Вы находитесь на странице: 1из 7

Sh4ndz 8log

Kamis, Maret
Demokrasi Pemilu Indonesia Terancam?
!akarLa lndonesla uamal Sebaglan pengamaL pemllu mengabarkan kepada klLa demokrasl dalam
emllu lndonesla sudah Lldak akan Lerkalahkan lagl SemenLara pada saaL yang bersamaan ada
sekelompok orang yang menglnglnkan dlganLlnya demokrasl dengan benLuk pemerlnLahan
lndonesla yang bersumber pada nllalnllal ke1uhanan/ 1eokrasl Apakah lnl merupakan lndlkasl
bahwa uemokrasl dl lndonesla Lerancam? ALau adanya semacam kelnglnan unLuk memperLemukan
konsep negara 1uhan dengan konsep manuslawl sedangkan manusla dlclpLakan oleh 1uhan? Slkap
aprlorl dalam men[awab fenomena keklnlan seperLl LerllhaL dl aLas hanya akan membawa klLa pada
polarlsasl dl mana muncul slkap subyekLlvlsme kelompok Marl klLa Lelaah seglsegl domlnan dalam
dua benLuk pemerlnLahan dl aLas !lka mau [u[ur LenLu sa[a negara 1uhan seperLl yang dlclLaclLakan
oleh AugusLlnus lah yang pallng ldeal klLa Lerapkan hanya segalanya memang kemball kepada klLa
manusla warga negara dan pemerlnLah lndonesla konsep semulla apa pun aLuran sehebaL apa
pun [lka manuslamanusla yang men[adl penghunl sebuah negara Lerdlrl darl kelompokkelompok
yang belum Lercerahkan LeLap akan gagal dan menemul kebunLuan 8eglLu pun demokrasl dl
lndonesla uemokrasl yang konon menuruL ArlsLoLeles merupakan benLuk penylmpangan darl
benLuk pemerlnLahan pollLea adalah benLuk buruk karena demokrasl aLau kekuasaan berada dl
Langan rakyaL rakyaL yang dlmaksud adalah kelompok mayorlLas yang Lldak memlllkl akses apa pun
aLau mlskln !lka pada benLuk pollLea kekuasaan akan dlarahkan unLuk kepenLlngan bersama maka
pada benLuk demokrasl lnl kekuasaan akan dlarahkan unLuk kepenLlngan kelompok besar sa[a 1enLu
sa[a [lka klLa membaca menLallLas klLa dengan hukum x bukan x rakyaL bukan rakyaL aLau rakyaL
wakll rakyaL maka hanya mlnorlLas lah yang akan menclclpl kue demokrasl lnl Marl klLa pandang
demokrasl dengan slkap aposLerlorl SaaL lnl demokrasl merupakan benLuk negara ldeal Lldak
Lerkalahkan bahkan manLan preslden Amerlka SerlkaL Coerge Walker 8ush menyebuL demokrasl
sudah mencapal LlLlk flnal mereka Lldak akan mengalahkan demokrasl dl lndonesla" lakLanya?
Pamplr semua negara menganuL benLuk pemerlnLahan lnl namun pada slsl laln dalam clash of
clvlllzaLlon Samuel PunLlngLon menyebuL bahwa demokrasl pada akhlrnya akan menemukan sebuah
baLu sandungan Pal lLu akan LeLap Ler[adl mesklpun para pengusung demokrasl mempeLahankan
agar demokrasl Lldak Lerkalahkan Marl klLa anallasls apa penyebab demokrasl dl lndonesla LeLap
akan LerganLlkan?

