Вы находитесь на странице: 1из 20

Hasil Pembelajaran

Umum
Mahasiswa mampu menerapkan model matematik, heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan merancang suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi

Penjadwalan Produksi
Perencanaan & Pengendalian Produksi IE 2353
Pratya Poeri Suryadhini

Khusus
Memahami konsep penjadwalan mampu menyusun jadwal produksi
PPS

produksi

serta
1

Pendahuluan
Masalah penjadwalan muncul di berbagai macam kegiatan: rumah sakit, universitas, airline, factory Output MRP adalah planned order releases Terdapat order-order yang berbeda tetapi harus diproses pada mesin yang sama
Definisi penjadwalan:

Pendahuluan(1)
Pengalokasian sumber daya (machine man power) untuk menyelesaikan suatu rangkaian proses produksi.

Tujuan penjadwalan: Bedworth (1987) mengidentifikasikan beberapa tujuan dari aktivitas penjadwalan adalah sebagai berikut:
Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggu, sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitas dapat meningkat. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain. Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan, maka antrian yang mengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi.

PPS

PPS

Pendahuluan(2)
Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost (biaya kelambatan). Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindarkan.

Pendahuluan(3)
Masalah penjadwalan muncul karena keterbatasan:
1. 2. 3. 4. Waktu Tenaga Kerja Jumlah mesin Sifat dan syarat pekerjaan

Pada saat merencanakan suatu jadwal produksi, yang harus dipertimbangkan adalah ketersediaan sumber daya yang dimiliki, baik berupa tenaga kerja, peralatan/prosesor ataupun bahan baku. Karena sumber daya yang dimiliki dapat berubah-ubah (terutama operator dan bahan baku), maka penjadwalan dapat dilihat sebagai proses yang dinamis.

Dua permasalahan utama yang hendak diselesaikan dengan menggunakan penjadwalan:


penentuan mesin yang akan digunakan (pengalokasian mesin) untuk menyelesaikan suatu proses produksi penentuan waktu pemakaian mesin tersebut (pengurutan)

PPS

PPS

Pendahuluan(4)
Input Sistem Penjadwalan
Untuk produk-produk tertentu, informasi diperoleh dari lembar kerja operasi (berisi ketrampilan dan peralatan yang dibutuhkan, waktu standar,dll) dan BOM (berisi kebutuhan-kebutuhan akan komponen, sub komponen dan bahan pendukung). Kualitas dari keputusan-keputusan penjadwalan sangat dipengaruhi oleh ketepatan estimasi input-input tersebut. Oleh karena itu, pemeliharaan catatan terbaru tentang status tenaga kerja dan peralatan yang tersedia dan perubahan kebutuhan kapasitas yang diakibatkan perubahan desain produk/proses menjadi sangat penting.

Pendahuluan(5)
Output Sistem Penjadwalan
Untuk memastikan bahwa suatu aliran kerja yang lancar melalui tahapan produksi, maka sistem penjadwalan harus membentuk aktivitas-aktivitas output sebagai berikut:
a. Pembebanan (loading) Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang diterima/diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan menugaskan order-order pada fasilitas-fasilitas, operator-operator dan peralatan tertentu. b. Pengurutan (sequencing) Pengurutan ini merupakan penugasan tentang prioritas order-order untuk diproses bila suatu fasilitas harus memproses banyak job.

PPS

PPS

Pendahuluan(6)
c. Prioritas Job (dispaching) Prioritas job merupakan prioritas kerja job-job yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses. Pengendalian Kinerja Penjadwalan, dilakukan dengan: Meninjau kembali status order-order pada saat melalui sistem tertentu Mengatur kembali urutan-urutan, misalnya: expediting, order-order yang jauh di belakang atau mempunyai prioritas utama. Up-dating Jadwal, dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritas-prioritas.
Pembatas
1. 2. 3. 4. Ketersediaan kapasitas jangka pendek Keterbatasan persediaan pengaman Kebutuhan perawatan Pembatas urut-urutan

Pendahuluan(7)
Variabel Keputusan
1. 2. 3. 4. Ukuran workforce harian Tingkat produksi harian Penugasan pesanan Prioritas urut-urutan

d.

