massa lemak berbandin otot manakala pria mempunyai kelebihan massa otot yang
menumpuk di daerah deltoid.
3. Kematangan Seksual - -umlah hormone abnormal atau produksi hormone pada waktu
yang abnormal juga dapat bereIek pada tinggi badan melalui eIeknya pada epiIisis
tulang. EIek androgen mempengaruhi pria dalam hal; ukuran testis, perkembangan
penis, pengerutan skrotum, rambut aksila dan pubis, dalamnya suara, seborea atau
akne, perkembangan prostat dan tinggi badan .
4. Inspeksi Penis periksa oriIisum uretra, terutama keberadaan secret. OriIisum uretra
menyerupai suatu celah dan jika celah ini dibuka, mukosa uretra yang berwarna agak
kemerahan tanpa disertai perlepasan secret seharusnya terlihat.
5. Palpasi Skrotum dan Isinya - testis yang tidak turun atau ektopik atau testis yang
kecil.

!&
Laboratorium :
1. !emeriksaan kromosom
Sampel sel yang digunakan adalah sel darah putih kerana mudah diperoleh dari sampel darah.
Dalam kasus lain bisa digunakan sel janin atau sel sumsum tulang. Pada pasien sindrom
klineIelter ditemukan karyotipe sebagaimana gambar di bawah :

Gambar : analisa karyotipe pasien sindrom klineIelter,perhatikan terdapat kelebihan
kromosom X
. !emeriksaan hormonal
O Pemeriksaan LH dan FSH
Kadar FSH akan meningkat pada hipogonadism, pubertas prekoksm menopause,
kegagalan diIerensiasi testis, orchitis, seminoma, acromegali, sindrom Turner. Serta
menurun pada keadaan insuIisiensi hipotalamus, disIungsi gonad, anovulasi,
insuIisiensi hipoIise dan tumor ovarium.
O Estrogen
Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas prekoks,
ginekomastia, atropi testis, tumor ovarium, dan tumor adrenal, kadarnya menurun
pada keadaan menopause, disIungsi ovarium, inIertilitas, sindroma Turner, amenorea
akibat hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stress dan sindroma testicular
Ieminisasi pada wanita.

O Testosterone
Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik.
Kadar testosterone meningkat pada hirsustisme, amenorea hipotalamus, dan tumor sel
Sertoli. Dan menurun pada andropause, sindrom KlineIelter, aplasia sel Leydig dan
criptorchidism.
#adiologi :
O Jenis Panggul : Pemeriksaan Ioto rontgen dapat menentukan jenis panggul pasien.
1. Jenis ginekoid: ditemukan pada 45 wanita. Panjang diameter anteroposterior
hamper sama dengan transversa
2. Jenis android: Bentuk PAP hamper segitiga. Pada umumnya pada pria. Diameter
anteroposterior hamper sama panjangnya dengan diameter tranversa, tetapi
diameter tranversa dekat dengan sacrum. Bagian dorsal PAP gepeng, bagian
ventral menyempit ke muka. Ditemukan pada 15 wanita
3. Jenis anthropoid: bentuk PAP agak lonjong seperti telur, ditemukan pada 35
wanita. Jenis panggul ini diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter
tranversa
4. Jenis platipelloid: ditemukan pada 5 wanita . diameter transversa lebih besar
dapirada diameter anteroposterior.
O Usia Tulang (Bone Age): Disebut juga usia skelet, usia anatomic atau usia radiologi
merupakan cara menilai tingkat maturitas seorang anak menuju dewasa dengan
mengamati perubahan tulang yang dapat terekam dalam Iilm secara serial. Dilihat
epiphyseal disc dan dibandingkan dengan Atlas Standard dari Greulich Pyle atau
Tanner (TW2) Score.
O Pemeriksaan rutin densitas tulang diperlukan dimana penderita klineIelter mempunyai
resiko tinggi terhadap osteoporosis dan osteopenia. Pemeriksaan kepadatan tulang
(-one density test), juga dikenal dengan densitometri atau DEXA scan,
adalah pemeriksaan untuk mengukur kepadatan dan kekuatan tulang.
Lain-lain :
O Prenatal diagnosis menggunakan tehnik amniosintesis : Pemeriksaan yang digunakan
untuk mendiagnosis kelainan janin. Dapat memeriksa maniIestasi penyakit atau cacat

tubuh dapat terjadi sejak masa janin atau setelah lahir yang merupakan kelainan
genetik atau non genetic. Amniosintesis adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap
cariran amniotik (air ketuban) yang terdapat di sekitar bayi di dalam uterus. Cairan ini
diambil dengan menggunakan jarum. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
medeteksi kelainan-kelainan pada bayi.