1 SehebaL apa pun benLuk pemerlnLahan lndonesla karena yang memegang kendall pemerlnLahan
adalah manusla LeLap akan mengalaml slklus kekuasaan perpuLaran benLuk pemerlnLahan dl
lndonesla lnl adalah sebuah kenlscayaan hal yang Lldak LerbanLahkan mau Lldak mau memang
harus dllalul

2 Manusla akan senanLlasa mencarl konsepkonsep ldeal benLuk pemerlnLahan lndonesla segalanya
akan beru[ung pada dlganLlnya saLu benLuk negara oleh benLuk yang lalnnya

3 ?ang membawa kemunduran demokrasl adalah karena cacaLnya warga negara kurang Legasnya
penguasa dan mandulnya peraLuran yang dlbuaL Maka mellhaL Llga alasan dl aLas benarkah
demokrasl pemllu lndonesla Lerancam? ?a [lka warga negara dan pemlmpln lndonesla LersebuL ada
dalam kondlsl seperLl pada polnL keLlga 1apl [lka Lldak? 8larkanlah wakLu akan men[awab kapan
benLuk pemerlnLahan demokrasl lndonesla lnl akan dlganLl dan dlu[l LenLu oleh benLuk
pemerlnLahan monarkl Parapannya adalah semoga sa[a kampanye damal pemllu lndonesla 2009
Lldak Lerancam! Salam kampanye damal!





Pemilu dan
Demokrasi di
Indonesia

Pemilu di Amerika Serikat di akhir tahun 2008 merupakan pemilu yang spektakuler dan
menyedot perhatian dunia. Bahkan hasil Pemilu yang dimenangkan oleh "Barack
Hussein Obama" dianggap pemilu yang sangat demokratis dan mengesankan. Betapa
tidak, seorang kulit hitam keturunan "Kenya" dan masa kecilnya pernah tinggal di
Menteng Jakarta selama 5 (lima) tahun
menjadi perhatian publik dunia. Negara Negara dibelahan dunia ikut merayakan
kemenangan arack Hussein Obama seorang presiden kulit hitam pertama dalam
sepanjang sejarah di Amerika Serikat. Seolah menjadi inspirasi bagi Negara-negara dalam
memilih pemimpin, termasuk di Indonesia, seorang tokoh politik yang cerdas, muda, energik
dan seorang senator, telah menjadi pemimpin Negara super power. Pemilu di Amerika
Serikat yang telah berjalan ratusan tahun tersebut menjadikan rakyatnya sudah pandai
menjalankan Iungsi demokrasi dengan baik.
Demokrasi secara substansial sudah dijalankan oleh Negara dan Rakyat Amerika
melalui pemilu ke pemilu berikutnya, sehingga pelaksanaan pemilu di Negara Paman
Sam itu bukan hanya mewujudkan demokrasi politik saja, melainkan sudah berkembang
kearah demokrasi sosial dan demokrasi ekonomi. Demokrasi sudah membentuk sistem
nilai yang mengatur perilaku warga negaranya bagaimana menjalankan hak-hak politik
warga negaranya.[1]
Semasa musim pemilu di Amerika, di sela-sela kampanye para kandidat presiden saling
berdebat seru dan bahkan saling "mengejek. Namun ketika hasil pemilu diumumkan,
justru yang "kalah mendatangi kandidat yang menang, untuk mengucapkan selamat.
Fenomena ini menunjukkan bahwa "etika dan moral politik tetap harus dipatuhi oleh
semua pihak.
lustrasi tentang pemilu di Amerika Serikat seperti diuraikan diatas, terdapat beberapa
aspek penting dan menarik untuk menjadi perhatian kita yaitu; pertama; bahwa antara
pemilu dan demokrasi mempunyai korelasi yang signifikan, kedua; pembentukan sistem
nilai demokrasi sangat menentukan kualitas pemilu yang dijalankan, ketiga; etika dan
moral politik warga negara menjadi ukuran atau standar apakah pemilu itu bersih, jujur
atau ada kecurangan, keempat; nilai sportifitas para kandidat benar-benar dijunjung
tinggi, kelima; oleh karena figure kandidat menarik simpati dan memberikan harapan
terhadap perubahan, maka rakyat dengan antusias rela berjam-jam antri memberikan
suara pada pesta demokrasi tersebut.
