Вы находитесь на странице: 1из 9

Sifat wudhu Nabi Vs Sifat wudhu wahaby/salafy

Oleh : Abu Haidar

http://salafytobat.wordpress.com

Dalam risalah ini akan dibahas sifat wudhu Nabi menurut imam para mujtahid
ahlusunnah waljamaah yang mereka berguru langsung dengan murid-murid terbaik para
sahabat nabi (tabi’in) yaitu imam 4 madzab ahlusunnah yang masyhur. JIka kita gali
fatwa-fatwa mereka maka akan kita dapati ayat , hadits dan dasar-dasar hukum islam
yang menyokong fatwa imam 4 madzab ini.

Ahlusunnah palsu (yang mengaku mengikut Nabi langsung tanpa ada sanad) yang sanad
ilmu mereka sama sekali tidak bersambung sampai Nabi dan Sahabat. Ahlusunnah palsu
yang ilmu mereka tidak bersanad ini bahkan mengaku-ngaku sahabat Nabi atau kaum
salafy, padahal salafy adalah kurun/zaman para sahabat bukan madzab ataupun manhaj.
Manhaj ini adalah buatan badwi najd yang hidup lebih dari 13-14 abad dari masa sahabat.
Mengaku bermadzab/bermanhaj salafy adalah bid’ah ahir zaman yang belum pernah ada
sebelumnya!!!.

Ini adalah kesesatan wudhu wahaby/salafy menurut ahlusunnah, jika anda lebih teliti lagi
maka mungkin akan mendapati kesesatan yanmg lebih banyak….wallahu a’lam.

(Pasal)
Di antara syarat-syarat shalat adalah wudlu [1].
Rukun-rukun wudlu ada 6 menurut ahlusunnah
1. Niat bersuci

- untuk shalat atau selain shalat –dari niat-niat yang mencukupi- ketika membasuh muka
(dalam madzhab Syafi’i niat ini diucapkan bersamaan dengan saat membasuh muka
tersebut, sementara dalam madzhab Malik niat tersebut dapat mencukupi walau
diucapkan sesaat sebelum membasuh muka).

_______________

Kesesatan wudhu wahaby :


- Wahaby Tidak memasukan niat dalam rukun wudhu [2].

Adapun sebagian mereka yang beniat tapi tidak bersamaan dengan membasuh muka.
Padahal imam syafei dan imam malik mengatakan bahwa niat harus bersamaan dengan
amal (mu’tarinan bil ‘amal). Imam maliki memberikan kelonggaran bahwa niat masih
mencukupi walau sesaat sebelum membasuh muka, tapi kaum wahaby menentang
pendapat imam ahlusunnah tersebut!!
___________________________

2. Membasuh seluruh wajah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

Ç‫ﻮ‬õ‫ﻠ‬ö‫ﺴ‬ú‫ﺎﻏ‬ó‫ ﻓ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻮﮬ‬õ‫ﺟ‬õæ

Artinya : “Maka basuhlah mukamu.” (Al-Maidah-6).

- Yang termasuk wajah dari tempat tumbuh rambut (bagian atas) hingga ke dagu dan dari
anak telinga (kanan) nya hingga ke anak telinga (kiri) nya, baik kulit maupun rambutnya
(yang ada pada wajahnya), dan tidak (wajib) membasuh bagian dalam jenggot dan
jambang yang lebat (sampai tidak terlihat kulitnya).

- -Sedangkan Berkumur atau beristinsyaq adalah sunnah bukan termasuk rukun wajib dalam
wudhu, sehingga berwudhu dengan Berkumur atau beristinsyaq pada waktu berpuasa
adalah makruh (lebih baik ditinggalkan jika sedang berpuasa).
__________________
Kesesatan wudhu wahaby :
- - Wahaby menjadikan Berkumur atau beristinsyaq adalah rukun wajib dalam wudhu
sekalipun ia sedang berpuasa wajib. Dan Tidak syah jika tidak berkumur atau
beristinsyaq karena mereka menganggap bagian Dalam hidung dan mulut
termasuk bagian dari muka[2].

