Вы находитесь на странице: 1из 11

MANAJEMEN PEMASARAN (MB703) TUGAS MATERI 1 STUDI KASUS : STARBUCKS DOSEN : DR. RATIH HURRIYATI, MP.

NAMA : WAHYU NOVIAN C.M. NIM : 0908162 PRODI : M2B NON-REGULER

I. GAMBARAN UMUM STARBUCKS COFFEE Starbucks adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang dikenal sebagai tempat bersosialisasi terutama bagi masyarakat urban. Perusahaan ini berpusat di Seattle, Washington. Ide nama akan brand STARBUCKS Coffee ini berasal dari sebuah karya sastra. Salah satu pemiliknya terdahulu sangat menyukai karya sastra Moby Dick dan di dalam karya sastra itu terdapat seorang kelasi kelas satu yang bernama Starbucks. Dari karya sastra inilah nama Starbucks diperoleh karena dapat membangkitkan romantika tentang lautan bebas dan tradisi berlayar di lautan dari para pedagang kopi yang terdahulu. Starbucks mulai beroperasi pada tahun 1971 di pusat perdagangan Seattle dengan tujuan untuk menyediakan kopi untuk sejumlahrestaurant danbar disekitarnya dengan berbendera STARBUCKS Coffee Company. Starbucks membukastore pertama kalinya di lokasi Seattles Pike Place Market Amerika Serikat. Pada tahun 1982, Howard Schultz bergabung dengan Starbucks sebagai Direktur Ritail dan Pemasaran. Pada saat inilah Starbucks semakin melengkapi diri dengan restaurant dan bar-bar espresso. Tahun berikutnya Schultz melakukan perjalanan ke Itali dan beliau terkesan dengan kepopuleran bar-bar espresso di Milan. Dari sinilah Scultz melihat Seattle sebagai pasar yang potensial dan mendapatkan ide untuk membangun budaya bar kopi yang sejenis. Tahun 1984, Schultz berhasil meyakinkan pemberi dana Starbucks untuk mencoba pembangunan sebuah gerai baru yang berlokasi di belahan lain dari kota Seattle. Ternyata percobaaan ini membuahkan hasil yang sangat memuaskan dan dijadikan sebagai dasar penjualan dan pemasaran dari Starbucks. Pada tahun tahun berikutnya Starbucks memperkenalkan beberapa jenis minuman kopi. Dan tahun 1987, Starbucks dengan jumlah gerainya sebanyak 17 buah berpindah tangan kepada pemiliknya yang baru yaitu Howard Schultz, seiring dengan pergantian pemilik itu secara otomatis pula berganti nama menjadi STARBUCKS Corporation. Pada tahun tahun berikutnya Starbucks semakin melebarkan sayapnya dan meningkatkan pelayanannya. Pada tahun 1995 Starbucks mulai merintis perluasan wilayah penjualan dan pemasarannya ke seluruh dunia antara lain: Australia, Japan, China, Thailand, Spanyol, Taiwan, United Kingdom, Jerman dan Indonesia. Hingga tahun Januari 2005, Starbucks memiliki 8.949 gerai yang tersebar ke seluruh dunia, dengan rincian 6.376 gerai di AS, 2.573 gerai di negara lain dengan berbendera STARBUCKS Coffee International