Input
Kebutuhan kapasitas dari: 1. Pesanan yang diterima 2. Permintaan jangka pendek
Sebagaimana dinyatakan oleh lembar operasi dan BOM

Output
Keterampilan Peralatan Bahan baku Dll. Jadwal terperinci tentang: Pembebanan Pesanan Urut-urutan Pesanan Expediting Pesanan Updating dan Kontrol

e.

Ukuran Kinerja

Bila digambarkan, elemen-elemen output-input, prioritas-prioritas dan ukuran kinerja dari sistem penjadwalan akan tampak seperti pada gambar di bawah ini:
Minimasi

Biaya Tetap Penjadwalan

Biaya mengganggu r karena rendahnya utilisasi kapasitas

Biaya karena pengiriman yang terlambat

Biaya karena penyesuaia n jadwal

PPS

Gambar 1. Elemen-elemen Sistem Penjadwalan


PPS

Model Penjadwalan (1)


Single machine Single stage Penjadwalan Job Parallel/heterogeneous machines Flow shop Multiple stages Job shop Batch

Model Penjadwalan (2)


Job scheduling (memecahkan masalah sequencing saja, karena ukuran job telah diketahui)
n jobs on 1 processor n jobs on m-parallel processors Flow shop scheduling Job shop scheduling
Single stage Multiple stages

Batch scheduling (memecahkan masalah penentuan ukuran batch dan masalah sequencing secara simultan)
10 PPS 11

PPS

Pendekatan
Forward scheduling(penjadwalan maju):
Penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job siap; mulai dari time zero dan bergerak searah dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible tapi mungkin melebihi due date.

Terminologi(1)
Processing time (waktu proses): Setup time (waktu setup): Flow time (waktu tinggal): Arriving Time (Saat datang):
estimasi waktu penyelesaian pekerjaan (job, task), (ti) waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan. Sequence dependent and independent setup times. (si) waktu antara saat datang (arrival time) dan saat kirim (delivery date), (Fi)

Backward scheduling (penjadwalan mundur):


Penjadwalan mulai dari date date dan bergerak berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu. Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin tidak feasible.

adalah saat job mulai berada di shop floor (production line), (ai)
PPS 13

PPS

12

Terminologi(2)
Delivery date (saat kirim):
Ready time (saat siap): Due date: Makespan: Completion time (saat selesai):
saat pengiriman job dari shop floor ke proses berikut atau ke konsumen, (di) saat sebuah job siap diproses.

Terminologi(3)
Lateness: Tardiness (Ti): Earliness (Ei):
deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci - di

positive lateness.
negative lateness sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti saat sekarang waktu job menunggu karena mesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain waktu mesin tidak bekerja (menganggur) karena tidak ada job yang harus diproses
PPS 15

saat batas (deadline) untuk job, yang setelah batas tersebut job dinyatakan terlambat, (di) interval waktu total untuk penyelesaian seluruh job saat suatu job selesai diproses, (ci)
PPS 14

Slack: Waiting time Idle time

Terminologi(4)
Gantt chart adalah peta visual yang menggambarkan loading dan scheduling Loading menggambarkan beban mesin Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan Dalam bidang penelitian scheduling, schedule dan sequence biasanya mempunyai pengertian yang dapat dipertukarkan (schedule = sequence) Priority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan
FCFS (first come first serve); SPT (shortest processing time), LPT (longest processing time), EDD (earliest due date); rasio kritis (critical ratio, CR). CR = (due date todays date)/(lead time remaining) atau CR = (due date todays date)/(workdays remaining)

Terminologi(5)
Kriteria penjadwalan:
Minimasi shop time: flow time, makespan Maksimasi utilization (minimasi idle time) Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow time, minimasi earliness Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness, maximum lateness, mean queue time
PPS 17