________________

3. 3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya dan segala apa yang ada di atas
keduanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ﺎ‬ó‫ﺎ ﯾ‬ó‫ﮭ‬øõ‫ﯾ‬óÃ ó‫ﯾﻦ‬ö‫ﺬ‬øó‫ﻟ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﻨ‬ó‫ﻣ‬Â ÇóÐöÅ ú‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﻤ‬õ‫ﻰ ﻗ‬ó‫ﻟ‬öÅ öÉ‫ﻼ‬øó‫ﻟﺼ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﻠ‬ö‫ﺴ‬ú‫ﺎﻏ‬ó‫ ﻓ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻮﮬ‬õ‫ﺟ‬õæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﯾ‬ö‫ﺪ‬ú‫ﯾ‬óÃóæ ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ö‫ﻖ‬ö‫ﻓ‬Çó‫ﺮ‬ó‫ﻤ‬ú‫ﻟ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﺤ‬ó‫ﺴ‬ú‫ﻣ‬Çóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ö‫ﺳ‬æõÁõ‫ﺮ‬ö‫ ﺑ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻠ‬õ‫ﺟ‬úÑóÃóæ ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ö‫ﻦ‬ú‫ﯿ‬ó‫ﺒ‬ú‫ﻌ‬ó‫ﻜ‬ú‫ﻟ‬Ç

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki…”(Q.S Al-Maidah:6).

4. 4. Mengusap kepala atau sebagiannya sekalipun satu rambut yang berada di bagian
kepalanya [1].

Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Ç‫ﻮ‬õ‫ﺤ‬ó‫ﺴ‬ú‫ﻣ‬Çóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ö‫ﺳ‬æõÁõ‫ﺮ‬ö‫ﺑ‬
Artinya : “Dan sapulah kepalamu.” (Al-Maidah-6)

- Membasuh kepala dan telinga menurut imam syafei adalah dengan menggunakan air
yang baru (bi maa-in jadidin), tidak sekaligus membasuh kepala dgn membasuh telinga
dalam satu usapan.

- Imam syafei dan imam lainnya disunnahkan membasuh semua anggota wudhu tiga kali
termasuk membasuh kepala dan telinga, sebagai mana dalam hadits :

Dari utsman ibn affan ra berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Mana-
mana hamba yang berwudhu dgn sempurna yakni membasuh smua anggota wudhu
tigakali - tiga kali dengan baik, Allah SWT mengampunkan baginya dosa-dosa
terdahulu dan akan datang (rawahulbazaru warijaluhu mautsiquuna wa haditsu
hasan)

Dari ibn ‘umar ra meriwayatkan bahwa nabi SAW bersabda “barangsiapa berwudhu
dgn membasuh sekali saja pada tiap-tiap anggota wudhu, maka dia telah
menyempurnakan perkara yang wajib keatasnya. Barangsiapa yang membasuh dua
kali- dua kali pada setiap anggota wudhunya, dia mendapat bagian pahala
ganjarannya. Barangsiapa yang membasuh tiga kali-tiga kali pada setiap wudhunya,
maka ini adalah wudhu’ku dan wudhu’ para ambiya sebelumku (HR musnad ahmad
2/97). [3].

__________________

Kesesatan wahaby/salafy :
- Wahaby Membasuh kepala dan telinga langsung (membasuh kepala dilanjutkan
dengan mengusap telinga dalam satu kali basuhan) [2] .

padahal menurut imam syafei : membasuh kepala dan telinga adalah dipisahkan
dan dengan air yang baru (bukan mengusap kepala dan telinga sekaligus dalam
satu basuhan).

- Wahaby Mengharamkan membasuh kepala dan telinga tiga kali [2], jadi
bertentangan dengan pendapat imam madzab dan hadits nabi yang disebutkan
diatas.

_________________

5. Membasuh dua kaki dan mata kakinya atau mengusap khuffi apabila telah
sempurna syaratsyaratnya.

berdasar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala;

ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻠ‬õ‫ﺟ‬úÑóÃóæ ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ö‫ﻦ‬ú‫ﯿ‬ó‫ﺒ‬ú‫ﻌ‬ó‫ﻜ‬ú‫ﻟ‬Ç


Artinya : “ Dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki.” (Al-Maidah-6).