II. KONSEP ORIENTASI PEMASARAN HOLISTIK DAN NILAI PELANGGAN Penjabaran konsep orientasi pemasaran holistik dan nilai pelanggan terhadap Starbucks akan dilakukan melalui urutan eksplorasi, penciptaan dan penyampaian nilai pada tiap-tiap domain yaitu: customer focus, core competence dan collaborative network. Value Exploration Merupakan tahap bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang value baru. a. Customer focus Starbucks awalnya menyediakan kopi untuk sejumlahrestaurant danbar di sekitar Seattle tempat mulai beroperasi. Setelah Howard Schultz bergabung yang mengelola penjualan ritel dan pemasaran, perusahaan mulai mengambil perubahan untuk mengeksplorasi value baru. Setelah berkunjung ke Italia, Schultz sangat terkesan dengan bar espresso di sana, kemudian ingin menerapkan konsep yang sama di Amerika karena saat itu belum ada yang memberikan layanan seperti itu terhadap pelanggan di Amerika. Starbucks juga mulai mengembangkan kemampuan menyediakan biji kopi berkualitas. Berikutnya Starbucks mulai menyiapkan atmosfir yang lebih menarik bagi pelanggannya dengan menyediakan tempat yang bersih dan nyaman . b. Core Competence Seiring rencana Starbucks memberikan layanan dengan konsep bar espresso, Starbucks mulai mengembangkan kemampuannya untuk menyediakan biji kopi berkualitas. Selanjutnya Starbucks juga terus mengembangkan produk-produknya yang sifatnya personal yang bersifat unik sehingga sulit ditiru pesaing. c. Collaborrative Network Schultz yang saat itu mulai mengembangkan gerai espressonya sendiri mengajak investor untuk membeli Starbucks dari pemilik lama dan menggabungkan dengan gerainya sendiri yang selanjutnya melakukan berbagai perubahan sesuai visinya. Untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasivalue baru baik melalui pengembangan produk maupun layanan bagi customer, Starbucks telah menerapkan keberadaan teknologi Web 2.0 yang memiliki sifat interaktif melalui sebuah blog: My Starbucks Idea (www.mystarbucksidea.com). Melalui blog tersebut Starbucks melibatkan pelanggan dengan menampung ide-ide pengembangan produk baru maupun layanan dari pelanggannya. Ide-ide terbaik yang masuk kemudian dipollingkan ke pelanggan dan selanjutnya ide yang paling banyak dipilih pelanggan akan direalisasikan oleh Starbucks. Di blog ini sesama pelanggan juga bisa saling berdiskusi mengenai ide yang diusulkan, dan tentunya pelanggan berhak untuk menagih janji kepada Starbucks atas diimplementasikannya ide-ide yang sudah diusulkan terutama ide dengan vote terbanyak. Starbucks membagi ide yang boleh dusulkan pelanggannya menjadi 3 katergori: Produck Experience Involvement : Coffee dan Latte Drinks, Other Drinks, Food, Merchandise & Music, Starbucks Card, Other Produck Idea. : Ordering, Payment & Pick Up, Atmosphere & Location, Our partners (Employee), Other Experience Idea : Building Community; Social Responsibility.

Value Creation Merupakan tahap bagaimana perusahaan secara efektif membuat penawaranvalue baru yang lebih menjanjikan. a. Customer Fokus Untuk memberikan benefit lebih bagi pelanggannya, Starbucks mengusung konsep positioning sebagai third place untuk minum kopi bagi pelanggannya setelah rumah dan kantor. Dengan positioning ini Starbucks berusaha memberikan sebuah experience minum kopi yang tak terlupakan. Segmen pelanggan Starbucks adalah kaum menengah ke atas yang ingin bersantai sambil minum kopi dan berbincangbincang dengan teman ataupun relasi bisnis. Melalui tempat yang nyaman dan pelayanan personal juga ikut menambah benefit bagi pelanggan. Dengan kreasi produk-produk yang bervariasi dan inovasi produk yang terus-menerus, pelanggan diajak untuk berpetualang menikmati selera kreatif Starbucks. Pelanggan juga diajak mencoba produk-produk baru berbasis kopi yang qualified, trendy danfashionable. b. Core Competence Starbucks menciptakan nilai sesuai kompetensi intinya dalam domain bisnis yang coffee focus, kalaupun ada makanan, jenis makanan yang disajikan untuk mendukung dan disesuaikan dengan produk minum kopinya. c. Collaborrative Network Karyawan di Starbucks adalah mitra atau partner. Starbucks memiliki komitment yang sangat tinggi terhadap pengembangan karyawannya karena dengan karyawan yang puaslah yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Karyawan tiap minggu juga diberi kesempatan untuk membawa kopi ke rumah sehingga bisa merasakan minum kopi Starbuck seperti yang dirasakan oleh pelanggan. Starbucks menjalin hubungan dengan para petani dan eksportir kopi untuk memastikan pasokan biji kopinya. Starbucks menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukungdelivery chnnel seperti: agen real estate, perusahaan penerbangan, supermarket; dengan operator telekomunikasi untuk memberikan layanan internet dan lain-lain. Starbucks melakukan kerjasama dengan perusahaan negara lain untuk mendukung ekspansi global.