PPS

16

Terminologi(6)
Suatu variant dalam batch scheduling problems adalah lot streaming. Lot streaming adalah suatu teknik untuk mempercepat aliran pengerjaan (the flow of work) dengan menentukan transfer lots, yaitu lot untuk membawa sebagian part (dari suatu batch yang terdiri part yang identik) yang sudah selesai diproses di suatu mesin (upstream machine) ke mesin berikut (downstream machine). Tujuan lot streaming adalah untuk memperpendek makespan dan sekaligus flow time (yang berarti meminimumkan inventory).
PPS 18

Ukuran Performansi(1)
Ukuran keberhasilan dari suatu pelaksanaan aktivitas penjadwalan khususnya penjadwalan job shop adalah meminimai kriteria-kriteria keberhasilan sebagai berikut: Rata-rata Waktu Alir (Mean Flow Time), akan mengurangi persediaan barang setengah jadi. Makespan, yaitu total waktu proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kumpulan job. Dimaksudkan untuk meraih utilisasi yang tinggi dari peralatan dan sumber daya dengan cara menyelesaikan seluruh job secepatnya. Rata-rata Kelambatan (Mean Tardiness) Jumlah job yang terlambat, akan meminimasi nilai dari maksimum ukuran kelambatan.

Jumlah mesin yang menganggur


Jumlah persediaan
PPS 19

Ukuran Performansi(2)
Masalah penjadwalan dapat diselesaikan dengan cara: Sequencing, bisa diselesaikan dengan metode : Priority Rule Queue Timing, awal dan akhir tiap job dihitung berdasarkan pada urutan, routing dan waktu proses.
PPS 20

Penjadwalan n jobs pada single machine(1)


Aturan SPT (shortest processing time) untuk meminimumkan waktu tinggal (flow time) rata-rata: Flow time rata-rata akan minimum bila n jobs yang akan diproses pada sebuah mesin diurut menurut waktu pemrosesan terpendek (shortest processing time, SPT), yaitu:

t1

t2

...
PPS

tn

tn
21

Penjadwalan n jobs pada single machine(2)


Job 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu proses 5 8 6 3 10 14 7 3 Job 4 8 1 3 7 2 5 6 Waktu proses 3 3 5 6 7 8 10 14

Penjadwalan n jobs pada single machine(3)


Sebelum diurutkan
Job
1 2 3 4 5 6 7 8

Flow time
3 6 11 17 24 32 42 56 191 23.875

Setelah diurutkan
Job
4 8 1 3 7 2 5 6

Processing Flow time time


5 8 6 3 10 14 7 3 5 13 19 22 32 46 53 56 246 30.75

Processing Flow time time


3 3 5 6 7 8 10 14

F F

Urutan yang dihasilkan: 4-8-1-3-7-2-5-6 Flow time rata-rata: 23,875


PPS 22

Flow time Mean flow time

Flow time Mean flow time


PPS

3 6 11 17 24 32 42 56 191 23.875
23

Penjadwalan n jobs pada single machine(4)


Job 4 8 1 3 7 2 5 6 3 6 11 17 24 32 42 56 Total 191 Rata- rata 23.875 Waktu proses 3 3 5 6 7 8 10 14

Penjadwalan n jobs pada single machine(5)


Aturan WSPT (Weighted shortest processing time):

Flow time
Makespan = 56

Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin dan setiap job mempunyai bobot Wi, maka rata-rata flow time akan minimum bila job tersebut diurut menurut:

Gantt chart

t1 W1

t2 W2

...

tn Wn

1 1

tn Wn
25

PPS

24

PPS

Penjadwalan n jobs pada single machine(6)


Job 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu proses 5 8 6 3 10 14 7 3 Bobot 1 2 3 1 2 3 2 1
ti Wi 5 4 2 3 5 4.7 3.5 3
Job 3 4 8 7 2 6 1 5 Total Bob 3 1 1 2 2 3 1 2 15 Waktu 6 3 3 7 8 14 5 10 Total Rata- rata

Penjadwalan n jobs pada single machine(7)


Aturan SPT meminimumkan mean lateness Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin, maka mean lateness akan minimum bila jobs tersebut diurut menurut aturan SPT
Job 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu 5 8 6 3 10 14 7 3 Due date 15 10 15 25 20 40 45 50
PPS 27