Pembahasan beberapa aspek diatas secara mendalam akan diuraikan pada bab
tersendiri. Adapun mengenai hubungan strategis antara pemilu dengan demokrasi
dalam konteks pelaksanaan pemilu di ndonesia juga menjadi topik yang dibahas secara
mendalam. Seperti kita ketahui bersama bahwa perjalanan dan pengalaman
pelaksanaan Pemilu dan Demokrasi di ndonesia baru berlangsung 6 (enam)
dasawarsa. Sesungguhnya komitmen para founding fathers terhadap penyelenggaraan
Negara, yang telah menggunakan sistem demokrasi, patut menjadi tonggak sejarah
bahwa sejak lahirnya Negara Kesatuan Republik ndonesia (NKR) telah memegang
prinsip-prinsip demokrasi. Meskipun pelaksanaan Pemilu di ndonesia baru terlaksana
tahun 1955, yakni 10 (sepuluh) tahun kemudian setelah proklamasi tahun 1945.
Pertimbangan ketidakstabilan politik, yang terjadi pada waktu itu menjadi alasan pokok
belum memungkinkan diselenggarakan pemilu lebih cepat. Pada tahun 1955
tersebut ndonesia melaksanakan pemilihan umum yang pertama dengan diikuti oleh
lebih dari 10 (sepuluh) partai politik. Dalam catatan sejarah, pemilu tahun 1955 sebagai
pemilu yang paling demokratis karena disamping tidak ada korban jiwa juga berjalan
dengan jujur, adil dan aman. Jika dibandingkan pemilu di era Orde Baru yang berjalan
mulai tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997, sepanjang pelaksanaan pemilu
tersebut, banyak peristiwa politik berdarah dan cukup mencekam bagi masyarakat
ndonesia.
Sejarah Pemilu di Era Orde Baru yang dilaksanakan sebanyak 6 (enam) kali tersebut
yang sangat fenomenal dalam pemilu Era Orde Baru tersebut, terpilih presiden yang
sama yaitu; Jenderal Besar Mohammad Soeharto. Sedangkan di era reformasi pemilu
diselenggarakan tahun 1999 dan tahun 2004. Pada saat penggantian Rezim Orde Baru
ke Reformasi terjadi penggantian Presiden sebanyak 4 (empat) kali. Presiden B.J.
Habibie sebagai presiden masa transisi tahun 1998 s/d 1999 dan Presiden
Abdulrahman Wachid tahun 1999 s/d 2001 hasil pemilu tahun 1999. Oleh karena
terjadinya peristiwa politik, timbulnya mosi tidak percaya dari rakyat, maka Presiden
Abdulrahman Wachid diberhentikan dari jabatan presiden, melalui Sidang stimewa
MPR. Kemudian dilanjutkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri tahun 2001 s/d
2004. Adapun pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama dalam sejarah politik di
ndonesia yaitu memilih presiden secara langsung. Hasil pemilu tahun 2004 sebagai
presiden terpilih secara demokratis adalah Susilo Bambang Yudhoyono dengan M.
Yusuf Kalla sebagai wakilnya.
Mencermati perkembangan pemilu demi pemilu di ndonesia yang sudah dilaksanakan
sebanyak 9 (sembilan) kali, seharusnya membuat masyarakat dan bangsa ndonesia
semakin cerdas dalam menjalankan etika dan moral politik yang menjadi dasar dalam
mengimplementasi Konsep Sistem Politik yang demokratis. Namun peristiwa politik
berupa insiden kekerasan dan konflik sosial masih mewarnai dalam pelaksanaan
pemilu. Fenomena penting yang perlu dicermati perkembangan dalam pemilu terutama
dalam pemilu gubernur dan bupati/walikota disamping sering timbul konflik horizontal
juga diwarnai money politik dan high cost. Padahal tujuan utama pemilu memberikan
proses pendidikan politik warga negara dan pendemokrasian politik, sosial dan ekonomi.
Namun ternyata hasilnya, menunjukan bahwa, partisipasi masyarakat terhadap pemilu
masih rendah, berbagai daerah jumlah pemilih yang tidak melaksanakan hak pilihnya
alias golput masih diatas 40% dan bahkan ada beberapa daerah mendekati angka 50%.
Pemimpin yang terpilih juga sebagian besar tidak mencerminkan aspirasi rakyat dengan
indikasinya para kepala daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) terpilih di samping tidak
profesional dan kompeten juga banyak yang terlibat dalam kasus hukum
(korupsi).