#KI DISIS
Beberapa gejala dan keluhan pasien mengarah kepada diagnose KlineIelter Syndrome,
misalnya tidak mempunyai anak setelah menikah 3 tahun (inIertilitas), struktur tubuh yang
tinggi, bahu sempit, wajah halus dengan sedikit bulu wajah, berhiasan seperti wanita, dan
testis kecil sejak lahir (bukan karena trauma atau penyakit). KlineIelter syndrome merupakan
suatu kondisi di mana satu atau lebih tambahan kromosom X yang hadir pada sel tubuh laki-
laki. Karyotipe yang normal pada laki-laki adalah 46, XY manakala pada penderita
KlineIelter Sindrome pola kromosomnya adalah 47, XXY. Ini merupakan kelainan kromosom
yang paling umum dikaitkan dengan hipogonadism dan inIertilitas pada laki-laki.
Sindrom ini mengenai 1/1000-1/2000 kelahiran hidup dan dapat ditemui pada 0,003
dari abortus spontan dan berhubungan dengan nondisjunction dari paternal meiosis (55),
maternal meosis I (34), dan maternal meosis II (9).
Meskipun semua pria dengan sindrom KlineIelter memiliki kromosom X tambahan,
tidak semua laki-laki XXY memiliki semua gejala.
anifestasi klinis
InIertilitas dan ginekomastia adalah dua gejala yang paling umum yang membantu diagnosis
pada pasien dengan sindrom KlineIelter. Gejala lain termasuk kelelahan, kelemahan, disIungsi
ereksi, osteoporosis, gangguan bahasa, kesulitan akademik, subnormal libido, kurang percaya
diri, dan masalah perilaku.
Pertumbuhan
O Bayi dan anak-anak mencapai ketinggian, berat badan, dan lingkar kepala yang
normal. Sekitar 25 memiliki clinodactyly. Kecepatan tinggi meningkat pada usia 5

tahun, dan orang dewasa dengan sindrom KlineIelter biasanya lebih tinggi dari orang
dewasa normal. Penderita juga memiliki lengan dan kaki panjang yang tidak
proporsional.
O Beberapa individu dengan varian, KlineIelter 49 XXXXY memiliki perawakan pendek
SSP
O Berbeda dengan sindrom genetik lain yang timbul dari trisomi kromosom (misalnya,
sindrom Down, trisomi 18), kemampuan kognitiI umum pasien tidak dalam kisaran
cacat intelektual.
O Kebanyakan laki-laki dengan kariotipe 47 XXY memiliki kecerdasan normal. Latar
belakang keluarga mempengaruhi skor intelligence quotient (IQ). Kecerdasan
subnormal atau retardasi mental dapat dikaitkan dengan kehadiran kromosom X yang
lebih banyak.
Dental
O Sekitar 40 dari pasien memiliki taurodontism, yang dicirikan oleh pembesaran gigi
geraham dengan perpanjangan pulpa.
O Tingkat insiden adalah sekitar 1 pada laki-laki sehat.
Karakteristik Seksual
O Pasien mungkin kurang karakteristik seksual sekunder karena penurunan produksi
androgen. Hal ini menyebabkan rambut pada tubuh, wajah dan seksual jarang, high
pitched voice, dan distribusi lemak seperti wanita.
O Pada akhir pubertas, 30-50 pasien hadir dengan gynecomastia, yang disebabkan oleh
peningkatan kadar estradiol dan rasio estradiol/testosteron meningkat. Risiko
mendapat karsinoma payudara minimal 20 kali lebih tinggi dari pada individu sehat.
O Pasien postpubertal mungkin memiliki disgenesis testis (testis kecil, ukuran testis, 10
mL).
O InIertilitas, azoospermia, atau keduanya mungkin akibat dari atroIi tubulus
seminiIerus. Hampir semua individu dengan kariotipe 47 XXY inIertil. Pasien dengan
mosaicism sindrom KlineIelter (46 XY/47 XXY) dapat Iertil.
O Pasien mungkin memiliki peningkatan Irekuensi tumor sel germ extragonadal seperti
karsinoma embrional, teratoma, dan tumor sel germ mediastinum primer.