Value Delivery Merupakan upaya perusahaan menggunakan kapabilitas dan infrastruktur untuk mendeliver penawaran value baru secara lebih efisien. a. Customer Fokus Untuk mendeliver layanannya, Starbucks lebih menerapkan strategi membangun hubungan dengan pelanggan melalui cup by cup. Melalui pelanggan yang puas atas layanan, Starbucks meyakini akan terjadi word of mouth sehingga teman dan keluarganya akan ikut menjadi pelanggan. Disamping melakukan hubungan pelanggan yang datang langsung, Starbucks juga membangun sistem web 2.0 untuk melakukan komunikasi interaktif dan juga sebagai wadah komunkasi antar pelanggan serta bisa untuk memberikas masukan dan ide kepada Starbucks.

b. Core Competence Starbucks memiliki internal resource management yang sudah terstandar. Dari sistem rekrutasi karyawan, kriteria menduduki posisi baru serta berbagai prosedur operasi dalam menjalankan bisnis, misalnya prosedur pelayanan pelanggan, standar pembuatan kopi, mekanisme kontrol terhadap kondisi gerai. Starbucks sangat memperhatikan detil pada tiap aktivitasnya c. Collaborrative Network Starbucks memiliki partner management yang sangat bagus. Terdapat pengembangan karyawan melaluitraining-training, karyawan juga diberikan opsi kepemilikan saham, dan lain-lain. Dengan pemasok Starbucks melakukan kontrak perjanjian yang saling menguntungkan sehingga di satu sisi Starbucks dapat terpenuhi kebutuhan pasokan dengan harga yang tidak fluktuatif di sisi lain pedagang kopi memiliki market yang bagus. Dengan mitra global melakukan kerjasama bisnis melalui beberapa pola antara lain joint venture, lisensi.

Pernyataan Visi Pernyataan visi Starbucks ;"Untuk membuat Starbucks sebagai merek yang paling diakui dan dihormati di duniadan menjadi perusahaan nasional dengan nilai-nilai dan prinsip bahwa karyawanbisa dibanggakan " Pernyataan visi jelas menggambarkan mimpi atau masa depan perusahaan yang akanmenjadi kedai kopi yang terkenal dan juga menjadi yang paling dihargai dan dinilaimerek yang paling positif oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia.Perusahaan juga memfokuskan visinya untuk kepuasan karyawan, sehingga karyawanakan bahagia. Mission Statement Misi Starbucks adalah; Menetapan bahawa Starbucks tetap menjadi penyedia kopi yang terbaik di duniadan tetap menjaga prinsip yang konsisten di saat kita tumbuh. Enam prinsip itu adalah : 1. Membuat suatu lingkungan kerja yang bagus dan memperlakukan sesamadengan rasa meghormati dan menjaga martabat masing-masing. 2. Menyatukan unsur keragaman sebagai salah satu komponen esensial dalamcara mereka berbisnis. 3. Menetapkan standar yang paling tinggi terhadap pembelian, pemanggangan kopi dan fresh delivery dari kopi mereka 4. Mengembagkan entusiasme kepuasan pelanggan setiap saat. 5. Memberikan kontribusi positive terhadap lingkungan dan komunitas mereka. 6. Mengakui bahwa profitabilitas adalah salah satu esensial untuk kesuksesanmasa depan