6. Mengerjakannya dengan susunan di atas atau tertib [1].

Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫ﺎ‬ó‫ ﯾ‬ó‫ﮫ‬øõ‫ﯾ‬óÃÇ ó‫ﯾﻦ‬ö‫ﺬ‬øó‫ﻟ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﻨ‬ó‫ﻣ‬Â ÇóÐöÅ ú‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﻤ‬õ‫ﻰ ﻗ‬ó‫ﻟ‬öÅ öÉ‫ﻼ‬øó‫ﻟﺼ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﻠ‬ö‫ﺴ‬ú‫ﺎﻏ‬ó‫ ﻓ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻮﮬ‬õ‫ﺟ‬õæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﯾ‬ö‫ﺪ‬ú‫ﯾ‬óÃóæ ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ö‫ﻖ‬ö‫ﻓ‬Çó‫ﺮ‬ó‫ﻤ‬ú‫ﻟ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﺤ‬ó‫ﺴ‬ú‫ﻣ‬Çóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ö‫ﺳ‬æõÁõ‫ﺮ‬ö‫ ﺑ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻠ‬õ‫ﺟ‬úÑóÃóæ ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ö‫ﻦ‬ú‫ﯿ‬ó‫ﺒ‬ú‫ﻌ‬ó‫ﻜ‬ú‫ﻟ‬Ç

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki…”(Q.S Al-Maidah:6)

Dan Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam mengurutkan wudhu beliau sebagaimana cara ini
dan beliau bersabda :

(Yang) Artinya : “ Ini adalah wudhu yang Allah tidak akan menerima shalat kecuali
dengannya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan lainnya) (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah
dari hadits Ibnu Umar (419)[1/250];Abu Ya’la didalam Al Musnad nomor (5598); dan
Ad Daruqutni (257)[1/83].

Sunah-sunah wuduk menurut ahlusunnah seperti telah difatwakan oleh imam


syafei dalam kitab ‘iyanauthalibin :

1. Membaca basmalah

2. Membasuh kedua-dua tangan hingga pergelangan tangan.

3. Berkumur-kumur

4. Memasukan air ke dalam hidung (istinshaq).

hadits dalil bahwa rongga hidung dan mulut bukan anggota wajib wudhu tapi hanya
sunnah dalam wudhu :

Diterima dari Laqith bin shabrah bahwa Nabi SAW bersabda : ” Jika engkau istinsyaq -
membersihkan rongga hidung- maka sampaikanlah sedalam-dalamnya kecuali engkau
berpuasa” (HR ash-habus Sunan dan menurut Tirmidzi Hadist ini Hasan lagi Shahih)
5. Menyapu air pada seluruh kewasan kepala.

6. Menyapu air pada kedua belah telinga (dengan air yang baru).

7. Menyelati janggut dengan anak jari.

8. Menyelati semua anak jari tangan dan kaki.


9. Mendahulukan basuhan dgn anggota sebelah kanan.

10. Membasuh angota wudhuk 3 kali.

11. Melebihi had basuh ketika membasuh muka, kaki dan tangan.

12. Membaca doa selepas berwudhuk.

(Pasal)
Hal-hal yang membatalkan wudlu:

1. Sesuatu yang keluar melalui qubul dan dubur selain mani (sperma).

2. Menyentuh qubul manusia atau lubang dubur dengan telapak tangan tanpa kain
(penghalang).

3. Menyentuh kulit wanita lain (wanita yang boleh dinikahi) [1].

_________________

Kesesatan wahaby/salafy :
- Wahaby menyatakan menyentuh kulit wanita (yang boleh dinikahi) tidak batal,
bahkan menyentuh kulit atau mencium pelacur atau wanita yang belum syah
menjadi istri pun tidak batal

_______________

4. Hilang akal, tidak termasuk tidur dalam keadaan duduk yang tetap di tempatnya
[1].

(Pasal )
Alat Untuk Bersuci

- Jelasnya, alat–alat untuk bersuci itu ialah:

1. 1.Air mutlaq, iaitu air semata-mata tanpa disertakan dengan sesuatu tambahan atau
sesuatu sifat. - Ahli fiqh bersepakat mengatakan harus bersuci dengan air yang suci
(mutlaq) sebagaimana firman Allah:

025.048 ó‫ﻮ‬õ‫ﮬ‬óæ íö‫ﻟﱠﺬ‬Ç ó‫ﻞ‬ó‫ﺳ‬úÑóÃ óÍ‫ﺎ‬ó‫ﻟﺮﱢﯾ‬Ç Çð‫ﺮ‬ú‫ﺸ‬õ‫ ﺑ‬ó‫ﻦ‬ú‫ﯿ‬ó‫ ﺑ‬úíó‫ﺪ‬ó‫ ﯾ‬ö‫ﮫ‬ö‫ﺘ‬ó‫ﻤ‬ú‫ﺣ‬óÑ ‫ﺎ‬ó‫ﻨ‬ú‫ﻟ‬ó‫ﺰ‬ú‫ﻧ‬óÃóæ ó‫ﻦ‬ö‫ﻣ‬
öÁ‫ﺎ‬ó‫ﻟﺴﱠﻤ‬Ç ðÁ‫ﺎ‬ó‫ ﻣ‬ÇðÑ‫ﻮ‬õ‫ﮭ‬ó‫ﻃ‬

Maksudnya :
“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa khabar gembira dekat sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih “.

Air mutlaq ini terbahagi kepada beberapa bahagian:

o Airyang turun daripada langit. Ia terbahagi kepada tiga, iaitu air


hujan, air salji yang menjadi cair dan air embun.

o Air yang terbit daripada bumi. Ia terbahagi kepada empat, iaitu air
yang terbit daripada mata air, air perigi, air sungai dan air laut[
4,5,6].

Pengertian Air Mutlak dalam mukhtasar Harari :

Air yang digunakan harus suci dan mensucikan atau disebut air mutlak

yaitu air yang tidak tercabut namanya (dari status air mutlak) disebabkan tercampur
dengan benda suci lain yang semestinya dapat dihindarkan darinya seperti : susu, tinta,
dan yang serupa

dengan keduanya. Kalau air yang tercampur itu berubah sehingga tidak lagi disebut air
mutlak

(dengan adanya keterangan khusus di bagian belakang seperti air susu misalnya) maka
tidak sah

untuk bersuci. Adapun jika air berubah karena sesuatu yang tidak memungkinkan (sulit)
untuk

dihindarkan darinya seperti berubahnya air karena sesuatu yang ada di tempat air tersebut
atau

tempat mengalirnya atau yang semacamnya yang sulit menjauhkan air tersebut darinya
maka tidak apa-apa (boleh digunakan) dan air tersebut tetap suci. Disyaratkan juga air
yang digunakan untuk bersuci tidak berubah disebabkan najis walaupun perubahannya
hanya sedikit. Jika kadar (volume) air tersebut kurang dari dua qullah, maka disyaratkan
tidak terkena najis yang tidak

dimaafkan, dan syarat kedua air tersebut tidak musta’mal (telah digunakan) untuk
mengangkathadats atau menghilangkan najis [1,7].
Dalam kitab kumpulan fatwa imam nawawi (majmu’) menyebutkan bahwa : Air
yang telah digunakan pada basuhan wudhu yang pertama adalah musta’mal dan
tidak boleh digunakan untuk berwudhu kembali!. Sedangkan air musta’mal ini jika
bercampur dengan air yang jumlahnya kurang dari dua kullah maka tidak boleh
digunakan untuk bersuci (air berubah jadi musta’mal) [8].

_________________________

Kesesatan wahaby/salafy/darul hadits :


- - Mereka tidak bahkan menyesatkan pembagian air semacam ini

- sehingga tidak heran kalau mereka berwudhu dalam air satu gayung/ember kecil
yang volumenya tidak sampai 2 kulah pun, (mengkobok atau memasukan tangan
untuk membasuh anggota wudhu, air sehingga pada basuhan wudhu petama ikut
jatuh dan terambil kembali dalam basuhan berikutnya), maka menurut ahlusunnah
wudhu dengan cara mnegkobok air yang jumlahnya tidak sampai 2 kullah tersebut
adalah tidak syah!.