Barangkali pemilu yang terlalu sering dilaksanakan membuat masyarakat jenuh dan
apatis. Apalagi hasil pemilu tidak kunjung memberikan peningkatan taraf hidup
masyarakat dan bahkan kehidupan masyarakat semakin hari semakin mengalami
kesulitan. Pemilu masih hanya sekedar menjalankan proses politik secara prosedural,
hanya digunakan untuk pelegitimasian saja, belum secara substansial. Jadi pemilu
masih menjadi permainan para elite politik saja, dan belum menyentuh kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera. Meskipun pemilu sudah berjalan selama 6 (enam)
dasawarsa lebih selama usia Republik ini, kenyataannya belum bisa memberikan
jaminan terselenggaranya stabilitas politik dan ekonomi, yang menopang terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Sehingga menjadi pertanyaan besar apakah sistem
pemilihannya yang salah atau para elite politik yang tidak istiqomah menjalankan
kewajiban sebagai seorang negarawan, yang menduduki kursi sebagai pejabat
publik.
Dengan demikian bagaimana mendesain sistem pemilu yang bisa mendorong
terwujudnya praktek demokrasi yang berkualitas. Demokrasi memang suatu konsep
politik yang menjadi harapan semua pihak bahwa dengan terciptanya sistem demokrasi
yang dipraktekkan suatu negara mampu memperbaiki keadaan ekonomi dan politik,
seperti disebutkan diatas. Namun implementasi demokrasi di setiap negara hasilnya
berbeda-beda. Seperti misalnya di ndia yang sudah ratusan tahun menerapkan
demokrasi, tapi keadaan rakyatnya masih tetap miskin. Akan tetapi di Cina negara
komunis yang sangat otoriter berhasil membangun ekonominya dengan spektakuler
yaitu pertumbuhan ekonomi mencapai 9% di tengah krisis keuangan global yang
melanda di hampir semua negara termasuk ndonesia yang terkena dampaknya.
Sesungguhnya secara teoritis menurut Jeff Haynes (1997) ada 3 (tiga) macam sebutan
demokrasi yaitu : pertama; demokrasi formal (formal demoracy) dalam kehidupan
demokrasi ini secara formal pemilu dijalankan dengan teratur, bebas dan adil. Tidak
terjadi pemaksaan oleh negara terhadap masyarakatnya. Ada kebebasan yang cukup
untuk menjamin dalam pemilihan umum. Namun demokrasi formal tersebut belum
menghasilkan sebagaimana yang diinginkan masyarakat yaitu; kesejahteraan
masyarakat yang didukung terwujudnya stabilitas ekonomi dan politik. Model demokrasi
seperti ini kemungkinan bisa dianalogikan dengan situasi dan kondisi di era reformasi
saat ini yang tengah berlangsung. Kedua; demokrasi permukaan (Faade Democracy);
yaitu demokrasi seperti yang tampak dari luarnya memang demokrasi, tetapi
sesungguhnya sama sekali tidak memiliki substansi demokrasi. Demokrasi model ini
kemungkinan lebih tepat jika dianalogikan dengan situasi dan kondisi demokrasi pada
masa Orde Baru. Ketiga; demokrasi substantif (Substantive Democracy), demokrasi
model ini memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat, mungkin saja di luar
mekanisme formal. Sehingga kebebasan yang dimiliki masyarakat mampu mendapatkan
akses informasi yang akurat dalam pengambilan keputusan penting oleh negara atau
pemerintah. Jadi demokrasi substantif tersebut memberikan keleluasaan yang lebih
dinamis tidak hanya demokrasi politik saja seperti selama ini dirasakan, tapi juga
demokrasi sosial dan demokrasi ekonomi.
Model demokrasi substantif ini merupakan konsep yang menjamin terwujudnya
perbaikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Jika demokrasi substantif bisa
diwujudkan, barangkali dapat disebut sebagai demokrasi yang berkualitas. Karena
implementasi demokrasi model ini mampu menyentuh kebutuhan masyarakat yang
sangat mendasar yaitu nilai kebebasan yang memberikan akses di bidang ekonomi dan
sosial, sehingga peningkatan taraf hidup masyarakat mampu bisa diwujudkan.