Flow time
6 9 12 19 27 41 46 56 216 27

Weighted Flow time 18 9 12 38 54 123 46 112 412 27.46667

Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5 Flow time rata-rata: 27,0 Flow time tertimbang rata-rata: 27,46667
PPS 26

Penjadwalan n jobs pada single machine(8)


Sebelum diurutkan
Job
1 2 3 4 5 6 7 8

Penjadwalan n jobs pada single machine(9)


Aturan EDD (earliest due date) Aturan EDD meminimumkan maximum lateness pada sebuah mesin
Job 2 1 3 5 4 6 7 8 Waktu 8 5 6 10 3 14 7 3 Due date 10 15 15 20 25 40 45 50 Saat Selesai 8 13 19 29 32 46 53 56 Total Rata-rata
PPS

Setelah diurutkan
Job
4 8 1 3 7 2 5 6

Processing time
5 8 6 3 10 14 7 3

Due date
15 10 15 25 20 40 45 50

Completion Lateness
5 13 19 22 32 46 53 56 -10 3 4 -3 12 6 8 6 26 3.25

Processing time
3 3 5 6 7 8 10 14

Due date
25 50 15 15 45 10 20 40

Completion Lateness
3 6 11 17 24 32 42 56 -22 -44 -4 2 -21 22 22 16 -29 -3.625

Total lateness Mean lateness

Total lateness Mean lateness

Maximum lateness:

22

Latenesss c-d -2 -2 4 9 7 6 8 6 36 4.5

Maximum lateness: 9
29

PPS

28

Penjadwalan n jobs pada single machine(10)


Sebelum diurutkan
Job
1 2 3 4 5 6 7 8

Penjadwalan n jobs pada single machine(11)


Algoritma Hodgson meminimumkan jumlah job yang tardy pada sebuah mesin Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau hanya satu job yang tardy (positive lateness) maka stop. Bila lebih dari sebuah maka lanjutkan ke Step 2 Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD, identifikasi tardy job yang paling awal. Bila tidak tardy job maka lanjutkan ke Step 4. Bila ada, maka lanjutkan ke Step 3 Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i. Pilih job yang mempunyai waktu proses terpanjang di antara i buah job tersebut. Keluarkan job terpilih tersebut. Hitung saat selesai yang baru, dan kembali ke Step 2. Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan dalam urutan sembarang di ujung belakang urutan
PPS 31

Processing Due date Completion Lateness time


5 8 6 3 10 14 7 3 15 10 15 25 20 40 45 50 5 13 19 22 32 46 53 56 -10 3 4 -3 12 6 8 6 12

Setelah diurutkan
Job
2 1 3 5 4 6 7 8
PPS

Processing Due date Completion Lateness time


8 5 6 10 3 14 7 3 10 15 15 20 25 40 45 50 8 13 19 29 32 46 53 56
30

max lateness

max lateness

-2 -2 4 9 7 6 8 6 9

Penjadwalan n jobs pada single machine(12)


i ti ci di Li 2 8 8 10 -2 1 5 13 15 -2 3 6 19 15 4 5 10 29 20 9 4 3 32 25 7 6 14 46 40 6 7 7 53 45 8 8 3 56 50 6

Penjadwalan n jobs pada single machine(13)


i ti ci di Li
i ti ci di Li

1 5 5 15 - 10
1 5 5 15 - 10

3 6 11 15 -4
3 6 11 15 -4

4 3 14 25 - 11
4 3 14 25 - 11

6 14 28 40 - 12
6 14 28 40 - 12

7 7 35 45 - 10
7 7 35 45 - 10

8 3 38 50 - 12
8 3 38 50 - 12 2 8 46 10 36 5 10 56 20 36

i ti ci di Li

1 5 5 15 - 10

3 6 11 15 -4

5 10 21 20 1

4 3 24 25 -1

6 14 38 40 -2

7 7 45 45 0

8 3 48 50 -2

Jumlah tardy job: 2 Rata-rata lateness adalah 1,625, dan maximum lateness adalah 36
32 PPS 33