______________________

2. 2.Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak
bercampur dengan sesuatu [4,5,6, & 7]. Firman Allah:

004.043 Ç‫ﻮ‬õ‫ﻤ‬ó‫ﻠ‬ú‫ﻌ‬ó‫ﺘﱠﻰ ﺗ‬ó‫ ﺣ‬ìóÑ‫ﺎ‬ó‫ﻜ‬õ‫ ﺳ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﻧ‬óÃóæ óÉ‫ﻟﺼﱠﻼ‬Ç Ç‫ﻮ‬õ‫ﺑ‬ó‫ﺮ‬ú‫ﻘ‬ó‫ ﻻ ﺗ‬Ç‫ﻮ‬õ‫ﻨ‬ó‫ﻣ‬Â ó‫ﯾﻦ‬ö‫ﻟﱠﺬ‬Ç ‫ﺎ‬ó‫ﯾﱡﮭ‬óÃ ‫ﺎ‬ó‫ﯾ‬
‫ﻰ‬ó‫ﺿ‬ú‫ﺮ‬ó‫ ﻣ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﻨ‬õ‫ ﻛ‬úäöÅóæ Ç‫ﻮ‬õ‫ﻠ‬ö‫ﺴ‬ó‫ﺘ‬ú‫ﻐ‬ó‫ﺘﱠﻰ ﺗ‬ó‫ ﺣ‬ò‫ﯿﻞ‬ö‫ﺒ‬ó‫ ﺳ‬íö‫ﺮ‬ö‫ﺎﺑ‬ó‫ﻻ ﻋ‬öÅ ‫ﺎ‬ð‫ﺒ‬õ‫ﻨ‬õ‫ﻻ ﺟ‬óæ óä‫ﻮ‬õ‫ﻮﻟ‬õ‫ﻘ‬ó‫ﺎ ﺗ‬ó‫ﻣ‬
ö‫ ﻣ‬ñ‫ﺪ‬ó‫ﺣ‬óÃ óÁ‫ﺎ‬ó‫ ﺟ‬úæóÃ ò‫ﺮ‬ó‫ﻔ‬ó‫ﻰ ﺳ‬ó‫ﻠ‬ó‫ ﻋ‬úæóÃ Çæõ‫ﺪ‬ö‫ﺠ‬ó‫ ﺗ‬ú‫ﻢ‬ó‫ﻠ‬ó‫ ﻓ‬óÁ‫ﺎ‬ó‫ﻟﻨﱢﺴ‬Ç õ‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﺴ‬ó‫ ﻻﻣ‬úæóÃ ö‫ﻂ‬ö‫ﺎﺋ‬ó‫ﻐ‬ú‫ﻟ‬Ç ó‫ﻦ‬ö‫ ﻣ‬ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ú‫ﻨ‬
óä‫ﺎ‬ó‫ ﻛ‬ó‫ﻟﻠﱠﮫ‬Ç ‫ﱠ‬äöÅ ú‫ﻢ‬õ‫ﯾﻜ‬ö‫ﺪ‬ú‫ﯾ‬óÃóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ö‫ﻮﮬ‬õ‫ﺟ‬õ‫ﻮ‬ö‫ ﺑ‬Ç‫ﻮ‬õ‫ﺤ‬ó‫ﺴ‬ú‫ﺎﻣ‬ó‫ﺎ ﻓ‬ð‫ﯿﱢﺒ‬ó‫ ﻃ‬Çð‫ﯿﺪ‬ö‫ﻌ‬ó‫ ﺻ‬Ç‫ﻮ‬õ‫ﻤﱠﻤ‬ó‫ﯿ‬ó‫ﺘ‬ó‫ ﻓ‬ðÁ‫ﺎ‬ó‫ﻣ‬
ÇðÑ‫ﻮ‬õ‫ﻔ‬ó‫ ﻏ‬Ç‫ﻮ‬õ‫ﻔ‬ó‫ﻋ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri
masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), terkecuali sekadar berlalu sahaja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau dalam bermusafir atau kembali dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ”
(Surah Al-Nisa’, 4:43)

Rujukan Kitab :
[1] Kitab Tarjamah Mukhtashar ‘Abdillah al Harari al Kafil bi ‘Ilmad-Din ad-Dlaruri,
Syaikh ‘Abdillah al Harari, syahamah press,www.darulfatwa.org.au , Oktober 2008.