Untuk mendukung misi tersebut, terdapat prinsip-prinsip yang dianut oleh Starbucks yaitu:

Kopi Kami (Our Coffee) Itu selalu, dan akan selalu menjadi, tentang kualitas. Kami sedang bergairah tentang sumber etis biji kopi terbaik, memanggang mereka dengan sangat hati-hati, dan meningkatkan kehidupan orang-orang yang tumbuh mereka. Kami sangat peduli tentang semua ini, pekerjaan kami tidak pernah dilakukan. Mitra Kami (Our Partners) Kita disebut mitra, karena bukan hanya sebuah pekerjaan, gairah kita. Bersama-sama, kita merangkul keragaman untuk menciptakan sebuah tempat di mana masing-masing dari kita bisa menjadi diri kita sendiri. Kami selalu memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan martabat. Dan kami terus satu sama lain untuk yang standar. Pelanggan Kami (Our Customers) Ketika kita benar-benar terlibat, kita berhubungan dengan, tertawa bersama, dan mengangkat kehidupan pelanggan kami-bahkan jika hanya untuk beberapa saat. Tentu, hal itu dimulai dengan janji membuat minuman yang sempurna, tetapi pekerjaan kita jauh melampaui itu. Ini benarbenar tentang hubungan manusia. Toko Kami (Our Stores) Ketika pelanggan kami merasa rasa memiliki ini, toko kami menjadi tempat berlindung, istirahat dari kekhawatiran luar, tempat di mana Anda dapat bertemu dengan teman- teman. Ini tentang kesenangan di kecepatan kehidupan-kadang-kadang lambat dan menikmati, kadang-kadang lebih cepat. Selalu penuh kemanusiaan.

Tetangga Kami (Our Neighborhood) Setiap toko adalah bagian dari komunitas, dan kita mengambil tanggung jawab kita untuk menjadi tetangga yang baik serius. Kami ingin diundang dalam dimanapun kami melakukan bisnis. Kita dapat menjadi kekuatan untuk tindakan positif-membawa bersama mitra kami, pelanggan, dan masyarakat untuk memberikan kontribusi setiap hari. Sekarang kita melihat bahwa tanggung jawab kita-dan potensi kita baik-bahkan lebih besar. Dunia ini mencari ke Starbucks untuk menetapkan standar baru, lagi-lagi. Kami akan memimpin. Pemegang Saham Kami (Our Shareholders) Kita tahu bahwa ketika kami menyampaikan dalam setiap bidang ini, kami menikmati kesuksesan jenis yang penghargaan pemegang saham kami. Kita sepenuhnya bertanggung jawab untuk mendapatkan masing-masing elemen ini kanan sehingga Starbucks dan setiap orang yang disentuhnya-dapat bertahan dan berkembang.

Selanjutnya pernyataan kedua dari misi yang memperkuat tujuan diatas yaitu: "Starbucks berkomitmen untuk peran kepemimpinan lingkungan di semua aspek bisnis." Untuk mematuhi filosofi ini, Starbucks melakukan penelitian peristiwa terkini dan isu-isu lingkungan, menerapkan solusi baru untuk merangsang perubahan, pembelian dan menjual produk-produk ramah lingkungan, "lingkungan menanamkan tanggung jawab sebagai nilai perusahaan," dan menganalisa kemajuan proyek-proyek lingkungan hidup