PPS

Penjadwalan n jobs pada single machine(14)


Perbandingan perfomansi scheduling rule
Mean Flow Rule SPT WSPT EDD Slack Hodgson Wilkerson Time 23,875 27 32 32,125 29,125 28,875 Weighted Mean Flow Time 29 27,467 31733 31,133 29,867 30,667 -3,625 -0.5 4,5 4,625 1,625 1,375 22 36 9 9 36 16 Mean Lateness Maximum Lateness No. of Tardy Jobs 4 4 6 6 2 3 7,75 10,625 5 5 9 4 Mean Tardiness

Latihan(1)
1. Diketahui terdapat 5 job yang akan diproses pada sebuah mesin berikut:
Job
1 2 3 4 5

sebagai

Processing time
4 7 1 6 3

Due date
16 16 8 21 9

Buatlah penjadwalan dengan kriteria meminimasi: -Mean flowtime -Mean lateness -Mean queue time -Max queue time -Max lateness

PPS

34

PPS

35

Latihan(2)
2. Terdapat lima buah job yang akan diproses pada sebuah mesin, adapun datadata job tersebut adalah sebagai berikut:
Job
1 2 3 4 5

Penjadwalan n jobs, parallel machines(1)


Algoritma meminimkan mean flow time pada mesin paralel Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
i 1 5 2 6 3 3 4 8 5 7 6 2 7 3 8 5 9 4 10 2

Processing time
1 5 3 9 7

Due date
2 7 8 13 11

Buatlah penjadwalan yang meminimasi jumlah job yang tardy (gunakan algoritma hodgson)

ti

Urutan SPT
i ti 6 2 10 2 3 3 7 3 9 4
PPS

1 5

8 5

2 6

5 7

4 8
37

PPS

36

Penjadwalan n jobs, parallel machines(2)


i ti 6 2 10 2 3 3 7 3 9 4 1 5 8 5 2 6 5 7 4 8

Penjadwalan n jobs, parallel machines(3)


M1 M2
Job 10 9 2 W aktu 2 4 6

M3
Fl ti e ow m 2 6 12
20 6.666667 Job 3 1 5 W aktu 3 5 7

M3 M2 M1

3 10 6 7 9

1 2 8

Job 6 7 8 4

ow m W aktu Fl ti e 2 2 3 5 5 10 8 18 Total 35 Rata- rata 8.75

Fl ti e ow m 3 8 15
26 8.666667

Rata-rata flow time: 8,01 Makespan: 18


PPS 38 PPS 39

Penjadwalan n jobs, parallel machines(4)


2. Algoritma meminimumkan sekaligus mean flow time dan makespan pada mesin paralel Gantt chart berdasarkan aturan LPT Diurutkan berdasarkan LPT
Job 4 5 2 1 8 9 3 7 6 10 ti 8 7 6 5 5 4 3 3 2 2 di 12 11 9 8 10 15 14 8 5 7
M3 M2 M1 2 5 1 8 3 7
M2 Mesin M1 Job 10 6 9 4 7 8 5 3 1 2 ti di

4 9 6 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

M3

2 2 4 8 3 5 7 3 5 6

7 5 15 12 8 10 11 14 8 9

Ci 2 4 8 16 3 8 15 3 8 14

Fi 2 4 8 16 3 8 15 3 8 14

Mean flowtime = [(2+4+8+16)+(3+8+15)+(3+8+14)]/10 = 8,1

Gantt chart berdasarkan aturan SPT


M3 M2 M1 3 7 1 8 2 5

10 6 9 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

M = 16
PPS 40 41

Penjadwalan n jobs, serial machines


Penjadwalan flow shop Kriteria: minimasi makespan Flow shop 2 mesin: Algoritma Johnson (1956), optimal Flow shop m mesin: Algoritma Campbell, Dudek dan Smith (CDS) Urutan pemrosesan n job di seluruh mesin adalah sama Panjang makespan ditentukan dengan membuat Gantt chart untuk jadwal terpilih: Setiap job hanya diproses di satu mesin pada saat yang sama, dan setiap mesin hanya memproses sebuah job pada saat yang sama

Algoritma Johnson(1)
Step 1.
Tentukan waktu proses yang terpendek di antara seluruh job dalam daftar job yang akan diproses Bila waktu proses terpendek berada di mesin M1, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M2, maka jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
PPS 43

Step 2a.