O Meskipun kelainan kelamin tidak umum diamati pada pasien dengan sindrom
KlineIelter, proses asosiasi ini penting untuk diperhatikan karena sindrom KlineIelter
merupakan salah satu penyebab kelainan atau ambiguitas kelamin. Fenotipe ini
meliputi kebalikan seks lengkap, true hemaphroditism (misalnya, ovotestes), testicular
Ieminization, ambigu alat kelamin/ undervirilization (misalnya, hipospadia ,
mikropenis, epispadia, genitalia eksternal perempuan), dan kelainan alat kelamin
ringan.
Masalah peredaran darah dan jantung
O mitral valve prolapse terjadi pada 55 pasien.
O 'arises vena terjadi pada 20-40 pasien.
O Prevalensi ulkus vena sekitar 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan pada individu sehat,
dan risiko deep vein thrombosis dan pulmonary embolism meningkat.
'arian KlineIelter
O 48, XXYY varian: Pasien biasanya memiliki keterbelakangan mental ringan,
perawakannya tinggi; eunuchoid body habitus ; rambut tubuh jarang, gynecomastia,
kaki panjang dan kurus; hipogonadisme hipergonadotropik, dan testis kecil.
O 48, XXXY varian: Pasien biasanya memiliki keterbelakangan mental ringan sampai
sedang, keterlambatan bicara, perkembangan motorik lambat, koordinasi yang buruk,
perilaku belum matang, perawakannya normal atau tinggi, wajah abnormal (lipatan
epicanthal, hypertelorism, bibir menonjol), hipogonadisme, ginekomastia ( 33-50),
hipoplasia penis, inIertilitas, clinodactyly, dan radioulnar synostosis dan mempunyai
manIaat dari terapi testosteron.
O 49, XXXYY: Pasien biasanya memiliki keterbelakangan mental sedang sampai parah,
perilaku pasiI tetapi kadang-kadang agresiI dan mudah marah, perawakannya tinggi,
Iitur wajah dismorIik, ginekomastia, dan hipogonadisme.
O 49, XXXXY varian: Triad klasik adalah keterbelakangan mental ringan sampai
sedang, synostosis radioulnar, dan hipogonadisme hipergonadotropik. Fitur klinis
lainnya termasuk gangguan bahasa parah, masalah perilaku, berat lahir rendah,
perawakan pendek pada beberapa individu, wajah abnormal (muka bulat pada masa
bayi, Iitur kasar pada usia yang lebih tua, hypertelorism, lipatan epicanthal,
prognathism), leher pendek atau lebar, ginekomastia (jarang ), cacat jantung bawaan (

patent ductus arteriosus adalah yang paling umum), anomali tulang (valgus genu, pes
cavus, jari kelima clinodactyly), hypotonia otot, sendi hyperextensible, alat kelamin
hipoplasia, dan kriptorkismus. Testis berukuran seperti kacang pea, cirri seks sekunder
seperti inIant.

DIS BDI

1. Sindrom XX ale

Sindrom XX male terjadi ketika individu yang terkena dampak lahir sebagai laki-laki
normal, namun mempunyai kromosom perempuan. Dua jenis sindrom XX male dapat terjadi
yaitu mereka yang terdeteksi gen SRY dan mereka yang tidak terdeteksi SRY (sex
determining region Y). SRY adalah Iaktor genetik utama untuk menentukan bahwa embrio
yang berkembang akan menjadi laki-laki. Sindrom XX male adalah suatu kondisi di mana
kromosom seks individu tidak sesuai dengan jenis kelamin Iisik orang yang terkena. Secara
normal, terdapat 46 kromosom, atau 23 pasang kromosom, di setiap sel. 22pasang yang
pertama adalah sama pada pria dan wanita. Pasangan terakhir, kromosom seks, adalah dua
kromosom X pada wanita (XX) dan X dan kromosom Y pada laki-laki (XY). Pada sindrom
XX male, penderita mempunyai kromosom wanita tetapi ciri-ciri Iisik laki-laki. Sebagian
besar penderita dengan sindrom XX male memiliki gen SRY ( yang secara normal melekat di
kromosom Y ) yang melekat pada salah satu kromosom X mereka. Sisanya dari individu-