Adapun sudut pandang kegunaan dan keuntungan dengan menjalankan prinsip
demokrasi menjamin kehidupan masyarakat yang lebih berkualitas. Seperti yang
disampaikan oleh Robert A. Dahl (1999) bahwa; pertama; dengan demokrasi,
pemerintahan dapat mencegah timbulnya otokrat yang kejam dan licik; kedua; menjamin
tegaknya hak asasi bagi setiap warga negara; ketiga; memberikan jaminan terhadap
kebebasan pribadi yang lebih luas; keempat; dengan demokrasi dapat membantu rakyat
untuk melindungi kebutuhan dasarnya, kelima;Demokrasi juga memberikan jaminan
kebebasan terhadap setiap individu warga negara untuk menentukan nasibnya sendiri;
keenam; Demokrasi memberikan kesempatan menjalankan tanggung jawab moral;
ketujuh; Demokrasi juga memberikan jaminan untuk membantu setiap individu warga
negara untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki secara luas; kedelapan;
Demokrasi juga menjunjung tinggi persamaan politik bagi setiap warga negara;
kesembilan; Demokrasi juga mampu mencegah perang antara negara yang satu
dengan yang lain; kesepuluh; Demokrasi juga mampu memberikan jaminan
kemakmuran bagi masyarakatnya.
Potret demokrasi seperti yang disebutkan diatas memerlukan perjuangan dan energi
yang besar. Di samping itu perubahan paradigma yang juga diikuti oleh perubahan
perilaku masyarakat dalam berdemokrasi merupakan suatu keniscayaan, jika bangsa ini
ingin terbebas dari belenggu ketergantungan dari pihak manapun. Perubahan
paradigma dan perilaku tersebut harus selalu sinergi dengan prinsip etika dan moral
politik, budaya politik serta keteladanan para elite politik. Dengan demikian model
demokrasi yang berkualitas seperti disebutkan diatas, akan terwujud jika sistem dengan
menggunakan sistim distrik, atau sistim proporsional dengan menggunakan sistim daftar
calon berdasarkan penentuan suara terbanyak. Sebab dengan sistem tersebut pertama;
masyarakat akan lebih cenderung memilih figure dan tidak memilih simbol partai politik,
kedua; sistem ini menjamin terpilihnya wakil yang berkualitas, ketiga; hubungan wakil
dan rakyatnya lebih dekat, keempat; wakil rakyat lebih independent dan berorientasi
pada konstituennya. Kapan sistem tersebut bisa diterapkan pada pelaksanaan pemilu di
ndonesia ?
aftar Bacaan1. Jeff Haynes, Democracy and Civil Society n the Third World Politics
and New Political Movements, 1997. 2. Robert A Dahl, An Democracy, 1999 Jakarta, 5
Desember 2008.
Penulis makalah : Dr. H. Bambang Istianto, HP, MSi - Executive Director oI
SapulidiIoundation

Makalah ini sebagai bahan referensi pada Diskusi nteraktif di TV Banyumas Jawa Tengah pada
tanggal 8 Desember 2008.
elapnya Demokrasi dalam Pemilu
PINI , 03 July 2010 , 11:09 892 0 Nihil

demokrasi kalikatur-saoskerupuk.co.cc
Indonesia merupakan negara demokrasi, pasca Iase reIormasi tahun 1998 merupakan pintu
gerbang untuk melakukan sebuah demokrasisasi di seluruh sector yang ada, dan terbentukan
undang - undang yang mencerminkan demokrasi yaitu pemilihan langsung yang transparan,
terbuka, jujur dan tanpa intervensi. Pendekatan untuk memulai Negara yang berdemokrasi
dengan adanya pemilihan langsung presiden hingga gubernur dan Walikota/Bupati merupkan
cerminan dimana tidak lagi memilih kucing di dalam karung.