Step 2b.

PPS

42

Algoritma Johnson(2)
Step 2c.
Bila terdapat beberapa nilai waktu proses terpendek, maka pilih sembarang; dan jadwalkan job dengan waktu proses terpilih di posisi paling kiri atau kanan sesuai dengan keberadaan waktu proses terpilih tersebut. Job tj1 tj2 Job3 Keluarkan job yang sudah dijadwalkan dari daftar job. Bila masih ada job yang belum dijadwalkan, maka kembali ke Step 1. Bila seluruh job sudah dijadwalkan maka stop.
3 1 3

Algoritma Johnson(3)
Job1 3 6 Job1 Job2 5 2 Job4 Job3 1 2 Job5 Job4 6 6 Job2 Job5 7 5 M=24

Step 3.

4 1

5 4

2 5 2
24

PPS

44

PPS

45

Algoritma Campbel, Dudek and Smith(1)


Step 1. Set K=1. Hitung (m=jumlah mesin):
K

Algoritma Campbel, Dudek and Smith(2)


Step 3. Hitung makespan untuk urutan tersebut. Catat jadwal dan makespan yang dihasilkan

ti*,1
k 1

ti , k
K

ti*, 2
k 1

ti , m

k 1

Step 4. Jika K=m-1 maka pilih jadwal dengan makespan terpendek sebagai jadwal yang digunakan, lalu stop. Jika K<m-1 maka K=K+1 dan kembali ke Step 1.

Step 2. Gunakan Algoritma Johnson untuk penentuan urutan pekerjaan dengan menyatakan

ti ,1 ti , 2

ti*,1 ti*, 2
PPS 46 PPS 47

Algoritma Campbel, Dudek and Smith(2)


Step 3. Hitung makespan untuk urutan tersebut. Catat jadwal dan makespan yang dihasilkan Step 4. Jika K=m-1 maka pilih jadwal dengan makespan terpendek sebagai jadwal yang digunakan, lalu stop. Jika K<m-1 maka K=K+1 dan kembali ke Step 1.

Algoritma Campbel, Dudek and Smith(3)


Job i Mesin 1
1 2 3 4 5 6 4 3 2 5 6 1 Mesin 2 3 3 1 3 4 8 Mesin 3 5 4 6 2 7 3

Job i
1 2 3 4 5 6

Mesin 1

K=1 Mesin 2

Mesin 1

K=2 Mesin 2

PPS

48

PPS

49

Latihan Soal
1. Buatlah penjadwalan untuk menggunakan algoritma CDS.
Job M1 M2 M3 1 4 3 5 2 3 3 4

Job shop scheduling(1)


Flow shop: aliran kerja unidirectional Job shop: aliran kerja tidak unidirectional
New jobs

rangkaian
3 2 1 6 4 5 3 2

job
5 6 4 7

dibawah
6 1 8 3

ini

dengan

2.

Buatlah penjadwalan untuk menggunakan algoritma CDS.


Job M1 M2 M3 M4 1 2 3 3 5

rangkaian
2 4 2 7 3 3 5 3 2 4 4 1 6 2 6

job
5 6 1 1 2

dibawah

ini

dengan

In process jobs Mk

In process jobs

Completed jobs
50 PPS 51

Job shop scheduling(2)


Flow shop: Indeks (i, j) Waktu proses Job M1 M2 Mm
Job J1 Job J2 Job J3 Job J4

Job shop scheduling(3)