tujuan Jangka panjang Starbucks

target jangka panjang: 2009 2011 Starbucks mengumumkan target tahunan meraka untuk memberikan kejelasanlebih lanjut mengenai target melampaui 2009. Perusahaan yakin ini akan membantuinvestor dalam mengukur kemajuan Starbucks terhadap transformasi dan evolusi perusahaan. Analisis SWOT Strenghts Starbucks telah dikenal dengan brand global yang kuat yang dibangun melalui reputasi yang solid untuk produk premium dan dikenal oleh konsumen dalam hal kualitas tinggi minuman, makanan dan barang-barang terkait. Starbucks telah menetapkan prinsip-prinsip bisnis yang bernilai, antara lain yaitu: menyediakan lingkungan kerja yang bagus dan memperlakukan satu sama lain secara bermartabat. Falsafah ini telah membuat karyawan lebih termotivasi dan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Starbucks tidak banyak membelanjakan promosi melalui mass advertisement, tetapi lebih mengandalkan kekuatan wor of mouth sehingga lebih mengefisiensikan biaya. Starbucks secara terus menerus melakukan inovasi baik dalam penyediaan produk-produk baru yang variatuf maupun dalam layanan yang memberikanexperience lebih. Starbucks sangat profitable dan basis finansial yang kuat. Starbucks memiliki ribuan gerai di puluhan negara di dunia.

Weaknesses Dengan pricing yang premium, Starbucks diluar jangkauan beberapa segmen konsumen terutama menengah kebawah sehingga rentan terhadap persaingan pada titik harga dasar. Bergantung pada retail kopi yang membuatnya lambat dalam diversifikasi.

Memiliki masalah dalam beberapa operasi internasional misalnya operasional di Jepang yang lesu, penutupan beberapa gerai di Israel. Opportunities Potensi penjualan CD yang diputar di Starbucks yang saat ini sudah mulai dilakukan. Starbucks memiliki potensi besar di pasar manca negara, misalnya di China yang saatini hampir 200 gerai dengan pertumbuhan yang bagus. Trend hidup sehat, dengan minuman tanpa kafein dan rendah kalori yang ditawarkan, Starbucks berpeluang meraih basis pelanggan yang lebih luas. Co-branding atau kemitraan dengan penyedia makanan dan minuman lain, seperti yang sudah dilakukan dengan Pepsi Cola untuk produk Starbucks Frappucino. Threats Dampak ekonomi, penjualan Starbucks dipengaruhi oleh pengaruh luar, ekonomi berubah bisa menyebabkan kenaikan harga kopi, mengingat secara alamiah harga kopi bersifatvolatile. Ancaman kompetisi baik dari coffee shop sejenis, restaurant maupun gerai-gerai kopi lokal Formulasi Goal Marketing

Menciptakan sebuah Starbucksexperience yang membuat orang datang tidak hanya untuk minum kopi, tapi menikmati pengalaman personal kenyaman suasana dan pelayanan, yang selanjutnya kembali lagi bahkan dengan membawa teman dan keluarganya. Membangunimage berkelas, terpisah dari toko kopi yang lebih kecil, sehingga membuat pelanggan merasa bangga danprestise. Secara jelas mengkomunikasikanvalue dan komitmen bisnis Starbucks ke pelanggan.

Formulasi Strategi Porter Generic Strategies Strategi Diferensiasi Starbucks melakukan strategi diferensiasi dengan mengkombinasikan konsep resto kopi dengan romansa yaitu semacam coffee bar yang diilhami dari lawatan Schultz ke Italia, dimana Schultz sangat terkesan dengan keberhasilan coffee bar di Italia. Saat itu di Amerika belum ada tempat yang menyediakan kopi dan romansa bisa bersatu. Strategi diferensiasi lainnya adalah produck quality, dimana Starbucks memilih bahan baku biji kopi terbaik dari berbagai negara. Contohnya, bersama pepsi cola, Starbucks mengembangkan produk yang bernama Starbucks Frappucino, dimana Starbucks melakukan penelitian cara roasting & blending kopi dalam berbagai cara yang membuatnya sulit ditiru oleh kompetitornya. Strategi keunggulan biaya secara keseluruhan - Starbucks melakukan perjanjian harga tetap terhadap supliernya sehingga harga bahan baku tidak terpengaruh oleh fluktuasi yang terjadi di pasaran yang dapat mempengaruhi biaya dan kualitas produk -Starbucks meminimalisasi promosi melalui iklan, sehinggacos t untuk belanja di sisi iklan menjadi kecil. Strategi fokus - Starbucks melakukan strategi coffee focus dengan komitmen menyajikan produk-produk kreatif yang berbasis kopi kualitas unggulan. - Starbucks juga fokus memberikan berbagai upaya untuk memberikan experiencebagi customer baik melalui penyediaan sarana dan fasilitas gerai yang nyaman maupun pelayanan karyawannya yang ramah dan personal Strategi Aliansi Aliansi produk atau jasa

