Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

Pengkajian

a. Riwayat Kesehatan Bayi Atau Anak
Riwayat kelahiran (pada mas neonatus), penyakit kronis, neoplasma, anemia sel sabit,
imunosupresi, splenektomi, inIeksi telinga dalam atau inIeksi pernapasan yang baru
terjadi, mastoidetus, sinusitis, pembedahan atau lumbal Iungsi, Iraktur tengkorak, atau
trauma kepala : terpapar campak meningitis, atau perjalanan ke luar negeri, kondisi
lingkungan hidup yang padat, meminum racun, obat, keluhan perubahan perilaku,
demam, nausea, muntah, sakit kepala, kaku kuduk, Iotopobia, diplobia, nyeri pada
pergerakan mata, nyeri sendi, sakit tenggorokan, sakit punggung.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Iisik dipengaruhi oleh usia anak dan organism penyebab, perubahan
tingkt kesadaran, irritable, kebingungan, serangan mendadak (misal: local, sistemik)
ataksia, tanda kering dan brutzinski positiI atau epitostonus, ubun- ubun cembung,
nistagmus, berkurangnya pendengaran, takikardi, disritmia, per BP, perubahan pola
napas, muntah, diare, petekie hasil lumbal Iungsi abnormal.

c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra
kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi
glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat
diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentiIikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

d. Pemeriksaan RadiograIi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraI
lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat
parah.
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pungsi lumbal dan kultur CSS
O umlah leukosit (CBC) meningkat
O Kadar glukosa darah menurun
O Protein meningkat
O Tekanan cairan meningkat
O Asam laktat meningkat
O lukosa serum meningkat
O dentiIikasi organisme penyebab
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Kultur nasoIaring, untuk menetapkan organisme penyebab
5. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi ; Na naik dan K turun
6. Osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH

I. Psikososial Atau Faktor Perkembangan
Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan (apakah anak merasa nyaman, waktu tidur
teratur, benda yang diIaIoritkan) interaksi keluarga, pola prilaku, mekanisme koping,
pengalaman dengan penyakit sebelumnya atau terdahulu dan hospitalisasi, keyakinan
agama.

g. Pengetahuan Klien Dan Keluarga
Tingkat pendidikan, pemahaman terhadap kondisi, patoIisiologi, kemampuan
mengaitkan dengan tanda- tanda, dapat berkomunikasi, perawatan, tindak lanjut
perawatan di rumah, kesiapan, kemauan dan kemampuan untuk belajar.




. iagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri kepala b.d. peningkatan tekanan intra kranial
Kriteria hasil : Anak akan melaporkan nyeri kepala hilang atau terkontrol
o. Intervensi Rasional
1. Ciptakan lingkungan yang tenang Mengurangi reaksi terhadap stimulan
dari lingkungan
Tingkatkan tirah baring Menurunkan gerakan yang dapat
meningkatkan nyeri
Dukung untuk menentukan posisi yang
nyaman, seperti kepala agak tinggi
sedikit
Menurunkan iritasi meningeal

4lab4rasi

Pemberian analgetik Menghilangkan nyeri yang berat


2. Hipertermia b.d. proses inIeksi
Kriteria hasil : Suhu badan anak dalam batas normal
o. Intervensi Rasional
1. Ukur suhu badan anak setiap 4 jam Suhu 38,9 41,1 menunjukkan proses
penyakit inIeksius
. Pantau suhu lingkungan Untuk mempertahankan suhu badan
mendekati normal
3. Berikan kompres hangat Untuk mengurangi demam
4. Berikan selimut pendingin Untuk mengurangi demam lebih dari
39,5 derajat selsius

4lab4rasi dengan Tim Medis

Pemberian antipiretik Untuk mengurangi demam dengan
aksi sentralnya di hipotalamus


3. Perubahan persepsi sensori b.d. penurunan tingkat kesadaran
Kriteria hasil : Mempertahankan Iungsi persepsi
o. Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kesadaran sensorik Tingkat kesadaran sensorik yang buruk
dapat meningkatkan resiko terjadi injuri
. Kaji reIleks pupil, ekstraokuler
m4;ement, respon terhadap suara, tonus
otot dan reIles reIlex tertentu
Penurunan reIleks menunjukkan adanya
kerusakan syaraI dan dapat berpengaruh
terhadap keamanan pasien
3. Hilangkan suara bising Menurunkan stimulant dari lingkungan
4. Bicara dengan suara yang lembut dan
pelan
Dapat membantu pasien dalam
berkomunikasi





4. Resiko tinggi terhadap perubahan perIusi jaringan serebral b.d. edema serebral
Kriteria hasil : PerIusi jaringan serebral maksimal
o. Intervensi Rasional
1. Observasi tingkat kesadaran dan nilai
status neurologi setiap 1 2 jam
Berguna untuk menentukan lokasi
dan luasnya penyebaran kerusakan
serebral
. Kaji adanya regiditas nukal, gemetar,
kegelisahan yang meningkat, kejang
Merupakan indikasi iritasi meningeal
3. Pantau tanda vital Kehilangan Iungsi autoregulasi
mungkin dapat mengikuti kerusakan
vascular selebral
4. Pantau pola dan irama pernapasan Dapat mengindikasikan peningkatan
TK
5. Berikan waktu istirahat antara aktivitas
perawatan dan batasi lamanya tindakan
Untuk mencegah kelelahan yang
dapat meningkatkanTK
4lab4rasi dengan Itim Medis
Pemberian steroid, asetaminosen Dapat menurunkan permeabilitas
kapiler sehingga pembentukan
edema serebral dapat diminimalkan

5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia, mual, muntah
Krteria hasil : Masukan status nutrisi

o. Intervensi Rasional
1. Kaji kemampuan pasien untuk
mengunyah, menelan, batuk dan
mengatasi sekresi
Berpengaruh terhadap pemilihan jenis
makanan
. Timbang BB setiap hari Menunjukkan status nutrisi
3. Auskultasi bising usus Menentukan respon makan atau
berkembangnya komplikasi
4. Anjurkan kepada orang tua untuk
memberikan makanan dalam porsi kecil
tapi sering
Meningkatkan proses pencernaan dan
toleransi pasien terhadap nutrisi yang
diberikan

4lab4rasi dengan Tim Gi:i

1. Kolaborasi dengan Tim izi Merupakan sumber yang eIektiI untuk
mengidentiIikasi kebutuhan nutrisi
pasien






ReIerensi:
Carpenito L. . ( 2000 ) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6. akarta : EC
Mansjoer AriI. (2000) Kapita Selekta Kedokteran,ilid 2.akarta : EC
Ngastiyah. (1997)Perawatan Anak Sakit. akarta : EC
Wilkinson M. . ( 2007 ) Buku Saku Diagnosis Keperawatan .akarta : EC

Вам также может понравиться