W aktu Proses Operasi 1 Operasi 2 4 3 1 4 3 2 3 3 Operasi 3 2 4 3 1

tij: Waktu proses job i di mesin j

J1 J2 Jn

Job shop: Indeks (i, j, k) job operasi mesin t233 = 4


52

Job J1 Job J2 Job J3 Job J4

Routing Operasi 1 Operasi 2 1 2 2 1 3 2 2 3

Operasi 3 3 3 1 1

tijk Waktu operasi ke j untuk pemrosesan job i di mesin k


PPS

t31 = 3 3
PPS

1= t431
53

Geser-kiri (left-shift)
Geser-kiri lokal (local left-shift)
penyesuaian (menjadi lebih cepat) saat mulai (start time) suatu operasi dengan tanpa mengubah urutan

Jenis jadwal pada job shop(1)


1. Jadwal semiaktif adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri lokal adalah satu set jadwal yang tidak memiliki superfluous idle time Superfluous idle time terjadi pada jadwal yang apabila suatu operasi dimulai lebih awal tidak menyebabkan perubahan urutan pada mesin manapun

Geser-kiri global (global left-shift)


penyesuaian sehingga suatu operasi dimulai lebih cepat tanpa menyebabkan delay operasi lain
PPS 54

PPS

55

Jenis jadwal pada job shop(2)


Job J1 Job J2 Job J3 Job J4 W aktu Proses Operasi 1 Operasi 2 4 3 1 4 3 2 3 3 Operasi 3 2 4 3 1 Job J1 Job J2 Job J3 Job J4 Routing Operasi 1 Operasi 2 1 2 2 1 3 2 2 3 Operasi 3 3 3 1 1

Jenis jadwal pada job shop(3)


Geser-kiri lokal tidak bisa dilakukan (menggeser saat mulai tanpa mengubah urutan) Saat mulai operasi (1,1,1) bisa dilakukan tanpa menyebabkan delay pada operasi lain (tapi harus mengubah urutan) 1

Misal urutan job adalah 4-3-2-1: M1 M2 M3 4 4 3


PPS

4 3 2

1 1 2 1
56

M1 M2 M3 4 4

1 3 2 3
PPS

3 1

1 1 1 1 2 1 1
57

Jenis jadwal pada job shop(4)


2. Jadwal Aktif adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan geser-kiri global 3. Jadwal non-delay adalah jadwal aktif yang tidak membiarkan mesin menjadi idle bila suatu operasi dapat dimulai

Jenis jadwal pada job shop(5)


All schedule * SA A * ND SA = semiactive A = active ND = non-delay * = optimal

PPS

58

PPS

59

Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(1)


PSt = Jadwal parsial yang terdiri t buah operasi terjadwal St = Set operasi yang dapat dijadwalkan pada stage t, setelah diperoleh PSt S t dapat dimulai t = Waktu tercepat operasi j = Waktu tercepat operasi j S t dapat diselesaikan t Berikut adalah algoritma untuk membangkitkan salah satu jadwal aktif mendapatkan/

Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(2)


Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0 sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0. Step 2. Tentukan * min j S j dan mesin m* yaitu mesin tempat * dapat direalisasikan Step 3. Untuk setiap operasi j S t yang membutuhkan * mesin m* dan berlaku j , buat jadwal parsial baru dengan menambahkan operasi j pada PSt dengan saat mulai operasi pada j
t

PPS

60

PPS

61

Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(3)


Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada Step 3, perbaharui (up date) set data berikut: Keluarkan operasi j dari St Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1 Naikkan nilai t dengan 1 Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai suatu jadwal aktif dihasilkan.
PPS 62