Berbagai strategi aliansi produk yang diterapkan oleh Starbucks: Menjalin kerjasama dengan agen real estate untuk mencari tempat yang strategis didalam memasarkan produknya. Bekerjasama dengan pihak penyedia minuman atau makanan lain dalam product development seperti contoh kerjasama dengan Pepsi Cola untuk menjual produk Starbucks Frappucino. Bekerjasama dengan jasa penerbangan tertentu untuk menyediakan kopi Starbucks. Bekerjasama dengan supermarket untuk menjual kopi dalam kemasan yang dijual di disupermarket.

Bekerjasama denganpartner di berbagai negara untuk memperluas pemasaran produk baik melalui licence, joint venture maupun majority own company. Menjalin kerjasama dengan operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan internet nirkabel. Aliansi promosi Aliansi promosi dengan pihak bank misalnya Pay 1 for 2 untuk semua pembelian Starbucks Frappucino Blendedbeverages dengan menggunakan kartu kredit BCA dan Debit BCA. Starbucks membagikan tiket gratis ke museum di lebih dari 50 gerai di Jabodetabek. Aliansi promosi dengan operator XL dan BCA yaitu menyediakanvoucher Starbucks jika metode pembayaran XL pasca bayar dialihkan ke debet Kartu Kredit BCA. Aliansi logistik Starbucks membangun hubungan yang strategis dengan partner logistik penyedia suplai biji kopi baik dengan petani maupun eksportir di berbagai negara penghasil kopi.

Kolaborasi harga Untuk menjagaimage dan posisibrandnya, Starbucks tidak menerapkan strategi kolaborasi harga. Harga yang diberikan ke konsumen relatif premium dan seragam, walaupun dijual dalam bentuk kemasan di supermarket namun harganya tidak berbeda dengan di gerai ritelnya.

Menganalisis Peluang Pasar dan menyeleksi Pasar Sasaran Market Segmentation Starbucks memiliki banyak kategori konsumen setia yang berbeda-beda yang dapat dibagi kedalam segmen yang berbeda-beda berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Secara geografis pasar Starbucks adalah masyarakat perkotaan yang dapat dibagi berdasarkan segmen domestik (Amerika Serikat) dan international. Secara demografis Starbucks juga membagi pasar berdasarkan segmen umur yang dapat dbedakan menjadi : 0 17 tahun, 18 40 tahun dan 41 tahun keatas. Juga berdasarkan jenis kelamin yaitu konsumen laki-laki dan perempuan. Di Amerika, wanita cenderung lebih banyak minum kopi Starbucks daripada laki-laki. Beberapa wanita akan datang ke Starbucks di pagi hari sebelum bekerja, sementara yang lain akan bertemu teman di siang hari untuk mengobrol santai sambil minum kopi. Wanita dapat membawa anak ke Starbucks, untuk anak-anak bisa minum teh chai atau minuman non-kafein lainnya. Secara psikografis, segmen Starbucks adalah orang yang senang dengan merek-merek terkenal dan harga yang premium.