individu dengan sindrom XX male tidak memiliki SRY . Oleh karena itu, gen lain pada
kromosom lain yang berperan dalam menentukan Iitur Iisik mereka. Untuk penderita dengan
sindrom XX male yang memiliki alat kelamin ambigu , hipospadia , dan / atau testis tidak
turun , diagnosis dicurigai saat lahir . Untuk penderita sindrom XX male yang mempunyai
Iitur laki-laki normal, diagnosis dapat dicurigai sewaktu pubertas ketika perkembangan
payudara terjadi. Banyak pria tidak tahu bahwa mereka memiliki sindrom XX male sampai
mereka mencoba untuk memiliki anak mereka sendiri, tetapi tidak mampu untuk
melakukannya, dan oleh karena itu dievaluasi untuk inIertilitas. Banyak dari individu-individu
ini mampu melakukan hubungan seksual, tetapi mereka sering steril, karena testis tidak
perkembang dengan baik. Testosteron yang dihasilkan kurang daripada normal sehingga
menyebabkan jumlah menurunkan massa otot dan menurunkan tingkat energi dibandingkan
dengan laki-laki XY (normal). Tubuh dapat menunjukkan beberapa siIat Ieminin, misalnya,
pengembangan jaringan payudara, kurangnya rambut wajah dan kelainan pada otak sehingga
mengganggu perkembangan belajar.

ambar 1 Ciri XX ale
. Fragile X Syndrom

Fragile X adalah penyebab paling umum dari keterbelakangan mental yang diwarisi.
Secara klinis, pasien dengan Iragile X sindrom ada kelainan Iisikal, kognitiI dan perilaku.
Anak-anak dengan Iragile X sukar untuk didiagnosa. Sebagian hanya ditemukan pada
pemeriksaan Iisik setelah pubertas. Fragile X syndrome disebabkan oleh perubahan
dalam gen yang disebut FMR1. Sebagian kecil dari kode gen diulang pada area kromosom X.
Semakin banyak pengulangan semakin besar masalah. Gen FMR1 membuat protein yang
diperlukan untuk otak untuk tumbuh dengan baik. Sekiranya ada kelainan pada
gen membuat tubuh memproduksi terlalu sedikit protein, atau tidak sama sekali. Anak laki-
laki dan perempuan akan terpengaruh, tetapi karena anak laki-laki hanya memiliki

satu kromosom X, kromosom X tunggal yang mempengaruhi mereka lebih parah. Walaupun
kedua orang tua tidak menderitainya, anak masih berisiko untuk menderitainya.

ambar Kromosom Sindrom Fragile X
Perilaku pada bayi yang menderita Iragile X sindrom adalah lambat dalam merangkak
atau berjalan, sering menepuk atau menggigit tangan, hiperaktiI, lambat bicara dan cenderung
untuk mengelak menatap mata orang lain. Kelainan Iisik yang bisa dilihat ialah telapak kai
yang rata, sendi yang Ileksible, tonus otot lemah, saiz badan agak besar,dahi dan telinga yang
besar dengan dagu yang menonjol dan muka yang panjang. Pertumbuhan anak dengan Iragile
x ditandai oleh kecepatan pertumbuhan awal. Namun tinggi dewasa sering rata-rata atau
sedikit di bwah rata-rata. Menurut Lachiewicz dkk antara kelainana pasien ini ialah adanya
lipatan hallucal (liptan tunggal antara jari kaki pertama dan kedua), sensitive terhadap
sentuhan dan ketidakmampuan untuk menyentuh lidah ke bibir. Pasien juga dilaporkan
dengan obesitas, tangan dan kaki kecil, hiperpigmentasi menyebar, lelangit yang melengkung
tinggi dan kelainan pada mata seperti strabismus, nistagmus, silindris dan ptosis. Sendi jari
hiperextensiI, excavatum pectus, skoliosis, macroorchidism dan prolaps katup mitral.

ambar 3 ejala dan !asien Fragile X Sindrom
3. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria adalah suatu kondisi yang hasil dari ketidakmampuan testis
untuk menghasilkan hormon seks testosteron, sperma atau keduanya. Jika testis menghasilkan
testosteron terlalu sedikit, maka baik pertumbuhan organ seksual atau Iungsi mereka
terganggu. Hormon ini juga memainkan peran penting dalam pengembangan dan

Вам также может понравиться