Contoh Soal
Terdapat 4 job dengan urutan dan waktu proses sbb:
JOB 1
4 M1

JOB 2
1 M2

JOB 3
3 M3

JOB 4
3 M2

3 M2

4 M1

2 M2

3 M3

2 M3

4 M3

3 M1

1 M1

Jadwalkanlah job-job tersebut dengan jadwal aktif

63

Jadwal Aktif(1)
Stage Mesin 1 2 3 st
j

Jadwal Aktif(2)
* m* PSt Stage Mesin 1 2 3 st
j

tij

tij

m*

PSt

111 212 313 412 111 221 313 412

0 0 0 0 0 1 0 1
PPS

4 1 3 3 4 4 3 3

4 1 3 3 4 5 3 4

212 1 2

111 221 322 412 122 221 322 412

0 1 3 1 4 4 3 1

4 4 2 3 3 4 2 3

4 5 5 4 7 8 5 4

111

313 3 3

412

64

PPS

65

Stage

Mesin 1 2 3

Jadwal Aktif(3)
st
j

tij

m*

PSt

Stage

Mesin 1 2 3

Jadwal Aktif(4)
st
j

tij

m*

PSt

122 221 322 423 122 221 331 423

4 4 4 4 6 4 6 4

3 4 2 3 3 4 3 3

7 8 6 7 9 8 9 7

322 6 2 423

122 221 331 431 122 233 331 431

6 4 6 7 6 8 8 8

3 4 3 1 3 4 3 1

9 8 9 8 9 12 11 9

221 8 1

431

PPS

66

PPS

67

Jadwal Aktif(5)
Stage 1 Mesin 2 3 st
j

Jadwal Aktif(6)
Stage 1 Mesin 2 3 st
j

tij

m*

PSt

tij

m*

PSt

122 233 331 133 233 331

6 8 9 9 8 9

3 4 3 2 4 3

9 12 12 11 12 12

122 9 11 2 3 133

10 11

9 12 12

9 9 9

11

233 331

11 9 11

4 3 4

15 12 15

331 12 15 1 3 233

11 233 15

PPS

68

PPS

69

Jadwal Aktif(7)
M3 313 412 212 M1 111 221 431 331 423 322 122 133 233

Algoritma Pembangkitan Jadwal Non-delay(1)


Step 1. Tentukan t=0, dan kemudian mulai dengan PS0 sebagai jadwal parsial nol. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor sebagai S0. * min j S j dan mesin m* yaitu mesin Step 2. Tentukan * dapat direalisasikan tempat Step 3. Untuk setiap operasi j S t yang membutuhkan * mesin m* dan berlaku , buat jadwal parsial baru j dengan menambahkan operasi j pada PSt dengan saat mulai operasi pada j
t

M2

PPS

70

PPS

71

Algoritma Pembangkitan Jadwal Non-delay (2)


Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada Step 3, perbaharui (up date) set data berikut: Keluarkan operasi j dari St Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1 Naikkan nilai t dengan 1 Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke Step 2. Lanjutkan langkah-langkah ini sampai seluruh jadwal non-delay.
PPS 72

JADWAL NON DELAY ATURAN PRIORITAS SPT


Stage 0 Mesin 1 2 3 St 0 0 0 111 212 313 412 4 1 3 122 221 322 412 4 4 3 122 221 322 423
PPS

j 0 0 0 0 4 4 3 1 4 4 4 4

tij 4 1 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3

rj 4 1 3 3 7 8 5 4 7 8 6 7

* 0

m* 1 2 3

PSt 111 212 313 412

1 2 3

221 322 423


73

Stage 3

5 6

Mesin j tij rj 1 2 3 St 8 6 7 122 6 3 9 233 8 4 12 331 8 3 11 431 8 1 9 8 9 7 133 9 2 11 233 8 4 12 331 8 3 11 431 8 1 9 9 9 12 133 12 2 14 331 9 3 12 12 9 12 133 12 2 14
PPS

HASIL PENJADWALAN NON DELAY * m* PSt 6 2 122


Mesin 3 313 3 4 322 4 4 6 221 8 431 9 412 1 Mesin 1 111 423 7 8 9 331 12 122 233 12 133 14

233 3 431
1

Mesin 2 212

331 9 12 1 3 133
74

PPS

75

LATIHAN
Diketahui data-data sebagai berikut:
Job Ops 1 1 M1 2 M2 3 M4 Routing Ops 2 Ops 3 Ops 4 M3 M4 M2 M1 M4 M3 M1 M2 Job Waktu Proses Ops 1 Ops 2 Ops 3 Ops 4 1 10 3 8 4 2 2 6 12 3 5 9 8 6

Buatlah penjadwalan: a. Aktif b. Non delay dengan prioritas SPT


PPS 76

Вам также может понравиться