[2] Buku “Ringkasan Fiqih Islami” Terbitan Pustaka Salafiyyah, kitab wahaby.

[3] Muntahob ahadits, syaikh maulana sa’ad, pustaka ramadhan, Bandung, 2006.

[4] Kitab Mattlaal Badrain oleh Syeikh Muhammad bin Daud Al-Fatani
[5] Ringkasan Ibadah oleh Ibnu Rahmat .
[6] Kitab Minhajul Muslim oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi .

[7] Fiqh Syafii oleh Hj.Idris Ahmad S.H.

[8] Majmu’ Fatawa (kumpulan fatwa-fatwa Iimam nawawi), Imam Nawawi.

2 Responses to “*Sifat wudhu Nabi Vs Sifat wudhu wahaby/salafy”

1.

dibyochemeng, on October 20th, 2008 at 9:00 am Said: Edit Comment

wahaby penebar fitnah ahir zaman……


sejak kemunculannya abdulwahab menebar fitnah dlm masalah aqidah….
anak cucunya melanjutkan menebar fitnah bukan saja dalam aqidah tapi jg dlm
masalah fqh….

yang sdh menjadi rukun wudhu malah dihilangkan oleh wahaby/salapy yaitu niat

yang sunah wudu bukan rukun malah dijadikan rukun……

Sunah-sunah wuduk menurut ahlusunnah seperti telah difatwakan oleh imam


syafei dalam kitab ‘iyanauthalibin :

1. Membaca basmalah

2. Membasuh kedua-dua tangan hingga pergelangan tangan.

3. Berkumur-kumur

4. Memasukan air ke dalam hidung (istinshaq).

5. Menyapu air pada seluruh kewasan kepala.

6. Menyapu air pada kedua belah telinga (dengan air yang baru).
7. Menyelati janggut dengan anak jari.

8. Menyelati semua anak jari tangan dan kaki.

9. Mendahulukan basuhan dgn anggota sebelah kanan.

10. Membasuh angota wudhuk 3 kali.

11. Melebihi had basuh ketika membasuh muka, kaki dan tangan.

12. Membaca doa selepas berwudhuk.

____________
anggota wudhu yg jd rukun wudhu dalam almaidah ayat 6 :
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻠ‬õ‫ﺟ‬úÑóÃóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ö‫ﺳ‬æõÁõ‫ﺮ‬ö‫ ﺑ‬Ç‫ﻮ‬õ‫ﺤ‬ó‫ﺴ‬ú‫ﻣ‬Çóæ ö‫ﻖ‬ö‫ﻓ‬Çó‫ﺮ‬ó‫ﻤ‬ú‫ﻟ‬Ç ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﯾ‬ö‫ﺪ‬ú‫ﯾ‬óÃóæ ú‫ﻢ‬õ‫ﻜ‬ó‫ﻮﮬ‬õ‫ﺟ‬õæ Ç‫ﻮ‬õ‫ﻠ‬ö‫ﺴ‬ú‫ﺎﻏ‬ó‫ ﻓ‬öÉ‫ﻼ‬øó‫ﻟﺼ‬Ç ‫ﻰ‬ó‫ﻟ‬öÅ ú‫ﻢ‬õ‫ﺘ‬ú‫ﻤ‬õ‫ ﻗ‬ÇóÐöÅ Ç‫ﻮ‬õ‫ﻨ‬ó‫ﻣ‬Â ó‫ﯾﻦ‬ö‫ﺬ‬øó‫ﻟ‬Ç ‫ﺎ‬ó‫ﮭ‬øõ‫ﯾ‬óÃ ‫ﺎ‬ó‫ﯾ‬
˶Ϧ˸ϴ˴Β˸ό˴Ϝ˸ϟ΍ϰ˴ϟ˶·

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…”(Q.S Al-Maidah:6)…..

jgn menambah2kan!!!

mulut dan hidung bagian dr muka….tapi bagian luarnya….bagian dalam mulut


dan hidung (rongga mulut dan hidung) bukan termasuk……

Berantas aliran ssat wahaby/salafy/ahlusunnah palsu


http://salafytobat.wordpress.com

Вам также может понравиться