Dalam beberapa perjalanan sampai hari ini, terlihat eIek samping yang sangat negative
terdapat ketidak tertibnya pelaksanaan pemilu dari pusat hingga daerah, banyak konIlik
perpecahan golongan masyarakt baik juga permasalhan rasis dan ras ini, contoh saja beberapa
daerah yang mengalami permasalahan pilkada yaitu, propinsi Sulawesi selatan, propinsi
Sulawesi tenggara, Kabupaten Toli - toil, Kota Surabaya, dan masih banyak lagi yang tidak
tersebut, karena memang keterbatasn memory kita untuk mengingat permasalahn pemilihan
langsung yang tidak teratur.
spek Sosial Kultur
Sejak lama saya memandang bahwa Negara yang berdaulat dan beraneka ragam merupakan
ciri kas Indonesia dengan Negara kepulauan, dan juga beraneka ragam kultur, suku dan
budaya serta agama, merupakan pondasi persatuan Indonesia yang dibangun oleh Iounding
Iather kita dulu. Terjadinya moment pemilhan umum ini merupakan hal yang mencerminkan
pecah belahnya masyarakat di daerah. Bahkan terjadi perubahan pesat kultur yang ada di
masyarakat. Seperti mementingkan libido primodialismenya ketimbang nasionalisme untuk
bangsa kita.
spek Kepemimpinan Nasional
aspek kepemimpinan sangatlah penting untuk di olah demi terciptanya kepemimpinan
nasional yang baik, tidak memunaIikan masalah ruang kepemimpinan nasional,
kepemimpinan daerah sumber dari kepemimpinan yang tidak tau permasalahan yang
menasional, dampaknya orang - orang yang berada di daerah susah untuk berkerjasama
dengan pusat begitu juga sebaliknya. contohnya saja, banyak tokoh nasional yang sudah lama
berkarier di pusat dan mengikuti moment Pilkada didaerahnya sendiri menjadikan ketidak
populisan di daerah karena tidak ada maniIestaso selama mereka di pusat, dan banyaknya
tokoh daerah yang baru berpindah menjadi elit politk di pusat tetapi tidak tau aturan elegan
dalam system perpolitikan nasional, juga image hari ini ketika menjadi Gubernur ataupun
Walikota/Bupati layaknya seorang raja yang mempunyai daerah sendiri, ini dampak dari
tidak teraturnya otonomi daerah. Sehingga saya pikir Indonesia akan mengalami degradasi
kepemimpinan nasional.
spek Keuangan Negara
Menurut data yang ada bahwa Pilkada yang berlangsung di berbagai daerah 2010 akan
menelan biaya sekitar Rp 4,2 triliun dari anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah
(pemda) untuk penyelenggaraan dan dana kampanye, yang ditanggung para kandidat kepala
daerah. 'Belanja untuk pemilu kada 2010 perkiraan mencapai Rp4,2 triliun dari total 244
pemilu kada yang akan berlangsung tahun ini. (Bank Indonesia). Pertumbuhan ekonomi
daerah selain didukung meningkatnya konsumsi rumah tangga dan pelaksanaan pemilu kada,
juga didukung konsumsi pemda. Seharusnya aspek keuangan Negara merupakan prioritas
utama dalam pembangunan bangsa, biarpun pilkada harga mahal untuk mencari
kepemimpinan, tetapi esensinya kedepan tidak lain untuk memberikan yang terbaik untuk
bangsa kita, bukan untuk melakukan pemborosan dan penghabisaan anggaran apalagi terjadi
korupsi.
spek Partai Politik
Partai politik merupakan alat pintu utama dalam menyangga demokratisasi Indonesia, tetapi
pada kenyataannya partai politk tidak melaksanakan Iungsi seutuhnya yaitu ketidak jelasanya
system rekrutmen kepemimpin nasional atau proses pengkaderan, tidak memberikan
pendidikan politik dan kontrol sosial yang sehat. Seharusnya partai politk memberikan
sumbangsi yang jelas, tidak hanya memberikan tontonan dalam ruang kepentingan sendiri
dan golongan. Investasi keberadaan partai politik di Indonesia dasar untuk memegang
kekuasan negara dengan cara mengikuti agenda pemilihan umum mengusng kandidat
kepemimpinan dari partai, yang sudah di atur dalam undang - undang, selayaknya partai
politik bisa meberikan kontribusi yang signiIikan terhadap proses pembangunan bangsa
Indonesia.

Вам также может понравиться