Secara perilaku segmen pasar Starbucks adalah konsumen yang suka kumpul-kumpul, hangout bersama teman ataupun kliennya. Selain itu juga pekerja mandiri yang suka menghabiskan waktu di kafe sambil melakukan pekerjaannya. Market Targeting Rata-rata konsumen Starbuck adalah konsumen kelas menengah ke atas perkotaan, orang dewasa bekerja, eksekutif muda yang suka hangout. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya harga minuman Starbucks, karena banyak kelas pekerja yang belum bisa mengerti mengapa seseorang harus membayar mahal untuk meminum kopi. Di sisi lain, ada mahasiswa sebagai konsumen setia Starbucks. Biasanya mahasiswa ini berasal dari keluarga kaya dengan uang saku yang cukup besar sehingga bisa dibelanjakan untuk minum di Starbucks. Mahasiswa ini datang ke Starbucks sambll mengerjakan pekerjaan rumah atau bertemu teman-temannya, sehingga mengubah Starbucks sebagai tempat kumpul-kumpul. Ada juga konsumen kelas pekerja yang bersedia meluangkan waktu untuk pengalaman minum kopi di Starbucks. Hal ini disebabkan oleh prestise yang diperoleh dengan minum di Starbucks atau kemewahan produk berkualitas tinggi. Kemudian ada juga individu yang senang menghabiskan waktu senggang dengan melakukan aktivitas sendiri seperti membaca buku, membuat karya tulis dengan laptop dan lain-lain. Pasangan muda-mudi yang senag hang out di kafe untuk nongkrong juga jadi target market (sekunder) bagi Starbucks. Target usia pelanggan Starbucks adalah 18-40 tahun, namun menurut penelitian bahwa anak-anak muda maupun orang dewasa yang lebih tua ternyata suka Starbucks juga. Menurut artikel, Starbucks Rethinks Stance on Young Customer oleh Allison Linn, ada beberapa konsumen anak-anak karena telah bisa memegang cangkir. Perusahaan tidak pernah memasarkan ke segmen anak-anak tetapi mulai mempertimbangkan untuk membidik usia < 18 tahun sebagai basis konsumennya. Secara tradisional Starbucks lebih menarik bagi usia mahasiswa perguruan tinggi, profesional muda, usia akhir 20-an dan awal 30-an. Namun sekarang perusahaan mulai menyadari basis pelanggan baru untuk anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua yang tidak pernah dipasarkan sebelumnya. Market Positioning Starbucks memposisikan dirinya sebagai the third place (tempat ketiga) untuk minum kopi bagi konsumennya. Positioning the third place ini digunakan dengan pandangan bahwa umumnya orang telah memiliki dua tempat sebelumnya yaitu rumah dan tempat aktivitasnya (kantor, pabrik, sekolah dan sebagainya). Dan sebagian besar waktunya pasti dihabiskan di kedua tempat tersebut, oleh karena itu STARBUCKS Coffee ingin menjadikan dirinya sebagai the third place. Starbucks juga memposisikan diri sebagai The Worlds Finest Coffee Experience. Berbeda dengan pesaingnya, ia tidak memposisikan diri sebagai warung atau restoran kopi yang mengagung agungkan keenakan kopinya, tetapi lebih sebagai tempat menikmati pengalaman ngopi. Melalui positioningnya Starbucks ingin mengatakan kepada setiap pelanggannya bahwa mereka akan menikmati pengalaman see and to be seen dan bukan sekedar kopi yang enak.

Mengatur Usaha Pemasaran Starbucks melakukan implementasi dari setiap strategi dan perencanaan yang telah ditetapkan.Selanjutnya juga melakukan proses pengukuran dan pengendalian yang dilakukan secara terpusat. Umpan balik dilakukan secara internal maupun dari masukan- masukan pelanggannya yang antara lain bisa dilakukan melalui mediaonline (web/blog). Keberhasilan dalam mengatur usaha pemasaran terbukti dari performansi penjualan yang senantiasa meningkat dan menghasilkan laba besar bagi perusahaan

Вам также может понравиться