Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
para ahli disebut sesuai dengan kebiasaan yang ditetapkan oleh masing-
masing negara. Sistem pemerintahan campuran di Perancis disebut dengan
ybrid system.
Hybrid system mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kedudukan kepala negara dipegang oleh seorang presiden yang dipilih
secara langsung oleh rakyat.
2. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri yang
didukung oleh parlemen seperti dalam sistem pemerintahan parlementer.
3. Perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen dan parlemen
dapat menjatuhkan perdana menteri dan kabinetnya.
. Presiden dapat membubarkan parlemen.
5. Sistem pemerintahan di Perancis dapat disebut pula sebagai ":asi-
Parlementer, karena ciri-ciri parlementernya lebih menonjol.
Di berbagai negara yang menganut sistem pemerintahan campuran dapat
pula ditemui dengan ciri-ciri sistem pemerintahan presidensiilnya lebih
menonjol, disebut ":asi-Presidensial. Sistem pemerintahan yang dianut oleh
UUD 195 sebelum diamandemen disebut sistem pemerintahan Quasi-
Presidensial.
IV. Sistem Referendum
Sistem pemerintahan reIerendum adalah variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial. Di negara Swiss, tugas pembuatan undang-
undang berada di bawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih.
Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk reIerendum.
ReIerendum terdiri dari :
1. Referendum 4-ligat4ir, adalah untuk dapat membuat undang-undang,
memerlukan persetujuan dari rakyat dengan suara terbanyak. Setelah
badan legislatiI membuat rancangan undang-undang, maka rancangan
tersebut harus ditawarkan kepada rakyat dengan jalan pemungutan suara.
5. Sistem Perwailan
Negara RIS mengenal sistem perwakilan bicameral (2 kamar) :
a) Senat, adalah perwakilan dari daerah-daerah.
b) DPR, adalah perwakilan seluruh rakyat Indonesia dan terdiri dari
150 orang anggota.
Senat bersama DPR dan pemerintah berwenang :
- Mengubah Konstitusi RIS (Pasal 190-191 Konstitusi RIS)
- Menetapkan UU Federal
- Menetapkan Anggaran elanja RIS
- Memberikan pertimbangan (nasehat kepada pemerintah)
III.Sistem Pemerintahan Menurut UUD Sementara 1950 (1 Agustus 1950-
5 uli 1959
UU Federal yang memuat UUDS RI ialah UU No. 7/1950 (LN 1950/56)
dan mulai berlaku tanggal 17 Agustus 1950. Maka tanggal 17 Agustus 1950,
bangsa Indonesia kembali ke kegara kesatuan.
1. Sistem Pemerintahan
a) Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 bahwa Negara RI merdeka dan
berdaulat.
b) RI adalah negara hukum.
c) Kedaulatan RI di tangan rakyat.
d) Presiden hanyalah kepala negara menurut UUDS 1950.
e) Pemerintah dijalankan oleh Dewan Menteri yang diketuai oleh
Perdana Menteri.
. Alat-alat Kelengapan Negara Menurut UUDS 1950
- Presiden dan wakil presiden
- Menteri-menteri
- DPR
- MA
- DPK (Dewan Pengawas Keuangan)
. Sistem Ka-inet
- Menteri-menteri harus bertanggung jawab kepada DPR
- Sistem multi partai
- Menteri-menteri tidak dapat didukung dari DPR
- Adanya jatuh bangunnya kabinet yaitu terjadinya pertentangan-
pertentangan politik.
4. Lem-aga Legislatif
a) Anggota DPR dipilih dalam suatu pemilu untuk masa jabatan tahun.
b) Hak-hak DPR :
- Ha Inisiatif, yaitu hak untuk mengusulkan RUU (Pasal 92 ayat
(2) UUDS 1950).
- Ha Budget, yaitu hak untuk ikut menetapkan RAPN (ab III
bagian IV UUDS 1950).
- Ha Interprestasi, yaitu hak untuk meminta keterangan/hak
untuk bertanya (Pasal 69 UUDS 1950).
- Ha Anquete, yaitu hak untuk menyelidiki (Pasal 10 UUDS
1950).
%anggal 21 September 1955 Pemilu DPR. %anggal 15 Desember 1955
Pemilu Konstituante menetapkan UUD Negara RI untuk menggantikan
UUDS 1950.
IV. Sistem Pemerintahan Pada Masa Pelasanaan UUD 1945 Peri4de
(5 uli sampai searang
Pemilu yang telah dilaksanakan pada tahun 1955 ternyata tidak
membawa hasil yang memuaskan. Konstiatuante yang bertugas membentuk
UUD yang tetap bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ternyata gagal.
Walaupun sudah bermusyawarah selama dua setengah tahun, namun
mengenai dasar negara saja tidak mencapai kata sepakat.
Pandangan dan sikap politik masyarakat dan pemerintah yang liberal
dengan landasan konstitusi UUD Sementara tahun 1950. Penerapan
demokrasi parlementer telah menyebabkan jatuh bangunnya kabinet akibat
mosi tidak percaya dari DPR. Hal tersebut menimbulkan situasi dan kondisi
yang semakin tidak menentu baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial
maupun gangguan keamanan.
Atas dasar demi keselamatan bangsa dan negara, pada tanggal 5 uli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang isinya :
a. Membubarkan konstituante
b. Menetapkan berlakunya kembali UUD 195
c. %idak berlakunya lagi UUDS 1950
d. Membentuk DPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
e. Lem-aga Yudiatif
%erdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial yang peranannya sebagai berikut :
- MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang dan
mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.
- MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersiIat Iinal untuk menguji UU terhadap
UUD, memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD, memutuskan perselisihan
tentang hasil pemilu.
- KY bersiIat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
Hakim Agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim.
f. BPK
ertugas memeriksa pengelolaan dan bertanggung jawab tentang
keuangan negara dan menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan
negara kepada DPR.
g. Kementerian Negara
- Menteri-menteri tersebut ada yang memimpin departemen
pemerintahan.
- Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
- Menteri koordinator yaitu menteri yang mengkoordinir beberapa
menteri, misalnya Menko Ekuin (Ekonomi, Keuangan dan
Industri), Menko POLKAM (Politik dan Keamanan).
h. Pemda
Menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali urusan yang oleh
UU ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
i. DPDP
- DPRD di tingkat propinsi merupakan lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan di daerah propinsi.
- DPRD propinsi memiliki hak legalisasi, anggaran, pengawasan.